" Jo, hari ini saya akan pergi untuk beberapa hari, tolong kamu urusi semua proyek yang sedang berjalan!, dan ingat jangan hubungi saya jika itu bukan urusan yang benar-benar penting, sebisa mungkin kamu handle sendiri!" titah panjang kali lebar telah keluar bebas dari mulut sang Bos.
Pak Jo hanya mengangguk pelan dengan senyum khas nya.
"Siap, Pak! saya pastikan semua bisa berjalan dengan semestinya. Bapak tidak usah khawatir".
Sepertinya kalimat sakti itulah yang selalu tepat untuk mengakhiri ocehan sang Bos yang selalu berulang-ulang di lontarkan.
-------------000-------------
Nampak Davina sedang sibuk mempersiapkan semua yang akan dipergunakan nanti.
"Laptop dan charger sudah, berkas-berkas dan dokumen sudah, alat tulis sudah, notes sudah, terus apalagi yah?"
Sejenak Davina diam, ia berfikir keperluan apalagi yang harus di siapkan supaya nantinya tidak ada yang ketinggalan, yang pasti tidak akan menjadi bahan omelan sang bos jika sampai ada yang tertinggal.
Tuuuut.... tut... (suara aiphone berbunyi)
"Iya baik, Pak!"
Bergegas Davina menuju ruangan Pak Radith. Nampak ia sedang duduk di sofa putih tempat duduk pavoritnya.
"Kamu dan Pak Surya sekarang ke rumah, bawa semua perlengkapan saya untuk lima hari kedepan, ini list nya dan ingat!, jangan sampai ada yang terlewatkan!" perintah Radithya sambil menyodorkan buku note kecil kearah Davina.
"Baik, Pak!. kata Davina di ikuti Pak Surya keluar ruangan. Penasaran ia membaca buku note yang tadi di berikan pak Radithya.
lima Setelan kemeja formal + dasi warna hitam, abu, coklat, biru navy dan merah tua.
tiga pasang Sepatu warna hitam, coklat dan putih + kaos kaki.
kaca mata hitam dan sunglasses
lima setelan kaos panjang dan pendek. warna bebas.
tiga baju pantai
perlengkapan renang lihat di lemari umum
sunblock dll lihat di nakas jangan terlewatkan
alat2 mandi.
"hah...., mau meeting atau liburan si? perlengkapannya komplit amat, memangnya ada waktu gitu sampe ada acara renang-renang segala, padahal daftar meetingnya aja udah seabreg gitu... ahh... ampun dah..." batin Davina sambil cengar cengir sendiri.
‐----------0000-------------
Waktu telah menunjukkan pukul sembilan lebih tigapuluh lima menit, tandanya duapuluh lima menit lagi ia dan bos nya harus sudah berada di bandara untuk take off pukul sepuluh nanti. Bergegas ia ke ruangan bos nya.
"Pak, sepertinya kita harus segera ke bandara karena waktu penerbangan kita pukul sepuluh tepat". kata Davina sambil menyodorkan Draf note yang harus di lakukan selama perjalanan bisnis mereka.
"hmmm....." hanya itu yang keluar dari bibirnya tanpa menoleh. Kemudian ia bangkit dari kursinya untuk keluar ruangan.
"Jo, saya berangkat. Pastikan semua baik-baik saja disini". lagi-lagi kalimat itu meluncur bebas dari bibir Radithya ketika berpapasan dengan pak Jo yang hendak masuk ke ruangannya.
"Ok pak siap. Semoga perjalanan anda menyenangkan dan semua bisa berjalalan dengan baik!" sambil mengulas senyum ia menganggukan kepalnya hormat.
---------000-------
3 jam 50 menit akhirnya mereka bisa sampai dengan selamat di bandara. Nampak dari kejauhan ada seorang lelaki berkemeja hitam berlari tergopoh-gopoh menghampiri mereka.
"Selamat siang, Pak! saya Beni siap mengantar anda ke hotel yang dituju" sambil mengulas senyum ia menganggukkan kepala hormat, tanpa menunggu lama setelah mendapat anggukan dari Radithya, lalu iapun berjalan mengarah ke parkiran mobil.
"Iya terimakasih" kata Radithya sambil melangkah diikuti Davina.
Sepanjang perjalanan menuju hotel hanya keheningan yang terasa, mereka tenggelam dengan fikiran masing-masing.
Nampak Radithya duduk bersandar dikursi sambil memejamkan matanya, sementara Davina asyik memainkan gawainya.
-------000--------
Tiba-tiba...
braaakk..
Nampak seorang pesepeda motor berpakaian hitam dan bermasker memukulkan sebuah kayu ke arah kaca jendela mobil.
Sontak semua kaget, termasuk Radithya yang sedari tadi ketiduran.
Mobil terpaksa menepi, Davina menebarkan pandangannya dan ternyata lelaki itu tidak sendirian. Ia melihat pak sopir yang nampak pucat karena ketakutan, sementara ia melihat Radithya yang masih duduk tenang dengan sebelah tangannya masih menggenggam gawainya.
Suasan semakin mencekam ketika tiba-tiba salah satu dari lelaki bermasker itu turun dari motor dan menghampiri mobil yang ditumpangi Davina.
"Cepat keluar!, atau aku paksa kalian keluar dengan ini!" sambil mengacungkan sebuah tongkat kayu yang bergerigi besi, entah apa namanya.
"Sepertinya mereka begal, kita harus hati-hati pak!" kata pak supir pelan, Radithya tak bergeming. Masih terlihat tenang, ia sepertinya sedang menghubungi seseorang.
Davina mencoba mencari jalan agar ia dan bosnya bisa selamat dari kepungan begal tersebut.
"Aaah.. tidak-tidak, kali ini aku tidak boleh gegabah!, ide perempuan hamil dan guling-guling kali ini gak akan berguna. Ayo Davinaaa.. berfikir..." batin Davina dalam hati. Matanya masih mengawasi sekeliling mobil yang dikepung lelaki bermasker.
braaakkk
Sekali lagi kaca jendela di pukul oleh salah seorang dari lelaki itu.
" Cepat keluar!.... dan ingat!, kalian jangan coba-coba menghubungi polisi!" gertak lelaki itu di iringi dengan ancamannya mengayun-ngayunkan sebuah bambu bergerigi.
bersambung...👌🏻😉
Tinggalin jejak yah,,, komennya di tunggu... 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Yovita Yuni S
ngerii
2021-11-26
0
Akun Baru16
jangan lama apdet nya Thor. penasaran nih aku. ❤👌
2021-10-26
0