"Kucing...?" Shira mulai menunjukkan ekspresi yang terlihat kebingungan ketika ia melihat seorang gadis yang memiliki ekor dan telinga kucing, gadis itu mulai menghampiri api unggun-nya dan mengambil tusuk ikan lainnya lalu ia memakannya, "Walaupun aku tidak bisa keluar... Setidaknya aku bisa bertahan hidup dengan makan dan minum, aku tahu seseorang akan menyelamatkan---"
Gadis itu tiba-tiba melihat Shira yang sedang menatapnya dengan ekspresi yang terlihat terkejut, gadis itu langsung menunjukkan ekspresi yang terlihat tajam ketika ia melihat Shira, Shira langsung membulatkan kedua matanya ketika ia melihat gadis itu sedang menatap dirinya dengan tatapan yang terlihat tajam, "Ahh...! Aku bukanlah musuh atau seorang lolicon---"
ZWOOSSHH!!!
Shira membulatkan kedua matanya ketika ia melihat sebuah pisau tajam yang menyentuh lehernya, "... ...!" Shira langsung membulatkan kedua matanya ketika ia melihat itu karena gadis itu tiba-tiba sedang berada di belakang Shira selagi mengancam Shira menggunakan pisau yang ia pegang, "A-Apa..." Shira tiba-tiba merasakan sesuatu yang janggal karena ia masih melihat gadis itu sedang berdiri di depannya selagi menatapnya dengan tatapan tajamnya, tetapi seseorang yang sedang menunjukkan pisau-nya di depan leher Shira adalah gadis yang ia lihat di depannya, "Apakah ini ilusi atau semacamnya...? Apakah kecepatannya itu terlalu cepat...?"
"Apakah kau datang untuk mencuri makanan-ku...?" Tanya gadis tersebut hingga Shira mulai mengangkat kedua tangannya selagi menunjukkan ekspresi yang terlihat kebingungan, "Kenapa gadis ini malah fokus ke hal yang tidak penting yaitu makanan, seharusnya dia menanyakan siapa aku sebenarnya..."
"Jika kau tidak menjawab maka aku akan memakan-mu!" Ancam gadis itu selagi menunjukkan ekspresi yang terlihat serius, "Apakah kau ini seorang kanibal...? Aku ini sama sepertimu, gadis. Aku juga terjebak di hutan yang tidak memiliki jalan keluar ini." Ucap Shira selagi menunjukkan ekspresi yang terlihat serius, gadis tersebut tentu saja tidak akan bisa mempercayai perkataan Shira, jadi ia langsung mencium aroma tubuh Shira perlahan-lahan, "K-K-Kau sedang apa sih...?" Tanya Shira, wajahnya mulai memerah ketika gadis itu baru saja mencium aroma dari tubuhnya.
Gadis itu mulai menaikkan ekornya karena Shira benar-benar tidak berbohong, gadis itu tidak bisa merasakan aroma Shira yang berasal dari desa-desa dimana para Legenda tinggal. Tiba-tiba gadis itu mulai berhenti mengancam Shira lalu kedua mata Shira melihat gadis yang berada di depannya mulai jalan menghampirinya, "Ehh...?" Gadis itu mulai menghampiri Shira dan setelah itu mulai menatapnya dengan ekspresi yang terlihat tidak yakin, "Apakah kau ini seorang Legenda amatir-an...?" Tanya gadis itu.
"Sepertinya begitu." Shira mengangguk lalu gadis itu mulai kembali menganalisa Shira lagi, gadis itu mulai menunjukkan ekspresi yang terlihat curiga, "Hmm..." Gadis itu tiba-tiba melihat jam tangan Shira, ia langsung menggerakkan ekornya pelan karena ia terlihat penasaran ketika menatap jam tangan tersebut, "Benda aneh apa ini...?" Tanya gadis itu yang mulai menyentuh jam tersebut menggunakan jari telunjuknya, "Ahh ini ya, alat ini mampu memberitahu kita tentang waktu---"
Gadis itu tiba-tiba mulai menggigit jam tersebut dengan pelan untuk merasakan apakah jam itu enak atau tidak, "Tidak enak, bukan makanan ya...?"
"Bukanlah... Apa yang aku harapkan dari isekai, hahh...." Shira menghela nafasnya, "Benda atau alat ini bernama jam tangan, jadi fungsinya itu mampu memberitahu kita tentang waktu. Sekarang..." Shira mulai menatap jam tersebut lalu ia mulai menatap gadis itu yang terlihat penasaran dan wajah penasaran-nya itu mampu membuat Shira lengah, "Ughh... Imutnya... Jam dua belas siang..."
