Bab 13. Rikka Cantika

"Kak Rissa."

Suara lembut Bella menyapa tamu yang diyakini adalah sang kakak. Meski hubungan mereka sempat memburuk, tetapi ikatan darah dan persaudaraan tidak akan terputus begitu saja.

Seburuk-buruknya, bagi Bella tetap saja Rissa seorang kakak yang dicintainya. Bagaimana kondisi Rissa sekarang, tentu saja ia akan menerimanya dengan tangan terbuka. Kepulangan Rissa adalah harapannya dan sang ibu yang tidak pernah lepas mendoakan.

Walau umur mereka terpaut jauh, tetapi mereka menghabiskan waktu bersama. Masa kecil Bella dihabiskan berdua dengan Rissa. Suka, duka, tangis dan tawa mereka lewati dengan saling memeluk dan bergandengan tangan. Tentu saja semua kenangan masa kecil itu begitu membekas di hati Bella.

Apalagi sejak kepergian ayah mereka, satu-satunya yang menemani dan mengurusnya hanya Rissa yang waktu itu sudah mulai beranjak dewasa. Mereka berdua merasakan bagaimana menyedihkan saat ditinggal ibu bekerja. Berdua di rumah kontrakan, terkadang harus menahan lapar sepulang sekolah karena tidak punya uang untuk makan. Sedangkan ibu mereka masih banting tulang mengais rezeki sepeninggalan almarhum ayah.

Langkah kaki ibu muda itu terhenti. Masih dengan mendekap Real, netra hitam Bella membola. Kedua putri yang tampak mengekor di belakang, heran melihat reaksi sang mommy tiba-tiba membeku di tempat.

"Mom, ada apa?" tanya Rania sambil menggenggam erat tangan Issabell. Berdiri di samping Bella, ikut menatap ke arah yang sama.

Seorang perempuan cantik dengan rambut hitam jelaga sebatas bahu. Tergerai indah dengan sebagian surai menutupi wajahnya bagai cadar sutra. Perempuan muda itu berdiri, tersenyum menatap Bella dan putra-putrinya bergantian.

"Siapa Mom?" tanya Rania memecah kesunyian. Gadis itu bersuara setelah melihat Bella tidak bereaksi. Hanya mematung di tempat tanpa bersuara. Menatap bingung ke tamu tak diundang di penghujung petang.

Suara putri tertuanya bagai lonceng pengingat, tiba-tiba membuat Bella tersentak dan tersadar dari lamunan sesaat.

"Mommy tidak tahu, Sayang."

"Perkenalkan aku Rikka. Rikka Cantika." Perempuan cantik berlesung pipit itu berjalan mendekat, kemudian mengulurkan tangannya yang halus mulus. Terlihat sekali, ia ingin menjaga sopan dan memberi kesan baik pada tuan rumah.

"Bella Cantika." Ibu muda itu menyambut tangan sang tamu dengan pikiran menerawang. Senyum terpaksa begitu kentara di bibirnya.

Ia belum mengerti siapa dan bagaimana bisa seseorang mengaku sebagai kakaknya. Jelas-jelas Bella tidak mengenal siapa perempuan di hadapannya ini. Satu-satunya yang membuat ia merasa familiar saat tamu perempuan itu menyebut nama belakang yang sama dengan nama belakang miliknya.

"Cantika?" Bella mengulang kembali nama belakang itu.

"Aku adiknya Kak Rissa Cantika. Kami ...." Tamu perempuan itu tidak bisa melanjutkan kalimatnya, Bella sudah mengangkat tangan meminta agar ia berhenti bicara.

"Kak, ajak Real dan Caca ke kamar. Tolong jangan keluar sampai menemui kalian di kamar." Bella memerintah sembari menurunkan Real dari gendongannya.

"Ca, bantu kakak jaga adik, ya," pesan Bella pada putri keduanya.

"Baik Mom." Baik Rania dan Issabell menjawab bersamaan.

"Kalau adik rewel ... minta bantuan mbak," lanjut Bella.

"Ya, Mom." Tanpa banyak protes, Rania menurut. Menuntut kedua adiknya masuk ke dalam rumah.

Bella tersenyum melihat punggung putra dan putrinya menghilang, meninggalkannya dan perempuan asing itu berdua di ruang tamu.

