"Bagaimana dengan keluargamu yang ada disini?" kali ini Pa Eddie yang penasaran
"Ayah aku yang dari Holland, dan ibu aku yang asli orang sini, sebenarnya keluarga ibu aku aga sedikit complicated"
*K*o aku ngerasa kaya neng cinta ya ngobrol nya, saking mendalami peran
Para pendengar masih terdiam, seperti sedang menunggu kelanjutan
*K*alo gini ceritanya aku malah jadi curhat
"Jadi.." Bu Nadia dan Pa Eddie tampak memasang wajah serius dan mencondongkan sedikit badan mereka ke arah Lisa, bahkan Armand menggeser kursinya semakin dekat dengan Lisa
"Ibu aku lahir diibukota, tapi nenek aku meninggal waktu ibu aku masih kecil, kakek aku nikah lagi dan punya anak dari istri barunya, hubungan ibu aku sama ibu tirinya kurang bagus jadi ibu aku milih buat sekolah keluar negeri, ibu aku dapat beasiswa di Holland, dan disana dia ketemu sama ayah, terus nikah deh"
"Ooohhhh" satu keluarga itu tampak ber oh berbarengan memahami penjelasan singkat Lisa
"*S*o, aku juga udah ga pernah kontekan sama keluarga ibu aku yang disini, apalagi kakek aku udah meninggal empat tahun yang lalu"
"Apa itu semua betulan?" kali ini Armand yang bertanya, dan Lisa mengerti maksud dari pertanyaan Armand
"Menurut kamu?" Lisa tidak menjawab, dia malah menumpukan dagunya ditangan yang dia tempelkan di atas meja makan sambil tersenyum
"Armand, Lisa udah mau membagikan kisah tentang keluarganya yang rumit sama kita, orang yang baru dia kenal, dan itu ga mudah loh, tapi apa barusan kamu bilang, harusnya kamu yang lebih bisa mengerti perasaan dia"
Bu Nadia marah pada anaknya yang sangat tidak peka menurutnya itu, bagaimanapun dia seorang ibu, dan ibu mana yang tidak tersentuh dengan kisah hidup yang dijalani Lisa
"Ga apa apa tan, lagian cerita keluarga aku emang kaya drama, wajar kalau Armand ga percaya"
Bu Nadia berdiri dari duduknya menghampiri Lisa, dan duduk dikursi kosong disamping Lisa, dia meraih tangan Lisa dan menggenggamnya
"Setiap orang punya jalan hidup mereka masing masing, tidak usah pedulikan mereka yang tidak peduli padamu, tapi jangan lupa bahwa masih ada yang peduli tentangmu, contohnya kami, anggap kami sebagai keluarga barumu, kau bisa punya papa mama lagi sekarang, jadi mulai sekarang panggil kami dengan sebutan mama dan papa, oke cantik"
Bu nadia mengelus rambut Lisa layaknya seorang ibu yang sedang menenangkan anaknya,
"Terimakasih banyak, mama" lisa mengucapkan kata mama kembali setelah sekian lama, dan entah kenapa dia merasa senang, seperti menemukan kembali miliknya yang berharga yang telah lama hilang
Bu nadia menunjuk pa Eddie dengan matanya, lisa mengikuti arah mata Bu Nadia dan melihat Pa Eddie yang sedang menumpukan dagunya dikedua tangannya diatas meja sambil tersenyum ke arah Lisa
"Dan papa juga" lanjut Lisa, dan senyum Pa Eddie semakin lebar mendengar ucapan Lisa
makan malam penuh drama itu pun selesai, Armand berjalan kembali ke kamarnya dengan Lisa dibelakang
"Jadi yang tadi itu betulan?" tanya Armand sambil menaiki anak tangga
"Begitulah, kalau cerita keluarga ibu aku sih memang seperti itu"
"Kalau cerita ayah kamu?"
"Yaa, mirip mirip lah"
"Kenapa orangtuamu meninggal?"
Kali ini pertanyaan Armand menghentikan langkah Lisa, Armand yang tidak mendengar jawaban menoleh kebelakang dan mendapati Lisa yang tengah terdiam
"Ga usah cerita kalau ga mau, aku juga ga mau disebut kepo"
Lisa melanjutkan langkahnya dan berhenti dihadapan Armand
"*T*hat's to, so complicated"
(itu juga, sangat rumit)
Jawab Lisa sambil meneruskan langkahnya meninggalkan Armand yang masih berdiri kemudian berbelok menuju kamarnya, sebelum masuk dia berbalik lagi ke arah Armand
"Mungkin suatu hari, jika hubungan kita sudah semakin baik, sepertinya aku akan cerita" setelah selesai dengan narasi nya Lisa pun masuk dan menutup pintu kamarnya
"Semoga hari itu cepat datang" ucap Armand lirih
.
