Episode 3 Ciuman Pertamaku

"Tasya, ini peluang buat kamu untuk kembali ngejar Kak Raka. Jangan kasih kendor karena kami akan selalu mendukung dan membantu kamu" Dinda memberikan semangat kepada Anatasya untuk kembali memiliki Bram karena itulah hal yang Anatasya inginkan sejak dulu memasuki kuliah.

"Terima kasih Din" balas Anatasya dengan senyum hambar.

Akila terlihat cemberut karena kedua sahabatnya masih sibuk membaper tentang Bram. Hingga lupa dengan makanan yang sudah sedari tadi terhidang ingin segera disantap.

"Udah selesai apa belom woi, udah laper banget nih" rengek Akila kepada dua sahabatnya yang masih sibuk berpandangan.

"Hehehe maaf Akila sayang. Yaudah ayo kita mulai makan karena temen tersayang kita yang satu ini udah kelaparan banget kayaknya" ejek Dinda yang langsung diselingi dengan tawa Anatasya yang pecah.

"Haish kalian resek banget sih " umpat Akila langsung menyendok makanannya dengan wajah kesal.

Mereka bertiga menikmati hidangannya dengan lahap penuh canda dan tawa. Suasana gembira pun seakan tidak pernah lumput menghiasi menghiasi persahabatan mereka.

Tak lama kemudian,

Dinda menyiku lengan Anatasya dengan tiba-tiba dan menggerekan kepalanya seakan menunjukkan suatu hal kepada sahabatnya.

"Apaan sih Din, sakit tau" racau Tasya melihat tingkah sahabatnya yang super duper aneh ini.

" Sumpah, ganteng banget tu cowok . liat deh kalian berdua pasti ikut-ikutan terpukau" puji Dinda yang bergantian menyiku lengan Akila yang masih dengan lahapnya memakan hidangannya.

Dengan malas Anatasya dan Akila menoleh kebelakang dan ternyata pria yang disebut-sebut ganteng oleh sahabatnya itu adalah Raka.

Dengan begitu terkejutnya Anatasya menyadari Raka dihadapannya sekarang.

Raka yang juga menyadari Anatasya menatap dirinya hanya melintas tidak peduli dan terlihat tidak mengenali Anatasya yang merupakan calon istrinya sendiri.

"Gantengkan..." goda Dinda kepada dua sahabatnya yang terlihat terpana.

"Iya ganteng banget sumpah Din" balas Akila.

"Biasa aja kali, cowok kayak gitu mah banyak kali diluaran," ucap Anatasya dengan suara yang lantang hingga terdengar oleh Raka.

"Cih...gadis ini" gumam Raka dalam hati sedikit kesal mendengar pandangan Anatasya terhadapnya.

Hari ini Raka berpenampilan sangat santai tidak seperti biasanya yang selalu memakai jas karena terlalu sibuk dikantor.

Dia terlihat sangat tampan dan cool. Wajar saja jika seisi ruangan di kafe tersebut tidak satupun yang melepas pandangannya terhadap Raka.

Raka sekarang sedang berdua dengan sahabat dekatnya. Menghabiskan waktu bersantai karena pekerjaan dikantor yang membuat dia seketika lupa dengan istilah liburan.

"Tumben lo hari ini ngeliburin pegawai dikantor Bro. Memangnya ada hal besar apa?" tanya Agus dengan heran.

"Pengen ngeliburin mereka aja yang beberapa hari ini udah lembur gara-gara proyek besar" balas Raka mengambil menu makanan dan minuman yang disodorkan seorang pelayan yang terlihat ingin mengambil perhatian kearah Raka.

Sedangkan Anatasya dari meja yang tidak terlalu jauh dari Raka hanya memperhatikan dengan tatapan sinis dan kerap kali mengumpat benci.

"Ciee..Tuan putri lagi mandangin cowok ganteng nih" goda Alika yang menyadari bahwa sedari tadi sahabatnya itu tak henti-hentinya memandangi Raka.

"Apaan sih kamu Ka. Mana mungkin aku ngeliat cowok kaya gitu" tunjuk Anatasya kepada Raka yang sontak membuat Raka dan Agus langsung menoleh kearahnya.

"Beneran nih," goda Dinda kembali.

"Tentu dong Din, kita sebagai perempuan itu harus pintar dalam menilai seorang cowok. Jangan asal pandang dia itu tampan atau enggak, bisa aja ganteng tapi seorang gaykan liat aja tuh diner kok sama-sama cowok aneh bukan" sindir Anatasya puas mengeluarkan segala unek-unek yang ada didalam otaknya.

