BUG ...
"Ahh sakit ... kau sangat ceroboh! Apa kau tidak bisa berjalan dengan benar?"
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
🐣POV AUTHOR
Gadis kecil bernama Naya tampak tidak sabar melihat ayahnya yang masih mencari tempat parkir untuk mobilnya. Hingga akhirnya sang ayah menemukan tempat kosong di sisi sebuah Jazz Silver. Iapun segera memainkan stirnya untuk masuk ke celah kosong tersebut.
Dan di sebelah sang ayah, pandangan Naya sang putri sejak tadi tak lepas dari sekolah yang akan ia datangi. Matanya nyaris tak berkedip dengan pemandangan beberapa meter di hadapannya. Warna-warni wahana permainan yang tampak di muka sekolah benar-benar menarik hatinya.
"Yanda, Naya kesana duluan yaa?" Ujar Naya yang belum juga sang ayah menjawab tangannya sudah membuka belt dilanjut dengan membuka pintu di sisi tempatnya duduk.
"Nayy ... heii Sayangg, jangan jauh-jauh ya Nak," ujar sang Ayah yang tampak tak digubris sang putri.
Ahhh, anak-anak ... melihat wahana permainan langsung nggak sabar ingin kesana, batin Bumi.
Iapun melanjutkan membariskan Brio-nya kini dengan gerakan yang agak dipercepat. Ada kehawatiran dengan sang putri yang tidak terlihat lagi di matanya.
•
•
•
Dan Naya terus berlari, tak menghiraukan sekitar, sisi kanan, kiri, atas maupun bawah seakan samar. Yang satu-satunya tampak kini di matanya adalah wahana permainan dengan cat berwarna-warni disana, ada 4 ayunan, 2 jungkat-jungkit, 4 buah perosotan, 1 besi panjat, juga besi berbentuk jaring. Dan di sisinya tampak kolam pasir dengan aneka cetakan.
Mata Naya masih menelusuri ada apa lagi permainan disana, hingga tiba-tiba sebuah batu sebesar kepalan tangan menghalangi langkahnya. Hilanglah keseimbangannya kini kearah depan yang disaat bersamaan ada seorang bocah laki-laki yang berjalan perlahan dengan tenang dan tak menyadari akan ada sesuatu terjadi menimpannya.
Dan ... BUG ...
Sebuah siku menghantam dadanya hingga ia terkaget dan merasa lumayan sakit. Namun ada hal yang lebih menganggu sang bocah kecil. Yaitu kecerobohan Naya. Bocah lelaki itu sontak berujar, "Ahh sakit ... kau sangat ceroboh! Apa kau tidak bisa berjalan dengan benar?"
Naya yang juga kaget sikunya mendarat di dada bocah laki-laki, tampak mengangkat wajahnya, "Maaf aku nggak sengaja, aku nggak lihat ada batu di situ tadi," ucap Naya merasa bersalah.
"Makanya kalau jalan hati-hati dong, kamu kan punya mata fungsinya untuk melihat. Kenapa nggak di pakai matanya?" ketus sang bocah.
"Aku lagi buru-buru tadi, maaf ya,"
"Udah sana! Aku nggak mau lihat kamu lagi!" tegas sang bocah dan segera berlalu.
Nayapun menggerakkan kembali kakinya menuju wahana permainan yang ingin ia tuju. Namun langkahnya lebih perlahan kini. Ia cukup pintar untuk menyadari kesalahannya, dan tak ingin menabrak orang lain lagi.
🐣SENTRA DUTA RESIDENCE
Ditempat berbeda sebuah keluarga tampak sedang berkumpul di ruang keluarga. Seorang anak yang lebih dewasa dari yang lain dan berjenis kelamin perempuan tampak sedang mengerjakan tugasnya yang telah terhampar di atas meja. Usianya 11 tahun, kelas 5 SD saat ini. Wajahnya cantik tampak jelas wajah blasteran Amerika seperti almarhum sang ayah.
Beberapa meter darinya, sang adik laki-laki yang cukup tampan seperti biasa sibuk dengan gadgetnya. Ia tampak serius membaca artikel berbau sains dan ilmu pengetahuan, kali ini ia sedang membaca jenis hewan dan tempat hidupnya.
Bocah laki-laki yang berusia 6 tahun 2 bulan ini memang agak berbeda. Sejak usia 4 tahun ia sudah belajar membaca sendiri melalui game edukasi di gadgetnya. Awalnya sang bunda yang sibuk mengurus adik kecilnya merasa kasihan pada sang kakak yang merasa tersisih dan selalu di nomer 2 kan, akhirnya untuk menghilangkan kejenuhan dan mengembalikan keceriaan sang kakak sembari ia mengurusi sang adik kecil, diiberikanlah gadget miliknya.
Gadget tersebut sengaja diisi aneka game edukasi, seperti berhitung, belajar warna, nama hewan, buah, termasuk game belajar membaca, tanpa diduga otak kecil sang putra selalu haus akan sesuatu yang lebih menantang, di download kembali oleh sang bunda game belajar membaca dengan tingkat pemahaman yang lebih. Dari yang awalnya merangkai huruf, menjadi 1 suku kata, 2 suku kata dan seterusnya.
Hingga diusia 5 tahun yang bocah kecil sudah tampak pandai membaca dan mencari jenis bacaan sendiri. Dari dongeng, cerita anak, dan kini ia senang membaca tentang ilmu pengetahuan, seperti aneka planet, perkembangbiakan hewan, Bagaimana hujan terbentuk, pasang surut air laut, dan lainnya.
