Ayah dan ibunya Rendi sedang duduk di meja makan. Lalu Rendi keluar kamar dan langsung menghampiri mereka. "Ren Indahnya mana?" tanya ayahnya.
"Indah tadi lagi mandi Pah, Aku makan duluan ya laper soalnya." Ucap Rendi sambil mengambil nasi dan menaruhnya di atas piring serta beberapa lauk di meja makan, lalu dia langsung melahapnya.
Ibunya Rendi berjalan ke kamar Rendi untuk mengajak Indah makan bersama. Sementara itu Indah sedang berbaring di tikar dia mempersiapkan dirinya untuk tidur karena merasa sangat lelah.
Tok tok tok. "Indah kamu sudah mandi?" tanya mertuanya dari luar. Indah yang mendengar langsung bangun dan membuka pintu. "Iya Mah kenapa?" tanya Indah.
"Makan bareng yuk sayang." Ajak mertuanya.
"Aku mau langsung tidur aja Mah capek."
"Apa kamu sakit?" sambil memegang kening Indah.
"Enggak Mah aku nggak apa-apa, Mamah makan aja ya. Aku mau langsung tidur boleh kan?"
"Iya boleh, tapi kok itu ada tiker di lantai? Jangan bilang Rendi nyuruh kamu tidur di bawah." Tanya ibunya Rendi yang melihat tikar dari luar kamar.
"Ah enggak Mah, tadi aku tiduran doang di situ. Aku ngerasa panas aja." Ujar Indah mencari alasan.
"Bukannya AC di kamar Rendi udah cukup dingin ya Ndah. Ya sudah kamu jangan lama-lama tiduran di bawah nanti masuk angin."
"Iya Mah."
"Kalau sudah lapar langsung makan nanti sakit."
"Iya Mah." Jawab Indah, mertuanya pun pergi ke meja makan lagi.
Mamah Santi bener-bener baik, dia beneran sayang dan anggap aku seperti anaknya. Tapi kenapa mamah Santi harus menikah dengan papahku. Kenapa dunia sesempit ini. Gumamnya.
"Indah pasti enggak mau makan bareng sama kita, pasti gara-gara Papah ya Mah?" tanya ayah Rendi yang melihat istrinya datang tidak bersama Indah.
"Enggak Pah dia lagi kecapean saja pengen langsung tidur katanya." Jawab istrinya
"Tapi dia enggak sakit kan Mah?"
"Enggak Papah tenang aja. Oya Ren kok tadi Mamah liat di kamar kamu Indah gelar tikar di bawah, jangan bilang kamu yang nyuruh dia tidur di bawah?" tanya ibunya.
"Tikar apaan Mah? Rendi enggak tau." Jawab Rendi pura-pura tidak tau.
Indah ngapain gelar tikar sekarang segala mamah jadi curiga kan. Gumam Rendi.
Pak Hermawan berpesan kepada Rendi untuk memperlakukan Indah dengan baik karena walau bagaimanapun Indah adalah anak kandungnya dan ayah tiri Rendi merasa kalau Rendi adalah orang yang cocok untuk Indah. Rendy pun menjawab. "Iya Pah, Papah tenang aja." Jawab Rendi.
Dia pun melanjutkan lagi. "Iya Ren cuma kamu yang bisa bahagiain Indah sekarang, karena dulu Papah enggak bisa." Sahut ayahnya Rendi dengan nada sedih.
"Udah Pah enggak usah di bahas. Nanti Papah harus ngomong berdua dan minta maaf sama Indah ya. Mamah juga mau Papah sama Indah baikan." Ucap istrinya.
"Apa dia bakal maafin Papah Mah?" sambungnya lagi.
"Pah... Mamah tau pasti sulit buat Indah maafin Papah, tapi Mamah yakin Indah anak yang baik dan sayang sama orang tua." Kata ibunya Rendi.
Selesai makan Rendi langsung berjalan masuk kamarnya. Dia membuka pintu dan melihat Indah sudah tertidur nyenyak di atas tikar padahal sebelumnya ia ingin memarahi Indah tapi melihat Indah dengan wajah sangat lelah Rendi mengurungkan niatnya.
Rendi langsung berbaring di tempat tidurnya dan memejamkan mata.
☀️☀️☀️
Keesokan harinya sinar mentari di pagi memancarkan cahayanya menembus jendela kamar Rendi dan membuat Rendi membuka matanya. Dia langsung bangun dan melihat tikar yang sudah ada di tempat semula.