"Silahkan duduk." Bella mempersilakan.

"Terima kasih."

"Kalau boleh tahu ... apa maksud kedatangan Mbak Rikka ke sini? Ada keperluan apa, ya?" Bella melempar pertanyaan beruntun. Tersenyum kaku, duduk di sofa tepat di seberang tamunya. Hanya terpisah dengan sebuah meja tamu marmer putih.

"Aku ingin menemui Tante Rosma dan Kak Rissa." Tamu bernama Rikka itu menjawab dengan tenang. Memamerkan seutas senyuman indah.

"Maaf, ada hubungan apa dengan ibuku dan Kak Rissa?" tanya Bella masih belum bisa menebak dan merangkai sama sekali.

"Aku Rikka, adik kandung Kak Rissa," jelasnya santai.

Bella terkejut, masih belum bisa mengurai cerita yang keluar dari bibir Rikka. Sebaliknya, ia semakin bingung dengan segala informasi yang menamparnya tiba-tiba.

"Maaf ... bagaimana?" tanya Bella ragu.

"Aku Rikka, tante Rosma pasti mengenalku. Apalagi Kak Rissa. Aku dan mamaku kehilangan jejak mereka selama ini. Bisakah membantuku untuk bertemu dengan mereka?" tanyanya.

"Maaf, tapi ibuku sedang di Bali. Beberapa hari lagi baru kembali. Kalau Kak Rissa ...." Lidah Bella keluh saat menceritakan tentang Rissa. Yang jelas, ia juga tidak bisa menceritakan yang sebenarnya terjadi. Musibah yang dialami Kak Rissa adalah aib keluarga yang harus disembunyikannya. Apalagi ia tidak mengenal jelas siapa perempuan yang bertamu di rumahnya.

"Oh ...." Rikka tertunduk menyimpan kecewa.

"Maaf, kalau boleh aku tahu ... bagaimana bisa mendapatkan alamat di sini?" tanya Bella penasaran.

"Awalnya aku mendapatkan alamat rumah yang di Surabaya. Dan pekerja di sana memberi alamat rumah sini. Tante Rosma katanya sudah tidak tinggal di Surabaya."

"Ya, ibu lebih sering tinggal bersamaku. Ada apa mencari ibu?" todong Bella.

"Em ...." Rikka terlihat ragu. Kedua tangannya saling meremas di atas pangkuan. Sejak tadi perempuan itu tampak gusar dan tidak tenang. Apalagi mendengar pertanyaan Bella, gugup yang sejak tadi disembunyikannya semakin nyata.

Bella menatap lekat pada lawan bicaranya sebaliknya Rikka hanya mampu mencuri pandang diam-diam. Tidak berani memandang Bella secara terang-terangan.

Suasana canggung di ruang tamu itu mencair saat seorang asisten rumah keluar dengan nampan di tangannya.

"Maaf mengganggu. Silakan," ucap asisten rumah sembari berlutut dan menata secangkir teh manis hangat dengan setoples kukis kacang di atas meja.

"Terima kasih." sahut Rikka tersenyum kaku.

"Silakan Mbak Rikka." Bella mempersilakan. Netra indahnya masih menatap tamunya tak berkedip. Meneliti Rikka sampai tak ada satu pun yang terlewati.

"Maaf ... bisa tolong ceritakan padaku lebih detail lagi. Apa maksudmu mengatakan kalau Kak Rissa itu kakakmu dan ibuku adalah tantemu. Aku masih belum paham sampai sejauh ini." Bella kembali mencerca Rikka.

"Kak Rissa itu kakak kandungku. Tante Rosma tahu jelas. Aku datang ke sini ingin bertemu dengan kakakku. Mama ingin bertemu dengan Kak Rissa." Rikka menjelaskan.

"Aku masih bingung. Bagaimana kamu bisa mengatakan kalau Kak Rissa adalah kakakmu. Setahuku kami hanya dua bersaudara. Kami tumbuh bersama, tidak ada kisah Mbak Rikka di dalam keluarga kami."

"Maaf, aku tidak bisa menjelaskan. Kalau Tante Rosma ada di sini, aku yakin tante akan paham dengan semua yang aku ceritakan," jelas Rikka.

Bella tersenyum kecut. “Bagaimana bisa membantu, kalau persoalannya saja aku tidak tahu jelas.”

