Mereka mengobrol sambil menunggu cat miniatur kota mereka kering. Walaupun sebenarnya yang banyak bicara adalah Ardi.
" Kayanya udah kering, aku ambil dulu ya" ucap Ardi dan dibalas anggukan oleh Tya dan Leon.
Ardi mengambil miniatur itu dari teras lalu membawanya ke dalam.
" Wih jadi tambah lebih kalo gini mah" ucap Tya.
" Iya, kaya kota beneran jadinya" sambung Ardi.
Melihat Leon yang hanya diam Tya mencoba bertanya. " Leon, bagaimana menurutmu?" tanya Tya.
" Bagus" jawab Leon singkat.
" Leon bisa gak sih agak ramah sedikit" ucap Tya kesal karena sikap Leon yang begitu.
" Gak" jawab Leon.
Tya pun membuang napasnya kasar.
Bu Sari yang sedang menyiapkan makan siang, melihat mereka yang sudah menyelesaikan tugas akhirnya menghampiri mereka.
" Sudah selesai?" tanya Bu Sari.
" Sudah bu" jawab Tya melihat ke arah ibunya. Begitu juga Ardi dan Leon.
" Kalo gitu makan siang dulu yuk, Ardi sama Leon juga ayok sekalian" ajak Bu Sari.
" Gak usah bi, Leon makan di rumah aja" ucap Leon menolak halus.
" Iya bi, Ardi juga" sambung Ardi.
" Gak ada penolakan" ucap Bu Sari memaksa.
Mereka pun akhirnya setuju makan siang di rumah Tya. Saat Bu Sari mau membantu Tya ke meja makan, Ardi mencegahnya.
" Biar Ardi aja bi" ucap Ardi tersenyum.
" Baiklah" ucap Bu Sari, lalu menuju meja makan.
Ardi pun memegang pinggang Tya, dan akan menggendongnya.
" Ayok" ucap Ardi.
" Iya" jawab Tya.
Mereka pun menuju ruang makan, dengan Leon di belakang mereka. Tya tanpa sadar terus menatap Ardi. Ardi yang menyadari Tya menatapnya membisikkan sesuatu di telinga Tya.
" Awas nanti naksir aku loh kalo ditatap terus" ucap Ardi tersenyum.
Tya pun langsung mengalihkan wajahnya yang sudah merah karena malu tertangkap basah sedang menatap Ardi. Ardi tertawa kecil melihat itu.
Ardi mendudukkan Tya di kursi dan dia duduk di depannya, sedangkan Leon dia duduk sebelah Ardi.
Khaya dan Bu Sari pun datang bersamaan mereka duduk di sebelah Tya.
" Ayo nak. di makan jangan sungkan" ucap Bu Sari.
" Iya bi" jawab Ardi dan Leon bersamaan. Lalu mereka mengambil makanan masing-masing.
Pada saat makan, tidak ada yang berbicara. Hanya terdengar suara sendok dan piring yang saling beradu.
Setelah makan, Ardi dan Leon pun pamit pulang.
" Kami pamit pulang dulu, terima kasih makan siangnya"ucap Leon.
" Iya nak tidak perlu berterima kasih, bibi juga senang kok" ucap Bu Sari.
" Tya aku pulang ya" ucap Ardi pada Tya.
" Iya kalian hati-hati ya" ucap Tya, Ardi dan Leon pun mengangguk.
Bu Sari yang hendak mengantarkan mengantarkan Ardi dan Leon ke depan pun tidak jadi karena mereka melarangnya.
" Ayo bibi antar ke depan" ucap Bu Sari.
" Gak usah bi, kami sendiri saja" ucap Leon tak enak.
" Iya bi" sambung Ardi.
" Assalamulaikum" ucap Ardi dan Leon bersamaan sambil menyalami Bu Sari.
" Walaikumsalam" jawab Tya dan Bu Sari serta Khaya. Ardi dan Leon pun berjalan menuju pintu.
Saat sampai di motornya Leon mengajak Ardi bicara.
" Gue liat lo lagi deketin Tya" ucap Leon ketus.
" Kalo iya emang kenapa?" jawab Ardi santai.
Leon pun geram mendengar jawaban Ardi. " Kalo lo cuma kasian mending gak usah" ucap Leon.
" Gue tulus kok, gue gak mandang ke kurangannya, gue juga gak kasian sama dia, gue tau dia cewek yang kuat, gue tulus suka sama dia, dan mungkin udah sayang" jawab Ardi.
Leon pun semakin geram mendengar itu dari Ardi, ia pun langsung menaiki motor gedenya dan meninggalkan rumah Tya.
Sementara Ardi masih terdiam. " Kayanya dia juga suka sama Tya, kelihatan jelas dia gak suka gue deket Tya" gumam Ardi.
Lalu Ardi pun pergi meninggalkan rumah Tya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 301 Episodes
Comments