Shira dan Megumi mulai berjalan di tengah-tengah hutan selagi menunjukkan ekspresi yang terlihat kelelahan karena mereka terus berjalan lurus tanpa belok ke kiri dan ke kanan, "Hah... Hah... Hah..." Shira mulai tergeletak di atas tanah dengan ekspresi yang lelah karena mereka berdua sudah berjalan selama tiga jam hingga sekarang hari mulai menjelang sore, Megumi berhenti berjalan lalu ia menatap Shira yang terlihat kelelahan, "Apakah kau sudah lelah...?" Tanya Megumi.
"Tutup mulutmu itu... Siapa yang sebenarnya harus disalahkan, hah...!?" Tanya Shira selagi menunjukkan ekspresi yang kesal, "Siapa coba...? Aku 'kan tadi cuman memakan cemilan serangga dan air minum--- Aw! Aw! Aw!!!" Teriak Megumi yang tiba-tiba kedua pipinya di cubit oleh Shira dengan sangat kencang, "Sakit...!!! Sakit, Shira...!!!" Teriak Megumi keras hingga kedua pipinya mulai memerah.
"SEMUA INI SALAH-MU KARENA SETIAP BEBERAPA MENIT YANG TERLAH TERLALUI, KAU SELALU MEMINUM PERSEDIAN AIR KITA SAMPAI HABIS...!!!" Teriak Shira kesal karena Shira hanya bisa meminum satu gelas air saja sedangkan Megumi mungkin sudah menghabiskan banyak sekali persedian air minum dan sekarang Shira kehausan, ia ingin sekali mencoba untuk meminum sesuatu, "Sekarang aku kehausan...!!! Apa yang harus aku minum, hah!? Air keringat-mu gitu!? Atau Air kencingmu!?" Tanya Shira yang mulai mengatakan sesuatu yang tidak-tidak, hal itu membuat Megumi menunjukkan ekspresi yang terlihat sedih.
"Sakit...!!!" Megumi langsung menghantam kedua tangan Shira hingga kedua tangan Shira mulai berhenti mencubit kedua pipi Megumi, "Huuuu... Sakit..." Megumi mulai mengusap-usap kedua pipinya yang merah, "Seharusnya kau tahu bahwa Neko Legenda itu membutuhkan banyak sekali air... Lebih dari Legenda biasa sepertimu, bodoh." Megumi mulai mengembungkan kedua pipinya, Shira langsung memegang ujung kepala Megumi selagi menunjukkan ekspresi yang terlihat kesal dan ekspresi yang Shira miliki mampu membuat Megumi ketakutan, "Kyahhh...!?"
"KAU PIKIR AKU INI HANTU ATAU SEMACAM MAKHLUK HIDUP YANG TIDAK MEMBUTUHKAN AIR APA...!? TANPA AIR AKU TIDAK BISA MELAKUKAN APAPUN...!!!" Teriak Shira keras hingga Megumi mulai mengangkat jari telunjuk-nya ke atas, "Aku memiliki ide! Bagaimana jika aku mengajarkanmu beberapa pelajaran penting tentang energi sihir para Legenda yaitu Lenergy. Kau ini seorang Legenda yang sangat amatir hingga tidak mengetahui apa itu Lenergy." Ucap Megumi yang mulai bangkit menghampiri pohon yang ada di belakangnya, Shira mulai menenangkan dirinya lalu ia melihat Megumi yang mulai duduk di bawah pohon yang besar.
"Setidaknya mempelajari sesuatu mampu menahan rasa kehausan ini..." Ucap Shira, ia mulai menghampiri Megumi lalu ia duduk sila di depannya selagi menunjukan ekspresi yang terlihat serius, "Jadi...? Lenergy itu apa...? Apakah itu semacam Mana?" Tanya Shira karena biasanya seseorang jika ingin menggunakan sihir maka harus memiliki energi sihir yang bernama Mana, tetapi ini berbeda, sepertinya Legenda membutuhkan energi sihir yang bernama Lenergy.
"Bukan, Mana itu sumber energi sihir untuk Manusia sedangkan Legenda... Kita membutuhkan Lenergy untuk menggunakan sihir." Megumi mengulurkan lengan kanannya ke depan lalu ia mulai menciptakan sebuah bola energi yang terbuat dari angin, "Bentuk Lenergy biasanya terbentuk berbeda-beda sesuai dengan sihir yang kau miliki. Sihirku itu angin dan Lenergy-ku ini dikelilingi dengan angin-angin." Shira mengangguk lalu ia mulai memegang dagu-nya selagi menatap bola energi yang dikelilingi dengan angin itu.
