Keesokan pagi...
Semua bergegas untuk melakukan kegiatan, yaitu berkeliling tepi danau. Mereka semua tampak membawa atribut berupa kantong kresek.
Mereka terlihat begitu bahagia, termasuk Anatasya apalagi mengingat bahwa Raka juga ada disini karenanya.
"Tas...tau gak...kalau bos kita juga ada disini," ucap Dinda sambil meriah beberapa bungkus sampah yang berserakan ditanah.
"Iya tau...tadikan dia sempat menyapa beberapa karyawan" balas Anatasya enteng.
"Kata Andre, bos kita itu gak suka kegiatan-kegiatan beginian...tapi sekarang kok dia mau ya ikut berpartisipasi" heran Dinda.
"Namanya juga manusia Din...kapanpun pemikirannya bisa berubah" jelas Anatasya lagi.
"Iya juga sih," sahut Dinda dan kembali fokus dengan kegiatan mereka.
Namun dari kejauhan terlihat Sisi seakan ingin mengambil perhatian Raka dengan menyodorkan sebotol minuman dan sehelai handuk kecil untuk menyeka keringat Raka yang terlihat lelah karena baru sehabis olahraga.
"Mohon diterima Presdir," ucap Sisi dengan genit kepada Raka.
"Thomas..." panggil Raka sambil menunjuk botol minuman dan handuk yang disodorkan oleh sisi.
Sisipun dengan gembira menyerahkannya karena itu berarti Raka yang dikenal sangat dingin, kaku dan sombong itu meresponnnya.
"Itu semuanya untukmu...," ucap Raka kepada Thomas lalu melangkah meninggalkan Sisi begitu saja.
Sedangkan Anatasya dan Dinda yang melihat kejadian tersebut sontak tertawa terbahak-bahak apalagi ketika melihat wajah Sisi yang terlihat malu karena berhubung banyak karyawan yang menyaksikan hal tersebut.
Anatasya tampak kelelahan berjalam menyelusuri danau lalu Andre menghampirinya dan memberikan Anatasya air minuman.
"Terima kasih Dre," ucap Anatasya dengan tersenyum.
Dinda yang melihat Andre begitu perhatian ke Anatasya pun langsung berkata,
"Seperti Andre menyukai kamu Tas..." Anatasya pun menoleh kearah Dinda.
"Ih Dinda...ada-ada aja," ucap Anatasya menyentil dahi Dinda.
dan Andre yang mendengar pernyataan Dinda tersenyum malu karena tebakan Dinda sangat benar.
"Oh iya...mau ikut lari stafet gak Tas...aku udah dapat orang-orangnya cuman masih kurang satu orang," ajak Dinda.
"Boleh deh...dari pada bengong gak jelaskan...mending aku ikutan," ucap Anatasya setuju.
"Kamu masih kuat Tas...?" Andre khawatir.
"Tenang Dre...aku kuat kok," Anatasya menyakinkan.
Mendengar keyakinan dari Anatasya membuat Andre bernafas lega dan setelah itu Anatasya dan Dinda bersama teman-teman yang lainnya mulia mempersiapkan diri untuk mengikuti sebuah permainan yaitu lari stafet.
Raka menduduki salah satu kursi yang telah disiapkan karena permainan akan segera dimulai.
Dapat dilihat sudah ada 3 kelompok yang bersiap-siap menunggu peluit dibunyikan...Sisi juga mengikuti permainan tersebut, dia sengaja berdiri sejajar dengan Anatasya agar mempermudah dirinya nanti untuk mengerjai Anatasya.
Peluit telah berbunyi yang menandakan permainan telah dimulai...para karyawan yang menyaksikan tersebut bersorak memberikan semangat kepada kelompok yang mereka harapkan menang sedangkan Anatasya dan Sisi menunggu gilirannya untuk berlari jiak stafet tersebut telah ditangan mereka.
Sisi menoleh ke arah Anatasya lalu berkata...
"Aku jadi pengen tau nih...apa yang dilakukan seorang Anatasya semalaman dipenginapan Presdir," ucapnya menyindir dan Anatasya yang mendengarnya langsung menoleh...tapi belum sempat ia membalas ucapan Sisi, Dinda sudah terlebih dahulu memberikan stafet ketangannya dan mengharuskan Anatasya melanjutkan permainan tersebut.
Banyak pria bersorak ketika melihat Anatasya mulai berlari karena kecantikan Anatasya mampu membuat siapapun terpana dan terpikat...tak sedikit dari pria tersebut mengaku-ngaku bahwa Anatasya adalah pacar maupun calon istri mereka.
Raka yang melihat hal tersebut...mulai merasa risih dan ingin sekali dia memukuli pria tersebut karena telah berani mengaku-ngakui miliknya.
