Sampai di ruang tamu mereka duduk. Namun Indah merasa tidak nyaman dengan tubuhnya, karena dia belum mandi dari sore.
"Pak apa saya boleh izin mandi di sini?" tanya Inda.
"Ngapain izin sayang, ini kan rumah kamu juga. Dan kamu kok panggil Rendi Bapak sih? Kenapa?" tanya mertuanya.
"Oh mungkin Indah belum terbiasa... Dia juga tadinya kerja di kantorku." Sahut Rendi dengan santai.
"Eemmm Indah, mulai sekarang kamu panggil aku Mas saja ya." Ucap Rendi sambil senyum, namun senyumannya terlihat terpaksa.
"Baik Pak, eh Mas."
Rendi berdiri. "Ayok aku ajak kamu ke kamar." Ucap Rendi seraya berdiri, Indah mengangguk dan membuntut di belakang.
Mereka menaiki anak tangga dan langsung masuk.
Rendi berdiri di depan Indah, mereka saling berhadapan.
"Mulai sekarang panggil aku Mas! Mas Rendi. Bersikaplah biasa saja, anggap kita sudah saling mengenal. Tapi itu hanya sebatas di depan anggota keluargaku, termasuk Mamah. Jangan pernah cerita tentang pernikahan kita yang sebenarnya dan turuti semua perkataan ku. Jangan membantah!" Seru Rendi dengan ketus, sebenarnya dia memberitahu atau apa? Tapi sikapnya seperti tengah memarahi Indah.
Indah pun menjawab dengan gugupnya, "Iya saya..."
"Sebut dirimu aku. Jangan saya." Serbu Rendi.
"Iya aku Mas... Aku mengerti."
"Ya sudah kamu sana mandi." Perintah Rendi.
"Tapi aku enggak ada baju ganti." Jawab Indah yang masih mengenakan gaun pengantin.
"Baju kamu yang tadi sore kemana?"
"Tertinggal di Hotel."
"Ya sudah biarkan saja, toh baju kamu murah. Nanti aku cariin kamu baju ganti." Ucap Rendi.
Indah mengangguk dan berjalan menuju kamar mandi. "Eh tunggu dulu." Panggil Rendi seraya mengambil perlengkapan mandi yang masih baru untuk Indah pakai.
"Kamu mandi pakai ini, jangan pakai punya aku karena itu mahal!" Ucap Rendi sambil menyodorkan.
"Iya Mas."
Indah langsung masuk ke kamar mandi sambil membawa perlengkapan mandinya, lalu di tengah acara mandi dia melihat-lihat perlengkapan mandi milik Rendi dan mengambil sabun cuci muka sambil memperhatikan harganya.
"Yang benar saja cuci muka harganya segini. Bisa buat bayar kontrakan sebulan." Ucap Indah sambil tertawa.
Rendi keluar kamar dan menuju ke dapur. "Bi... Bibi..." Panggilnya pada pembantu rumah.
"Iya ada apa Pak?" jawab pembantunya sambil mengelap tangannya yang basah habis mencuci piring.
"Bi saya boleh pinjam baju Bibi."
"Pinjam baju? Buat siapa Pak tapi baju saya jelek Pak?"
"Buat Indah." Jawab Rendi.
"Indah istri Bapak?" tanya pembantunya.
"Siapa lagi." Sahut Rendi memutar bola matanya dengan malas.
Ibunya datang dengan tiba-tiba dan berkata. "Kamu yang bener saja Rendi mau pinjam baju Bibi buat di pakai Indah." Ucap Santi merasa tak terima.
Mata Rendi terbelalak. "Eh Mamah kok ada di dapur." Ucap Rendi basa-basi, aslinya dia takut dan terkejut melihat ibunya sudah berada di depan matanya.
"Emangnya di sini nggak ada baju Indah sama sekali?" tanya Santi, Rendi menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Harusnya kalau kamu sudah berencana mau menikah hari ini, kamu siapin semua perlengkapan buat Indah dong Ren!" Ucap Santi marah-marah.
"Habis ini mendadak Mah, aku enggak sempat buat nyiapinnya." Sahut Rendi yang ngeles.
"Ya kamu kalau belum siapin kenapa musti nikah mendadak! Dan kamu jugakan punya asisten, apa gunanya Dion Ren? Kamu bisa suruh dia belikan baju atau apa. Kamu ini benar-benar tidak waras ya!" Pekik Santi seraya menunjuk-nunjuk wajah anak pertamanya.
"Ah Mah maaf, iya akunya lupa. Aku terlalu fokus mikirin nikah sama Indah sampai enggak ingat ke situ. Aku akan kirim pesan pada Dion sekarang deh buat beliin Indah pakaian." Jawab Rendi.
Rendi mengambil ponselnya dari saku celana dan langsung mengirim pesan pada Dion untuk membeli beberapa pakaian untuk Indah.
"Indahnya sekarang lagi apa emang?" tanya ibunya lagi.
"Mandi Mah." Jawab Rendi dengan santai.
"Ya ampun Rendi, terus Indah suruh nungguin Dion dateng bawain baju. Dia bisa masuk angin dong!" Ibunya langsung pergi ke kamar Rendi.
"Eh Mamah mau kemana?" tanya Rendi mengikutinya dari belakang.
****
Sementara itu di dalam kamar mandi Indah merasa kedinginan menunggu Rendi yang sudah terlalu lama.
