"Mah... Pah aku masuk ke kamar dulu ya mau mandi." Ucap Indah.
"Ya sayang." Ucap ayahnya.
Indah lalu berjalan masuk masuk ke kamar Rendi. Sementara itu ibu Rendi mencoba menelepon kantor Rendi. Namun pihak kantor bilang kalau Rendi sudah pulang dari semenjak jam 5 sore tapi sampai sekarang Rendi belum pulang dan membuat ibunya sangat khawatir.
Orang tua Rendi memutuskan untuk menginap di rumahnya dan menunggu Randi pulang. Pak Hermawan berjalan ke kamar tamu untuk istirahat, namun Ibu Rendi masih duduk di sofa ruang tamu dan dia mencoba menelepon Rendi kembali. Setelah beberapa kali pertama menelepon akhirnya diangkat dan terdengar suara perempuan yang berkata. "Hallo, ya." sontak ibunya merasa kaget.
"Kamu siapa? Di mana Rendi." Jawab ibunya dengan lantang.
Di tempat yang berbeda ternyata Rendi berada di apartemen miliknya bersama Siska, dia menghabiskan waktu mereka berdua untuk melepas rasa rindu karena sudah berpisah selama beberapa tahun. Dan tampaknya Rendi dan Siska lelah, merekapun tidur.
Tiba-tiba ponsel Rendi berdering namun Rendi tidak mendengarkannya. Setelah beberapa lama ponsel Rendi berdering lagi dan terus berdering akhirnya Siska yang berada di samping Rendi terbangun dan mengambil ponsel Rendi di meja dekat kasur dan mengangkat teleponnya tanpa melihat nama orang yang menelepon. Dia pun langsung berkata. "Hallo, ya."
"Kamu siapa? Di mana Rendi." Mendengar suara itu sontak membuat Siska kaget dan melihat kembali nama di panggilan yang bertuliskan MAMAH dia langsung mematikan panggilannya.
"Berarti tadi tante Santi yang telepon, duh gimana ini apa aku bangunin Rendi aja ya." Gumam Siska dalam hati.
Dia langsung membangunkan Rendi dan menggoyang-goyangkan badan Rendi berkata. "Ren.. Rendi bangun." Rendi langsung bangun."Ya Sis kenapa?" Jawabnya, "Ren tadi handphone kamu terus-menerus ada yang telepon, lalu aku nggak sengaja untuk mengangkat nya ternyata itu mamah kamu." Ucap Siska mata Rendi langsung terbelalak. "Hah mamah?" dia melihat jam di tangannya yang menunjukan pukul 12 malam. Lalu ibunya menelepon kembali dan Rendi langsung mengangkatnya. "Hall... Hallo mah?" jawab Rendi dengan gugup. "Ren kamu di mana sekarang?" tanya ibunya.
"Aku ada di apartemen mah."
"Kenapa kamu nggak pulang, ini udah jam berapa Ren. Dan tadi mamah dengar ada suara perempuan, dia siapa?"
Rendi tidak menjawab pertanyaan ibunya dari telepon lalu ibu Rendi menyuruhnya untuk pulang sekarang dan langsung mematikan telepon.
Rendi pun langsung berdiri dan memakai pakaiannya, lalu dia langsung berjalan keluar apartemen dan meninggalkan sendiri.
***
Di kamar Rendi Indah sedang berbaring di atas kasur Rendi untuk dan memejamkan matanya namun dia mendengar suara seorang yang sedang marah-marah. Indah langsung bangun dan berdiri, dia berjalan ke luar kamar Rendi dan membuka pintu kamarnya, lalu dia mendengar perkataan Ibu mertuanya di telepon yang seperti sedang menelepon Rendi namun terdengar samar-samar.
Pak Hermawan pun menghampirinya dan berkata. "Mah.. Udah jangan terlalu emosi kita tunggu Rendi pulang ya." Ucapnya mencoba menenangkan.
"Tapi Pah, Mamah jelas banget denger tadi yang mengangkat telepon Mamah itu suara perempuan. Apa jangan-jangan Rendi..." Seketik menghentikan omongannya karena melihat Indah berjalan menghampirinya, dia pun bertanya, "Mah tadi aku dengar omongan Mamah lewat telepon. Apa Mas Rendi baik-baik aja?" tanya Indah dengan lembut.
"Iya Rendi baik-baik aja dia sebentar lagi pulang. Kamu istirahat saja jangan nunggu Rendi ya." Indah mengangguk dan kembali ke kamar Rendi.
Apa aku sekarang gelar tikar di bawah buat tidur ya? Eh tapi kan mamah belum tidur. Entar kalau mamah ke sini terus lihat, aku nanti bisa di marahin sama pak Rendi. Gumam Indah.
Indah memutuskan untuk berbaring di kasur Rendi dan mulai memejamkan matanya kembali lalu tak terasa dia mulai tertidur.
Setelah beberapa menit Rendi pulang, terlihat ibu dan ayahnya duduk di ruang tamu. Terlihat ibunya sudah menahan emosi.
"Mah.." Ucap Rendi yang baru datang Ibrani langsung berdiri member tanya, "Ren kamu kemana saja jam segini baru pulang?"
Duh jawab apa aku ya biar mamah nggak curiga. Gumam Rendi.
"Ren kamu nggak apa-apa kan? apa ada masalah?" tanya ayahnya yang melihat Rendi seperti orang kebingungan Rendi pun langsung jawab. "Enggak kok Pah.. Mah, jadi aku tadi abis ke pesta temenku." Jawab Rendi dengan berbohong.
"Pesta? Temen kamu yang mana?" tanya ibunya lagi. Rendi pun memberi alasan kalau temennya mengadakan pesta dadakan di apartemennya untuk merayakan kesuksesan proyek bersamanya.
"Tapi kok tadi Mamah telepon kamu terus yang ngangkat perempuan? Itu siapa?"
"Eemm aku nggak tau Mah, soalnya tadi aku ke toilet. Terus aku tinggal ponselku mungkin ada yang ngangkat tapi nggak tau siapa?" ucap Rendi berbohong.
Mendengar penjelasan Rendi ibunya tak percaya namun Randi mencoba meyakinkan ibunya. Lalu ibunya Rendi menyuruh dia untuk selalu memberi kabar kepada Indah dan menyempatkan waktu untuk istrinya supaya bisa cepat punya anak. Tapi Rendi menghiraukan perkataan ibunya itu.
"Iya lah dia kan istrimu, dan kamu juga sekarang harus sempetin waktu buat istrimu Ren jangan hidup kaya masing-masing gini, kapan kamu bisa punya anak.
"Gimana kamu udah cari rumah buat Indah?" tanya ibunya melanjutkan.
"Udah Mah, hari ini juga Indah sudah bisa pindah. Ya sudah aku ke kamar dulu ya Mah, Pah." Rendi berjalan ke arah kamar. Sebenarnya di hati Rendi dia merasa bersalah karena lagi-lagi dia membohongi ibunya. Tapi dia juga takut berkata jujur tentang hubungannya dengan Siska.
Rendi pun masuk ke kamarnya dia pun melihat Indah tengah tidur. Rendi merasa tidak ikhlas melihat Indah tidur di atas kasurnya dia langsung mencoba untuk membangunkan indah namun dia diam saja karena Indah tidur dengan pulas. Rendi pun memutuskan untuk membangunkannya nanti dan dia berjalan ke kamar mandi.
Selesai mandi Rendi keluar dengan menggunakan handuk di bagian perutnya dia mencoba menepuk-nepuk pundak Indah dan berkata. "Ndah. Indah." Rambut basah Rendi menetes di wajah indah dan membuat Indah membuka matanya, untuk pertama kalinya dia melihat otot-otot dan badan atletis suaminya. Dia kaget dan mengucapkan "Ahh." Dia menutupi wajah merahnya dengan kedua tangan karena merasa malu.
"Kenapa?" jawab Rendi dengan santai.
"Mas kenapa kamu hanya pemakai handuk?" tanya Indah dengan mata yang masih di tutup oleh tangannya dan dan jantung Indah pun mulai berdebar-debar. "Aku habis mandi." Jawab Rendi.
"Kenapa kamu nggak sekalian pakai baju di kamar mandi Mas." tanya Indah. Rendi pun langsung marah-marah. "Enak aja kamu nyuruh-nyuruh. Ini kan kamarku suka-suka aku dong, harusnya itu kamu keluar dulu aku mau pakai baju."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 429 Episodes
Comments
Karsini Seftiani
jijik banget sama Rendy mau² nya balikan lagi sama siska pakai tidur bareng lagi di apartemen
2023-08-11
1
Fitriyani Puji
dasar siami dzolim sudah berzina marah marah pula sama istri dasar bungklon suka berubah rubah
2023-02-20
0
SitiNur20969975
apa yg akan terjdi selanjut nya🤔🤔🤔
2022-10-05
0