Setelah 3 malam feeya dan rian menginap di hotel, pengantin baru itu pun pulang kerumah.
Feeya sangat bahagia karna rian begitu perhatian dan menyayangi arka, putra semata wayangnya. Begitu pula dengan arka yang terlihat sangat dekat dengan rian, daddy sambungnya.
Malam hari di kediaman Safeeya Darmawan..
Arka tidur di kamarnya di temani bi nani dan bi tias. Ya, arka memang belum berani tidur di kamarnya sendiri.
Karna selama ini arka selalu tidur dengan feeya, namun sebagai orang tua tunggal untuk putra semata wayangnya.
Saat feeya harus ke luar kota atau ke luar negeri untuk urusan pekerjaannya.
Arka selalu tidur di temani kedua pengasuhnya bi nani dan bi tias.
Di kamar, rian merebahkan tubuhnya di sofa dengan menyandarkan kepalanya di paha feeya.
"Sayang" ucap rian menatap feeya.
"Hmmm" jawab feeya dengan membelai lembut rambut rian.
"Sayang, apa aku boleh minta sesuatu pada mu feey ?" tanya rian terus menatap feeya.
"Memang kamu mau minta apa rian ?" tanya feeya penasaran.
"Aku minta mulai sekarang kamu panggil aku, Mas Rian. Ya walaupun usia ku lebih muda tapi aku kan suami mu feey" ucap rian dengan tersenyum.
"Cuma itu ?, oke baiklah. Mas Rian" jawab feeya dengan tertawa kecil menggoda rian.
Rian yang tadinya merebahkan tubuhnya dan menyandarkan kepalanya di paha feeya, rian pun beralih duduk dan saling bertatapan dengan feeya.
"Sayang, apa aku boleh minta yang lain ?" tanya rian menatap feeya dengan jarak cukup dekat.
"Memang kamu mau minta apa mas ?" jawab feeya sedikit manja.
"Aku mau Ini" ucap rian dengan menyentuh kepunyaan feeya.
"Mas rian, kita semalem sudah berapa kali melakukan itu. Sampai aku kewalahan kamu terus gonta ganti gaya, bahkan tadi sore di kamar mandi kita melakukannya lagi. Apa kamu masih kurang puas suami ku ?" ucap feeya manja dan menatap rian.
"Tapi aku ingin lagi feey ?" ucap rian dengan memelas.
"Mas, please besok aja ya. Ini aja rasanya masih perih dan nyeri mas" ucap feeya dengan sedikit berfikir.
"Ya sudah malam ini libur, tapi besok bisa kan sayang ?" ucap rian menggoda feeya.
"Iya mas, besok ya" ucap feeya dengan tersenyum menatap rian.
"Apa karna aku menikah dengan berondong ya, rian seperti tidak ada puasnya. Selalu minta terus ?" bathin feeya dengan menatap rian.
Ditempat lain, wisnu sedang menyusun rencana agar feeya tetap mau menandatangani berkas pengalihan hak milik itu. Karna wisnu tidak mau kehilangan saham 30% kepemilikannya di Darmawan Group.
"Mas wisnu kenapa dari tadi diem aja ?" tanya sisca penasaran melihat suaminya sejak tadi diam.
"Sayang, aku sedang berfikir bagaimana caranya agar feeya tetap mau menandatangani berkas itu" jawab wisnu menoleh ke arah sisca.
"Mas, kita ancam saja feeya ?" ucap sisca spontan.
"Maksud.mu, ancam bagaimana ?"
tanya wisnu penasaran.
"Mas, feeya pasti mencintai anak semata wayangnya itu kan ?,
Jadi gimana kalau mas wisnu culik anak itu, dan mas wisnu ancam feeya agar segera menanda tangani berkas pengalihan itu" ucap sisca menjelaskan idenya pada suaminya.
"Tapi sayang !!!" ucap wisnu yang langsung di potong oleh sisca.
"Tapi kenapa sih mas ?, Apa mas tidak tega menculik anak mas sendiri ?,
Mas dengarkan aku, mas tidak akan melukai anak itu. Mas hanya pinjam anak itu lalu mas wisnu jadikan alat untuk mengancam feeya. Aku yakin tanpa berfikir panjang feeya pasti segera tanda tangan" ucap sisca menatap wisnu.
"Kamu benar sayang, lagian mas juga tidak peduli dengan anak itu. Bahkan mas sendiri sampai sekarang tidak tau wajah anak itu seperti apa ?" ucap wisnu yang terhasut ucapan sisca.
Sisca tersenyum puas melihat suaminya menyetujui idenya..
"Jadi kapan mas wisnu akan memulai drama ini ?" tanya sisca tersenyum licik dengan menatap wisnu.