"Indah kemana ya?" ucapnya sambil mengecek jam lewat ponselnya menunjukkan pukul 7 pagi. "Indah.. Indah..." Panggilnya di kamar. Tapi dia tidak mendapatkan jawaban.
Rendi keluar kamar. Dan memanggil Indah kembali. "Indah.. Indah.. Ini orang kemana sih pagi-pagi udah ngilang." Berjalan ke arah dapur.
"Ren kamu udah bangun?" tanya ibunya yang sedang mengambil air minum.
"Mamah liat Indah enggak?" tanyanya.
"Enggak tuh, Mamah baru bangun. Coba kamu telepon dia." Rendi menelepon Indah dan langsung di jawab dari sana, Rendi berkata. "Indah kamu pergi kemana pagi-pagi?"
Indah mengatakan kalau dirinya pulang ke kontrakan dan bilang kalau hari ini dia sudah masuk kerja di Restoran, mendengar jawaban itu Rendi langsung menutup teleponnya. Dan dia berjalan ke arah ruang makan yang sudah ada ibu dan ayahnya.
"Indah kemana Ren?" tanya ibunya.
"Pulang ke kontrakan Mah." Sahut Rendi dan duduk di meja makan.
"Sekarang dia sudah menikah. Harusnya kamu suruh dia tinggal di sini aja sama ibunya." Ucap ibunya sambil mengunyah makanan.
"Yang benar saja Mah." Ucap Rendi sembari mengambil selai strawberry dan menaruhnya di atas roti.
"Ya emang kenapa? Indah kan cuma tinggal sama ibunya. Masa kamu tinggalin ibunya sendirian, kalau enggak kamu beliin rumah buat mertuamu nanti sekalian sewa pembantu."
"Berlebihan Mah kalau sampai beliin rumah segala."
"Ya wajar Ren kamu kan menantunya. Kalau enggak nanti Mamah deh yang kasih Indah rumah, kamu tuh ya kalau sama istri jangan pelit-pelit." Ucap Ibunya lagi.
"Iya.. Iya nanti aku beliin Indah rumah."
"Jangan nanti, sekarang aja Ren. Biar kalau ibunya keluar dari rumah sakit, rumahnya bisa langsung di tempatin."
Rendi menyesal bertanya tentang Indah ke ibunya. Karena ibu Rendi akhirnya menyuruhnya membelikan rumah untuk Indah. Tapi dia berpikir kalau itu juga lebih bagus daripada ibunya Indah tinggal di sini.
"Oya Ren apa kamu tau kabar ibunya Indah?" tanya ayahnya lagi.
Tapi istrinya yang menjawab. "Ibunya habis menjalani operasi jantung Pah. Mamah juga sudah ketemu sama dia. Apa Papah mau ketemu sama ibunya Indah? Nanti biar Mamah antar."
Suaminya menolak karena dia malu untuk bertemu mantan istrinya itu dia merasa bersalah atas apa yang telah dia perbuat. sekarang Pak Hermawan hanya mengharapkan Rendi bisa membahagiakan Indah.
Pertama mamah ketemu Indah mamah sudah sayang banget sama dia. Sekarang papah, dan bahkan papah juga papah kandung Indah. Enggak mungkin kalau papah enggak sayang sama anaknya, Indah jadi makin di sayang. Kalau sampai mamah dan papah tau aku menikahi Indah karena perjanjian dan gara-gara uang 50 juta, apa mereka akan marah sama aku?. tanya Rendi dalam hati.
Setelah mereka selesai sarapan ibu dan ayahnya Rend pamit untuk pulang. Namun mereka memutuskan untuk tinggal di Jakarta di rumah yang sekarang ditempati oleh Rio dan ibunya juga ingin ayahnya memperbaiki hubungannya dengan Indah.
Sedangkan Rendi juga bersiap-siap untuk pergi ke kantor.
***
Sampai di kantor Rendi bertemu sekretarisnya dan menyuruh Dion untuk ke ruangannya, tak lama kemudian Dion pun mengetuk pintu. "Permisi Pak." Kata Dion dari balik pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 429 Episodes
Comments
Fitriyani Puji
nyebelin ya ni suami yang memanfaat kan kelemahan org yang mmbutuh kan kuat ndah
2023-02-20
2
SitiNur20969975
semakin penasarannn😍
2022-10-05
0
Anita Kumala Sari
pas bgt nih nikata' bwt laki gw...
2022-01-25
1