Chapter 8

Hana memasuki rumahnya tak lupa mengunci pintu agar tak ada orang yang masuk.

Alvaro langsung menjatuhkan tubuhnya di Sofa setelah berganti baju.

"Pindah ke kamar,jangan tidur disitu. Badan mu bisa sakit"ucap Hana.

Alvaro hanya berdeham sambil memejamkan matanya,ia menaruh kepalanya di bantal yang ia ambil.

"Ck!"decak Hana,ia berjalan menuju dapur untuk memanaskan masakan yang ia buat.

"Makanlah dulu,setelah itu tidur"ucap Hana.

Alvaro mengangguk lalu berdiri menuju ruang makan,ia memakan makanannya dengan diam sesekali menatap Hana yang sibuk dengan handphone nya.

Setelah selesai makan Alvaro menaruh piring nya di tempat cuci piring dan menatap Hana yang masih sibuk dengan kegiatannya.

Alvaro menarik handphone Hana namun tidak kasar hanya membuat Hana terkejut.

Charles

Hana,ini tidak seperti

yang kau lihat.

Charles

Aku dan Reva tidak ada

Hubungan apa-apa.

Hana

Tidak ada hubungannya

dengan ku sama sekali.

Charles

Please Hana,

Beri aku kesempatan lagi.

Hana

tidak.

Charles

Aku berjanji tidak akan

Melakukan itu lagi

Hana

Bullshit! Enyahlah!

Aku sudah bilang padamu

hubungan kita sudah berakhir

Charles

Tidak.

Aku tidak mau!

Handphone milik Hana bergetar kembali membuat Hana langsung mengambilnya namun Alvaro lebih dulu menjauhkan handphone nya.

Charles is calling.

Alvaro langsung mengangkat telepon tersebut.

"Hallo?"sahut Alvaro dingin.

"Siapa kau?"tanya Charles datar.

"Apa penting untuk mu?"tanya Alvaro.

"Shit! Berikan handphone nya pada Hana!!"ucap Charles.

"Kalau aku tidak mau,bagaimana?"tanya Alvaro.

Alvaro memegang kepala Hana yang berusaha menggapai handphone miliknya.

"Berikan atau aku akan menghabisi mu"ancam Charles.

Alvaro tertawa kecil"mengancam ku? Apa perlu aku ingatkan,aku orang yang membuat mu terkapar tadi"ucap nya.

"Kau--"

"Ya ini aku,aku peringatkan padamu. Jangan pernah memaksa Hana kalau kau tidak mau aku buat dirimu masuk ke rumah sakit bahkan mati sekalipun"ancam Alvaro.

Tut~

"Varo kembali kan handphone milikku"ucap Hana berusaha menyamai tinggi nya dengan Alvaro.

Varo? Panggilan yang bagus,Alvaro tersenyum tipis.

"Kalau aku tidak mau bagaimana?"tanya Alvaro datar.

"Alvaro!!"geram Hana.

Prangg~

Hana menatap nanar kearah handphone nya yang sudah terlihat mengenaskan karena handphone nya sudah retak segala sisi bahkan mengeluarkan isinya.

Alvaro melemparnya kearah dinding dengan kuat hingga membuat handphone milik Hana langsung mati dengan mengenaskan.

"Maaf tanganku keseleo"ucap Alvaro tanpa rasa bersalah.

"ALVARO!! ITU HANDPHONE KU!!"

"MATI KAU SIALAN!!"

∆∆∆

Hana mendengus kesal sudah pasti handphone nya tidak bisa ia pakai kembali.

Setidaknya rasa kekesalannya sudah tersalurkan karena ia berhasil membuat Alvaro babak belur di tangannya.

Ia berjalan di belakang Alvaro,dengan wajah yang sedikit membiru akibat pukulan Hana. Tidak memungkinkan dirinya terlihat buruk namun ia lebih terkesan seksi.

"Ada apa dengan wajah mu?"tanya Rio bingung.

Alvaro mengangkat bahunya acuh,tidak mungkin ia akan memberitahu kepada Rio bahwa Hana lah yang membuat wajahnya seperti ini.

"Kau yakin? Apa ada yang mengeroyok mu?!"tanya Fadhel selidik.

Alvaro membalas dengan gelengan kepala lalu melempar tas nya dengan asal.

Fadhel dan Rio saling pandang lalu menghela nafas pelan.

Alvaro meletakkan kakinya di atas meja sambil memejamkan matanya hingga tiga orang gadis menghampiri nya.

Alvaro membuka matanya menatap datar kearah mereka dan matanya terfokus benda yang ada di tangan mereka.