"Lenergy juga bisa dikenal sebagai 'energi sihir terpendam' atau "kekuatan bertarung," yang secara langsung bisa diartikan juga sebagai ,'kekuatan kehidupan.' Kekuatan ini adalah energi nyata di dalam setiap bangsa Legenda, dengan fokus utamanya adalah di pusat tubuh. Dengan menariknya keluar, seorang Legenda dapat memanipulasi dan menggunakannya di luar tubuh." Megumi mulai menggerakkan ekornya lalu ia mulai mengambil serangga yang ada di depannya dan ia langsung memakannya.
"Lenergy dapat digunakan untuk berbagai teknik. Karena terdapat batasan fisik pada kekuatan tubuh itu sendiri, maka perlu untuk meningkatkan Lenergy seorang Legenda untuk mengatasi penghalang ini dan menjadi lebih kuat. Biasanya, semakin terkonsentrasi massa, semakin banyak waktu yang dibutuhkan pengguna untuk mengeluarkannya dengan menyalakan. Ketika seorang Legenda mengumpulkan Lenergy, mereka dapat memperoleh kekuatan, kecepatan, daya tahan yang ditingkatkan, dan dapat meningkatkan kekuatan serangan mereka untuk menimbulkan kerusakan yang lebih besar pada lawan." Shira mulai membulatkan kedua matanya karena Lenergy juga bisa digunakan untuk hal lainnya selain sumber energi sihir.
"Biasanya, semakin banyak Lenergy meningkat, semakin sulit untuk mengontrolnya, jadi mengontrol Lenergy juga penting. Lenergy bisa saja hilang ketika pengguna mengalami cedera di bagian tertentu misalnya organ tubuh karena biasanya Lenergy itu selalu ada di dalam organ-organ tubuh." Ucap Megumi.
Shira langsung mengangguk lalu ia mulai memejamkan kedua matanya dan setelah itu ia menunjuk ke depan menggunakan telapak tangan kanannya, ia mencoba untuk mengeluarkan Lenergy miliknya, "Kau hanya harus mengeluarkan atau mengerahkan semua Lenergy yang ada di dalam tubuhnya, apakah kau bisa merasakan aliran-aliran di dalam tubuhmu itu...?" Tanya Megumi dan Shira langsung mengangguk, "... ...!" Shira membulatkan kedua matanya lalu ia mulai menciptakan bola energi yang dikelilingi dengan cahaya, "B-Berhasil..." Shira langsung menghilang Lenergy-nya itu.
"Hebat! Kalau begitu, bagaimana jika kau mencoba untuk menciptakan sebuah sihir menggunakan Lenergy dan sihir cahaya-mu?" Tanya Megumi selagi menunjukkan senyuman-nya, Shira mulai bangkit dari atas tanah lalu ia melirik ke belakang dan mulai menunjuk ke depan menggunakan telapak tangan kanannya, "... ..." Shira memejamkan kedua matanya lalu ia mulai menciptakan sebuah energi cahaya di telapak tangan kanannya hingga tiba-tiba seluruh tubuh Shira mulai terlindungi dengan aura emas, "Ahh...!" Shira langsung berhenti karena ia terkejut ketika ia melihat aura-aura emas yang mengelilingi seluruh tubuhnya.
"Apa itu tadi...? Bagaimana bisa aura-aura emas tadi mengelilingi seluruh tubuhku...? Dunia isekai ini benar-benar berbeda dari yang lainnya." Shira mulai menatap kedua telapak tangannya dan setelah itu Megumi mulai menepuk punggung Shira, "Kenapa kau berhenti, Shira...? Kau tadi sudah hampir bisa menciptakan sihir yang kau mau." Ucap Megumi dengan ekspresi yang terlihat kebingungan, Shira mulai menatap Megumi, "Aura tadi itu apa...?!" Tanya Shira selagi menunjukkan ekspresi yang terlihat kebingungan karena biasanya jika seseorang menggunakan sihir maka tubuhmu mereka tidak akan dikelilingi dengan aura-aura aneh.
