Chapter 17

"astaga kenapa kau merobeknya?"tanya Arika shock.

"Itu baju keluaran terbaru dari butik teman ibu dia hanya baru membuatnya dua"sambung Arika.

Alvaro menatap datar lalu memalingkan wajahnya. "Ganti jangan baju itu"ucapnya.

Arika menatap gemas anaknya yang sedang di landa cemburu atau takut tubuh Hana akan terlihat oleh laki-laki lain.

"Ok ganti yang lain,awas saja sampai kau merobeknya lagi"ucap Arika.

"Tergantung"balas Alvaro.

Arika mendengus lalu mengambil beberapa gaun lagi dari kamarnya.

"Coba sayang"ucap Arika lalu di balas anggukan Hana.

Beberapa saat kemudian Hana keluar dengan gaun pertama yang ia pakai.

"ini bag--"ucapan Arika terpotong.

"Ganti"ucap Alvaro datar"bahunya terlihat"sambungnya.

Arika menepuk keningnya,bukan nya hal wajar? Gaun pesta disini seperti itu.

"Tapi bagus"ucap Hana.

"Aku bilang ganti"ucap Alvaro dingin.

Dengan kesal Hana mengganti baju kembali dan beberapa saat kemudian ia keluar dengan gaun yang kedua.

Alvaro menepuk keningnya,kenapa gaun yang di berikan ibunya sangat terbuka,lihat bahu Hana dan kaki jenjang nya terlihat.

"Apa tidak ada gaun yang lebih normal?"tanya Alvaro kesal.

Arika menghela nafas"oh ayolah,gaun seperti itu wajar"ucapnya.

"Wajar?"tanya Alvaro datar.

Wajar memperlihatkan sebagian tubuh dengan gaun terbuka seperti itu? Apakah ia harus membakar semua gaun ibunya yang pendek seperti itu.

"Ganti"ucap Alvaro.

Hana melongo"tapi--"

"Ganti atau aku akan mencium mu?"ancam Alvaro.

Hana menghentakkan kakinya dengan kesal lalu mengganti gaun untuk kesekian kalinya lagi.

Beberapa saat kemudian ia kembali dengan gaun yang terakhir.

Alvaro menggeram frustasi,baju ini memang lebih tertutup tapi tidak dengan bagian bawahnya yang terbuka.

"Apa tidak ada yang lebih tertutup lagi?"tanya Alvaro.

Arika menghela nafas"apa mau aku berikan gaun malam?"tanya nya dongkol.

"Ok,gaun yang terakhir saja"ucap Alvaro.

"Kalau begitu ibu keluar dulu,Alvaro gantilah baju mu"ucap Arika di balas anggukan Alvaro.

Hana mengalihkan pandangannya saat Alvaro membuka bajunya"kenapa harus membuka baju didepan ku?!"tanya nya kesal.

"Lalu?"tanya Alvaro datar,ia memasangkan kancing kemeja satu persatu.

"Kemari"ucap Alvaro,Hana menatap Alvaro bingung.

"Apa?"tanya nya.

"Kemari!"ucap Alvaro lagi.

Hana berjalan mendekati Alvaro"pasangkan aku jas"ucap Alvaro.

Hana menatap tak percaya kearah Alvaro"what the--"

"Pasang!!"ucap Alvaro.

Hana mendengus lalu ia memasangkan jas ke tubuh Alvaro"menunduklah sedikit,kau tinggi sekali. Aku tidak bisa memakaikan nya jika kau berdiri seperti itu"ucapnya.

"Suruh siapa kau pendek?"tanya Alvaro,Hana menggeram kesal.

Apa laki-laki ini mulutnya selalu mengeluarkan kata-kata pedas yang benar-benar tajam seperti ini.

"Menyebalkan!!."

∆∆∆

"Ayo"Alvaro menarik pinggang Hana.

"Terlalu posesif untuk ukuran remaja"gumam Arika yang melihat putra nya itu.

Ervin terkekeh"biarkan saja"ucapnya.

"Sikap posesif mu turun padanya dan lebih mengerikan"ucap Arika sambil bergidik ngeri.

Ervin tertawa mendengar perkataan istrinya itu,ah ngomong-ngomong tentang posesif memang benar Ervin dulu sangat posesif sampai sekarang namun Alvaro menuruni sifat Ervin hanya saja dia lebih mengerikan dari Ervin.

Alvaro versi Ervin remaja,irit berbicara banyak bertindak tapi hanya saja Alvaro lebih nakal dari pada Ervin.

Nakal dalam artian tidak terlalu namun selalu membuat Arika pusing tujuh keliling,ia hanya sering membolos,mengerjai guru,lompat pagar, tawuran dan balapan.

Banyak surat panggilan yang berikan untuk Alvaro walaupun sudah beberapa kali melanggar ia tidak akan di keluarkan dari sekolah karena apa,karena sekolah tersebut didirikan oleh Alfred kakeknya.

Di pesta~

Alvaro membuka pintu samping mobil,lalu mengulurkan tangan ke arah Hana.

Mereka pun berjalan memasuki gedung mewah di depannya. Banyak wartawan mendekati mereka namun tak ada satupun yang berhasil mendekati mereka karena beberapa bodyguard milik Ervin menjaganya.

Alvaro memeluk pinggang Hana,lalu berjalan kembali.

"Maaf tuan Alvaro,siapa gadis cantik yang berada di samping mu?"teriak wartawan dari belakangnya membuat Alvaro menghentikan jalannya lalu berbalik.

Alvaro menarik tengkuk Hana lalu mencium bibirnya di depan semua wartawan membuat banyak kamera yang mengambil gambar mereka.

"Mine!"jawab Alvaro,hanya satu kata membuat semua wartawan tau artinya.

Banyak yang bersiul menggoda kearah mereka membuat wajah Hana merah padam.

"Mesum!"umpat Hana pelan.

"Berani mengumpat hm?"Alvaro berbisik di telinga Hana membuat tubuhnya menegang.

"Ti-tidak"ucap Hana gugup.

"Good girl!"bisik Alvaro sambil mencium kening

Terdengar banyak bisikan dari orang di dalam.

'kekasih nya kah?'

'cantik dan seksi'

'dia anak dari tuan Ervin kan?'

'benar.'

'tidak cocok sama sekali dengan gadis itu'

'benar pakaian nya mahal,tapi aku rasa gadis itu tidak mampu membelinya.'

Rahang Alvaro mengetat lalu menatap tajam kearah orang yang sedang membicarakan Hana.

'seperti ****** baru dari club'

'paling tubuhnya sudah sering di pakai para petinggi perusahaan'

'benar,mungkin dia juga tidak perawan'

'terlalu munafik,pasti dia hanya memanfaatkan uang Alvaro'

'this is *****'

Sudah cukup Alvaro tidak bisa menahannya lagi mereka sangat keterlaluan.

Dorr~

Prangg~

"Akhhh..."teriakan gadis tersebut.

Alvaro mengeluarkan pistolnya dan menembakkan kearah gelas yang sudah berjejer rapi di meja samping gerombolan gadis tersebut.

"Berani berkata yang tidak-tidak tentang kekasihku,apa kalian ingin mati?"tanya Alvaro dengan nada mengerikan,matanya menajam,rahangnya mengetat.

"Dasar tidak tau diuntung!!"Alvaro melepaskan tembakan lagi dan mengenai karpet di bawahnya membuat seluruh orang di pesta tersebut panik bukan main.

Alvaro sudah marah besar.

∆∆∆

TBC

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***