Belajar menyukaimu

Pandu memejamkan mata. Kepalan tangan kirinya memukul-mukul ringan dahinya frustasi. Ia mengira bahwa segala teka-teki kedatangan Celine dalam hidupnya akan cepat terungkap. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Jejak orang yang mengincar Celine mendadak terputus akibat kematian orang yang semalam hendak menculik Celine secara tiba-tiba. Kini Pandu mengerti. Dalang di balik segala kekacauan hidupnya bukanlah orang biasa.

Perlahan, mata Pandu terbuka ketika menyadari seseorang sedang mendekat ke arahnya dan berhenti tepat di hadapannya. Lelaki itu kemudian menegakkan punggung. Menatap lurus pada perempuan yang baru saja selesai mandi dan berpakaian.

"Udah bangun?"

Celine mengangguk. Tangan kanannya menyampirkan anak rambutnya ke belakang telinga malu-malu. Jujur! Saat ini, ia masih terlalu bingung akan perubahan sikap Pandu yang tiba-tiba.

"Masih sakit?" Pandu bertanya seraya menyusuri tubuh indah Celine dengan pandangan matanya.

Wajah Celine bersemu merah. Ia mengerti ke arah mana pertanyaan Pandu itu. Sambil menggigit bibir bawahnya, ia menjawab, "Sedikit."

"Kalau masih sakit, kenapa bangun?" Pandu tampaknya masih enggan bangkit dari sofa yang ia duduki.

"Aku lapar," ucap Celine sembari memegangi perutnya.

Pandu tertawa. Lesung pipinya semakin tampak dan membuat perempuan yang berdiri di depannya menjadi terpana.

"Oh iya, aku lupa! Kita belum makan apa-apa sejak pagi ya?" Pandu kemudian bangkit. "Kamu tunggu di sini, aku ganti baju dulu!" ucapnya bergegas menuju ke kamar.

Celine menurut. Perempuan itu duduk di sofa sembari menunggu Pandu bersiap. Meski masih bingung dengan perubahan Pandu yang mendadak hanya dalam semalam, namun dalam hati Celine sangat senang. Semoga saja Pandu akan tetap seperti ini.

"Celine!" panggil Pandu yang kini sudah berganti pakaian. Lelaki itu saat ini sedang mengenakan celana training hitam dengan atasan kaos over size berwarna abu.

"Y-ya?" jawab Celine cepat. Ia berdiri. Wajahnya tak mampu menyembunyikan ketegangan akibat serangan ketampanan Pandu yang bertubi-tubi.

Sadarkan dirimu, Celine!

"Kita makan di luar aja yuk! Aku tahu restoran paling enak dekat sini," ajak Pandu tersenyum. Kedua tangannya ia masukkan ke dalam saku celana training-nya.

Mereka kemudian berangkat hanya dengan berjalan kaki menuju restoran yang di rekomendasikan Pandu. Letaknya memang tidak terlalu jauh dari hotel tempat mereka menginap. Hanya berjarak sekitar 10 menit dengan berjalan kaki santai.

Tak ada pembicaraan selama perjalanan. Pandu terlihat fokus dengan jalanan sementara Celine fokus mengikuti setiap langkah Pandu dari belakang. Bagi Celine, memijak setiap bekas langkah Pandu adalah sesuatu yang menyenangkan. Walaupun, terkadang ia harus sedikit melompat kecil karena langkah Pandu yang terbilang lebih lebar di banding langkahnya.

Embusan angin menerbangkan tiap helai rambut Celine. Sinar mentari yang sebentar lagi akan terbenam membuat siluet tubuh Pandu di jalanan nampak begitu indah. Kini, Celine berusaha berjalan sambil menyetarakan bayangannya dengan bayangan Pandu. Ia membuat seolah dirinya dan Pandu sedang berpegangan tangan dengan dirinya yang bersandar pada lengan lelaki itu. Cukup seperti ini saja, sudah membuat Celine sangat bahagia.

Kelak, ini akan menjadi salah satu kenangan terindah dalam hidup aku.

Celine bergumam dalam hati sehingga tidak sadar bahwa Pandu sudah berhenti. Ia kemudian tak sengaja menabrak punggung lelaki itu.

"Maaf!" ucapnya spontan dengan perasaan gugup.

"Kita udah sampai!" balas Pandu sembari berjalan lebih dulu memasuki area restoran.

Celine menyusul selang 5 detik kemudian.

"Boleh aku tanya sesuatu?" tanya Celine di sela acara makan mereka.

"Tanya apa?" ujar Pandu balik bertanya.

Celine meneguk segelas air putih demi mengusir rasa canggung sekaligus takutnya. Kedua tangannya tak henti-henti terkepal erat kemudian membuka kembali.

