Bab 17. Ada apa dengan Rikka

Bella menggandeng putranya Real, melangkah masuk ke gedung lima lantai tempat di mana suaminya berkantor. Ibu dan anak itu terlihat berjalan menuju ke arah lift sambil sesekali tersenyum dan menjawab sapaan beberapa karyawan yang kebetulan lewat dan berpapasan.

Waktu baru menunjukan pukul setengah sembilan pagi, Bella datang lebih cepat setengah jam dari permintaan sang suami. Ia sudah tidak memiliki pekerjaan di rumah, jadi memilih menunggu di kantor. Setidaknya Real mempunyai waktu beradaptasi dengan kantor Bara.

Ceklek!

“Mas ....” Bella mendorong pelan pintu ruang kerja suaminya.

Senyum di wajah Bella lenyap seketika saat melihat Bara sedang berduaan dengan Donita. Suaminya duduk bersandar di kursi kerja, memutar pena hitam yang terselip diantara jari tengah dan telunjuknya.

Saat langkah kaki Bella semakin dekat, cemburu menyerangnya. Apalagi saat melihat penampilan Donita dari jarak dekat. Gadis manis itu terlihat menarik dengan setelan kerja yang melekat mengikuti bentuk tubuhnya yang langsing. Kemeja putih ketat dengan rok mini berwarna biru tua memamerkan paha putih mulusnya. Kaki jenjang dengan betis indah, semakin menarik dengan heel hitam 9 cm.

Tatapan Bella tertuju pada rambut Donita yang baru dicat kuning keemasan. Tergerai indah bak sutera, jatuh melemas dan berkilau di pundaknya. Belum lagi cara duduknya yang begitu memikat, terkesan seksi dan menawan.

Deg—

“Bagaimana suamiku melewati harinya kalau Tuhan mengirim cobaan begini dasyat dan luar biasa.” Bella membatin. Ibu muda itu tertegun sambil menggengam tangan putranya Real. Tanpa sadar menatap Donita tak berkedip.

“Bell ....” sapa Bara, berusaha mengalihkan perhatian Bella.

Bara tidak enak hati pada Donita saat Bella menatap dengan pandangan tidak biasa malah terkesan aneh.

“Bell, kamu baik baik saja.” Bara menegur dengan sedikit keras.

“Pagi, Bu,” sapa Donita dengan sopan.

Bella tersentak, buru-buru menetralkan suasana. “Pa-pagi,” sahutnya terbata. Buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain.

“Donita, kamu boleh keluar sekarang,” perintah Bara. Pria itu sudah melihat gelagat aneh dari istrinya. Mereka sudah tinggal bersama cukup lama, tentu saja Bara sudah mengenali semua gerak-gerik Bella. Posesif dan cemburuannya Bella sudah bisa terbaca olehnya cukup dengan melihat sorot mata saja.

“Kamu datang lebih cepat, Sayang,” ucap Bara, berdiri dan menghampiri Bella. Kecupan hangat berlabuh di pelipis, tetapi Bella malah sibuk mengamati pergerakan Donita.

“Ada apa?” bisik Bara, mendekap erat Bella dari belakang, mengecup pucuk kepala istrinya itu.

“Tidak ada, Mas.”

“Yakin?” tanya Bara memastikan. Pelukan itu semakin erat. Kedua tangan Bara sedang mengunci tubuh mungil istrinya.

“Hmmm.” Bella mengangguk.

“Real, kamu bersama Daddy di sini. Mommy ada urusan sebentar,” ucap Bara. Melepaskan pelukannya pada sang istri, Bara meraih tubuh mungil putranya. Ia menghujami ciuman di wajah Real yang menggemaskan.

“Dad!” pekik Real saat Bara terus menerus menciumnya. Protes itu semakin menjadi saat Bara tak kunjung melepaskannya. Malah membawa Real ke dalam gendongannya.

“Bell, kamu sudah mau jalan sekarang?” tanya Bara, perhatiannya masih tertuju pada putranya.

“Ya, Mas.” Terlihat Bella mengeluarkan mainan mobil-mobilan milik Real dari dalam tas. Ia sengaja membawanya dari rumah untuk membuat putranya tenang saat ditinggalkan berdua dengan Bara. Terselip khawatir di dalam hati, Bella belum pernah meninggalkan Real.

