"Aarghhhh kenapa aku tidak bisa mengendalikan diri tadi ? harusnya aku jangan menyentuh Suci sembarangan. Dia pasti membenciku sekarang." Riki mengumpat dirinya sendiri. Menyesali kebodohannya karena dia tidak bisa menahan ketertarikannya pada istri sahabatnya itu.
Riki ingat betul penolakan dan amarah yang Suci tunjukkan padanya. Perkataan wanita itu bahkan membuat Riki tak berkutik. Bahkan untuk memanggilnya saja dan meminta maaf padanya pun sulit. Bibirnya seolah terkunci karena terhalang oleh dadanya yang terasa sesak.
Bukan amarah yang muncul karena merasa harga dirinya diusik oleh Suci. Namun justru rasa sesal dan sedih mendengar ucapan Suci yang membuat Riki seolah juga merasakan sakit hati. Apalagi Suci berkata sambil berkaca-kaca semakin menunjukan bahwa sikap Riki sudah melukai hatinya.
"Kenapa setiap detik hanya Suci yang selalu ada di pikiranku ? apa aku memang sudah benar-benar menyukainya ?" Riki bertanya pada hatinya sendiri.
Sejak pertemuannya di pesta pernikahan Suci, Riki memang tak henti memikirkannya. Apalagi setelah dia meyakini bahwa Suci itu adalah wanita yang pernah memberi kesan padanya dulu. Semakin bertambah perasaan itu saat melihat Suci yang sekarang begitu sejuk kala dipandang. Membuat hatinya tenang dan tak mau berpaling.
Riki memutar kembali memori saat pertama kali bertemu Suci beberapa tahun lalu.
Flashback on.
Riki adalah Direktur utama sebuah perusahan di Bandung, meneruskan usaha papanya. Kedua orangtuanya masih ada dan memilih untuk tinggal di luar negri merintis bisnis di sana. Mereka jarang pulang, paling hanya setahun sekali saat hari raya.
Saat itu Riki berada di Jakarta untuk urusan bisnis selama beberapa hari. Di malam kedua berada di sana, Riki bersama teman bisnisnya pergi ke sebuah tempat karaoke.
"Tempat karaoke di sini pemandu lagunya cantik-cantik dan masih muda." Ucap Boy teman bisnisnya.
"Sering ke tempat ini ?" Riki bertanya namun pandangannya menyisir ke seluruh ruangan seolah mencari sesuatu.
"Tempat favorit..." Boy tersenyum menyeringai.
Dasar buaya darat, dia kan sudah punya istri dan anak. Tapi masih saja berkeliaran mencari mangsa.
Riki sebenarnya tidak terlalu suka dengan tempat seperti itu. Namun kali ini dia hanya ingin menemani Boy sekalian mengusir penat dan jenuh dalam dirinya.
"Mas dateng lagi..." seorang perempuan menghampiri Boy dan tanpa canggung duduk di pangkuannya.
"Ya dong..mas kan kangen sama kamu sayang..." Boy tanpa malu mencium bibir perempuan itu.
Riki pura-pura tak melihat adegan memalukan itu.
"Rik nikmati saja tempat ini, aku juga mau menikmati waktuku dengannya." Boy kali ini mencium pipi wanita itu.
"Terserahhhhhh."
Lagipula aku juga tidak mau jadi kambing conge melihat kalian mesra-mesraan tanpa malu di depanku.
Boy bersama wanita itu sudah lenyap dari pandangan Riki. Mereka memilih ruangan lain agar lebih leluasa melepaskan hasrat terlarang mereka.
"Tempat karaoke macam apa ini ? pasti banyak prostitusi terselubung di sini." Riki masih mengedarkan matanya memperhatikan lebih seksama ruangan tempatnya berada.
"Mas mau ku hibur dengan suaraku yang sexy ? ayo kita ke tempat lain." Seorang wanita berpakaian super mini menghampiri Riki.
"Tidak nona."
"Ayolah mas...mas pasti akan puas dengan pelayananku." Wanita itu memainkan jemarinya di wajah Riki.
"Maaf nona, saya ini tidak suka wanita."
Perempuan itu langsung berdiri menatap jijik pada Riki, dia pun segera menghilang.
Biarkan saja wanita itu menganggap aku pria tidak normal, daripada aku harus bersama wanita seperti itu.
"Untuk apa aku terus di tempat ini ? lebih baik aku pergi sekarang. Aku tidak peduli dengan Boy, dia pasti sedang bersenang-senang."
Riki baru beranjak dari duduknya. Di hadapannya terlihat seorang wanita berlari sempoyongan, dibelakang wanita itu ada seorang pria mengejar dan menarik paksa tangannya.
"Lepasin..." sang wanita terus berusaha melepas tangan kekar si pria. Meski sia-sia saja karena tenaganya kalah kuat dengan pria itu.