Semua teman sekelas Alvaro tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Ini"ucap salah satu gadis itu sambil memberikan coklat ke arah Alvaro.

"Lebih baik kalian memberikannya pada yang lebih membutuhkan,dan itu bukan lah aku"ucap Alvaro dingin sambil berjalan menuju keluar kelas.

Tiga gadis tersebut mendesah kecewa, lagi-lagi mereka tidak dapat membuat Alvaro melihat kearah mereka atau membuat gadis tersebut mendapat perhatian darinya.

"Woahh...di tolak lagi"ucap Kris prihatin.

Fadhel terkekeh"hanya keajaiban jika Alvaro menerima barang pemberian dari penggemarnya."ucap nya.

Rio mengangguk setuju"benar"sahutnya.

Alvaro berjalan menuju koridor kelas Hana,tidak tau kenapa arah jalannya malah menuju kelas Hana.

Alvaro sedikit mengintip kearah dalam kelas namun tidak ada Hana,ia mengerutkan keningnya lalu menatap jam di tangannya.

Kenapa Hana tidak ada di kelasnya padahal sebentar lagi pelajaran akan di mulai.

"Dimana Hana?"tanya Alvaro.

Membuat seisi kelas Hana menatap dirinya dengan tatapan tanya.

"Dimana Hana?"tanya Alvaro dingin.

"Kami tidak tau,tadi Hana izin ke kamar mandi sebentar"ucap salah satu gadis disana.

"Kamar mandi dimana?"tanya Alvaro.

Mereka menggeleng tidak tau,Alvaro langsung berlari menuju kamar mandi terdekat dengan kelas Hana.

Langkahnya terhenti di depan toilet perempuan.

Saat akan mengetuk pintu,ia mendengar sebuah teriakan dari dalam. Dan Alvaro tau suara siapa yang ada didalam,itu suara Hana.

Brakk...

Tanpa pikir panjang Alvaro langsung menendang pintu toilet tersebut hingga lepas.

"Lepaskan!"desis Alvaro sambil menatap dua gadis yang membuat Hana tak sadar kan diri.

"Al-Alvaro"ucap Vio gugup sekaligus panik.

"Apa aku harus mengulang perkataan ku?"tanya Alvaro dingin.

Mereka melepaskan Hana yang sudah pingsan akibat perbuatan mereka, Alvaro menatap mereka dingin.

"I-ini tidak se-seperti yang kau lihat"ucap Ivy.

Alvaro tertawa sinis membuat kedua gadis tersebut merinding takut.

"Lalu menurutmu aku percaya?"tanya nya.

Alvaro mencekik kedua leher gadis tersebut.

"Kalian berani menyentuhnya!!"desis Alvaro.

Alvaro mendorong tubuh kedua gadis tersebut keluar.

"Pergi dari sini dalam waktu tiga detik,kalau kalian masih sayang nyawa kalian"ucap Alvaro.

Ivy dan Vio langsung berlari menjauh dari kamar mandi tersebut.

Alvaro mengambil telepon nya lalu menelpon ayahnya Ervin. Kalau kalian pikir Alvaro melepaskan nya dengan mudah,jawabannya adalah salah.

Karena Alvaro tidak bermain-main tentang ancamannya. Untuk itu jangan pernah membuat Alvaro marah.

"Ayah,hancurkan perusahaan Tomlinson dan Peter Abbey. Aku tunggu kabar baik nya."

Tut~

Alvaro menyeringai senang lalu kembali masuk kedalam kamar mandi,ia melepaskan seragam sekolahnya dan menutupi tubuh Hana yang basah lalu menggendong ya menuju ruang kesehatan.

Setelah mengantar Hana ke ruang kesehatan ia keluar sebentar untuk mengambil tas nya sampai sebuah pesan masuk.

Charles

Kau pikir aku melepaskan Hana

Mimpi,sampai kapanpun

aku tidak akan melepaskan nya.

Rahang Alvaro mengetat,ia menggertakan giginya.

"Sialan!!"Alvaro memukul dinding disampingnya dengan kuat

Alvaro marah.

∆∆∆

TBC

Terpopuler

Comments

🍾⃝ͩғᷞʟͧᴏᷠɴͣ🦚⃟🎮

🍾⃝ͩғᷞʟͧᴏᷠɴͣ🦚⃟🎮

mungkin di takut"n hantu.. hana kan takut yg berbau horor

2020-06-19

10

Yoni Asih

Yoni Asih

hana cwek bar2 kok klh sm 2 cwek doank

2020-06-04

8

Fikah Herawati

Fikah Herawati

mngkin hna d licikin..m mereka brdua..

2020-05-16

7

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!