Selama ini, putranya itu selalu mengekornya ke mana pun ia pergi. Bahkan saat jalan bersama dengan Kailla, anak bungsunya itu pasti diajak. Beruntung Real sangat cocok dengan Kailla, bahkan keduanya soulmate sejati, yang selalu sejalan dalam segala hal, termasuk membuat onar.

“Aku pamit sekarang, Mas.” Ucapan yang ditujukan pada Bara, tetapi Bella malah mengecup pipi Real yang masih berada di gendongan Bara.

Hal yang biasa terjadi di rumah tangga mereka. Kehidupan rumah tangga mereka memang tidak seindah rumah tangga di novel-novel. Tidak ada hal-hal kecil yang terlihat manis, tetapi Bara dan Bella berusaha untuk saling mengerti. Kehadiran ketiga putra-putri di dalam pernikahan mereka, sudah cukup menyempurnakan.

“Sayang, jangan nakal, ya,” pesan Bella sambil mengusap pelan pucuk kepala Real.

“Mas yakin tidak masalah Real di sini?” Bella masih memastikan.

Bara mengangguk. “Sudah pergi saja. Jangan dipikirkan, aku akan mengurus Real. Kalau putramu mengamuk, aku akan menghubungimu secepatnya, Bell.”

***

Keluar dari kantor Bara, Pak Rudi memacu mobilnya menuju hotel tempat di mana Rikka menginap selama dua hari ini. Tidak sampai setengah jam, Rikka yang memang sudah bersiap sebelumnya masuk ke dalam mobil alpard hitam.

Gadis itu tersenyum memandang Bella. “Apa kabar?” tanya Rikka. Ia masih canggung, bingung harus memanggil apa pada Bella.

“Baik, Mbak,” sahut Bella singkat.

“Pak, mampir di restoran langganan kita, ya. Aku mau membawakan Kak Rissa makanan kesukaannya.”

“Baik, Nyonya.” Pak Rudi tersenyum, menatap Bella dari pantulan kaca spion.

“Aku memanggil ... Bella saja, ya.” ucap Rikka tiba-tiba. Sejak tadi ia bingung sendiri harus memanggil Bella. Secara dari garis kekerabatan, Bella adalah adiknya. Mereka saudara satu ayah, berbeda ibu.

“Ya, Mbak. Panggil apa saja boleh, Mbak.”

Rikka mengangguk.

“Em ... sudah lama tinggal di Jakarta?” tanya Rikka lagi. Gadis itu mencoba membuka pembicaraan.

“Sudah. Sejak menikah.” Bella menjawab ala kadarnya. Ia mengingat pesan Bara untuk tidak terlalu dekat dengan Rikka.

“Oh.” Rikka mengangguk. Netranya sedang mengawasi gerak-gerik Bella. Memandang adiknya penuh kekaguman.

“Sudah lama menikah dengan Mas Bara?” tanya Rikka lagi.

Deg—

Bella mengalihkan pandangannya. Sedikit tidak terima saat Rikka menyebut Bara dengan panggilan seakrab itu. Panggilan yang sama sepertinya.

“Maaf, aku pikir Mas Bara suamimu, suami adikku sendiri. Tentu saja aku harus menjaga sopanku,” jelas Rikka membela diri.

“Ada yang tidak beres dengan perempuan ini. Bagaimana ia bisa mengetahui banyak hal. Padahal aku dan Mas Bara tidak berbicara banyak dengannya,” ucap Bella dalam hati. Diam-diam ia meneliti gadis cantik yang duduk di sebelahnya. Ia berharap bisa menemukan kejanggalan dari sosok Rikka.

Kurang lebih satu setengah jam perjalanan, mobil yang dikendari Pak Rudi tiba ke sebuah rumah tahanan yang terletak di timur Jakarta. Rikka yang turun terlebih dari mobil membuat Bella memiliki kesempatan mengorek banyak hal dari Pak Rudi. Selama dua hari ini, sopir keluarga mereka itu yang memiliki kesempatan lebih banyak bersama Rikka.

“Pak, apakah Rikka bertanya sesuatu pada Pak Rudi?” todong Bella.

“Ya Nyonya. Sejak aku mengantarnya ke hotel, gadis itu bertanya banyak hal tentang Nyonya dan Pak Bara. Semua hal ditanyakannya tanpa terkecuali. Sampai ke mantan istri Pak Bara juga ditanyainya.” Pak Rudi mengadu setelah Bella melontarkan pertanyaan.