"Ahh... Bisa memberitahu waktu ya, tidak berguna sih karena kita tidak bisa mencari jalan keluar menggunakan itu." Ucap gadis tersebut hingga ia mulai menatap serigala yang Shira bawa, ketika gadis itu melihat serigala tersebut ia langsung menunjukkan ekspresi yang terlihat kagum, "Ahh...!!! Serigala mata tiga...!?" Kedua mata gadis mulai berbinar-binar ketika ia melihat serigala yang sudah terbunuh itu, "Hei! Bagaimana kalau kamu memberikan serigala itu maka aku tidak akan mencurigaimu lagi, Legenda!" Ucap gadis itu dengan nada yang terdengar bersemangat.
"B-Boleh, asalkan kau menerimaku untuk makan siang, aku kelaparan..." Ucap Shira selagi memegang perutnya yang tiba-tiba mulai mengeluarkan suara, "Hahaha~ Ayo!" gadis itu mulai mengangkat lengan kanannya dan hal itu membuat Shira menunjukkan ekspresi yang terlihat lengah karena keimutan gadis itu, "AKU BUKAN LOLICON!!! AKU BUKAN LOLICON!!! AKU BUKAN LOLICON!!!" Shira terus mengatakan hal itu beberapa kali di batin-nya.
***
Shira mulai duduk di atas kayu yang terbentuk seperti kursi, "Apakah gadis itu menciptakan kursi ini dari kayu...?" Shira mulai menatap ke depan dimana ia melihat gadis itu sedang mengambil air menggunakan gelas yang terbuat dari daun, Shira mulai melihat ekor gadis itu seperti bergerak dengan cepat, "Haha... Apa dia sedang merasa senang...?"Shira tersenyum lalu ia mulai melihat gadis itu melirik ke arah Shira dan mulai menghampirinya, "Jadi kamu juga tersesat ya... Sama sepertiku." Ucap gadis itu, ia memberikan gelas yang terbuat dari daun itu kepada Shira dan setelah itu ia duduk di sebelah-nya.
"Terima kasih dan ya... Aku tersesat, aku bahkan tidak bisa mencari jalan keluar..." Ucap Shira.
"Berapa hari kau tidak bisa menemukan jalan keluar itu...?"
"Beberapa jam sih..."
"Lemah, hahaha. Aku sudah tersesat di hutan ini selama 3 hari dan aku masih belum bisa menemukan jalan keluar entah kenapa." Ucap gadis itu selagi menunjukkan ekspresi yang terlihat serius, Shira mulai menunjukkan ekspresi yang terlihat terkejut dan merasa kasihan terhadap gadis itu yang tersesat di hutan ini, ia pasti sendirian dan tidak ada teman atau rekan untuk menemani, "Kenapa kau bisa tersesat di tempat ini...?" Tanya Shira.
"Yah... Ceritanya panjang sih, tetapi aku tersesat di hutan ini karena aku mencoba untuk mencari keluargaku... Ayah dan Ibuku bilang mereka akan pergi ke desa yang bernama Ezlento, beberapa hari yang lalu aku sedang berada di desa yang bernama Gosa dan aku mencoba untuk mencari bantuan agar bisa pergi ke tempat Ezlento." Ucap gadis itu, ia mulai menunjukkan ekspresi yang terlihat sedih, "Aku pergi bersama bangsawan yang mengajakku ke hutan ini dan setelah kami tiba di dalam hutan yang besar dan tidak ada jalan keluar ini, para bangsawan itu menghilang dan meninggalkanku... Di saat itulah, aku baru saja mempercayai seseorang yang seharusnya tidak aku percayai." Ucap gadis itu hingga Shira bisa melihat ekornya yang tergeletak di atas tanah mengartikan bahwa gadis itu sedang bersedih.
"Ahh... Tujuanmu ke hutan ini adalah untuk mencari keluargamu...?"
"Ya, hutan ini adalah hutan mematikan rumornya, hutan yang bernama Jugen-o, banyak sekali Legenda yang tidak bisa keluar dengan selamat tanpa sihir terbang. Jika kau tidak bisa terbang maka kau bisa saja tersesat selamanya di hutan ini." Ucap gadis tersebut hingga Shira mulai terdiam lalu menatap wajah gadis itu yang kembali bersemangat ketika ia melihat daging serigala itu yang perlahan-lahan terbakar, "Ngomong-ngomong, namamu itu siapa?" Tanya Shira yang mulai menunjukkan senyuman-nya.
"Ryouma Megumi... Kau bisa memanggilku Megumi saja." Ucap gadis itu yang bernama Megumi, "Kau sendiri...? Namamu siapa?" Tanya Megumi hingga ekornya mulai bergerak lagi, "Shiratori Shira! Kamu bisa memanggilku dengan sebutan Shira!" Mereka berdua mulai berjabat tangan dan tersenyum.
