"Kenapa diam?" tanya Anatasya lagi.
"Sudahlah...aku minta maaf" Raka terlihat menyerah dan kembali mengompres dahi Anatasya yang ikut menurut karena telah sukses membuat es balok didepannya ini meminta maaf langsung kepadanya.
Anatasya diam-diam memperhatikan Raka yang terlihat sangat serius mengompres dahinya. Raka terlihat sangat tampan jika berperilaku lembut seperti ini, seketika Anatasya langsung dibuat meleleh olehnya.
Menyadari Anatasya yang sedari tadi diam-diam memperhatiknnya, membuat Raka memberhentikan aktivitasnya dan beralih menatap Anatasya.
Di saat mereka sedang bertatap-tatapan tiba-tiba Anatasya menjerit kesakitan hingga membuat Raka langsung kaget.
"Ada apa..? Kamu kenapa..?" tanya Raka bingung.
"Kepalaku sakit banget..." jawab Anatasya sambil memegang kepalanya.
Tidak pakai menunggu lama lama Raka segera berdiri mengambil obat dan segelas air kemudian memberikannya kepada Anatasya.
Setelah minum obat, Antasya langsung berbaring. Ketika Raka hendak keluar, Anatasya menarik lengan Raka dan berkata
"Kamu mau kemana? Jangan tinggalin aku sendirin disini" pinta Anatasya enggan untuk melepas lengan suaminya.
"Tidurlah, aku akan menemanimu disini" balasnya lembut dan balik mengelus tangan Anatasya yang memegangi lengannya tadi.
Sikap Raka yang super cuek dan dingin hilang serentak di saat dia melihat Anatasya menahan sakit, dia menatap punggung Anatasya dari arah belakang dengan penuh iba.
Akhirnya Raka dengan penuh perhatian mendekap Anatasya ke dalam pelukannya dan membuat Anatasya terkejut sambil memegang tangan Raka hendak melepaskan pelukan Raka, tapi dengan segera Raka langsung bersuara dan membut Anatasya tidak jadi melepaskan pelukan suaminya itu.
"Tidurlah...! Kita ini suami istri, aku tau ini yang kamu inginkan" kata Raka sambil mempererat pelukannya.
Anatasya yang dipeluk hanya terdiam sambil menatap tangam suaminya yang super cuek itu sedang melingkar di perutnya, dia tidak menjawab apa-apa karna memang ini yang diinginkannya dari Raka.
Mereka berdua tertidur dengn tangan Raka yang tetap melingkar di perut Anatasya yang rata itu. Anatasya sangat bahagia di perlakukan seperti ini oleh Raka.
Pukul 6.10 Raka terbangun, dia melihat Anatasya yang sedang terlelap diatas lengannya dengan sebelah tangan di atas perutnya, kemudian dengan perlahan-lahan dia meletakan kepala Anatasya ke atas bantal dan mengarahkan tangannya untuk memeluk guling.
Setelah itu Raka bergegas untuk mandi. Selesai mandi dan berpakaian rapi, Raka langsung beranjak menuju dapur untuk sarapan sendirian karena dia tidak ingan mengganggu Anatasya yang masih terlelap tidur.
Tak lama kemudian, Anatasya pun ikut turun menuju meja makan masih dengan pakaian tidur seksinya. Wajah Anatasya cemberut ketika mendapati Raka tidak mengajaknya untuk sarapan bersama pagi ini.
"Bagaimana kondisimu?" tanya Raka ketika Anatasya telah berada di hadapannya.
"Baik" jawabnya cuek.
"Istrirahatlah, jangan dulu pergi ke kampus" perintah Raka sambil menatap Anatasya yang tidak mau menoleh ke arahnya.
"Oke" balasnya kembali ketus.
"Kamu kenapa lagi sih?" Raka mulai kesal dengan sikap istrinya itu.
Anatasya tidak menghiraukan pertanyaan suaminya dan hanya sibuk memakan sarapannya sendiri.
"Terserah jika itu maumu, aku males untuk berdebat," ucap Raka pergi meninggalkan Anatasya sendirian dan langsung pergi menuju perusahaannya.
Raka memang bukan tipe pria yang pandai dalam merayu wanita, apalagi wanita seperti Anatasya yang manja dan bar-bar. Anatasaya sangat berbeda dengan sikap Sarah yang selalu bersikap dewasa dan kalem, walaupun pada kenyataannya Sarah tega meninggalkannya begitu saja.
"Gak peka banget" ucap Anatasya kesal***
Drttttt..drrttt...drttt dering ponsel milik Raka tak henti-hentinya berbunyi yang tidak lain adalah panggilan dari mantan kekasihnya yaitu Sarah.
Karena risih dengan panggilan masuk yang mengganggu waktu kerjanya dengan sigap Raka mengubah ponselnya menjadi mode pesawat.
Tok...tok...suara ketukan terdengar dari balik pintu.
"Masuk" teriak Raka.
"Maaf Tuan menggangu waktunya, saya cuman ingin memberitahu ada seorang wanita yang ingin bertemu langsung dengan Tuan," ucap sekretaris Raka.
"Siapa wanita itu?" tanya Raka heran.
"Dia tidak memberitahu namanya Tuan, dia mengaku sebagai kerabat Tuan" jawab sekretaris tersebut.
"Suruh dia masuk" perintah Raka mempersilakan.
Sekretaris tersebut langsung pamit keluar dan mempersilakan wanita misterius tersebut untuk masuk ke ruangan Raka.
Terdengar suara hentakan high heals yang semakin mendekati kearah ruangan Raka. Raka dengan tatapan tajam menunggu siapa wanita yang hendak mengunjunginya itu dan ternyata gadis tersebut adalah Sarah.
Raka mematung tidak percaya mendapati orang yang selama ini dia cari keberadannya sekarang berada di hadapannya.
"Sarah," panggil Raka masih tidak percaya
"Raka, aku kembali" balas Sarah kian mendekati Raka.
"Maaf jika aku sudah lancang mengaku sebagai keluarga kamu Raka karena aku udah coba untuk ngehubungin kamu tapi satupun panggilan dari aku enggak angkat sama sekali," ucap Sarah panjang lebar dan terlihat tidak canggung ketika menemui pria yang telah mentah-mentah ia tinggalkan dulu.
"A-akku sedang sibuk" Raka terbata-bata.
"Apakah aku mengganggu?" tanya Sarah merasa tidak nyaman.
"Tentu saja" balas Raka jujur.
Mendengar jawaban barusan seakan membuat hati Sarah teriris. Wajah Sarah seketika murung walaupun dengan susah payah ia tutupi dengan senyum hambarnya.
"Kalau begitu aku akan pergi, maaf jika mengganggu" Sarah mulai beranjak meninggalkan ruangan Raka. Namun, ketika berada dipintu keluar langkah Sarah terhenti.
"Raka jika punya waktu nanti malam. Bisakah temenin aku jalan-jalan karena banyak hal yang harus aku bicarakan sama kamu" Sarah dengan penuh harap.
"Hmm...akan aku coba usahakan" balas Raka yang tidak berkeinginan melihat kearah Sarah.
Sarah tersenyum dan langsung pergi dari ruangan kerja Raka.
Raka menghela nafas panjang karena bagaimana bisa Sarah menemuinya dengan wajah biasa-biasa saja seperti itu.
Sedangkan dia, mati-matian menahan diri menyembunyikan rasa sakit yang sudah tertanam di dalam dihatinya.
Lain lagi dengan Anatasya yang sekarang sedang berada di kantin setelah yang tentunya ditemani oleah 2 sabahat setianya itu.
"Tas, Kak Bram udah ngasih kabar gak?' tanya Dinda penasaran.
"Belum" jawab Anatasya singkat.
"Trus kapan Kak Bram pulang?" tanya Akila yang juga penasaran.
"Sekitar 3 hari lagi" jawab Anatasya tanpa basa basi.
"Tas kok kamu kayak enggak semangat sih kami ngebicarain Kak bram. Kalian ada masalah ya" Dinda si ratu kepo bertanya kembali.
"Tau ah, aku lagi gak mood bahas yang kayak gituan," ucap Anatasya yang langsung membuat Dinda dan Akila terdiam.
"Kenapa sekarang aku selalu mikirin Raka sih dibandingkan Kak Bram. Padahal Raka tiap hari kerjaannya hanya bikin aku kesal" umpat Anatasya dalam hati.
Dan tiba-tiba datanlah segerombolah perempuan berjalan menuju meja yang ditempati oleh Anatasya dan kedua sabatnya.
"Hai" sapa perempuan tersebut dengan gaya sok cantik.
"Hai" balas Anatasya dan kedua sahabatnya.
"Bukankah dia Sisi?" tanya Anatasya dalam hati.
"Siapa disini yang namanya Anatasya?" tanya sisi dengan penuh penekanan pada bagian nama.
"Aku" jawab Anatasya menunjukkan diri.
"Oh ini yang namanya Anatasya," ucap Sisi melihat dari bawah sampai keatas tubuh Anatasya.
"Ternyata gadis ini yang disukai oleh Bram. Hmm pantes aja sih bentuknya aja masih polos jadi pasti mudah bagi Bram untuk membodohinya" sindir Sisi yang sukses membuat wajah Anatasya memerah.
"Maksud kamu barusan apa?" Anatasya dengan tidak sadar memukul meja hingga membuat siapapun yang berada dikantin menoleh kearah mereka.
"Denger ya Anatasya, aku harap kamu gak bener-benar jatuh cinta dengan Bram karena dia tidak mungkin jatuh cinta dengan gadis seperti aku. Dia hanya menyukai gadis yang dapat memberikan dia kepuasan seperti aku ini," ucap Sisi tidak tahu malu.
"Udah ngebacotnya" Anatasya menyeringai.
"Denger ya ayam kampus, aku tidak peduli dengan semua yang barusan kamu katakan. Namun intinya gadis terhormat tidak level bersaingan dengan wanita murahan seperti kamu" balas Anatasya yang tak kalah pedasnya.
"Hey jangan kurang ajar kamu" bentak sisi yang hanya dibalas dengam senyum kemenangan dari Anatasya.
"Girl ayo kita cabut," ucap Anatasya mengisyaratkan kepada Dinda dan Akila untuk segera pergi dari hadapan Sisi.
Sedangkan sisi yang merasa dirinya dipermalukan didepan banyak orang juga segera pergi kembali ke kelasnya.
"Awas kamu Anatasya!" umpat Sisi murka.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Ule Lee Tea
muncul lah tokoh pelakor
2021-05-08
1