"Kenapa kamu tiba-tiba baik begini ke aku?" Pertanyaan itu akhirnya lolos dari bibir Celine.

Pandu menelan makanan yang sudah terlanjur ia masukkan ke dalam mulut sebelum meletakkan garpu dan sendoknya di samping piring. Lelaki itu menyandarkan punggungnya. Melipat kedua tangan di depan dada sambil terlihat berpikir.

"Karena menghabiskan waktu untuk membenci kamu rasanya sia-sia. Cuma bakal bikin aku rugi sendiri dan nggak menghasilkan apa-apa."

"Kamu nggak curiga lagi sama aku?" Sepasang mata Celine menatap penuh harap pada lelaki tampan di hadapannya.

Pandu menunduk sebentar sebelum kembali mendongak dengan senyum tipis yang menghias wajahnya. Tampak ada sedikit guratan kekecewaan yang bisa Celine lihat di balik senyum itu.

"Masih," angguk Pandu.

Mendengar hal itu sontak membuat hati Celine patah. Ia mengira kecurigaan Pandu sudah menghilang. Ternyata, tidak!

"O-oh," angguk wanita itu kecewa.

"Tapi, meski begitu, aku memutuskan untuk mencari tahu tanpa memusuhi kamu lagi. Aku nggak akan paksa kamu bicara alasan kamu menjebak aku malam itu. Aku juga nggak akan paksa kamu bicara tentang tujuan kamu mendekati Tuan Muda melalui aku. Aku akan menunggu, sampai kamu bersedia jujur tanpa paksaan siapa pun, Celine."

Mendengar ucapan Pandu, tanpa sadar air mata Celine berlinang. Ia tidak akan pernah tega membuat Pandu menunggu. Namun, jujur juga adalah hal tersulit bagi Celine. Bagaimana jika nantinya Pandu dan Bima mengusirnya jika mereka tahu Celine hanya memanfaatkan mereka? Terlebih lagi, perasaan Celine untuk Pandu perlahan mulai tumbuh. Entah, apakah Celine mampu pergi suatu saat dari sisi Pandu atau tidak.

"Kenapa sedih?" tanya Pandu yang menyadari perubahan ekspresi Celine.

"Nggak kok. Aku nggak sedih," jawab Celine berbohong. Wanita itu mengusap ujung matanya lalu melanjutkan makannya dengan lahap seolah tak terjadi apa-apa.

Apa yang kamu sembunyikan, Celine? Kenapa terlalu sulit untuk menembus pertahanan kamu? Sebenarnya, apa yang kamu takutkan?

****

Setelah makan, Celine dan Pandu memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar di pinggir pantai. Udara malam terasa sangat segar. Keduanya duduk di salah satu bangku yang agak jauh dari kerumunan ramainya pengunjung pantai.

"Aku boleh tanya satu hal lagi?" Celine menoleh menatap lelaki di sebelahnya.

"Apa?" tanya Pandu dengan alis terangkat.

"Kok tiba-tiba kamu bicara pakai aku-kamu? Biasanya kan, kamu selalu pakai Lo-Gue kalau lagi ngobrol sama aku."

"Memangnya kenapa? Kamu nggak suka?" Pandu bertanya santai sambil menikmati embusan angin malam yang menerbangkan anak rambutnya.

"Bukan begitu." Celine membentuk tanda X dengan menyilangkan kedua lengannya. "Cuma aneh aja, tiba-tiba semuanya mendadak berubah dalam semalam."

Pandu terdiam sejenak. "Perubahan terkadang memang terjadi dengan cepat, Celine! Nggak ada orang yang pernah bisa melawan apa kemauan hatinya. Termasuk aku."

"Memangnya, apa kemauan hati kamu, Pandu?" Celine menatap Pandu lekat. Rasa ingin tahunya tiba-tiba mencuat ke permukaan tanpa bisa di cegahnya.

Lelaki itu balas menatap Celine. Tatapan keduanya saling mengunci dengan suasana hening yang tiba-tiba tercipta.

"Belajar untuk menyukaimu!"

Terpopuler

Comments

Qeisha A.F Ladyjane

Qeisha A.F Ladyjane

haaaa meleleh aku babang pandu

2021-12-19

2

Bambang Setyo

Bambang Setyo

Apa mereka jalan2 begitu msh ada yg ngikutin...