"Ah dingin sekali, Pak Rendi lama sekali."
Indah mencoba mengambil handuk milik Rendi tapi dia tidak jadi.
"Ah jangan ini handuknya Pak Rendi nanti kalau aku pakai dia marah."
Tak kuat menahan rasa dinginnya terlalu lama di kamar mandi, tubuh Indah mulai merosot kebawah dan akhirnya jatuh pingsan.
Brukkk........
Suara yang terdengar dari luar kamar mandi.
"Suara apa itu?" tanya ibunya Rendi yang baru masuk ke kamar dan mendengar suara indah jatuh.
"Apa jangan-jangan Indah?" tanyanya pada diri sendiri.
Santi berlari menuju kamar mandi, di ketuk nya pintu dan dia meraih gagang pintu. Tapi di kunci dari dalam.
"Indah..... Indah, ini Mamah sayang... buka pintunya....."
"Ren..... Rendi!" Pekik Santi memanggil anaknya
Rendi yang baru masuk langsung berlari melihat Santi yang sedang panik.
"Kenapa Mah?"
"Ini Indah di dalam, tapi tak ada suaranya, Mamah takut dia pingsan coba kamu dobrak pintunya."
"Iya Mah, Mamah minggir sebentar."
Santi menjauhkan dan Rendi sudah ancang-ancang mendobrak pintu kamar mandi, sampai tiga kali hentakan akhirnya pintu terbuka.
Brakkkk.......
Indah terkapar jatuh tidak sadarkan diri tanpa sehelai benang.
"Mah... Mamah... Indah bugil bagaimana ini?" Rendi langsung menutup kedua matanya.
Santi langsung masuk ke dalam kamar mandi dan memegangi tubuh menantunya yang sudah terasa dingin itu.
"Kau bodoh Ren! Dia kan habis mandi." Ucap Santi seraya menarik handuk yang mengantung di dekat kamar mandi untuk menutupi tubuh polos Indah.
Rendi masih berdiri dan diam saja. "Rendi bodoh! Kenapa kau diam saja! Bukannya di angkat istrimu ini!" Sembur Santi marah-marah.
Rendi langsung mengangkat Indah dan membaringkannya secara di atas kasur, sementara itu ibunya masih sibuk mencari-cari sesuatu di dalam lemari milik Rendi.
"Mamah cari apa Mah?" tanya Rendi.
"Sudah kamu diam saja! Mending sekarang kamu telepon Dokter." Ucap Santi dengan tangan yang mendorong Rendi untuk keluar.
Rendi mengangguk dan keluar dari kamarnya.
"Dasar si Indah baru beberapa jam yang lalu jadi istri udah nyusahin saja." Gerutu Rendi.
Rendi langsung menelepon Dokter keluarganya itu.
Di dalam kamar, ibunya memakaikan piyama tidur milik Rendi ke tubuh Indah. Indah masih tidak sadarkan diri, Santi mengoleskan minyak angin keseluruhan tubuh, pipi dan juga hidung.
Setelah beberapa saat, akibat bau minyak angin yang menerobos indra penciuman Indah, akhirnya di bangun dan membuka mata.
"Aku di mana?" tanya Indah.
"Sayang kamu sudah sadar." Ucap Santi seraya mencium kening Indah.
"Mamah kok ada di sini, bukanya aku tadi lagi mandi. Dan ini baju... Baju siapa?"
Indah melihat kearah tubuhnya yang sudah memakai piyama tidur cowok yang lebih besar di banding tubuhnya.
"Kamu tenang sayang, ini bajunya Rendi.
Tadi kamu pingsan di dalam kamar mandi." Sahut Santi.
"Pingsan?" Tiba-tiba hidungnya terasa begitu gatal. "Hachim..." Indah langsung menutup hidungnya yang sudah bersin itu.
"Kamu nggak apa-apa sayang?" tanya Santi
Tangannya memegangi dahi Indah dan terasa begitu panas. "Eh badan kamu panas lho."
"Aku nggak apa-apa kok Mah... Ah terus siapa yang pakaikan aku baju?" tanya Indah
"Mamah sayang."
Rendi masuk ke kamar bersama dengan dokter. "Mah ini dokternya sudah datang." Ucap Rendi.
Matanya terbelalak, dia kaget melihat Indah memakai piyama tidurnya, wajahnya begitu terlihat kesal.
"Mah......" Indah yang takut melihat tatapan nyalang Rendi, tangannya memegangi lengan mertuanya, seakan minta perlindungan. Tapi mertuanya malah mengira dia takut melihat Dokter.
"Oh nggak apa-apa Indah ini Dokter biasa di keluarga kita. Tolong di periksa ya Dok..." Ucap Santi seraya keluar dengan Rendi, membiarkan Dokter memeriksanya.
"Baik Bu." Sahut Dokter memeriksa keadaan Indah.
"Pak Rendi pasti marah banget, gara-gara aku pakai piyama dia. Melihat wajahnya saja aku sudah takut."
Batin Indah sambil merinding, bulu kuduknya seakan terangkat semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 429 Episodes
Comments
Karsini Seftiani
bagus banget ceritanya menarik thor
2023-08-10
2
Fitriyani Puji
buat rendi bucin thour jngan banyak mewek nya ya thour
2023-02-13
0
Adam Fanny Adam
hahahaha
2023-02-03
0