“Dia bercerita kalau dia adalah kakak Nyonya.” Pak Rudi menambahi.

“Apalagi yang diceritakannya pada Pak Rudi?” tanya Bella penasaran.

“Tidak ada, Nyonya. Sebaliknya dia yang lebih banyak bertanya tentang Nyonya.”

***

TBC

Terpopuler

Comments

kokom. com

kokom. com

mencurigakan ya bell

2022-12-08

0

M.azril maulana

M.azril maulana

bau bau pelakor baru nich

2022-10-17

0

Sarini Sadjam

Sarini Sadjam

mka barra udah tdu istrinya cemburuan cari sekretaris laki2 dja biar aman damai sentosa

2022-09-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pagi hari di kediaman Wirayudha
2 Bab 2. Pulang malam dan keluar kota
3 Bab 3. Sekretaris baru
4 Bab 4. Pulang terlambat
5 Bab 5. Secarik kertas yang mencurigakan
6 Bab 6. Berjuang untuk adik Real
7 Bab 7. Berkunjung ke kantor Bara
8 Bab 8. Ada apa dengan Bara dan Donita
9 Bab 9. Kepercayaan
10 Bab 10. Pria di depan gerbang sekolah
11 Bab 11. Ayah daddy & Ibunda mommy
12 Bab 12. Tamu di sore hari
13 Bab 13. Rikka Cantika
14 Bab 14. Kumpulan Sampah
15 Bab 15. Gangguan di pagi hari
16 Bab 16. Keriuhan di pagi hari
17 Bab 17. Ada apa dengan Rikka
18 Bab 18. Tawaran Kailla yang menggiurkan
19 Bab 19. Kenakalan Real
20 Bab 20. Kamu cantik!
21 Bab 21. Mencintaimu yang sederhana
22 Bab 22. Rikka dan ibunya
23 Bab 23. Pertengkaran
24 Bab 24. Terserah padamu saja, Bell.
25 Bab 25. Sakit kepala tak kunjung hilang
26 Bab 26. Hamil
27 Bab 27. Kunjungan Kailla
28 Bab 28. Menjaga Mommy dan adik bayi
29 Bab 29. Ancaman Bara
30 Bab 30. Rujak serut
31 Bab 31. Telur ceplok membawa bencana
32 Bab 32. Ayah sempurna
33 Bab 33. Kakak ipar dan adik ipar
34 Bab 34. Nasi goreng
35 Bab 35. Berburu mangga
36 Bab 36. Piknik
37 Bab 37. Tragedi
38 Bab 38. Rindu tangisan di tengah malam
39 Bab 39. Ricko lagi
40 Bab 40. Kesan pertama begitu menggoda
41 Bab 41. Ibu Dian terkejut
42 Bab 42. Kucing Anggora Himalaya
43 Bab 43. Ayah Daddy
44 Bab 44. Lontong balap
45 Bab 45. Ketiga anak Bara
46 Bab 46. Masalah Bara
47 Bab 47. Menemui Bara
48 Bab 48. Menjual rumah
49 Bab 49. Bantuan Pram
50 Bab 50. Pratama Wirayudha
51 Bab 51. Menjenguk adik bayi
52 Bab 52 : Kekesalan Bella
53 Bab 53 : Curhat ke ahlinya
54 Bab 54 : Bara vs Matt
55 Bab 55. Kita putus
56 Bab 56 : Ketahuan
57 Bab 57 : Nasib Aa Teo
58 Bab 58 : Pendampingan orang dewasa
59 Bab 59 : Menunggu hari kelahiran
60 Bab 60 : Persiapan melahirkan
61 Bab 61 : Pamit keluar kota
62 Bab 62 : Kepanikan Bara
63 Bab 63 : Menunggu di depan ruang bersalin.
64 Bab 64 : Princess Bella Wirayudha
65 Bab 65 : Kemarahan Bara
66 Bab 66 : Pertengkaran
67 Bab 67. Manisnya di ujung perdebatan
68 Bab 68. Tamu di tengah kegelapan
69 Bab 69 : Masih di-lockdown
70 Bab 70. Wanita garang sejuta ancaman
71 Bab 71 : Obrolan di depan meja rias
72 Bab 72 : Babysitter baru
73 Bab 73 : Kunjungan Matt
74 Bab 74 Jodoh di tangan kita sendiri
75 Bab 75 : Aku titip Issabell
76 Bab 76 : Pernikahan Rikka
77 Bab 77. Utusan Tuhan
78 Bab 78. Om Di Caprio
79 Bab 79. Akhirnya - ENDING
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1. Pagi hari di kediaman Wirayudha
2
Bab 2. Pulang malam dan keluar kota
3
Bab 3. Sekretaris baru
4
Bab 4. Pulang terlambat
5
Bab 5. Secarik kertas yang mencurigakan
6
Bab 6. Berjuang untuk adik Real
7
Bab 7. Berkunjung ke kantor Bara
8
Bab 8. Ada apa dengan Bara dan Donita
9
Bab 9. Kepercayaan
10
Bab 10. Pria di depan gerbang sekolah
11
Bab 11. Ayah daddy & Ibunda mommy
12
Bab 12. Tamu di sore hari
13
Bab 13. Rikka Cantika
14
Bab 14. Kumpulan Sampah
15
Bab 15. Gangguan di pagi hari
16
Bab 16. Keriuhan di pagi hari
17
Bab 17. Ada apa dengan Rikka
18
Bab 18. Tawaran Kailla yang menggiurkan
19
Bab 19. Kenakalan Real
20
Bab 20. Kamu cantik!
21
Bab 21. Mencintaimu yang sederhana
22
Bab 22. Rikka dan ibunya
23
Bab 23. Pertengkaran
24
Bab 24. Terserah padamu saja, Bell.
25
Bab 25. Sakit kepala tak kunjung hilang
26
Bab 26. Hamil
27
Bab 27. Kunjungan Kailla
28
Bab 28. Menjaga Mommy dan adik bayi
29
Bab 29. Ancaman Bara
30
Bab 30. Rujak serut
31
Bab 31. Telur ceplok membawa bencana
32
Bab 32. Ayah sempurna
33
Bab 33. Kakak ipar dan adik ipar
34
Bab 34. Nasi goreng
35
Bab 35. Berburu mangga
36
Bab 36. Piknik
37
Bab 37. Tragedi
38
Bab 38. Rindu tangisan di tengah malam
39
Bab 39. Ricko lagi
40
Bab 40. Kesan pertama begitu menggoda
41
Bab 41. Ibu Dian terkejut
42
Bab 42. Kucing Anggora Himalaya
43
Bab 43. Ayah Daddy
44
Bab 44. Lontong balap
45
Bab 45. Ketiga anak Bara
46
Bab 46. Masalah Bara
47
Bab 47. Menemui Bara
48
Bab 48. Menjual rumah
49
Bab 49. Bantuan Pram
50
Bab 50. Pratama Wirayudha
51
Bab 51. Menjenguk adik bayi
52
Bab 52 : Kekesalan Bella
53
Bab 53 : Curhat ke ahlinya
54
Bab 54 : Bara vs Matt
55
Bab 55. Kita putus
56
Bab 56 : Ketahuan
57
Bab 57 : Nasib Aa Teo
58
Bab 58 : Pendampingan orang dewasa
59
Bab 59 : Menunggu hari kelahiran
60
Bab 60 : Persiapan melahirkan
61
Bab 61 : Pamit keluar kota
62
Bab 62 : Kepanikan Bara
63
Bab 63 : Menunggu di depan ruang bersalin.
64
Bab 64 : Princess Bella Wirayudha
65
Bab 65 : Kemarahan Bara
66
Bab 66 : Pertengkaran
67
Bab 67. Manisnya di ujung perdebatan
68
Bab 68. Tamu di tengah kegelapan
69
Bab 69 : Masih di-lockdown
70
Bab 70. Wanita garang sejuta ancaman
71
Bab 71 : Obrolan di depan meja rias
72
Bab 72 : Babysitter baru
73
Bab 73 : Kunjungan Matt
74
Bab 74 Jodoh di tangan kita sendiri
75
Bab 75 : Aku titip Issabell
76
Bab 76 : Pernikahan Rikka
77
Bab 77. Utusan Tuhan
78
Bab 78. Om Di Caprio
79
Bab 79. Akhirnya - ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!