"Besok" jawab wisnu singkat dengan tersenyum licik menatap sisca.
Sisca pun tersenyum puas mendengar jawaban wisnu.
Seperti biasa rian bangun lebih awal, bergegas menuju dapur dan masak untuk sarapan mereka bertiga.
Entah kenapa pagi ini feeya terlihat gelisah, namun feeya berusaha santai di depan rian dan arka.
"Mommy, Daddy apa kalian bisa antar aku ke sekolah ?" tanya arka dengan terus mengunyah.
"Arka, mommy pagi ini ada janji maaf ya sayang mami tidak bisa antar arka ke sekolah" ucap feeya mencoba tenang.
Gimana kalau arka berangkat ke sekolah sama daddy, nanti pak amin hang antar mommy ke kantor. Tapi pulang sekolah di jemput pak amin ya" sahut rian menawarkan diri mengantar arka ke sekolah.
"Asik daddy anter aku sekolah, yeay" ucap arka terlihat begitu senang.
"Ya sudah kalau begitu mommy ke kantor di antar pak amin, arka ke sekolah di antar daddy" ucap feeya dengan senyum menutuli ke gelisahannya.
"Okey mommy" jawab arka dengan penuh semangat.
"Mommy ke kamar dulu ya nak, mommy mau ambil tas mommy" ucap feeya berlalu menuju kamarnya.
Rian yang sudah menyadari ke gelisahan feeya sejak tadi menjadi begitu penasaran.
Feeya ke kamar untuk mengambil tas dan segera menelvon fandi.
📞" Halloo fan, sorry aku pagi - pagi menelvon mu" ucap feeya menelvon fandi
📞"Ada apa feey, tumben sekali kamu pagi - pagi menelvon ku" jawab fandi.
📞"Fan, entah kenapa aku gelisah selalu memikirkan arka terus menerus.
Aku takut fan, aku yakin pasti si brengsek itu sudah tau kalau aku sudah menikah. Dan aku juga yakin si brengsek itu tidak akan tinggal diam" ucap feeya menjelaskan fandi.
📞 "Tenang feey, aku akan perketat penjagaan arka. Dan anak buah ku akan menyamar di sekitaran sekolah untuk memantau arka terus, jadi kau tidak perlu khawatir. Kau harus yakin, arka akan baik - baik saja" ucap fandi menenangkan feeya.
📞 "Iya fan, tolong di perketat penjagaan arka fan. Terima kasih fan, kamu memang sangat bisa di andalkan" ucap feeya sedikit merasa lega.
📞 "Iya feey, aku akan perketat penjagaan arka. Lagi pula arka juga belajar ilmu bela diri dengan anak buah ku, ya walaupun baru sedikit yang di kuasai arka. Tapi setidaknya itu bisa melindungi arka" ucap fandi.
📞"Iya fan, aku benar - benar berterima kasih dengan mu fan.
Kau membuat ku sedikit lega, oh iya fan, pagi ini arka akan di antar rian.
Dan rian akan segera ke kantor setelah mengantar arka, aku titip arka ya fan" ucap feeya.
📞" Siap laksanakan bu presdir" jawab fandi semangat.
☎️
Tanpa sadar rian mendengar percakapan feeya, namun rian tidak tau feeya berbicara dengan siapa di telvon.
"Sayang, aku berangkat dulu ya" ucap rian yang sejak tadi berdiri di depan pintu.
"Iya mas, kamu hati hati ya mas" jawab feeya menghampiri arka.
"Kamu kenapa sayang, aku perhatikan sejak tadi kamu terlihat gelisah" tanya rian dengan menatap feeya.
"Aku tidak papa mas" jawab feeya lirih.
"Baiklah kalau begitu aku berangkat antar arka ke sekolah dulu ya" ucap rian memeluk feeya.
"Ayooo mas kita turun, aku juga mau langsung berangkat ke kantor" jawanlb feeya dengan senyum.
Mendengar ucapan feeya, rian hanya mengangguk dan tersenyum.
Rian tau feeya sejak tadi gelisah, namun rian tidak mau memaksa feeya untuk berterus terang pada nya. Rian takut akan menjadi beban untuk feeya, rian pun memilih diam dan menunggu waktu yang tepat untuk bertanya pada feeya.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
SLIHAI APAPUN, YANG NMANYA ANAK 5 THN TTP TENAGA & OTOT2 TULANGNYA GK SBANDING DGN OTOT PRIA DEWASA.. TPI MMG BAGUS SEDARI KECIL DILATIH BELADIRI, BIAR MNDARAH DAGING..
2023-12-26
1
Budiono Gatot
licik sekali pikiran sisca, habisi aja dan masukan penjara biar tau rasa
2022-07-13
1