Hari minggu pun tiba, hari ini Tya, Ardi dan Leon akan mengerjakan tugas dari Bu Dewi. Mereka akan membuat miniatur kota dari kardus. Mereka telah mendiskusikannya kemarin.
Sekarang Tya sudah di ruang tamu, dia menyiapkan gunting, lem, penggaris serta alat tulis. Sedangkan kardus dan catnya itu tugas Leon dan Ardi.
Terdengar suara pintu di ketuk.
Tok tok tok.
" Dek, tolong liat di depan myngkin teman kakak, nanti suruh masuk ke sini ya" ucap Tya pada adiknya yang sedang duduk di sebelahnya.
" Iya kak" jawan Khaya sambil berjalan menuju pintu.
Sampai di depan pintu, Khaya pun membukanya. Ada dua orang laki-laki. Khaya hanya mengenali Leon karna dia tau Leon adalah teman Tya. Tapi Ardi dia tidak mengenalnya.
" Eh kak Leon, mau kerja kelompok ya sama kak Tya" ucap Khaya.
" Iya Khaya" jawab Leon.
" Dan kakak ini?" tanya Khaya sambil menunjuk Ardi.
Ardi pun tersenyum dan mengenalkan dirinya. " Gadis manis, kenalkan kakak Ardi teman kakakmu, kakak ini murid baru jadi mungkin kamu belum tau kakak" ucap Ardi.
" Oh, aku Khaya, ayo kak masuk, Kak Tya ada di ruang tengah" ucap Khaya mempersilahkan Ardi dan Leon masuk.
Mereka menuju ruang tengah tempat Tya berada. Sampai di ruang tengah, Khaya meninggalkan kakaknya bersama temannya.
" Hai Tya" sapa Ardi, sedangkan Leon hanya diam saja.
Tya yang sedang asik dengan ponselnya langsung melihat ke sumber suara.
" Eh Ardi, Leon. Silahkan duduk" ucap Tya mempersilahkan.
" Ini di taruh dimana?" tanya Leon dingin sambil memegang kantong plastik yang berisi keperluan mereka
" Di bawah aja, kita ngerjainnya di bawah biar lebih bebas" jawab Tya.
Ardi dan Leon pun meletakannya di lantai yang sudah di lapisi karpet.
Ketika Tya hendak turun untuk duduk di lantai, Ardi mencoba membantunya.
" Biar aku bantu" ucap Ardi sambil memegang bahu Tya. Leon yang melihat itu dadanya serasa sesak.
" Ngapain sih pake acara pegang-pegang kek gitu" batin Leon sambil melihat ke arah Tya dan Ardi.
Setelah Tya duduk Ardi pun duduk di sebelah Tya, sedangkan Leon di depannya.
Bu Sari menghampiri mereka dengan membawa minuman dan cemilan. " Eh nak Leon apa kabar" ucap Bu Sari yang melihat Leon sambil meletakan minuman dan cemilan tersebut.
" Baik bi" jawab Leon yang sudah biasa memanggil Bu Sari dengan sebutan Bibi. Leon pun berdiri dan menyalami Bu Sari.
Ardi pun ikut berdiri dan menyalami Bu Sari. " Perkenalkan saya Ardi tante" ucap Ardi tersenyum.
" Teman baru Tya ya" tanya Bu Sari. " Panggil saja bibi jangan tante" lanjut Bu Sari.
" Iya tante, eh bibi" jawab Ardi.
" Ya sudah Bibi ke dalam dulu ya, jangan lupa di makan kuenya" ucap Bu Sari meninggalkan mereka. Ardi dan Leon pun duduk kembali.
" Kita mulai sekarang aja yaa" ucap Tya dan diangguki oleh Ardi dan Leon.
Mereka mngerjakannya dengan teliti supaya hasilnya juga bagus, Ardi memang yang pintar menggambar dia membuat pola gambar, Leon menggunting kardus dan Tya menyusun dan mengelem kardus yang sudah digunting Leon.
Dalam waktu satu jam akhirnya miniatur kota sudah selesai, hanya tinggal menunggu catnya kering saja.
" Akhirnya selesai juga" ucap Tya.
" Iya, capek juga ya" sambung Ardi.
Tya menuangkan minuman untuk Ardi dan Leon. " Ini kalian minum dulu" ucap Tya memberikan gelas kepada Ardi dan Leon.
Saat memberikan gelas kepada Leon, tangan Tya tidak sengaja di pegang oleh Leon. Mereka diam sejenak sedangkan Ardi tidak menyadari itu, dia sibuk menghabiskan minumnya karena memang dia sangat haus.
Saat tersadar, Leon melepas tangannya dan mengambil minuman dari tangan Tya. Leon langsung menghabiskan dengan buru-buru sampai dia tersedak.
" Uhuk uhuk" Tya langsung menepuk-nepuk Leon supaya lekas reda.
" Pelan-pelan kalo minum" ucap Tya.
" Iya kaya di kejar setan aja" ucap Ardi tertawa.
" Apaan sih lo" ucap Leon ketus.
Tya hanya geleng-geleng dengan sikap Leon gak selalu begitu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 301 Episodes
Comments