"Kau pulanglah, nanti aku bawa mobil sendiri saja" Ucap Armand pada Dean yang baru saja datang bersama Lisa dikantornya yg sudah sepi itu
"Baik Pa" Dean menyerahkan kunci mobil kepada Armand kemudian berlalu pergi meninggalkan ruangan kerja Armand, menyisakan dua sejoli yang masih saling terdiam di kursi sofa.
"Mmmm" Lisa mau mencoba mengawali pembicaraan, tapi dianya bingung sendiri melihat wajah serius Armand
apa aku sudah buat kesalahan ya??
"Ayo pergi" Ucap Armand tiba tiba sambil berdiri dan melenggang menuju pintu keluar, belum sempat dia memegang handle pintu dia kembali berbalik menatap Lisa yang masih terduduk
"Kamu mau disini?"
"Eh engga, aku ikut" Lisa buru buru berdiri dari duduknya, dan mereka pun keluar bersama.
Sepanjang perjalanan menuju tempat parkir mereka hanya diam, sesekali Lisa hanya melirik ke arah Armand mencoba membaca situasi.
Entah apa yang merasukinya. batin Lisa
Sampai didepan mobil Armand duduk di kursi kemudi sedangkan Lisa hendak membuka kursi penumpang dibelakang, dengan maksud mencari aman.
"Kau kira aku sopir mu ya?? duduk didepan!!"
"Iya iya" Lisa dengan wajah malas menutup kembali pintu belakang dan berpindah ke depan
"Emmm sebenarnya kita mau kemana?" akhirnya Lisa bertanya setelah mobil melaju entah sampai mana, keheningan ini sudah tak tertahankan lagi
"Kencan!"
Lisa menoleh dan matanya membulat sempurna
"Hah, kenapa kencan?"
"Pertanyaanmu salah, harusnya kemana kita akan kencan?"
"Oke aku ganti, kenapa dan kemana kita kencan?"
"Haha, kenapa? karena kita harus lebih dekat lagi, kemana? pertama kita makan malam dulu" Armand membelokan mobilnya ke tempat parkir sebuah restoran bintang lima
"Berarti masih ada kedua dan seterusnya?" Lisa melangkah keluar dari mobil
"Kita lihat nanti" Armand mengulurkan tangannya pada Lisa, tapi sang gadis malah diam tak menyambut
"Tanganku mulai pegal" Dia menggoyang goyangkan tangannya didepan Lisa, memintanya agar cepat menggaet tangannya itu.
"Oh" Lisa yang baru sadar maksud Armand mulai meraih tangannya, dia menempelkan ujung ujung jarinya di telapak tangan Armand.
Armand dengan sigap menyambut tangan Lisa, bahkan dia menggenggamnya dengan erat, takut kalau yang punya tangan kabur.
Mereka berjalan bergandengan tangan memasuki restoran mewah itu dan langsung disambut dengan senyum hangat seorang pelayan disana, mereka dituntun menuju ke sebuah meja didekat jendela yang menampakkan pemandangan sore menuju malam yang indah.
Mereka duduk berhadapan, dan pelayan mulai memberikan buku menu pada kedua tamu istimewanya.
"Silahkan dipilih menunya tuan dan nona"
"Kau mau makan apa?" tanya Armand pada Lisa sambil membalik buku menu ditangannya
"Apa saja, terserah kau" jawab Lisa sambil menutup buku menunya, dia tidak selera makan sebenarnya
"Baiklah, kalau begitu kami pesan ini, ini dan ini" Armand menunjuk beberapa hidangan yang ada di menu
"Baik pa, mohon ditunggu" Pelayan yang sigap itu pergi dari sana,meninggalkan pasangan yang terlihat begitu kaku menurutnya
"Kenapa tiba tiba ingin kencan?" Dia masih penasaran dengan alasan Armand yang sebenarnya
"Kenapa? tidak boleh? tadi kau juga jalan jalan dengan mama kan?"
tadi siang dijajah ibunya, sekarang dijajah anaknya, malang benar nasib ini
"Kamu masih ga percaya? beneran ko kami tadi pergi shopping"
"Tau, tadi aku sudah tanya Pa Eman"
lah, dia beneran nanya Mang Eman
"Hmm jadi kau mengajaku kencan karena cemburu sama mama begitu?" Lisa bermaksud bercanda sebenarnya,tapi jawaban Armamd diluar prediksi
"Iya, kau belum jalan denganku tapi malah sudah jalan dengan yang lain"
"Lah, dia kan mama kamu, calon mertua aku" dia menekankan kata kata terakhir nya itu
"Tetap saja, kau lebih dulu jalan dengan yang lain daripada denganku"
"Haa, selalu saja berputar putar, sudahlah ayo kita makan"
Makanan yang sudah tersaji selama perdebatan akhirnya disantap juga, entah memang karena lapar atau kesal Lisa makan dengan lahap sampai sedikit belepotan.
