Alergi Susu 2

"Sekarang kamu lihat saya!!"

Khalpun mengangkat wajahnya dengan ragu dan ia terhenyak melihat wajah sang Bos ...

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Hahh ... kenapa wajah Bapak?" Khal tampak kaget melihat ruam merah di wajah dan tangan sang Bos.

"Apa tidak ada yang memberitahumu jika saya alergi susu?" ujar Bumi yang merupakan sang Bos.

"Maaf Pak, tapi tadi saya hanya membuat sesuai perintah bu ...."

"Stop!! Saya tidak suka orang yang banyak alasan." Entah mengapa tiba-tiba Bumi teringat ucapan Masnya Rana, jangan tertipu dengan penampilan, apa gadis ini juga seperti itu? hanya minta maaf pura-pura ...

"Tapi saya berkata yang sebenarnya Pak."

Disatu sisi Bumi kasihan, namun di sisi lain Bumi tak ingin tertipu sesuatu yang terlihat baik, benar-benar ucapan Mas Rana mempengaruhi jiwa baikku, batin Bumi.

"Baik saya maafkan, sekarang kamu keluar kantor dan carilah antihistamin di apotik."

"Obat apa itu Pak?" spontan keluar tanya dari bibir Khal.

"Kamu sepertinya sangat senang menjawab. Itu obat untuk meredakan gejala dari reaksi alergi. Cepat pergilah! Beli juga masker untukku!"

"Ba-ik Pakk."

"Heii, kauu ...."

"Apalagi Pak?"

"Jangan lama-lama dan segera kembali! Jam 10 nanti saya ada meeting dengan tim Marketing. Ruam ini harus hilang sebelum saya meeting!"

"Ba-ik. Oh ya Pak ...."

"Apa lagi?"

"Maafkan saya Pak," lirih Khal merasa bersalah.

"Hentikan banyak bicara dan lekas cari obat yang saya minta!!"

"Iya Pak." Khalpun segera keluar ruangan dengan wajah bersalah. Dan disana ketiga teller tampak saling mengedip-ngedipkan mata sambil melirik kearah Khal. Dan Khalpun melihatnya.

Jadi ini rencana kalian, tega sekali, batin Khal.

40 Menit berlalu.

Khal berjalan tergesa-gesa sambil lagi-lagi melirik jam di tangannya, 09:15. Iapun segera masuk ke gedung Bank, melewati riuhnya para nasabah hingga kini ia berdiri di depan ruangan Pak Bumi, Bosnya.

Bismillah ...

Tok ... Tok ...

"Masuk."

"Akhirnya kamu datang juga, kenapa begitu lama?" tegas Bumi

"Maaf Pak, tadi lama nunggu angkotnya," ucap Khal seraya meletakkan obat, sebuah masker steril dan sebotol air mineral di atas meja.

"Kenapa naik angkot? Harusnya kamu minta antar Heru," ujar Bumi baru kenudian memasukkan obat ke mulutnya.

"Nasabah sedang ramai Pak. Tidak bagus jika tidak ada satpam yang berjaga di depan," ujar Khal.

Benar juga pemikiranmu, batin Bumi.

"Apa kamu ada masalah?" ucap Bumi yang memperhatikan Khal masih berdiri mematung.

"Tidak Pak."

"Kenapa kamu masih disini? Lekas keluar dan lanjutkan pekerjaanmu!"

"Oh ... iya Pak," mendadak tersadar, mengapa aku mematung disana. Aduhh ... Khal akhirnya meninggalkan ruangan sambil menggaruk kepalanya yang tertutup hijab dan tak gatal sesungguhnya. Merasa bodoh dengan sikap mematungnya barusan.

Khal baru selesai dari aktifitasnya membersihkan toilet saat dilihatnya pria yang tak asing berjalan dengan tegap menggunakan masker di wajahnya. Dilihatnya jam di tangannya kini, 10:00.

Pak Bumi, ia akan meeting. Apa ruam di wajahnya belum hilang, Kenapa ia memakai masker? kasihan Pak Bumi karena kebodohanku yang percaya pada ketiga nenek sihir, ia harus menjalankan aktifitas dengan kondisi tak nyaman, batin Khal.

🐣Pukul 11:00 saat ini.

Tampak Pak Bumi sedang berdiri mematung memperhatikan para karyawannya bekerja, memastikan seluruh karyawan bekerja serius dan sungguh-sungguh. Tak lama dari arah pastri, Khal keluar dengan 3 teh hangat dan 3 kopi, membawa pesanan para karyawan.

Ia yang melihat kehadiran Pak Bumi, tampak merunduk dan lagi-lagi rasa bersalah memenuhi kepalanya saat dilihatnya sang Bos masih mengenakan masker di wajahnya.

Hingga jam mendekati makan siang, Bumi masih tampak mondar-mandir di ruang depan, melihat satu persatu kinerja karyawannya. Dan entah sudah berapa kali wajah yang terus merunduk saat menangkapnya lagi-lagi terlihat, entah ia sedang menyapu, mengepel, mengelap meja, atau merapikan berkas di meja.

Jam makan siangpun tiba, para karyawan berhambur keluar memberi hak perutnya yang minta diisi. Berbeda pula dengan Khal yang kini tanpak khusuk menjalankan ibadahnya di gudang dilanjut memejamkan matanya disana.

Dan Bumi seperti halnya sebelum ia ke Jogya, ia menjalankan aktifitas yang sama di jam istirahat. Ia diam-diam mengecek, meja tiap karyawan, memeriksa kebersihan, berkas dan data aktifitas nasabah di komputer karyawannya. Tak lupa ia juga mengecek bagian lain, termasuk kebersihan pantri, kamar mandi, juga mengecek ketersediaan barang hingga urusan logistik di gudang. Dan Ia akan makan siang saat karyawannya telah kembali dari menjalankan istirahatnya.

Dan Bumi tampak terhenyak kini melihat seseorang tidur di gudang dengan kain sembahyang dan sajadah menjadi bantalannya, hal yang sebelumnya tak pernah terjadi. Iapun langsung menyadari siapa sosok tersebut dari seragam dan hijab yang dikenakannya. Sebab memang tidak ada satupun karyawannya di Bank yang menggunakan hijab selain OB yang baru dikenalnya hari ini.

Melihat sang OB yang terlihat letih, iapun tak tega membangunkannya. Bumi segera berhambur meninggalkan gudang setelahnya.

~~

Waktu kini menunjukkan pukul 13:00 saat para karyawan telah siap dengan aktifitasnya kembali.

Terdengar ketukan, saat Bumi hendak keluar ruangan menjalankan istirahatnya. Bumipun kembali ke kursi dan mempersilahkan seseorang di balik pintu untuk masuk.

Wanita berhijab dengan seragam hijaunya seketika masuk keruangan membawa secangkir teh hangat saat ini.

"Apa yang kamu bawa? Sepertinya aku tidak meminta dibuatkan minuman?"

"Tadi saya bertanya pada Mas Heru minuman apa yang bapak suka, kata mas Heru bapak suka teh manis hangat. Dan ini saya buatkan untuk mengganti minuman saya yang salah tadi pagi," ujar Khal.

"Jangan terus memikirkan hal tadi pagi. Saya sudah melupakannya. Tapi terima kasih tehnya nanti saya minum."

"Pak, kenapa ruam Bapak belum hilang?" Khal tampak memperhatikan wajah bosnya yang tak menggunakan masker di dalam ruangannya.

"Tidak apa-apa, santai saja nanti juga akan hilang."

"Maaf Pak, pasti Bapak tidak nyaman menjalankan aktifitas hari ini."

"Tidak juga, sepertinya saya mulai senang memakai masker ini. Setidaknya mengurangi pandangan karyawan yang menatap wajah saya."

Dan spontan Khal tersenyum dengan tangan menutupi mulutnya.

"Kenapa kau tersenyum?"

"Bapak sangat percaya diri dan merasa tampan rupanya," ucap Khal seraya kembali tersenyum.

"Maksud saya tidak seperti itu, saya melihat karyawan lebih nyaman dan tidak terlalu serius ketika saya memantau mereka menggunakan masker ini," jelas Bumi yang tampak mengeleng-geleng dan tersenyum setelahnya.

"Kenapa Bapak sekarang tersenyum?" heran Khal.

"Karena tidak menyangka kamu menafsirkan seperti itu, saya serasa jadi ingin berkaca. Apa saya benar-benar terlihat tampan," canda Bumi seraya kembali tersenyum.

"Jujur Bapak terlihat berbeda saat tersenyum."

"Oya?"

"Benar Pak, suasana jadi lebih hangat. Kelak Bapak harus banyak tersenyum pula di depan karyawan Bapak yang lain, sehingga tercipta suasana yang membuat karyawan turut bahagia, dan in syaa Alloh akan meningkatkan kinerja dan produktifitas mereka."

Terlihat Bumi menyimak dan tersenyum setelahnya.

"Pergilah! Lanjutkan pekerjaanmu!"

1 jam berlalu, tampak Brio Bumi sudah terparkir di muka Bank kembali. Khal yang baru selesai memfotokopi tumpukan kertas seketika terhenyak melihat kotak dengan tulisan "Untuk OB" di atas meja pantri.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

🐢Apa isi kotak teruntuk OB tersebut? Dan siapa pengirimnya?

🐢Happy reading❤❤

🐢Note: Alergi susu terjadi karena sistem kekebalan tubuh menganggap zat yang terkandung di dalam susu dan produk olahannya sebagai zat asing. Efek yang ditumbulkan bisa berbagai macam, ruam di tubuh, mual, muntah, sesak nafas, dll. (*Sumber Halo Dokter/Google*)

Terpopuler

Comments

Ade Safitri

Ade Safitri

mba Bubu...klo aq alergi tanggal tua...😛🤭

2021-07-17

0

momtikita

momtikita

tp kalo susu segar kayaknya gak alergi tuh 🤣🤣🤣

2021-07-07

1

Berdo'a saja

Berdo'a saja

apa isinya.....

2021-04-02

1

lihat semua
Episodes
1 Aku ...
2 Kata Putus
3 Kehadiran yang tak diterima
4 Melangkahkan kaki disini lagi ...
5 Perjodohan
6 Pertunangan dadakan
7 Kencan Pertama
8 Berenang
9 Cafe Abdul
10 Penampakan
11 Tentang Anindya
12 Kebohongan Anindya
13 Pembatalan
14 Tanda Tangan
15 Daftar TK
16 Keluarga Sentra Duta
17 Alergi Susu
18 Alergi Susu 2
19 Obrolan Dengan Naya
20 Khal Sibuk
21 Wajah Pucat
22 Ruang UGD
23 Ucapan Terima Kasih
24 Hari Terakhir Khal
25 Berbelanja
26 Memancing Khal
27 Kenyataan Khal
28 Kisah Masa Lalu
29 Joging
30 kain lap
31 Janda
32 Mall
33 Celoteh Saga
34 Obrolan
35 Pengasuh
36 Mampir
37 Ingin Sekolah
38 Murung
39 Bimbang
40 Obrolan
41 Pasar Malam
42 Aku
43 Batin Khal
44 Ketoprak
45 Mencari Jawab
46 Tidak Ada Alasan
47 Adik Kecil
48 Makan Siang
49 Minggu
50 Masjid
51 Kajian
52 Bakulan Ketoprak
53 Anti Shifa
54 Bermimpi
55 Heru
56 Prasangka
57 Cari Kesempatan
58 Cemburu
59 Kedatangan
60 Histeris
61 Sampingan
62 Mencari
63 Menerima
64 Kakak
65 Salah Paham
66 Bandara
67 Saga Setuju
68 Mencari
69 Foto
70 Berbeda
71 Bertemu Saga
72 Berbincang
73 Taman
74 Persiapan
75 Akad
76 Bertemu
77 POV RANA
78 Berbincang Dengan Rana
79 Menjelaskan Pada Ibu
80 Obrolan Santai
81 Penolakan Maaf
82 Dimana Khal?
83 Kebenaran
84 Mencari Maaf
85 Kita Keluarga
86 Membuka Kado
87 Bukan Kelabang
88 Kebersamaan Sore
89 Bersiap Pulang
90 Bertemu Shira
91 Meninggalkan Surabaya
92 Rumah Siapa?
93 Bimbang
94 Mendo'akan Istri
95 Pelukan Hangat
96 Bertemu Choirul
97 Menelepon Istri
98 Sentra Duta Residence
99 Kamu Punyaku
100 Berbincang
101 Shifa dan Khal
102 Mencari Tau
103 Main Ke Butik
104 POV Bumi
105 Gagal
106 Tidak Takut Lagi
107 Rindu Teman
108 Mencari Cara
109 Mencari Keberadaan
110 Cerita Choirul
111 Mendekap Naya
112 Rapuhnya Bumi
113 Luluh
114 Sudah Ada Perencana Terbaik
115 Yanda yang terbaik!
116 Agak Sesak
117 Baju Malu?
118 Cemburu
119 Menikmati Pagi
120 Naya Berbeda
121 Naya Dimana?
122 Ingin Bersama Diyara
123 Bersama Diyara (1)
124 Bersama Diyara (2)
125 Rumah Sakit
126 Duduk Bersama
127 Bersabar
128 Tanya Mayra.
129 Memberi kabar
130 Memberitahu Perlahan
131 Panggilan Om
132 Tanda Yang Sama
133 Mampir ke Mobil
134 Mengakrabkan Diri
135 Lyra Panik
136 Menjauhkan Dari Lyra
137 Menjauh Lebih Baik
138 Berbincang
139 Naya Di Seberang Telepon
140 Berkemah
141 Berduka
142 Tak Ada Kabar
143 Cari Saja Yang Lain
144 Rujak Cingur
145 Dugaan Mama Yasmin
146 Cemburu
147 Garis Dua
148 Masih Di sini
149 Menunggu Senin
150 Pesan Papa
151 Depresi Kembali
152 Kanaya di Bandara
153 Yanda Selalu Sayang Naya
154 Masih tentang Naya
155 Kedatangan Dimas
156 Foto Menarik Hati Naya
157 Tentang Diyara
158 Mencuri Hati
159 Pikirkan Yang Baik Saja!
160 Siapa Yang Kembar?
161 Naya Panik
162 Sosok Kak Mayra
163 Ayah Naya hanya Yanda
164 Kesalnya Dirga
165 Terpana Wajah Bunda
166 Tasfo Barn
167 Panggilan Bunda
168 Menjenguk Manda
169 Takut Kehilangan Naya
170 Naya Menghilang
171 Kedatangan Oma Arini
172 Namanya Viona
173 Anggap Ada ART Baru
174 Dimas Letih
175 Enyahkan Kata Berpaling
176 Keinginan Ibu Hamil
177 Pengen Nasi Gudeg
178 Dirga Mendengar ...
179 Alun-Alun Bandung
180 Cosplay Di Jalan Asia Afrika.
181 Pembicaraan Ayah Dan Anak
182 Setelah 7 Bulan
183 Situasi Sulit
184 Jangan Membawa Naya
185 Resah Bumi
186 Perpisahan
187 Menunggu Kabar Yanda
188 Investasi Bodong
189 Kebimbangan Bumi
190 Pria Asing
191 Kedatangan Revan
192 Kata Maaf
193 Bumi Junior
194 Kedatangan Uti
195 Rasa Bersalah Widuri
196 Pertemuan
197 Gemas Bias
198 Bola Mata Berkaca
199 END
200 Terima Kasih
201 INFO KARYA BARU
202 LYRA MENINGGAL
203 INFO KARYA BARU
204 EVEN BARU
Episodes

Updated 204 Episodes

1
Aku ...
2
Kata Putus
3
Kehadiran yang tak diterima
4
Melangkahkan kaki disini lagi ...
5
Perjodohan
6
Pertunangan dadakan
7
Kencan Pertama
8
Berenang
9
Cafe Abdul
10
Penampakan
11
Tentang Anindya
12
Kebohongan Anindya
13
Pembatalan
14
Tanda Tangan
15
Daftar TK
16
Keluarga Sentra Duta
17
Alergi Susu
18
Alergi Susu 2
19
Obrolan Dengan Naya
20
Khal Sibuk
21
Wajah Pucat
22
Ruang UGD
23
Ucapan Terima Kasih
24
Hari Terakhir Khal
25
Berbelanja
26
Memancing Khal
27
Kenyataan Khal
28
Kisah Masa Lalu
29
Joging
30
kain lap
31
Janda
32
Mall
33
Celoteh Saga
34
Obrolan
35
Pengasuh
36
Mampir
37
Ingin Sekolah
38
Murung
39
Bimbang
40
Obrolan
41
Pasar Malam
42
Aku
43
Batin Khal
44
Ketoprak
45
Mencari Jawab
46
Tidak Ada Alasan
47
Adik Kecil
48
Makan Siang
49
Minggu
50
Masjid
51
Kajian
52
Bakulan Ketoprak
53
Anti Shifa
54
Bermimpi
55
Heru
56
Prasangka
57
Cari Kesempatan
58
Cemburu
59
Kedatangan
60
Histeris
61
Sampingan
62
Mencari
63
Menerima
64
Kakak
65
Salah Paham
66
Bandara
67
Saga Setuju
68
Mencari
69
Foto
70
Berbeda
71
Bertemu Saga
72
Berbincang
73
Taman
74
Persiapan
75
Akad
76
Bertemu
77
POV RANA
78
Berbincang Dengan Rana
79
Menjelaskan Pada Ibu
80
Obrolan Santai
81
Penolakan Maaf
82
Dimana Khal?
83
Kebenaran
84
Mencari Maaf
85
Kita Keluarga
86
Membuka Kado
87
Bukan Kelabang
88
Kebersamaan Sore
89
Bersiap Pulang
90
Bertemu Shira
91
Meninggalkan Surabaya
92
Rumah Siapa?
93
Bimbang
94
Mendo'akan Istri
95
Pelukan Hangat
96
Bertemu Choirul
97
Menelepon Istri
98
Sentra Duta Residence
99
Kamu Punyaku
100
Berbincang
101
Shifa dan Khal
102
Mencari Tau
103
Main Ke Butik
104
POV Bumi
105
Gagal
106
Tidak Takut Lagi
107
Rindu Teman
108
Mencari Cara
109
Mencari Keberadaan
110
Cerita Choirul
111
Mendekap Naya
112
Rapuhnya Bumi
113
Luluh
114
Sudah Ada Perencana Terbaik
115
Yanda yang terbaik!
116
Agak Sesak
117
Baju Malu?
118
Cemburu
119
Menikmati Pagi
120
Naya Berbeda
121
Naya Dimana?
122
Ingin Bersama Diyara
123
Bersama Diyara (1)
124
Bersama Diyara (2)
125
Rumah Sakit
126
Duduk Bersama
127
Bersabar
128
Tanya Mayra.
129
Memberi kabar
130
Memberitahu Perlahan
131
Panggilan Om
132
Tanda Yang Sama
133
Mampir ke Mobil
134
Mengakrabkan Diri
135
Lyra Panik
136
Menjauhkan Dari Lyra
137
Menjauh Lebih Baik
138
Berbincang
139
Naya Di Seberang Telepon
140
Berkemah
141
Berduka
142
Tak Ada Kabar
143
Cari Saja Yang Lain
144
Rujak Cingur
145
Dugaan Mama Yasmin
146
Cemburu
147
Garis Dua
148
Masih Di sini
149
Menunggu Senin
150
Pesan Papa
151
Depresi Kembali
152
Kanaya di Bandara
153
Yanda Selalu Sayang Naya
154
Masih tentang Naya
155
Kedatangan Dimas
156
Foto Menarik Hati Naya
157
Tentang Diyara
158
Mencuri Hati
159
Pikirkan Yang Baik Saja!
160
Siapa Yang Kembar?
161
Naya Panik
162
Sosok Kak Mayra
163
Ayah Naya hanya Yanda
164
Kesalnya Dirga
165
Terpana Wajah Bunda
166
Tasfo Barn
167
Panggilan Bunda
168
Menjenguk Manda
169
Takut Kehilangan Naya
170
Naya Menghilang
171
Kedatangan Oma Arini
172
Namanya Viona
173
Anggap Ada ART Baru
174
Dimas Letih
175
Enyahkan Kata Berpaling
176
Keinginan Ibu Hamil
177
Pengen Nasi Gudeg
178
Dirga Mendengar ...
179
Alun-Alun Bandung
180
Cosplay Di Jalan Asia Afrika.
181
Pembicaraan Ayah Dan Anak
182
Setelah 7 Bulan
183
Situasi Sulit
184
Jangan Membawa Naya
185
Resah Bumi
186
Perpisahan
187
Menunggu Kabar Yanda
188
Investasi Bodong
189
Kebimbangan Bumi
190
Pria Asing
191
Kedatangan Revan
192
Kata Maaf
193
Bumi Junior
194
Kedatangan Uti
195
Rasa Bersalah Widuri
196
Pertemuan
197
Gemas Bias
198
Bola Mata Berkaca
199
END
200
Terima Kasih
201
INFO KARYA BARU
202
LYRA MENINGGAL
203
INFO KARYA BARU
204
EVEN BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!