Wah ada apa ini ? apa mereka pasangan yang sedang bertengkar ? tapi gadis itu terlihat seperti keponakannya saja.Ahhh apa peduliku ?
Plakkk sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulus gadis itu. Si pria semakin kasar memaksa mengikutinya.
"Kau harus melayaniku sekarang !"
"Tidak tuan tolong lepaskan saya..." meski penglihatannya sudah mulai kabur namun gadis itu masih mencoba melepaskan diri.
Orang-orang yang melihat mereka tak peduli dan tak ada yang berani menolong. Pemandangan seperti itu sudah biasa bagi mereka. Meski ada yang merasa iba pun tetap tak bisa melakukan apa-apa karena takut dihajar oleh si pria berotot besar itu.
Lain dengan Riki, tadinya dia tak mau peduli dan tidak mau ikut terlibat. Namun gadis itu sangat memprihatinkan di mata Riki.
Dia segera menghampiri keduanya dengan berani.
"Maaf tuan, apa anda bisa sedikit bersikap sopan dan lembut padanya ?"
Pria itu mendongak, tak suka ada orang lain yang ikut campur urusannya.
"Untuk apa aku harus begitu pada wanita murahan ini ? dia hanya wanita sampah !" menatap penuh tantang pada Riki, tangannya masih memegang erat si gadis.
"Tapi dia tadi bilang tidak mau kan, kenapa anda memaksa ? lagipula kenapa anda mau bersama wanita yang menurut anda kotor ? bukankah anda juga sama seperti dia kalo begitu ? atau bahkan jauh lebih buruk."
"Bedebah ! memang siapa kau mau mengaturku ?" melepaskan tangan si gadis dan mulai menyerang Riki.
Perkelahian terjadi. Riki terkena sedikit pukulan pada wajahnya. Dengan segera dia membalas menyerang pria itu hingga tersungkur. Badannya memang lebih besar daripada Riki, namun pria itu tengah mabuk jadi dia tidak bisa fokus menghindar.
Sementara itu si gadis hanya duduk memeluk lututnya. Tubuhnya gemetaran dan kepalanya makin pusing.
Di tengah perkelahian dua orang security datang melerai. Perkelahian berhenti.
"Dia menggangguku dengan gadis milikku." Pria itu masih marah.
"Dia bukan milik anda jika dia bukan istri anda tuan." Riki menantang.
"Aku sudah mengeluarkan banyak untuk gadis itu."
"Berapa ? biar ku ganti 3 kali lipat !"
Tunggu ! kenapa aku berkata begitu ? tapi aku hanya berniat menolong gadis itu, aku tidak sama dengan pria brengsek ini.
"Kalo begitu ambil saja. Rupanya kau juga mengincarnya" tersenyum sinis.
Masalah perkelahian itu diselesaikan mudah hanya dengan secarik kertas cek dari Riki. Security kembali ke tempatnya dan orang-orang yang menonton kembali fokus pada kegiatan mereka.
Cih. Dasar so pahlawan ! coba dari awal seperti ini aku kan tidak usah mengeluarkan tenaga. Sebenarnya sayang juga sih melepas gadis manis itu. Dia barang baru di sini, masih gress makanya aku mau mengeluarkan uang lebih untuknya. Tapi tidak masalah, dengan uang dari pria ini aku bisa bersenang-senang dengan banyak wanita.
"Terima kasih tuan, senang bertemu dengan anda." Pria itu tersenyum sinis sebelum beranjak dari sana.
Riki tak menggubrisnya. Dia segera menghampiri gadis itu dan berjongkok mensejajarkan diri.
"Siapa namamu ? ayo biar ku antar kamu pulang."
Gadis itu diam saja dia seperti masih ketakutan. Bahkan tak berani menatap pria yang sudah menolongnya.
"Aku tidak akan macam-macam." Riki membantunya berdiri.
Meski awalnya ragu dia pun menerima bantuan Riki lagi. Namun masih tidak berani memandang wajahnya.
Riki memapah gadis itu. Jantungnya berdebar saat mencium aroma wangi tubuh dari sang gadis.
"Siapa namamu ?" mencoba bertanya lagi.
"Enci." Menjawab pelan namun terdengar jelas oleh telinga Riki.
Riki merasa senang mendengar gadis itu bicara.
Keduanya bergerak menuju parkiran menuju mobil Riki. Saat hendak masuk mobil, tubuh Enci tiba-tiba tumbang. Riki segera mengangkatnya dan menidurkannya di kursi belakang.
Bagaimana ini ? aku tidak tahu dia tinggal dimana.Apa ku bawa saja dia ke hotel ?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Rosmawati Malau
oh brarti suci bekerja ditempat jarak ke plus 2 duluh
2021-04-30
1
🍾⃝ ͩSᷞɪͧᴠᷡɪ ͣ
enci alias suci ya thor😁✌
2021-04-20
3
Mei Shin Manalu
Eehh eehhh tempat favorit yg begitu ya Boy!!!
2021-03-30
0