"Sekarang kamu lihat saya!!"
Khalpun mengangkat wajahnya dengan ragu dan ia terhenyak melihat wajah sang Bos ...
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Hahh ... kenapa wajah Bapak?" Khal tampak kaget melihat ruam merah di wajah dan tangan sang Bos.
"Apa tidak ada yang memberitahumu jika saya alergi susu?" ujar Bumi yang merupakan sang Bos.
"Maaf Pak, tapi tadi saya hanya membuat sesuai perintah bu ...."
"Stop!! Saya tidak suka orang yang banyak alasan." Entah mengapa tiba-tiba Bumi teringat ucapan Masnya Rana, jangan tertipu dengan penampilan, apa gadis ini juga seperti itu? hanya minta maaf pura-pura ...
"Tapi saya berkata yang sebenarnya Pak."
Disatu sisi Bumi kasihan, namun di sisi lain Bumi tak ingin tertipu sesuatu yang terlihat baik, benar-benar ucapan Mas Rana mempengaruhi jiwa baikku, batin Bumi.
"Baik saya maafkan, sekarang kamu keluar kantor dan carilah antihistamin di apotik."
"Obat apa itu Pak?" spontan keluar tanya dari bibir Khal.
"Kamu sepertinya sangat senang menjawab. Itu obat untuk meredakan gejala dari reaksi alergi. Cepat pergilah! Beli juga masker untukku!"
"Ba-ik Pakk."
"Heii, kauu ...."
"Apalagi Pak?"
"Jangan lama-lama dan segera kembali! Jam 10 nanti saya ada meeting dengan tim Marketing. Ruam ini harus hilang sebelum saya meeting!"
"Ba-ik. Oh ya Pak ...."
"Apa lagi?"
"Maafkan saya Pak," lirih Khal merasa bersalah.
"Hentikan banyak bicara dan lekas cari obat yang saya minta!!"
"Iya Pak." Khalpun segera keluar ruangan dengan wajah bersalah. Dan disana ketiga teller tampak saling mengedip-ngedipkan mata sambil melirik kearah Khal. Dan Khalpun melihatnya.
Jadi ini rencana kalian, tega sekali, batin Khal.
•
•
•
40 Menit berlalu.
Khal berjalan tergesa-gesa sambil lagi-lagi melirik jam di tangannya, 09:15. Iapun segera masuk ke gedung Bank, melewati riuhnya para nasabah hingga kini ia berdiri di depan ruangan Pak Bumi, Bosnya.
Bismillah ...
Tok ... Tok ...
"Masuk."
"Akhirnya kamu datang juga, kenapa begitu lama?" tegas Bumi
"Maaf Pak, tadi lama nunggu angkotnya," ucap Khal seraya meletakkan obat, sebuah masker steril dan sebotol air mineral di atas meja.
"Kenapa naik angkot? Harusnya kamu minta antar Heru," ujar Bumi baru kenudian memasukkan obat ke mulutnya.
"Nasabah sedang ramai Pak. Tidak bagus jika tidak ada satpam yang berjaga di depan," ujar Khal.
Benar juga pemikiranmu, batin Bumi.
"Apa kamu ada masalah?" ucap Bumi yang memperhatikan Khal masih berdiri mematung.
"Tidak Pak."
"Kenapa kamu masih disini? Lekas keluar dan lanjutkan pekerjaanmu!"
"Oh ... iya Pak," mendadak tersadar, mengapa aku mematung disana. Aduhh ... Khal akhirnya meninggalkan ruangan sambil menggaruk kepalanya yang tertutup hijab dan tak gatal sesungguhnya. Merasa bodoh dengan sikap mematungnya barusan.
•
•
Khal baru selesai dari aktifitasnya membersihkan toilet saat dilihatnya pria yang tak asing berjalan dengan tegap menggunakan masker di wajahnya. Dilihatnya jam di tangannya kini, 10:00.
Pak Bumi, ia akan meeting. Apa ruam di wajahnya belum hilang, Kenapa ia memakai masker? kasihan Pak Bumi karena kebodohanku yang percaya pada ketiga nenek sihir, ia harus menjalankan aktifitas dengan kondisi tak nyaman, batin Khal.
🐣Pukul 11:00 saat ini.
Tampak Pak Bumi sedang berdiri mematung memperhatikan para karyawannya bekerja, memastikan seluruh karyawan bekerja serius dan sungguh-sungguh. Tak lama dari arah pastri, Khal keluar dengan 3 teh hangat dan 3 kopi, membawa pesanan para karyawan.
Ia yang melihat kehadiran Pak Bumi, tampak merunduk dan lagi-lagi rasa bersalah memenuhi kepalanya saat dilihatnya sang Bos masih mengenakan masker di wajahnya.
Hingga jam mendekati makan siang, Bumi masih tampak mondar-mandir di ruang depan, melihat satu persatu kinerja karyawannya. Dan entah sudah berapa kali wajah yang terus merunduk saat menangkapnya lagi-lagi terlihat, entah ia sedang menyapu, mengepel, mengelap meja, atau merapikan berkas di meja.