"Aura yang melumuri seluruh tubuhmu itu adalah Lenergy-mu, Shira. Sepertinya Lenergy-mu mendengar panggilanmu... Semangat dan harga dirimu seperti mampu membuat Lenergy-mu bangkit. Tadi kau sudah hampir bisa menciptakan sihir cahaya loh! Ayo coba lagi!" Ucap Megumi, Shira mengangguk lalu ia mulai menunjuk ke depan selagi menunjukkan ekspresi yang terlihat serius, aura-aura emas Shira muncul lalu tiba-tiba empat gelombang cahaya mulai muncul dan telapak tangan kanannya.
Gelombang-gelombang itu mulai berputar seperti kipas angin dan setelah itu Shira mengangkat jari telunjuk, jari tengah, dan ibu jarinya ke depan dan menembakkan energi yang kuat ke arah pohon yang ada di depannya, sambaran energi cahaya itu mampu menembus pohon-pohon yang ada di depannya dan menimbulkan sejumlah kerusakan yang besar. *BAM!* Shira dan Megumi langsung membulatkan kedua mata mereka ketika melihat sihir yang Shira luncurkan itu sangatlah kuat, "H-Hebat..." Ucap Shira dan Megumi bersamaan.
"Ternyata kau memiliki potensi juga dengan sihir cahaya-mu itu, Shira." Ucap Megumi yang mulai menatap Shira, Shira mulai menunjukkan ekspresi yang lelah, "Tetapi tubuhku terasa lelah dan berat, ugh..." Megumi menepuk wajahnya sendiri lalu ia mulai membantu Shira duduk di atas daratan karena sepertinya Shira benar-benar Legenda amatiran, "Kau harus terbiasa dengan hal ini, Shira. Jangan lupa untuk selalu melatih tubuhmu dan Lenergy-mu juga." Ucap Megumi hingga Shira mulai menjawabnya dengan sebuah anggukan kecil karena kedua lengannya mulai terasa lemas.
Tiba-tiba tetesan air hujan mulai turun dari atas langit hingga hujan itu mulai turun dengan deras dan mampu membuat rambut Shira dan Megumi sedikit basah, "Ahh... Hujan...!" Ucap Megumi yang melirik ke atas langit dimana ia bisa melihat banyak sekali awan mendung, Shira menghela nafasnya lalu ia menyandarkan punggungnya dengan pohon yang terletak di belakangnya, Megumi mulai menurunkan kedua telinganya dan ekornya, "Kita tidak bisa tidur dengan nyenyak jika hujan terus turun, bahkan tanah-tanah akan berubah menjadi lumpur yang kotor." Ucap Megumi yang mulai memegang ekornya dan mulai mengusap-usap ekor tersebut.
"Kita tidak memiliki pilihan lain selain menung---" Megumi tiba-tiba mulai mengeluarkan dua gelas daun di dalam tas yang ia bawa, Megumi langsung menepati kedua gelas itu diluar daun-daun yang menghalangi mereka berdua, Megumi duduk di sebelah Shira lalu ia menatap kedua gelas daun itu yang perlahan-lahan mulai terisi dengan air, "Kedua gelas air itu untukmu, Shira. Setidaknya rasa penasaranku sudah hilang ketika melihatmua menggunakan sihir cahayamu itu."
Shira tersenyum lalu ia mulai mengangguk, "Megumi..."
"Hmm...?"
"Apakah kau ingin membantuku...?" Tanya Shira.
"Membantu apa...?"
"Yah, membantuku untuk menjadi seorang Legenda yang kuat dan layak. Agar aku bisa melindungi seseorang dan bertarung demi seseorang." Shira mulai tersenyum dan hal itu membuat Megumi tersenyum juga, "Aku akan membantumu kok, kau 'kan sudah mengajakku untuk pergi dari hutan ini maka aku akan mengikutimu, Shira."
"Terima kasih---"
Megumi mulai menunjuk Shira menggunakan jari telunjuk-nya, "Dengan syarat... Kau harus membantuku dalam pencarian orang tuaku. Untuk sekarang, bagaimana jika kau membantuku dalam mencari keluarga lalu aku akan membantumu juga, Shira. Mungkin selamanya karena aku ini ingin berpetualang bersama seseorang." Ucap Megumi, Shira mengangguk lalu ia mengulurkan lengan kanannya, "Sepakat." Jawab Shira dan mereka berdua mulai berjabat tangan, setelah itu Megumi menghampiri kedua gelas itu dan Shira mulai melepas jaket-nya, ketika Megumi duduk kembali di sebelahnya Shira langsung memakaikan jaket itu kepada Megumi.
"Ehh...?" Megumi mulai menatap Shira dengan tatapan yang terlihat kebingungan, Shira hanya bisa diam dan mengambil kedua gelas itu lalu ia meminumnya tanpa mengucapkan apapun karena ia saat ini merasa cukup canggung, "Terima kasih, hangat sekali..." Megumi tersenyum karena suhu yang tadinya panas mulai berubah menjadi dingin karena hujan yang turun deras itu, Shira bahkan mulai merasa segar ketika ia meminum kedua gelas daun itu, "Segarnya, untuk sekarang mari kita menghentikan hujan ini." Ucap Shira, ia bangkit dari atas tanah.
"Jika kau mengatakan itu maka aku akan menghapus awan mendung itu menggunakan sihir angin-ku." Ucap Megumi, ia bangkit dari atas tanah lalu ia mulai berjalan ke depan dengan tubuh yang perlahan-lahan mulai dikelilingi dengan angin-angin, tetesan air yang mengenai aura Megumi mampu terpental kemana-mana termasuk mengenai tubuh Shira, "O-Oi...!"
Megumi mulai memejamkan kedua matanya lalu tiba-tiba kuku yang terdapat di seluruh jarinya mulai memanjang hingga dan kuku-kuku itu mulai dilingkari dengan angin-angin, "CYCLONE FRENZY!!!" Megumi langsung mengayunkan kuku-nya ke atas hingga ia langsung meluncurkan beberapa dorongan angin yang mampu membuat semua awan mendung itu terbelah menjadi beberapa bagian hingga menyebabkan hujan berhenti, "Whoa..." Shira membulatkan kedua matanya ketika ia melihat itu terjadi, Megumi melirik ke belakang, "Shira, bagaimana jika kau mencoba untuk mencari jalan?" Tanya Megumi, Shira mengangguk lalu ia memanjat pohon yang ada di belakangnya.
Ketika ia sampai di ujung puncak pohon itu, ia hanya bisa melihat pepohonan, Shira bahkan tidak bisa melihat sungai dan tujuan utamanya yaitu jalan keluar, "Megumi!" Teriak Shira yang mencoba untuk memanggil Megumi, Shira mulai melihat sekeliling dan ia tidak bisa melihat apapun kecuali batu yang besar di arah timur, "Huh...? Batu...?" Shira mulai menatap batu itu dengan tatapan yang terlihat serius karena ia ingin memeriksanya kembali apakah batu itu memiliki sebuah jawaban untuk mereka keluar dari hutan labirin itu.
"Oi, Megumi! Apakah kau dengar!?" Tanya Shira karena Megumi tidak menjawab panggilan Shira, ia langsung melirik ke bawah dan tiba-tiba Megumi menghilang begitu saja tanpa disadari, "E-Ehh...!? Dia menghilang kemana coba!?" Tanya Shira kesal hingga ia melihat jejak kaki milik Megumi, Shira melompat ke bawah lalu ia menatap jejak kaki tersebut, "Apakah dia kabur---"
"Shira, cepat!!!" Teriak Megumi keras, ia saat ini sedang berada di depan Shira selagi mencium jejak kaki seseorang, Shira mulai menghampiri Megumi dari belakang selagi menunjukkan ekspresi yang terlihat kebingungan, "Kau ini sedang apa---" Megumi langsung menunjuk Shira menggunakan jari telunjuknya, "Shhh... Sepertinya aku mencium aroma seorang bangsawan yang pernah mengajakku ke tempat ini." Megumi mulai lari ke depan menggunakan kedua telapak tangan dan kedua kakinya, jadi dia saat ini lari seperti seorang kuncing, "Oi! Tunggu!" Shira lari mengikuti Megumi dari belakang.