“Mamaku sedang sakit keras. Ingin bertemu Kak Rissa. Sudah hampir 13 tahun kami mencari keberadaan Kak Rissa dan Tante Rosma.” Rikka menimpali.

Bella tertegun, tidak bisa berkata-kata. Ingin rasanya mengusir, tetapi hatinya tidak setega itu.

***

To be continue

Love you all

Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Siti Sarfiah

Siti Sarfiah

berarti rissa kembaran rikka , bukan saudara kandung bella melainkan saudara sepupu

2022-10-24

0

nur

nur

Bella rupanya anak tunggal mama rosma

2022-09-13

0

Mariyati Pasaribu

Mariyati Pasaribu

pantas karakter bella ,risa beda ternyata beda ibu

2022-01-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pagi hari di kediaman Wirayudha
2 Bab 2. Pulang malam dan keluar kota
3 Bab 3. Sekretaris baru
4 Bab 4. Pulang terlambat
5 Bab 5. Secarik kertas yang mencurigakan
6 Bab 6. Berjuang untuk adik Real
7 Bab 7. Berkunjung ke kantor Bara
8 Bab 8. Ada apa dengan Bara dan Donita
9 Bab 9. Kepercayaan
10 Bab 10. Pria di depan gerbang sekolah
11 Bab 11. Ayah daddy & Ibunda mommy
12 Bab 12. Tamu di sore hari
13 Bab 13. Rikka Cantika
14 Bab 14. Kumpulan Sampah
15 Bab 15. Gangguan di pagi hari
16 Bab 16. Keriuhan di pagi hari
17 Bab 17. Ada apa dengan Rikka
18 Bab 18. Tawaran Kailla yang menggiurkan
19 Bab 19. Kenakalan Real
20 Bab 20. Kamu cantik!
21 Bab 21. Mencintaimu yang sederhana
22 Bab 22. Rikka dan ibunya
23 Bab 23. Pertengkaran
24 Bab 24. Terserah padamu saja, Bell.
25 Bab 25. Sakit kepala tak kunjung hilang
26 Bab 26. Hamil
27 Bab 27. Kunjungan Kailla
28 Bab 28. Menjaga Mommy dan adik bayi
29 Bab 29. Ancaman Bara
30 Bab 30. Rujak serut
31 Bab 31. Telur ceplok membawa bencana
32 Bab 32. Ayah sempurna
33 Bab 33. Kakak ipar dan adik ipar
34 Bab 34. Nasi goreng
35 Bab 35. Berburu mangga
36 Bab 36. Piknik
37 Bab 37. Tragedi
38 Bab 38. Rindu tangisan di tengah malam
39 Bab 39. Ricko lagi
40 Bab 40. Kesan pertama begitu menggoda
41 Bab 41. Ibu Dian terkejut
42 Bab 42. Kucing Anggora Himalaya
43 Bab 43. Ayah Daddy
44 Bab 44. Lontong balap
45 Bab 45. Ketiga anak Bara
46 Bab 46. Masalah Bara
47 Bab 47. Menemui Bara
48 Bab 48. Menjual rumah
49 Bab 49. Bantuan Pram
50 Bab 50. Pratama Wirayudha
51 Bab 51. Menjenguk adik bayi
52 Bab 52 : Kekesalan Bella
53 Bab 53 : Curhat ke ahlinya
54 Bab 54 : Bara vs Matt
55 Bab 55. Kita putus
56 Bab 56 : Ketahuan
57 Bab 57 : Nasib Aa Teo
58 Bab 58 : Pendampingan orang dewasa
59 Bab 59 : Menunggu hari kelahiran
60 Bab 60 : Persiapan melahirkan
61 Bab 61 : Pamit keluar kota
62 Bab 62 : Kepanikan Bara
63 Bab 63 : Menunggu di depan ruang bersalin.
64 Bab 64 : Princess Bella Wirayudha
65 Bab 65 : Kemarahan Bara
66 Bab 66 : Pertengkaran
67 Bab 67. Manisnya di ujung perdebatan
68 Bab 68. Tamu di tengah kegelapan
69 Bab 69 : Masih di-lockdown
70 Bab 70. Wanita garang sejuta ancaman