Setelah itu Shira dan Megumi mulai memakan daging serigala bakar itu, "Hmmm~~~ Enak~~~" Ucap Megumi selagi menggigit daging itu dan mengunyah-nya pelan, Shira langsung menunjukkan ekspresi yang terlihat terkejut lagi ketika ia melihat Megumi, "Imut-nya...!!! Astaga...!!! Kadar gulaku...!!!" Tiba-tiba Shira mulai teringat saat dimana Megumi bisa menjadi dua, "Megumi..."
"Hmm...?" Tanya Megumi selagi mengunyah daging serigala itu, "Ketika kau berdiri di depanku dan tiba-tiba kau mengancamku menggunakan pisau itu... Apakah itu sihir...? Atau ilusi...?" Tanya Shira selagi menunjukkan ekspresi yang terlihat serius, Megumi langsung menelan daging yang sudah ia kunyah itu lalu ia tersenyum, "Itu tadi sebuah teknik khusus Neko Legenda..."
"Neko Legenda...?"
"Nama teknik-nya itu bernama Phantom-Star, bukan sihir kok melainkan teknik bertarung seperti itu. Yah, nama lainnya adalah Afterimage-Technique. Secara teoritis, Teknik Phantom Star adalah gerakan yang dapat dilakukan dimanapun, kau hanya membutuhkan bergerak lebih cepat daripada yang dapat dilihat mata. Ini adalah fenomena yang mirip dengan seseorang yang menggerakkan tangan mereka maju dan mundur dengan sangat cepat, dan melihat semacam bayangan tangan."
"Gambar itu sendiri tidak dapat melakukan tugas fisik, karena memudar melalui segalanya. Paling sering, ini digunakan untuk menghindari serangan yang masuk dan mendapatkan di belakang lawan untuk melakukan serangan balik. Penggunaannya tidak terbatas pada serangan balik saja, karena dapat juga digunakan untuk membingungkan musuh: gambar digunakan untuk mengalihkan perhatian musuh, memaksa mereka untuk berpikir bahwa itu adalah pejuang yang sebenarnya dan memberi pengguna kesempatan untuk melakukan serangan yang sebenarnya."
"Jadi teknik itu dengan mudah bisa kalah...?" Tanya Shira.
"Ya, kalah dengan kecepatan yang lebih tinggi. Misalnya aku memiliki kecepatan biasa dan musuhku itu memiliki kecepatan yang lebih tinggi dariku, itu artinya teknik bisa saja digagalkan." Ucap Megumi, ia langsung kembali memakan daging bakar-nya dan setelah itu Shira mulai memegang dagunya karena terdapat beberapa pertanyaan di kepalanya, "Neko Legenda itu...? Apa...?" Tanya Shira.
"Neko Legenda itu adalah Legenda jenis lain... Yang membedakannya adalah penampilannya yang memiliki ekor dan telinga kucing. Neko Legenda juga memiliki telinga yang tajam dalam hal pendengaran dan hidung yang mampu mencium aroma apapun termasuk aroma musuh, tadi aku mencium tubuhmu karena aku mencoba untuk memeriksa-mu. Apakah kau ini bersama bangsawan tadi atau tidak dan ternyata tidak karena aroma-mu tercium aneh sekali."
"Begitu ya..."
Shira mulai menatap ekor Megumi yang bergerak dengan cepat, "Penasaran..." Penasaran yang dimiliki Shira itu mampu membawanya beberapa langkah maju untuk mati, ia langsung memegang ekor Megumi menggunakan tangan kanannya, "Hyahhhhh...!!!" Megumi langsung merinding dan mengangkat tubuhnya tegak termasuk dengan ekornya, Shira langsung menunjukkan ekspresi yang terlihat terkejut, "Ehh...?"
ZWOOSSHH!!!
Megumi langsung mencoba untuk mencakar Shira, tetapi Shira langsung mundur beberapa langkah dan kuku panjang Megumi hampir saja membuat baju Shira robek, "A-A-APA YANG KAU LAKUKAN, SHIRA!? AKU BISA SAJA HAMIL JIKA SEORANG LAKI-LAKI MEMEGANG EKORKU!!!" Teriak Megumi dengan wajah yang terlihat memerah, Shira langsung menatap telapak tangan kanannya dan setelah itu ia mulai menunjukkan ekspresi yang terlihat wajah tanpa dosa, "YES..!!! TERNYATA LEMBUT...!!! M-Maaf, aku hanya penasaran." Shira mulai terkekeh pelan.
"Jika kau penasaran maka kau tinggal bilang saja, jika kau tadi mengusap-usap ekorku maka aku bisa saja hamil... Ekor-ku itu sisi kelemahanku ketika disentuh oleh seorang laki-laki... Setiap aku bertarung melawan seseorang, aku selalu mengatur ekorku seperti sabuk." Ucap Megumi hingga Shira mulai menunjukkan ekspresi yang terlihat polos, dia saat ini sebenarnya senang bisa menyentuh ekor seorang gadis setengah kucing, "Karena kau sudah memberiku daging serigala enak ini maka aku akan mengijinkanmu untuk mengusap-usap kepalaku..." Ucap Megumi yang mulai mendekati Shira.
