Pagi-pagi sekali, Tya sudah bangun. Dia mandi dan melaksanakan sholat subuh. Setelah itu dia bersiap-siap hendak ke sekolah.
" Kak udah siap belum?" tanya Bu Sari di balik pintu.
" Udah bu" jawab Tya. Bu Sari pun masuk ke kamar Tya dan membantunya menuju meja makan.
Disana sudah ada Khaya dan Ayah Nadi. Mereka pun sarapan dengan tenang. Selesai sarapan Ayah Nadi berangkat bersama Khaya.
Setelah itu Bu Sari mengantar Tya ke sekolah.
Saat memasuki kelas ternyata disana sudah ada Yeni dan Lisa. Bu Sari pun pamit untuk pulang, lalu Tya pun menyalami ibunya.
" Gimana tugasnya sudah selesai?" tanya Tya.
" Sudah dong" jawab Lisa.
" Iyaa, kalo belum bisa abis dihukum bu Dewi" ucap Yeni.
Tak lama kemudian, Nisa dan Sasa pun datang bersama Aska dan gengnya.
" Pagi Yeni" ucap Aska ternsenyum pada Yeni.
" Pagi" jawab Yeni.
" Jadi Yeni aja nih yang di sapa" goda Tya.
" Apaan si mba" ucap Yeni dia sedikit salah tingkah.
Tya hanya tertawa dia senang menggoda Yeni, saat mereka asik-asik mengobrol Ardi datang. Dia melihat Tya yang sedang tertawa bersama teman-temannya.
" Aduh, cantik banget kalo lagi ketawa gitu" gumam Ardi tanpa sadar.
Reno yang melihat sedang fokus memandang Tya langsung memanggilnya.
" Woy Ardi, gitu banget ngeliatin Tyanya terpesona ya lo" ucap Reno sambil tertawa.
Ardi pun tersadar dan menghampiri mereka. " Abisnya cantiknya bertambah kalo lagi ketawa gitu" jawab Ardi santai sambil tersenyum.
" Apaan sih kamu Ar" ucap Tya menjadi gugup.
" Bener loh, aku gak bohong" jawab Ardi
Semuanya pun tertawa melihat mereka.
" Cie cie" goda yang lainnya.
Tya salah tingkah dan mencoba menyembunyikan wajahnya sudah merah, sedangkan Ardi hanya tersenyum.
Jam pelajaran pun dimulai. Mereka semua maju dan menunjukkan hasil karya mereka. Ardi, Tya dan Leon mendapatkan nilai terbaik.
Di jam istirahat Ardi mendekati Tya dan duduk di sampingnya.
" Tya" sapa Ardi.
" Ada apa?" ucap Tya.
" Cuma mau manggil aja" jawab Ardi tersenyum.
" Apaan si gak jelas" ucap Tya kesal.
Ardi yang melihat Tya kesal malah tergelak. Dia sangat suka melihat Tya kesal begitu, menurutnya itu sangat lucu.
Tya yang mendengar Ardi tertawa begitu menjadi sangat kesal, dia menyebikkan bibirnya.
" Kenapa tu bibir, udah kaya paruh bebek aja" ucap Ardi semakin tertawa.
" Ihhh Ardii" teriak Tya sambil mencubit perut Ardi dengan sangat keras.
" Aduh, sakit lepas ih" ucap Ardi dan Tya pun melepas cubitannya.
" Gila, itu tangan atau capit kepiting kalo nyubit ganas banget" ucap Ardi sambil memegang perutnya yang dicubit Tya.
" Biarin" jawab Tya ketus. Dia masih kesal dengan Ardi.
" Lah kok gitu? Tanggung jawab ni kalo nanti bengkak terus parah terus aku di operasi gimana?" ucap Ardi.
Tya yang mendengar ucapan Ardi kaget." Ih lebay mana mungkin bisa sampe operasi" jawab Tya.
" Bisa aja kan" ucap Ardi sambil tertawa.
" Udah deh mending kamu pergi sana" usir Tya pada Ardi. Dan Ardi pun pergi menuju kantin, karena tenggorokannya juga sudah kering karena tadi tertawa terus.
Sepeninggalan Ardi, Tya hanya tersenyum mengingat kebersamaannya dengan Ardi. Entah mengapa semua tingkah Ardi bisa menghiburnya. Tya merasa nyaman bersama Ardi.
Leon yang baru kembali dari kantin pun melihat Tya yang senyum-senyum sendiri.
" Kamu kenapa? Udah gila ya senyum-senyum sendiri" ucap Leon.
Tya yang tadinya tidak sadar Leon berada di dekatnya pun menoleh ke arah Leon. " Sembarangan kalo ngomong" jawab Tya tidak terima dibilang gila oleh Leon.
" Terus kenapa senyum-senyum sendiri gitu?" tanya Leon penasaran.
" Kepo deh" jawab Tya.
" Dasar ya" ucap Leon
Lalu Leon pun pergi ke kursinya, Tya tidak terlalu memperdulikan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 301 Episodes
Comments