"Pelan pelan makannya" Armand mengelap saus yang menempel dipinggir bibir Lisa dengan ibu jarinya dan dilumatnya sendiri
Lisa yang terkejut, dia menelan makanannya dengan susah payah dan akhirnya malah tersedak.
"Uhuk uhuk" sambil menepuk nepuk dadanya dan mulai meneguk segelas air
"Apa makanannya tidak enak?" yang punya salah malah terlihat tak berdosa
"Enak, enak" Lisa malah gelagapan, pipinya yang merona justru membuat wajah indo nya terlihat semakin cantik
Armand tersenyum melihat wanita didepannya, entah apa yang sebenarnya dia rasakan, dia selalu merasa senang saat menatap wajah cantik itu.
"Apa ada sesuatu lagi diwajahku?" merasakan tatapan yang tak kunjung hilang membuat Lisa menjadi kikuk, tidak bebas bergerak karena diawasi
"Tidak,wajahmu masih cantik, sangat cantik" dia memotong steak dipiringnya, dan menyuapkan ke mulutnya dengan mata yang masih menatap wajah Lisa
GLEK
Entah mengapa Lisa merasa dirinya lah yang menjadi potongan steak yang dilahap Armand, tatapan mata Armand memang seperti ingin memakan Lisa bulat bulat.
.
.
.
.
.
"Mmm,ini sudah dua putaran, kenapa masih belum berhenti juga ya?"Lisa bertanya pada Armand yang duduk disebrangnya dalam komedi putar
"Aku menyewanya" Armand menoleh ke arah Lisa setelah sedari tadi menatap keluar jendela komedi putar
setelah makan malam yang mencekam itu, mereka menuju ke sebuah taman hiburan, Lisa hanya manut manut saja saat Armand menyuruhnya naik komedi putar, meskipun merasa aneh karena hanya mereka berdua yang menaikinya.
"Huh,biar apa kau menyewa komedi putar?"
"Agar kau tidak bisa kabur"
Lisa hanya melongo mendengar ucapan Armand
kabur?? memang dia mau melakukan apa padaku disini
"Kau pasti tahu alasanku yang sebenarnya bukan?" Armand langsung bicara to the point tanpa memberi aba aba,membuat Lisa yang tepat berada dihadapannya terkejut
"Ya, sepertinya aku tahu, jadi kenapa kau tidak menginterogasi ku saja? kenapa repot repot ingin menikah denganku?"
"Apa kau akan menjawab semua pertanyaanku dengan jujur?"
"Tidak juga" memang benar bahwa tidak mungkin Lisa menceritakan begitu saja semuanya pada orang lain bukan
"Itulah kenapa aku mengambil keputusan itu, untuk mengawasimu dari jarak terdekat, tapi sekarang..aku pikir aku memang benar benar menginginkanmu" Armand menatap wajah Lisa, mengunci mata Lisa dengan matanya, yang memancarkan keseriusan dari setiap kata yang diucapkannya
Lisa terdiam, dia tidak mengerti kemana arah pembicaraan ini sebenarnya.
"Apa kau akan melakukan siksaan fisik?" Lisa sekarang merasa takut sebenarnya, tapi dia mencoba untuk terlihat setenang mungkin
Armand mencondongkan tubuhnya kedepan dan menumpukan lengannya diatas kakinya yg panjang
"Apa kau benar benar mau menjadi pendamping hidupku? bukan karena terpaksa, tapi karena kau juga menginginkanku?"
DEG
Lisa tidak menjawab
"Aku ulangi lagi"kali ini Armnad membungkuk dihadapan Lisa, dia menggenggam satu tangan wanita cantik dihadapannya itu dan mendekatkannya ke bibir lalu mengecupnya
"Monalisa, mau kah kau menikah denganku? aku tidak peduli siapa kau, yang aku tahu hanya aku ingin memilikimu seutuhnya"
Lamaran kedua yang diutarakan Armand berhasil membuat Lisa terombang ambing, dia sering diminta berpacaran oleh pria, tapi yang langsung melamarnya hanya satu orang, dan itu pria yang ada dihadapannya sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments