Brak...
Anatasya membanting keras pintu mobil dan memasuki kediamannya dengan aura yang sangat mencengkram.
Para pelayan hanya berani menundukkan kepala seraya memberikan hormat atas mood majikan yang terlihat tidak baik hari ini.
Ketika hentak melangkahkan kaki pada anak tangga untuk menuju kamarnya. Lagi dan lagi suara Mira menghentikan langkah Anatasya.
"Ada apa Ma? Anatasya capek mau istirahat di kamar" mohon Anatasya dengan wajah sedikit kusut.
"Sini, ada yang mau Mama tunjukin sama kamu sayang" jelas Mira melambaikan tangannya kearah Anatasya.
Dengan wajah malas Anatasya pun menghampiri ibunya yang tengah membuka sebuah buku yang berisikan desain beberapa gaun pernikahan.
"Ni sayang, mama mau kamu milih gaun pernikahan buat di fitting nanti malem disini," ucap Mira langsung menyodorkan desain kepada putri kesayangannya.
"Fitting baju? Kenapa buru-buru banget sih Ma, kan resepsinya masih lama" heran Anatasya.
"Oh iya, mama lupa buat ngasih tau bahwa acara pernikahannya akan dilaksanakan 5 hari lagi . Oleh karena itu, mulai dari sekarang kita sudah mulai untuk melakukan berbagai persiapan, salah satunya adalah memilih gaun." Mira mencoba memberitahu yang sontak membuat Anatasya langsung kaget seketika.
"5 hari lagi Mah, kok mendadak banget" masih dengan wajah yang tidak percaya.
"Sayang tenanglah, pernikahan bukanlah sesuatu yang buruk jika kita bersabar dalam menjalaninya" bujuk Mira yang langsung pergi ketika buku desain tersebut sudah ditangan Anatasya.
Anatasya hanya bisa menghela nafas panjang lagi dan lagi. Mengingat pernikahannya yang sebentar lagi akan dilaksanakan, andai saja Raka menolak malam itu. Pasti mereka berdua tidak akan pernah terikat seperti ini.
Namun dikediaman Sanjaya, terlihat Raka sedang mengemaskan beberapa barang untuk dimasukkan didalam koper. Berhubung besok pagi Raka akan mengurus proyeknya yang ada di singapura selama 2 hari.
Ini semua merupakan permintaan Sanjaya, agar Raka menyelesaikan proyek diluar negeri sebelum pernikahan diadakan karena dikhawatirkan akan mengganggu pikiran Raka ketika resepsi akan dimulai.
Keesokan harinya seperti biasa Anatasya berangkat ke kampus dengan diantar oleh supir pribadinya. Dia memasuki kelas dan langsung memulai mata kuliah karena berhubung dosen telah tiba.
Selesai menerima pelajaran, Anatasya dan kedua sahabatnya pergi ke kantin yang berada di kampus tersebut untuk mengisi perut mereka yang sedari tadi keroncongan.
"Hai" sapa seorang laki-laki kepada Antasya, Dinda, dan Akila yang tengah bersenda gurau sambil menikmati pesanannya.
"Ehh, Kak Bram ada yang bisa kami bantu Kak?" tanya Dinda reflek sedangkan Anatasya merasa bahwa dirinya bermimpin melihat Bram dengan jarak yang cukup dekat.
"Ya ampun jantung gue kayak udah mau copot aja" umpat Anatasya dalam hati sambil menundukkan wajahnya.
"Boleh aku bergabung bersama kalian?" tanya Bram ramah dan diam-diam melirik kearah Anatasya yang terlihat malu-malu atas kedatangannya.
"Silakan-silakan Kak, tuh duduk disebelahnya Tasya toh masih kosong kok," ucap Dinda mengambil kesempatan dan langsung dibalas dengan lototan tajam dari Anatasya.
"Gak apa-apa nih?" tanya Raka kembali tapi kepada Anatasya.
"Enggak Kak, silakan duduk" jawab Anatasya dengan wajah memerah.