.
.
Keesokan harinya, Lisa bangun saat fajar, itu kebiasaan lamanya bahkan sebelum dia tinggal dipanti, dia membasuh wajahnya kemudian mengganti piayamanya dengan celana jogger dan sweater
Dia keluar kamar dan mulai menelusuri rumah Armand, rumah besar itu tampak lengang karena belum ada orang dijam sepagi itu, dia melihat lihat ruang tamu, ruang tengah dan ruang makan tempat mereka makan semalam
"Dimana halaman belakangnya ya?"
"Anda mau ketaman belakang?"
Jantung Lisa hampir copot mendengar suara yang entah darimana asalnya, dan sekelebat dia melihat sosok berbaju hitam di dapur dekat ruang makan
"Ya ampun Jeremi, jantung aku hampir copot, harusnya kamu ngasih tanda tanda kalau ada orang disini, jangan malah ngagetin gitu"
"Tanda seperti apa nona? apa saya harus memecahkan gelas biar ramai, biar menggaduh sampai gaduh" (diadaptasi dari puisinya AADC,hihi)
"Ga gitu juga kali, cukup nyalakan semua lampunya, jangan remang remang kaya gini, biar kelihatan ada orang gitu"
"Nona Lisa sendiri kenapa tidak menyalakan lampu, lagipula ini masih sangat pagi?"
Lisa jadi sedikit salah tingkah mendengar pertanyaan Jeremi
"Aku lagi nyari jalan kehalaman belakang mau olahraga pagi, rumah ini ada halaman belakangnya kan?"
"Anda suka olahraga pagi rupanya,mari saya tunjukan jalannya"
Jeremi pun pergi ke arah yang berlawanan dari dapur remang remang itu, Lisa mengikuti Jeremi dan tidak lama kemudian Jeremi membuka sebuah pintu
Lisa masuk atau tepatnya keluar melalui pintu yang dibukakan Jeremi, dan tampaklah sebuah halaman yang luas dengan tanaman yang tertata rapi, ada banyak jenis bunga dan lampu lampu taman yang cantik
Lisa mulai berlari menyusuri jalan setapak yang sengaja di design untuk mereka yang ingin berjalan jalan santai sambil menikmati pemandangan, sedangkan Jeremi meninggalkan Lisa sendiri untuk kembali melanjutkan aktifitasnya, sekarang sudah jadwalnya untuk membangunkan Armand
*B*agaimana tuan dan nona bisa punya kebiasaan yang sama
Bedanya Lisa bisa bangun sendiri sedangkan Armand harus dibangunkan terlebih dulu, jika tuannya melewatkan rutinitas paginya itu dia akan marah marah, karena ia akan mengeluh badannya jadi tidak segar jika harus langsung bekerja setelah bangun tidur
Tok tok tok, Jeremi mengetuk pintu kamar Armand
"Masuk"
"Anda sudah bangun tuan?"
"Sepertinya aku sudah mulai bisa bangun tanpa bantuanmu, aku bahkan sudah ganti baju" ucap Armand bangga dengan pencapaian barunya itu, sambil berjalan keluar kamarnya
"Baiklah kalau begitu, selamat berolahraga tuan, dan selamat menikmati pemandangan baru"
Armand yang tidak mengerti ucapan Jeremi menolehkan wajahnya ke arah Jeremi
"Apa halaman belakang direnovasi lagi? bukannya baru direnovasi mama minggu kemarin"
"Tidak tuan, anda bisa melihatnya sendiri nanti"
Kata kata Jeremi membuat Armand penasaran, dia setengah berlari menuju halaman belakang, dan betapa terkejutnya dia saat sampai dan melihat pemandangan baru yang disebutkan Jeremi
"Lisa?" diri kejauhan Armand bisa mengenali sosok Lisa, siapa lagi memangnya perempuan yang bisa olahraga dirumahnya, mama nya? jelas tidak mungkin
Badan Lisa yang proporsional membuat nya terlihat seksi saat dia mengayunkan kaki dan tangannya, dimana letak keseksiannya, entahlah, hanya Armand yang tahu
Bukannya ikut berlari, Armand malah duduk dikursi taman yang berada disana, dia lebih memilih menikmati pemandangan yang tersaji didepannya saat itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments