PUTUS HUBUNGAN

Siang itu setelah pertemuannya dengan Simon,Bram langsung menuju ke sebuah tempat yang sudah diberitahukan oleh Dean lewat telepon untuk bertemu Armand, untung saja Dean menelpon sebelum Bram meluncur ke perusahaan Armand.

Sebuah cafe dengan nuansa modern sengaja dipilih Dean,dia tahu bahwa mereka merupakan kawan lama jadi dia pikir suasana santai cocok untuk tempat temu mereka.

"Kau sudah lama menunggu?" Armand menghampiri Bram yang tengah duduk dimeja yang sudah Dean booking dan kemudian menempatkan dirinya dikursi yang bersebrangan.

"Aku baru sampai, apa kabarmu kawan, kenapa sulit sekali menghubungimu akhir akhir ini?" Tanya Bram sambil menyunggingkan senyum termanisnya,mencoba menyembunyikan perasaan kesalnya pada kawan lama nya itu.

"Aku sibuk mengejar deadline, jadi maaf aku belum sempat membalas pesanmu" Ucap Armand enteng tanpa mempedulikan senyum pura pura yang nampak diwajah Bram.

"Tidak apa, lagipula sekarang kita sudah bertemu kan, dan karena jadwalmu padat jadi biar aku langsung ke intinya saja"

"Oke terserah kau aja"

Bram pun mulai menjelaskan mengenai proyek baru nya kepada Armand, mereka cukup lama berdiskusi mengenai beberapa hal, karena Armand masih merasa ada beberapa kejanggalan didalam proyek itu.

"Bagaimana, apa kau mau berinvestasi di proyek baruku? ini proyek besar, aku jamin kau akan dapat untung banyak"

"Yaa ini memang cukup menggiurkan, tapi kenapa yang berinvestasi disini kebanyakan dari perorangan bukannya perusahaan perushaan besar yang biasa ikut berinvestasi?"

Armand mulai mengutarakan kecurigaannya, terlebih nama nama yang tercantum disana tidaklah asing, kebanyakan dari mereka merupakaan nama para petinggi negeri.

"Aku hanya menerima siapa yang ingin berinvestasi,mereka sendiri yang mau mana mungkin aku menolak, aku malah beruntung kalau para pejabat itu mau mendukung proyek baruku"

Bram berkilah berharap Armand tidak curiga bahwa proyek barunya memang hanyalah kedok semata,bahwa proyek itu tercipta untuk mencuci uang uang kotor para pejabat dengan mengatas namakan investasi, dan dana sebenarnya adalah dari investasi yang akan diberikan oleh Athena Corp, jika Armand setuju tentu saja.

"Oh ya, kau memang beruntung bisa mendapatkan investasi dari orang orang penting seperti mereka,kalau seperti ini seharusnya kau sudah tidak memerlukan bantuan dana dari perusahaanku kan?"

Kau pikir aku bodoh Bram,sekarang semua terpampang jelas, aku tahu sekarang kemana proyek barumu ini mengarah

"HAHAHAHA" Tawa Bram memenuhi cafe yang aga sepi pengunjung itu, membuat setiap orang yang ada disana mengalihkan perhatian mereka ke arahnya.

"Ayolah Ar, kau pikir kenapa aku butuh investasi dari perusahaanmu? kita ini berkawan sudah cukup lama, aku hanya ingin perusahaan kita juga menjalin hubungan yang baik seperti halnya kita"

"Kau tidak bisa menjalin hubungan kerja hanya karena kita berteman, diperusahaanku terdapat banyak karyawan yang menggantungkan hidup mereka dari bekerja disana, dan sebagai seorang atasan, jika aku salah mengambil keputusan, hidup mereka juga yang akan dipertaruhkan"

Bram terdiam mendengar penjelasan panjang dari Armand,dia sudah tidak bisa berpura pura sabar lagi, raut wajahnya sudah menampakan dengan jelas kekesalannya, karena pada dasarnya Bram memang bukan tipe orang yang bisa bersikap ramah meskipun pada rekan kerjanya.

"Ar, selagi aku berbaik hati sebaiknya kau menyetujui pengajuan investasi pada proyek ku, karena aku masih ingin menjadikanmu sebagai temanku, bukan sebagi musuhku" Nada ancaman yang biasa diucapkan Bram, kini terucap pada kawannya sendiri, dan akan menjadi pertanda berakhirnya pertemanan mereka selama ini.

"Lakukan saja apa yang kau mau, aku tidak keberatan kalau kau mau mencoret namaku dari daftar temanmu, yang jelas aku tidak akan berinvestasi pada proyekmu ini"

Armand mengucapkan ultimatumnya itu dengan nada halus namun tegas, kemudian dia meminum ice coffee latte yang sedari tadi nangkring di meja mereka dalam sekali teguk sebelum dia beranjak dari tempat itu.

"Aku pikir pembicaraan kita sudah selesai, aku pergi dulu,kau tahu kalau aku sangat sibuk sekarang kan, untuk kedepannya hubungi asistenku saja jika masih ada yang ingin kau bahas" Armand segera berlalu meninggalkan Bram, dia tidak mau mendengar ocehan omong kosong dari mulut Bram lagi.

"BRENGSEK!! kau pikir siapa kau hah, lihat saja nanti, kau sendiri yang akan datang menemuiku dan memohon kepadaku" Bram mengumpat sendiri sambil menggebrak mejanya membuat seorang pelayan yang berjalan melewatinya kaget dan menjatuhkan nampan berisi jus tomat kearahnya.

"SIALAN!! KAU PUNYA MATA TIDAK HAH??" Bram yang murka bangkit dari duduknya dengan muka yang merah karena terkena siraman jus tomat.

Pelayan pria itu hanya tertunduk ketakutan, takut kalau dia akan dipecat bosnya sebenarnya.

"Ma ma maafkan saya Pak, saya benar benar tidak sengaja" Ucap pelayan itu terbata

"Memangnya kau pikir cukup dengan hanya minta maaf hah, kau tidak tahu siapa aku rupanya, mana panggil bosmu, biar kau dipecat" Bram menunjuk nunjuk dahi pelayan itu dengan jari telunjuknya,dan seketika mereka pun menjadi pusat tontonan disana.

Manager caffee yang melihat kejadian itu segera menghampiri mereka, dan mencoba untuk menyelamatkan karyawannya.

"Maafkan atas kecerobohan karyawan saya pak, biar saya yang mengganti semua kerugian anda, saya mohon maaf yang sebesar besarnya atas kejadian tidak menyenangkan yang menimpa anda"

Mood Bram yang sudah jelek bertambah buruk saja waktu itu, tapi amarahnya tertahan saat melihat gadis cantik yang mirip seperti di sketsa yang dibawa Simon memasuki pintu cafee dan terlihat celingukan seperti sedang mencari seseorang.

"Mona" Ucap Bram pelan

"Kenapa pak?" Ucap si manager yang mengira sedang diajak bicara oleh Bram.

"Bukan kau, sudah minggir sana" Bram mendorong pundak si karyawan dan si manager bersamaan,membelah mereka menjadi dua untuk membuka jalan baginya.

Tapi saat Bram melihat kembali ke arah pintu, wanita itu sudah menghilang, bahkan dia tidak terlihat disemua penjuru caffee.

"Sial" Bram berlari kearah pintu keluar berharap wanita itu belum pergi jauh, namun sayang seribu sayang, penampakan Mona yang tadi sempat dia lihat sekelebat sudah tak nampak lagi.

Bram menoleh ke kiri dan ke kanan ke atas dan kebawah tapi tetap tidak ketemu,wanita mesterius itu seperti hilang terbawa angin, semakin terpuruk saja mood Bram dihari itu.

"AARRGGHHH, BRENGSEKK, SIALANN!!!"

Bram berteriak teriak dijalan sambil memukul mukul tiang listrik yang ada dijalan, dia sendiri lupa belum mencuci bekas jus yang tumpah kewajah dan pakainnya,orang orang yang lewat ketakutan mengira noda merah itu adalah darah.

"AMBULANNCEE,panggil ambulance, ada orang gila mau bunuh diri" teriak salah seorang pejalan kaki yang lewat disana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!