Bram pun tersenyum senang, mendengar Anatasya dengan senang hati untuk duduk bersebelahan dengan dirinya.
Seketika Bram terlihat terpesona dengan kecantikan, kepolosan, dan kecerian yang dimiliki oleh Anatasya ini. Bagaimana tidak dengan tingkahnya yang menggemaskan ketika berbicara mampu membuat dia melupakan rasa sakit yang telah sisi torehkan kepada dirinya.
Bram pun merasa beruntung dapat mengenal Anatasya lebih dekat tentunya dan semua ini berkat Dinda kemarin memberitahunya bahwa ada seorang gadis yang menyukainya dan itu adalah Anatasya.
Pada awalnya Bram hanya iseng dan hanya ingin bermain-main berkenalan dengan Anatasya. Namun, saat ini Bram memurungkan niatnya dan dia lebih ingin fokus mengenal Anatasya lebih dekat lagi untuk kedepannya.
Kedekatan Anatasya dan Bram tidak berhenti sampai disini saja. Mereka kini kian semakin dekat dengan bertukar nomor ponsel dan saling menghubungi satu sama lain.
Terkadang jika memiliki sedikit waktu luang Bramlah yang berinisiatif mengirim pesan kepada Anatasya biarpun hanya menanyakan keadaanya.
Bram juga sering mengajak Anatasya untuk makan diluar jika dia sudah menyelesaikan sedikit skripsinya yang tentu ajakan tersebut dengan senang hati Anatasya terima.
Seperti malam ini, terlihat Anatasya dan Rama sedang bersantai disebuah kafe sambil menikmati makanan dan suasana yang sangat menenangkan.
"Gimana makanannya, enak?" tanya Bram ketika Anatasya melahap makanannya dengan wajah yang sangat ceria.
"Enak banget kak dan aku baru tau kalau kafe disini selain nyaman, makanannya juga enak biarpun tempatnya sedikit sederhana," balas Anatasya bersemangat.
"Syukurlah kalau kamu suka," ucap Bram dengan senang.
"Oh iya Kak, kok tadi pagi enggak masuk kuliah sih. Memangnya ada apa?" menatap lekat wajah Bram yang juga sedang sibuk melahap makanannya.
"Enggak ada apa-apa kok. Cuman tapi pagi sibuk packing barang buat besok" jelas Bram yang hampir lupa memberitahu Anatasya.
'Packing,,, memangnya Kak Bram mau pergi kemana?" heran Anatasya karena merasa terlalu mendadak.
"Aku harus pergi ke Singapura mungkin selama seminggu untuk menggantikan Sepupuku mengurus proyek besarnya disana" jawab Bram lagi.
"Kenapa mendadak?" dengan wajah yang murung.
"Karena rencananya pertemuan untuk proyek disana hanya berlangsung 2 hari. Namun, ternyata tidak sesuai dengan rencana sebelumnya. Sedangkan ada hal yang lebih penting yang harus sepupuku lakukan disini dan oleh karena itu, yang membuat aku harus pergi kesana untuk menggantikannya" Bram berbicara dengan panjang lebar.
"Oh seperti itu..." tanggap Anatasya dengan singkat.
Seketika suasana menjadi membeku ketika Anatasya tau bahwa Bram akan pergi ke Singapura. Entah kenapa perasaan Anatasya terasa hampa jika sehari saja dia tidak melihat wajah tampan yang dimiliki oleh Bram.
"Tasya" panggil Bram menyadarkan Anatasya yang tadinya sedang melamun.
"Hmm" Anatasya kaget.
"Ada hal penting yang ingin aku tanyakan," ucap Bram serius.
"Apa itu kak?" Anatasya penuh tanya.
Bram meraih tangan Anatasya dengan tiba-tiba hingga membuat jantung gadis dihadapannya saat ini serasa ingin putus.
"Anatasya, apakah kamu telah memiliki pacar?" tanya Bram yang masih memegangi tangan kanan Anatasya.