•
•
Jam makan siangpun tiba, para karyawan berhambur keluar memberi hak perutnya yang minta diisi. Berbeda pula dengan Khal yang kini tanpak khusuk menjalankan ibadahnya di gudang dilanjut memejamkan matanya disana.
Dan Bumi seperti halnya sebelum ia ke Jogya, ia menjalankan aktifitas yang sama di jam istirahat. Ia diam-diam mengecek, meja tiap karyawan, memeriksa kebersihan, berkas dan data aktifitas nasabah di komputer karyawannya. Tak lupa ia juga mengecek bagian lain, termasuk kebersihan pantri, kamar mandi, juga mengecek ketersediaan barang hingga urusan logistik di gudang. Dan Ia akan makan siang saat karyawannya telah kembali dari menjalankan istirahatnya.
Dan Bumi tampak terhenyak kini melihat seseorang tidur di gudang dengan kain sembahyang dan sajadah menjadi bantalannya, hal yang sebelumnya tak pernah terjadi. Iapun langsung menyadari siapa sosok tersebut dari seragam dan hijab yang dikenakannya. Sebab memang tidak ada satupun karyawannya di Bank yang menggunakan hijab selain OB yang baru dikenalnya hari ini.
Melihat sang OB yang terlihat letih, iapun tak tega membangunkannya. Bumi segera berhambur meninggalkan gudang setelahnya.
~~
Waktu kini menunjukkan pukul 13:00 saat para karyawan telah siap dengan aktifitasnya kembali.
Terdengar ketukan, saat Bumi hendak keluar ruangan menjalankan istirahatnya. Bumipun kembali ke kursi dan mempersilahkan seseorang di balik pintu untuk masuk.
Wanita berhijab dengan seragam hijaunya seketika masuk keruangan membawa secangkir teh hangat saat ini.
"Apa yang kamu bawa? Sepertinya aku tidak meminta dibuatkan minuman?"
"Tadi saya bertanya pada Mas Heru minuman apa yang bapak suka, kata mas Heru bapak suka teh manis hangat. Dan ini saya buatkan untuk mengganti minuman saya yang salah tadi pagi," ujar Khal.
"Jangan terus memikirkan hal tadi pagi. Saya sudah melupakannya. Tapi terima kasih tehnya nanti saya minum."
"Pak, kenapa ruam Bapak belum hilang?" Khal tampak memperhatikan wajah bosnya yang tak menggunakan masker di dalam ruangannya.
"Tidak apa-apa, santai saja nanti juga akan hilang."
"Maaf Pak, pasti Bapak tidak nyaman menjalankan aktifitas hari ini."
"Tidak juga, sepertinya saya mulai senang memakai masker ini. Setidaknya mengurangi pandangan karyawan yang menatap wajah saya."
Dan spontan Khal tersenyum dengan tangan menutupi mulutnya.
"Kenapa kau tersenyum?"
"Bapak sangat percaya diri dan merasa tampan rupanya," ucap Khal seraya kembali tersenyum.
"Maksud saya tidak seperti itu, saya melihat karyawan lebih nyaman dan tidak terlalu serius ketika saya memantau mereka menggunakan masker ini," jelas Bumi yang tampak mengeleng-geleng dan tersenyum setelahnya.
"Kenapa Bapak sekarang tersenyum?" heran Khal.
"Karena tidak menyangka kamu menafsirkan seperti itu, saya serasa jadi ingin berkaca. Apa saya benar-benar terlihat tampan," canda Bumi seraya kembali tersenyum.
"Jujur Bapak terlihat berbeda saat tersenyum."
"Oya?"
"Benar Pak, suasana jadi lebih hangat. Kelak Bapak harus banyak tersenyum pula di depan karyawan Bapak yang lain, sehingga tercipta suasana yang membuat karyawan turut bahagia, dan in syaa Alloh akan meningkatkan kinerja dan produktifitas mereka."
Terlihat Bumi menyimak dan tersenyum setelahnya.
"Pergilah! Lanjutkan pekerjaanmu!"
•
•
1 jam berlalu, tampak Brio Bumi sudah terparkir di muka Bank kembali. Khal yang baru selesai memfotokopi tumpukan kertas seketika terhenyak melihat kotak dengan tulisan "Untuk OB" di atas meja pantri.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
🐢Apa isi kotak teruntuk OB tersebut? Dan siapa pengirimnya?
🐢Happy reading❤❤
🐢Note: Alergi susu terjadi karena sistem kekebalan tubuh menganggap zat yang terkandung di dalam susu dan produk olahannya sebagai zat asing. Efek yang ditumbulkan bisa berbagai macam, ruam di tubuh, mual, muntah, sesak nafas, dll. (*Sumber Halo Dokter/Google*)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Ade Safitri
mba Bubu...klo aq alergi tanggal tua...😛🤭
2021-07-17
0
momtikita
tp kalo susu segar kayaknya gak alergi tuh 🤣🤣🤣
2021-07-07
1
Berdo'a saja
apa isinya.....
2021-04-02
1