2021-11-24

0

Wakhidah Dani

Wakhidah Dani

ini gimana kalo jadi pisah pasti pandu yg hancur

2021-11-09

0

lihat semua
Episodes
1 Sekuel kedua Bima&Ellena
2 Luka Hati
3 Permulaan
4 Wanita Misterius
5 Keputusan
6 Sekretaris Baru
7 Bukan Sekretaris Biasa
8 Pernikahan
9 Hari pertama
10 Bali dan dirinya
11 Satu kamar
12 Malam Pertama
13 Mimpi buruk yang berakhir indah
14 Pengulangan
15 Belajar menyukaimu
16 Tentang masa lalumu
17 Pesan yang menghancurkan
18 Beri aku sedikit kepercayaan
19 Bukan pelarian yang tepat
20 Balas dendam yang sepadan
21 Mari mulai sekali lagi!
22 Friends with benefit
23 Oleh-oleh
24 Kita pernah ada
25 Seperti seharusnya
26 Jejak yang terputus
27 Darren vs Damian
28 Anjing VS Serigala
29 Orang ketiga
30 Khawatir kamu mencintai yang lain
31 Khilafku
32 Dia suamiku!
33 My bos, My superhero
34 Bertahan atau lepaskan?
35 Tentang Hati Celine
36 Tentang hati Pandu
37 Masa lalu
38 Sebenarnya cinta
39 My Father is a devil
40 Sebelum badai
41 Segalanya dimulai
42 Membuat kenangan
43 Mari berpisah!
44 Dalam gelap
45 Lubang hitam
46 Cinta pertamaku
47 Dua pilihan
48 Kepedulian Okta
49 Mendapatkan kembali
50 Peka
51 Sebelum perang dimulai
52 Kehilangan sandaran
53 One night part I
54 One Night Part II
55 One Night part III
56 Detik terakhir Part I
57 Detik Terakhir Part II
58 Detik Terakhir Part III
59 After the darkness
60 Hidup terus berjalan
61 Pencarian terakhir
62 Perompak
63 Pulang
64 Berpisah
65 Sekeping hati yang hilang
66 Memulai kembali
67 Healing
68 Seperti sedia kala
69 Cuti
70 Cuti part II
71 Dream's come true
72 Hati wanita tua
73 Ikhlaskan yang sudah hilang!
74 Bebaskan dirimu!
75 Perkara gaji
76 Janji terakhir
77 Serangan balik
78 Serangan balik part II
79 Cari aku jika bosan
80 Ending
81 Epilog
82 Di akhir cerita
83 Pengumuman
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Sekuel kedua Bima&Ellena
2
Luka Hati
3
Permulaan
4
Wanita Misterius
5
Keputusan
6
Sekretaris Baru
7
Bukan Sekretaris Biasa
8
Pernikahan
9
Hari pertama
10
Bali dan dirinya
11
Satu kamar
12
Malam Pertama
13
Mimpi buruk yang berakhir indah
14
Pengulangan
15
Belajar menyukaimu
16
Tentang masa lalumu
17
Pesan yang menghancurkan
18
Beri aku sedikit kepercayaan
19
Bukan pelarian yang tepat
20
Balas dendam yang sepadan
21
Mari mulai sekali lagi!
22
Friends with benefit
23
Oleh-oleh
24
Kita pernah ada
25
Seperti seharusnya
26
Jejak yang terputus
27
Darren vs Damian
28
Anjing VS Serigala
29
Orang ketiga
30
Khawatir kamu mencintai yang lain
31
Khilafku
32
Dia suamiku!
33
My bos, My superhero
34
Bertahan atau lepaskan?
35
Tentang Hati Celine
36
Tentang hati Pandu
37
Masa lalu
38
Sebenarnya cinta
39
My Father is a devil
40
Sebelum badai
41
Segalanya dimulai
42
Membuat kenangan
43
Mari berpisah!
44
Dalam gelap
45
Lubang hitam
46
Cinta pertamaku
47
Dua pilihan
48
Kepedulian Okta
49
Mendapatkan kembali
50
Peka
51
Sebelum perang dimulai
52
Kehilangan sandaran
53
One night part I
54
One Night Part II
55
One Night part III
56
Detik terakhir Part I
57
Detik Terakhir Part II
58
Detik Terakhir Part III
59
After the darkness
60
Hidup terus berjalan
61
Pencarian terakhir
62
Perompak
63
Pulang
64
Berpisah
65
Sekeping hati yang hilang
66
Memulai kembali
67
Healing
68
Seperti sedia kala
69
Cuti
70
Cuti part II
71
Dream's come true
72
Hati wanita tua
73
Ikhlaskan yang sudah hilang!
74
Bebaskan dirimu!
75
Perkara gaji
76
Janji terakhir
77
Serangan balik
78
Serangan balik part II
79
Cari aku jika bosan
80
Ending
81
Epilog
82
Di akhir cerita
83
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!