"A-aku tidak memiliki pacar tap.."jawabnya dengan terbata-bata. Namun belum selesai dia menjawab, Bram sudah terlebih dahulu memotongnya.
"Maukah kamu menjadi pacarku?" tanya Bram yang kedua kalinya yang membuat Anatasya membelalakkan mata tidak percaya.
Wajah Anatasya merona, bibirnya kaku, dan tubuhnya terasa dingin. Hingga didalam batinnya dia bertanya apakan ini adalah mimpi.
"Anatasya, kamu tidak harus menjawabnya sekarang. Aku akan menunggu hingga aku pulang dari Singapura nantinya" Bram membelai lembut tangan Anatasya.
Sedangkan Anatasya hanya diam tak mampu sedikitpun berkutik mengingat statusnya yang sebentar lagi akan menjadi istri orang lain.
"Kak Bram..." panggil Anatasya.
"Mari lanjutkan makan" balas Bram tidak menghiraukan apa yang akan dikatakan Anatasya sekarang.
"Boleh aku mengantar Kak Bram besok ke bandara" Anatasya mengundurkan niatnya memberitahu yang sebenarnya.
"Dengan senang hati" balas Bram.
Malam ini seakan menjadi penutupan indah sekaligus menjadi akhir kebersamaan bagi mereka berdua dan keesokan harinya Anatasya mengantar Rama tepat di bandara hingga penerbangan sudah lepas landas menuju Singapura.
"Aku sangat berharap jika nanti aku pulang kau akan menerima cintaku Anatasya," ucap Bram menatap awan dari balik kaca pesawat yang kini tengah terbang menuju Singapura.
Bram pun tiba disingapura dan dijemput langsung oleh Thomas yaitu asisten pribadi sepupunya
Bram dengan diantar Thomas langsung melaju kesebuah hotel yang akan ia tempati selama seminggu di Singapura.
Setibanya di hotel...
"Maaf merepotkanmu Bram" sambut Raka yang ternyata berada didalam kamar.
"No problem, lagi pula aku senang menangani proyek besar ini secara langsung karena bagaimana pun juga sebentar lagi aku akan memimpin di perusahaan papa" balas Rama berjabat tangan alanya bersama Raka.
"Syukurlah, terus bagaimana perjalanmu?" sambil meletekan segelas jus untuk Rama.
"Sangat baik" balas Rama dengan wajah ceria sehingga membuat Raka keheranan dengan sepupunya yang satu ini.
"Kenapa kau terlihat senang sekali?" menepuk lengan Rama dengan keras yang terlihat sangat begitu aneh dimatanya.
Dia tau betul dengan sifat Rama yang jika tiba dari perjalanan jauh wajahnya akan terlihat kusut dan tak bertenaga tidak sama seperti dirinya kali ini yang tampak begitu bahagia.
"Aku hanya teringat dengan seorang gadis" jawabnya jujur.
"Sisi? Si wanita ular itu" Raka tersenyum mengejek.
"Aku udah putus lagi sama tu perempuan. Sekarang bede lagi dan akan aku kenalkan jika tiba di Jakarta" dengan wajah terlihat kesal karena Raka telah menyebut nama mantan kekasih yang sangat ia benci itu.
Raka mengangguk senang mendengar kabar Rama sudah tidak lagi memiliki hubungan dengan gadis yang menurutnya tidak baik itu.
"Istrirahatlah, aku harus kembali kekamar untuk bersiap-siap," ucap Raka hendak melangkah pergi.
"Bagaimana hubunganmu dengan Sarah. Aku tidak ingin nantinya kau akan menyakiti hati istrimu sendiri walaupun aku tidak mengenalnya dan tidak tau sifatnya" Rama sukses menghentikan langkah Raka.
"Tenanglah, aku juga tidak lagi memiliki hubungan dengannya" jelas Raka setelah itu melanjutkan langkahnya pergi.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Ule Lee Tea
sring slh nybut nm tokoh'a
2021-05-08
1