Raka yang mendengar itu semua, hanya mampu mengernyitkan dahi dan berusaha untuk bersabar diri agar tidak mudah terpancing.

"Wah bener-bener tuh cewek bro. Enak aja dia ngatain kita gay, memang harus dikasih pelajaran," ucap Agus yang hendak menghampiri Anatasya namun di hentikan oleh Raka.

"Jangan Gus, buang-buang waktu kalau ngeladenin anak kecil kayak mereka bertiga" pinta Raka dan langsung dituruti oleh Agus seketika.

"Kok lo santai banget dikatain kayak gitu. Biasanya udah lo sikat orang-orang yang berani merendahkan diri lo" heran Agus yang hanya ditanggapi dengan senyum licik Raka.

Setelah menghabiskann seluruh makanannya, Anatasya dan kedua sahabatnya berniat untuk segera pulang.

Namun, Anatasya memerintahkan Dinda dan Akila untuk menunggunya didalam mobil karena Anatasya ingin pergi ke toilet untuk buang air kecil terlebih dahulu

Selesai buang air kecil membuat tubuh Anatasya sedikit enteng dan ketika keluar dari toilet begitu terkejutnya Anatasya melihat Raka yang sekarang berada dihadapannya.

"Wah, ngapain kamu di toilet perempuan. Jangan-jangan kamu Mau ngintip ya" tuduh Anatasya dengan tatapan murka.

Kesal dengan tuduhan Anatasya yang semakin bertubi-tubi kepadanya membuat Raka dengan geram mendorong tubuh Anatasya kedinding dan langsung menghimpitnya.

Jarak wajah antara Raka dan Anatasya sangat begitu dekat hingga membuat Anatasya kesulitan untuk bernafas dengan teratur.

"Raka lepasin aku sekarang, jangan macem-macem yah kamu. Nanti pacar Gay kamu cemburu tau" bentak Anatasya sedikit memberontak.

"Gay? Coba ulangi sekali lagi" pinta Raka yang sedikitpun tidak melonggarkan cengkramannya dilengan Anatasya.

"Memang benarkan kalau kamu itu gay, jujur aja kali jangan sungkan sama aak..." belum sempat menyelesaikan ucapannya. Raka sudah terlebih dahulu membungkam mulut Anatasnya dengan cara menciumnya.

Dengan mata terbelalak Anatasya tidak percaya jika Raka akan bertindak sejauh ini.

Sedangkan Raka yang sudah tidak mampu mengontrol emosi dan nafsunya dengan rakus ******* bibir tipis Anatasya.

Entah apa yang sedang dipikirkan oleh pria tampan dan sukses ini. Seketika akal pikirannya menggila melihat bibir calon istrinya yang tak henti-henti menuding dia dengan berbagai macam persepsi.

Anatasya yang berusaha melepaskan dirinya kian melemah karena tenaganya yang tidak sebanding dengan tenaga yang dimiliki Raka.

Puas di area bibir, kini Raka beralih ke leher jenjang Anatasya. Pertama dia hanya mengendus leher tersebut yang menimbukan gejolak geli kepada Anatasya mulai melemah dengan aksinya.

Hingga Raka dengan beraninya menyesap leher Anatasya sehingga meninggalkan sedikit bekas tanda kemerahan disana.

Perlahan tangannya mulai membuka kancing kemeja Anatasya dan Anatasya yang mulai sadar akan apa yang diperbuat oleh Raka membuat Anatasya dengan sekuat tenaga mendorong Raka hingga membuat dirinya terlepas dan tak lupa dia melayangkan tamparan keras kepada Raka.

Dengan air mata yang mulai menetas, tanpa bicara apapun Anatasya pergi meninggalkan Raka sendirian di toilet.

Anatasya sangat tidak terima diperlakukan tidak hormat seperti tadi. Apalagi Raka yang dengan secara paksa mencuri ciuman pertamanya.

"Dasar pria brengsek, kurang ajar, pencuri" sumpah Anatasya dalam hati keluar dari kafe dan masuk kedalam mobilnya dengan wajah yang begitu kesal.

Bersambung...

Hehehe pemanasan dulu kalau mau lebih panas jangan kasih kendor dukungannya.

Terpopuler

Comments

Ule Lee Tea

Ule Lee Tea

heeehe

2021-05-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!