"Haishh...dasar pria tukang halu" cibir Raka melemparkan tatapan tajam kepada para pria yang termasuk karyawannya itu.
dan pada saat ditengah lapangan dengan sengaja Sisi menyenggol tubuh Anatasya hingga membuatnya terjatuh dan terpental ketanah.
Dinda dan Andre yang melihat kejadian tersebut langsung berlari menghampiri Anatasya sedangkan Raka yang khawatir hanya mampu melihat dari kejauhan.
"Tas...kamu gak apa-apa?" tanya Andre dan terkejut melihat kaki Anatasya yang terluka karena tergores kayu. Para karyawan yang lainnya juga ikut berkumpul.
Disisi lain Dinda tampak mengampiri Sisi lalu mendorongnya dengan wajah yang sudah sangat memerah.
"Dasar kuntilanak...kamu sengajakan ngelakuin ini semua" teriak Dinda.
"Hei...jangan kurang ajar yah...dianya aja yang terlalu lembek, gitu aja udah jatuh" balas Sisi tidak mau mengaku.
karena sudah sangat emosi melihat Sisi...Dinda tanpa aba-abapun langsung menjambak kasar rambut Sisi hingga terjadilah perkelahian antara Sisi dan Dinda dan para karyawan yang mengetahui hal tersebut langsung melerai dan menjauhkan mereka berdua.
"Ayo...biar aku obati," ucap Andre sambil berniat menggendong Anatasya.
"Aku bisa jalan sendiri Dre" tolak Anatasya ketika melihat Raka yang melihatnya penuh arti.
Namun, Andre tidak memperdulikan penolakan Anatasya dan akhirnya dia menggendong Anatasya dan membawanya ketenda untuk diobati.
Raka yang melihat hal tersebut mengepalkan tangannya geram...kalau bukan karena perjanjiannya dengan Anatasya mungkin Andre sudah babak belur ditangannya.
Setibanya di tenda...Andre langsung meraih kotak p3k dan mengobati luka Anatasya dengan sangat hati-hati.
"Aww..." ringis Anatasya yang merasakan perih disekitar lukanya.
"Tahan sebentar," ucap Andre penuh kelembutan lalu memperban luka Anatasya dengan sangat rapi.
"Makasih Dre...," ucap Anatasya tersenyum.
"Lebih baik sekarang istrirahat...agar nyeri pada luka dapat sedikit hilang" saran Andre dan di iyakan oleh Anatasya.
Kemudian Anatasya masuk ketendanya dan akhirnya terlelap berhubung dia juga sangat lelah saat ini...
dan ketika Andre mulai melangkah menuju tendanya...tiba-tiba langkahnya terhenti karena bertemu dengan Raka.
"Selamat pagi Presdir..." hormatnya.
"Sepertinya...kau sangat mengkhawatirkan Anatasya," ucap Raka tanpa menghiraukan sapaan dari Andre.
"Maksud Presdir?" Andre terlihat kebingungan.
"Lupakkan saja" ketus Raka lalu meninggalkan Andre yang masih kebingungan.
Malam harinya...
Mereka pun bergegas untuk menyiapkan acara malam ini, yaitu malam api unggun.
Malam ini adalah malam terakhir mereka bercamping, mereka semua tampak bernyanyi-nyanyi dan bermain gitar.
Raka diam-diam menarik tangan Anatasya dari kerumunan orang banyak...sedangkam Anatasya berusaha menyeimbangankan langkahnya karena lukanya yang masih terasa perih.
"Rakaa..." rengek Anatasya.
"Kaki kamu masih sakit" khawatir Raka.
"Iya...sakit banget malahan" menunjuk kakinya yang terluka.
"Kalau begitu, sebaiknya malam ini kita pulang" ajak Raka.
"Enggak ahh...nanggung tau" tolak Anatasya.
"Ya sudah," Raka menyerah.
Sedangkan Dinda yang mencari-cari keberadaan Anatasya...tampak mengernyitkan alisnya ketika melihat Anatasya berduan dengan sosok pria di tempat yang agak gelap.
"Siapa pria itu?" tanya Dinda dalam hati perlahan demi perlahan mulai mendekat.
dan betapa terkejutnya Dinda ketika mengetahui bahwa pria yang bersama Anatasya adalah Raka yang merupakan bosnya sendiri.
"Apa yang mereka bicarakan?" Dinda mencoba mendekat agar apa yang dibicarakan Raka dan Anatasya terdengar.
Namun karena Raka dan Anatasya berbicara sangat perlahan...usaha Dinda untuk menguping sangat sia-sia.
Tapi hal yang semakin membuat Dinda membulatkan mata ketika Raka yang tiba-tiba mencium bibir Anatasya karena tak mungkin jika mereka tidak memiliki hubungan Raka akan seberani atau seintim itu.
"Wah...gak bener nih...pasti Anatasya nyembunyiin sesuatu dariku" gumam Dinda dan berniat untuk mencari tau.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Yursina
lanjut..
2022-07-22
0