71 Bab 71 : Obrolan di depan meja rias
72 Bab 72 : Babysitter baru
73 Bab 73 : Kunjungan Matt
74 Bab 74 Jodoh di tangan kita sendiri
75 Bab 75 : Aku titip Issabell
76 Bab 76 : Pernikahan Rikka
77 Bab 77. Utusan Tuhan
78 Bab 78. Om Di Caprio
79 Bab 79. Akhirnya - ENDING
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1. Pagi hari di kediaman Wirayudha
2
Bab 2. Pulang malam dan keluar kota
3
Bab 3. Sekretaris baru
4
Bab 4. Pulang terlambat
5
Bab 5. Secarik kertas yang mencurigakan
6
Bab 6. Berjuang untuk adik Real
7
Bab 7. Berkunjung ke kantor Bara
8
Bab 8. Ada apa dengan Bara dan Donita
9
Bab 9. Kepercayaan
10
Bab 10. Pria di depan gerbang sekolah
11
Bab 11. Ayah daddy & Ibunda mommy
12
Bab 12. Tamu di sore hari
13
Bab 13. Rikka Cantika
14
Bab 14. Kumpulan Sampah
15
Bab 15. Gangguan di pagi hari
16
Bab 16. Keriuhan di pagi hari
17
Bab 17. Ada apa dengan Rikka
18
Bab 18. Tawaran Kailla yang menggiurkan
19
Bab 19. Kenakalan Real
20
Bab 20. Kamu cantik!
21
Bab 21. Mencintaimu yang sederhana
22
Bab 22. Rikka dan ibunya
23
Bab 23. Pertengkaran
24
Bab 24. Terserah padamu saja, Bell.
25
Bab 25. Sakit kepala tak kunjung hilang
26
Bab 26. Hamil
27
Bab 27. Kunjungan Kailla
28
Bab 28. Menjaga Mommy dan adik bayi
29
Bab 29. Ancaman Bara
30
Bab 30. Rujak serut
31
Bab 31. Telur ceplok membawa bencana
32
Bab 32. Ayah sempurna
33
Bab 33. Kakak ipar dan adik ipar
34
Bab 34. Nasi goreng
35
Bab 35. Berburu mangga
36
Bab 36. Piknik
37
Bab 37. Tragedi
38
Bab 38. Rindu tangisan di tengah malam
39
Bab 39. Ricko lagi
40
Bab 40. Kesan pertama begitu menggoda
41
Bab 41. Ibu Dian terkejut
42
Bab 42. Kucing Anggora Himalaya
43
Bab 43. Ayah Daddy
44
Bab 44. Lontong balap
45
Bab 45. Ketiga anak Bara
46
Bab 46. Masalah Bara
47
Bab 47. Menemui Bara
48
Bab 48. Menjual rumah
49
Bab 49. Bantuan Pram
50
Bab 50. Pratama Wirayudha
51
Bab 51. Menjenguk adik bayi
52
Bab 52 : Kekesalan Bella
53
Bab 53 : Curhat ke ahlinya
54
Bab 54 : Bara vs Matt
55
Bab 55. Kita putus
56
Bab 56 : Ketahuan
57
Bab 57 : Nasib Aa Teo
58
Bab 58 : Pendampingan orang dewasa
59
Bab 59 : Menunggu hari kelahiran
60
Bab 60 : Persiapan melahirkan
61
Bab 61 : Pamit keluar kota
62
Bab 62 : Kepanikan Bara
63
Bab 63 : Menunggu di depan ruang bersalin.
64
Bab 64 : Princess Bella Wirayudha
65
Bab 65 : Kemarahan Bara
66
Bab 66 : Pertengkaran
67
Bab 67. Manisnya di ujung perdebatan
68
Bab 68. Tamu di tengah kegelapan
69
Bab 69 : Masih di-lockdown
70
Bab 70. Wanita garang sejuta ancaman
71
Bab 71 : Obrolan di depan meja rias
72
Bab 72 : Babysitter baru
73
Bab 73 : Kunjungan Matt
74
Bab 74 Jodoh di tangan kita sendiri
75
Bab 75 : Aku titip Issabell
76
Bab 76 : Pernikahan Rikka
77
Bab 77. Utusan Tuhan
78
Bab 78. Om Di Caprio
79
Bab 79. Akhirnya - ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!