"Ehh...? Apakah kau serius!?" Tanya Shira selagi menunjukkan ekspresi yang terlihat terkejut, Megumi hanya bisa mengangguk lalu Shira mulai megusap-usap kepala Megumi, "Uhh..." Megumi mulai menaikkan ekornya dan setelah itu ia menggerakkan-nya ke kiri dan kanan, Shira membulatkan kedua matanya ketika melihat tingkah laku Megumi yang terlihat seperti kucing yang di gabungkan dengan istilah loli, "IMUTNYA...!!! ASTAGA...!!!"
Shira mencoba untuk mengusap kedua telinga Megumi, tetapi Megumi langsung menangkis tangan kanan Shira ke atas yang mengartikan waktu Shira untuk mengusapnya telah berakhir, "Sudah, aku tidak menyuruhmu untuk mengusap bagian itu." Ucap Megumi selagi menunjukkan ekspresi yang terlihat serius, Shira masih bisa melihat ekor Megumi yang terus bergerak ke kiri dan ke kanan, "Dia sepertinya masih ingin untuk di usap..."
"Megumi..."
"Apa...?"
"Lebih baik kita mencari jalan keluar daripada tinggal di hutan ini, aku juga sebenarnya ingin mencari jalan keluar dari hutan ini, mungkin saja Kota Ezlento itu berada di dekat kita setelah kita berhasil keluar dari hutan aneh ini." Ucap Shira yang mencoba untuk mengajak Megumi pergi bersama dari hutan itu, Megumi menatap Shira lalu ia mengangguk, "Hm! Aku ikut, sebenarnya aku bisa mencium jejak kaki seseorang dan aku juga bisa pergi dari hutan ini dengan cepat, tetapi..."
"Tetapi...?"
"Aku membutuhkan seseorang yang bisa membantu-ku dalam mengalahkan monster yang kuat." Ucap Megumi hingga Shira langsung tersenyum, "Aku bisa membantu tentunya." Ucap Shira hingga ia mulai meminum air yang terdapat di dalam gelas daun itu, ia masih belum meminum air itu karena ia fokus ke percakapan dan makanan lezat yang Megumi buat.
"Syukurlah, maka... Mari kita pergi bersama, Shira---"
"Eh...? Kok airnya terasa segar ya...?" Tanya Shira karena ia baru saja merasakan air yang cukup segar, apa yang ia harapkan dari air itu asin tetapi ternyata air itu terasa segar dan cukup membuat tenggorokan Shira terasa sensasi yang nikmat, "Tentu saja segar, aku mengambilnya di sungai yang terus mengalir itu." Ucap Megumi yang mulai menunjuk sungai yang terdapat di sebelah kanannya, sungai itu adalah sungai yang pernah Shira minum dan juga ia pernah menggunakan air itu untuk membasuh wajahnya.
Shira langsung membulatkan kedua matanya hingga ia mulai bergetar ketakutan, bahkan ia mulai memegang gelas itu dengan tangan yang bergetar, "Shira...?"
"A-Air sungai itu...? I-Itu artinya...!" Shira mulai menunjukkan ekspresi yang terlihat ketakutan, "M-M-Megumi, dimana kamu biasanya kencing...?" Tanya Shira, Megumi mulai menaikkan alis kanannya, "Umm... Beberapa menit yang lalu aku tadi kencing di sungai mengalir itu, yah... Wajar sih, airnya tidak akan kotor karena sungai itu terus mengalir seperti air terjun." Ucap Megumi.
"J-Jangan...!? A-Air yang aku minum waktu itu adalah..." Shira mulai menatap Megumi yang terlihat kebingungan karena melihat ekspresi Shira yang terlihat aneh dan ketakutan, "...AIR KENCING MEGUMI!?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 1103 Episodes
Comments
DNK • SLOTH SINN
sepertinya author pernah ngerasain rasanya air kencing
👣👣
2021-07-04
0
Oo Oo
cukup bagus ceritanya..mc yg kuat dr hasil berusaha keras itu paling keren.
Tp cerita Megumi agak sedikit aneh, orang tua Megumi bilang mau ke desa Ezlento, gk di ceritakan udah berapa lama itu thor?
Kalo waktunya baru, Megumi tinggal tunggu aja Ortunya pulang atau kalo mau pergi ortunya Megumi kok gk ngajak anaknya?
Baiknya itu di ceritakan jg, sehingga reader paham situasinya.
2021-05-17
2
TheLazyBoy12
wow air kencingnya uh...
2021-01-07
0