Beberapa menit kemudian, Shira dan Megumi tiba di depan batu yang Shira lihat beberapa menit yang lalu, "Ehh...? Batu ini...?" Shira mulai menunjukkan ekspresi yang terlihat terkejut, ia bisa melihat pintu masuk yang sangat besar, itu artinya batu itu adalah pintu masuk menuju gua atau dungeon, "Aku bisa merasakan para bangsawan itu pergi masuk ke dalam dungeon ini, Shira. Itu artinya mereka semua pasti sedang mencoba untuk pergi menuju kota Ezlento!" Megumi lari menuju pintu masuk gua itu, tetapi Shira langsung menarik ekornya, "Jangan terburu-buru!"
"Hyahhh...!!!" Seluruh tubuh Megumi langsung tegang ketika Shira menarik ekornya, ia melirik ke belakang lalu ia menghantam pipi Shira menggunakan ekornya. *PLAK* "Aw..." Shira mengusap-usap pipinya yang baru saja terkena tamparan dari ekornya, "Jangan seenaknya memegang ekor-ku, dasar bodoh...!!! Kau ini memanglah bodoh, Shira...!!! Sihir cahaya ya, tetapi otakmu itu memiliki sihir kegelapan yang mampu membawamu ke jurang kemesuman...!" Ucap Megumi selagi menunjukkan ekspresi yang kesal.
TUK...! TUK...! TUK...!
Shira dan Megumi mendengar suara langkahan yang mulai mendekat, Shira langsung membawa Megumi dan bersembunyi di atas batu itu, "Aku bisa---" Shira langsung menghalang bibir Megumi dan setelah itu ia mulai menatapnya dengan ekspresi yang terlihat serius, secara reflek tubuh Shira bergerak sendiri ketika ia mendengar suarah langkahan tadi, pergerakannya juga bertambah cepat hingga mampu menangkap Megumi, "Aku tidak seperti melihat Shira yang dilumuri dengan sihir cahaya... Apakah dia menggunakan sihir cahayanya lagi yang mampu membuat kecepatannya meningkat...?"
Tiba-tiba dua bangsawan mulai berjalan keluar dari gua itu selagi merokok, Shira mundur beberapa langkah agar asap rokok itu tidak ia hirup karena ia sangat membenci asap rokok, "Mffhh... Mfhhh..." Megumi mencoba untuk berbicara tetapi di ucapannya itu sangat tidak jelas bagi Shira, "Iya... Iya..." Shira hanya bisa menjawab 'Iya' dan 'Iya' karena ia ingin melihat rencana atau tujuan apa yang dimiliki kedua bangsawan itu.
"Apakah bala bantuan sedang mencoba untuk mencari letak gua ini...?" Tanya salah satu bangsawan itu hingga bangsawan lainnya hanya menjawab dengan anggukan, "Tenang saja, Moro. Aku yakin mereka berdua akan menemukan jantung Saint yang kau incar itu. Bukannya gua aneh yang dibelakang kita ini memiliki jantung Saint yang masih belum bisa ditemui...?" Tanya bangsawan yang mulai memanggil bangsawan yang berdiri sebelahnya dengan sebutan Moro.
"Ya, aku ingin secepatnya sebelum seseorang mengambil jantung Saint itu." Moro berbalik arah lalu ia pergi masuk ke dalam gua itu, ia memegang puntung rokoknya dan setelah itu ia membuangnya, "Semoga saja Neko Saint itu tidak mencium aroma kita, jika dia mencium-nya maka dia bisa saja mengetahui tentang keluarga yang ia cari itu." Ucap bangsawan itu, ia mulai mengikuti Moro dari belakang.
"Jantung Saint...?" Shira mulai menunjukkan ekspresi yang terlihat kebingungan karena ia tidak tahu jantung Saint itu apa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 1103 Episodes
Comments
DNK • SLOTH SINN
👣👣👣👣
2021-07-04
0
–
Tiba-tiba tetesan air hujan mulai turun dari langit hingga hujan itu mulai turun dengan deras.
Koreksi, pilih diksi yang lebih tepat dari ini. SARAN saya jangan mengulangi kalimat supaya lebih pas dalam diksi kalimat.
Kalo menurut saya gini.
Tiba-tiba tetesan air hujan mulai turun dari atas langit, maka turunalah hujan itu dengan deras.
Mengerti?
Tapi, gak papa kalo kamu gak ngubah juga. Gak masalah, saya cuma sedikit ikut campur aja.
Saya suka kok.
Hehe
2021-01-01
4
Yong Nash
krkter utam jd OP gitu kan enao thor hehehee
2020-05-05
1