Gaya bicaranyapun sudah seperti orang dewasa. Yang tidak tahu akan berpendapat ia anak yang sombong, padahal aslinya ia sangat menyayangi keluarganya, walau memang cara bicaranya terkesan acuh. Ia juga sangat teliti, sangat bersih dan mandiri.
Sang bocah laki-laki memiliki adik kecil perempuan yang menggemaskan, 4 tahun usianya. Ia sangat senang menganggu sang kakak. Kadang usil mengambil alat tulis sang kakak dan menyembunyikannya, ia juga senang mengikuti kemana arah kakak-kakaknya pergi. Ia juga senang ikut belajar walau nyatanya hanya coretan benang kusut yang ia lukis atau mewarnai abstrak.
Dan tak jauh dari ketiga buah hati yang sibuk dengan aktifitasnya. 2 sosok insan yang saling tulus mendampingi tampak sedang bersantai di sofa, sang pria dewasa lagi-lagi membasuh rambut panjang sang wanita, menyapunya dengan lembut dan penuh rasa. Sang wanitapun tampak nyaman merasakan sentuhan sang kekasih, ia merebahkan kepalanya dibahu sang pria, tak segan bermesraan di depan ketiga buah hatinya. Dan ketiga buah hatinyapun tampak sudah terbiasa dengan pemandangan kedua orang tuanya tersebut.
Pancaran kebahagiaan memenuhi hati mereka, melihat ketiga buah hatinya tumbuh sehat dan pintar. Semua seakan cukup bahkan keberkahan yang luar biasa dirasakan keduanya. Hingga sang gadis kecil tampak menghampiri kedua orang tuanya. Sang ayah yang melihat sang putri berdiri di sisinya seketika langsung mengangkat tubuh berisi sang putri hingga mendarat di pangkuannya kini.
"Qii, sudah besal ayah, mau main baleng mas Dilga. Lepasin tangan ayah, Qi nggak bisa tulun," celoteh cadel sang putri kecil saat ini.
Dan lagi-lagi melihat wajah sang putri kecil, sang bunda tampak berkaca. Wajah ini ... mungkin saat ini wajahnya juga seperti Qinara. Qinara adalah nama sang putri kecil. Sejak bayi wajah Qi, biasa ia dipanggil, sangat mirip dengan wajah sang kakak yang bertahun silam hilang.
Sang kakak yang merupakan kembar tidak identik dengan putra laki-lakinya Dirga, usia sang putri kini juga pasti sudah memasuki usia sekolah seperti Dirga putranya.
"Diyara ... sesak mengingatmu Nak, semoga kau selalu sehat dimanapun berada, dan kelak kita bisa berkumpul kembali," lirih sang Bunda.
Sang ayah seketika mengecup kening sang Bunda seraya merangkulnya. "Sabar Sayang," lirih sang ayah menenangkan.
Hingga tiba-tiba keharuan mereka terhenti saat di dengarnya sang putra berteriak.
"Auu, sakit Qii." Tampak sang adik marah pada sang kakak yang tak mau meminjamkan gadgetnya. Sang adik memukul dada sang kakak, hingga sang kakak terlihat meringis.
"Ada apa ini Sayang?" ujar sang Bunda seketika menghampiri buah hatinya.
"Sudah dek, Qii kan gak sengaja pukul kamu. Lagipula emang sakit apa pukulan Qii," sang kakak tertua bernama Mayra turut berbicara.
"Kakak gak tau, dada Dirga lagi sakit nih. Dari tadi Dirga tahan malah sekarang dipukul Qii," jelas Dirga.
"Lho memang dada Dirga kenapa? Coba Bunda lihat!" ujar sang Bunda.
Dan Bunda melihat ada sedikit kemerahan di dada sang anak. "Kenapa ini Nak? Dirga jatuh?"
"Bukan Bun, tadi ada anak perempuan yang tersandung, sikunya mengenai dada Dirga. Tapi besok juga udah sembuh kok," ujar Dirga.
"Kapan kejadiannya? Dan dimana?"
"Di sekolah Bun, pas Bunda masih daftar tadi Dirga bosen mau ke mobil malah di tabrak anak perempuan yang ceroboh itu," ujar Dirga.
"Kak Mayra, tolong ambilkan minyak but-but di kamar Bunda, Sayang!" Terdengar suara Bunda meminta tolong pada sang kakak tertua.
Tak berselang lama ...
•
•
Bunda hendak mengoleskan minyak tersebut ke dada sang putra, "Merah begini besok juga sembuh kok apalagi anak Bunda anak yang kuat," ucap Bunda dan mulai meletakkan minyak ke telapak tangannya.
"Bunda mau ngapain? Sini bun, aku bisa ngolesin sendiri minyak ke dada aku kok, aku kan bukan anak kecil!" tukas Dirga.
Dan sang ayah yang sejak tadi menyimak tampak lagi-lagi menggeleng melihat sifat keras putranya yang merasa bisa melakukan apapun sendiri.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
🐢Selingan masuk ke keluarga Sentra Duta dulu ya, next lanjut kisah mas Bumi😊❤
🐢Dan yeaaa ... makasih yang udah jawab di bab kemarin dan rata-rata jawabannya benar. Lup Lup selalu dari Outhor untuk kalian. Kalau banyak yang komen jadi tambah semangat updatenya💗💗
🐢Makasih juga masih inget kisah di *TAKDIR CINTA LYRA*😘
🐢Happy reading❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 204 Episodes
Comments
Nana
itu sodara kembarmu Dirga
2022-05-11
0
momtikita
aduh Dirga ditubruk kembaran kembarannya kan nama Kanaya awalnya huruf D juga ya
2021-07-07
1
Moms Rafialhusaini 🌺
Naya bertemu dengan kembarannya
2021-04-22
2