Livia kembali tenggelam bersama ponselnya, membuka media sosial dan membalas pesan dari Orangtua dan teman-temannya.
"Lebih cepat sedikit ya pak, aku sangat terburu-buru." ucap Livia melirik jam tangannya.
"Baik nona."
🖤
Namun sebelum mobil itu melaju kencang membelah jalan, ponsel supir itu berdering dengan begitu nyaring hingga Livia mengangkat wajahnya menatap supirnya dari kaca. pria itu menghentikan mobilnya setelah menepi sebentar dipinggir jalan.
"Maafkan saya nona, istri saya menelfon, anak saya sedang sakit. bolehkan saya menerima telp sebentar diluar." ucap pria itu dengan wajah sendu.
"Baiklah pak, silahkan." balas Livia pelan
Livia tertegun merasa begitu iba, ia langsung teringat pada Papanya.
Livia mengamati wajah putus asa supir itu, tampangnya adalah pria yang penuh tanggung jawab dan baik. ia terlihat seperti tertekan dan hanya menganggukan kepala dengan berat. Livia mengerutkan dahi ia tidak bisa menguping pembicaraan pria itu karna ia didalam mobil dan pria itu sedang menerima telp diluar.
Livia berniat menolong supir itu jika dia butuh uang.
iapun kembali meraih ponselnya demi mengusir kebosanan. dan tidak menyadari keadaan di sekitarnya
Livia merasakan lelah luar biasa hingga merasakan sangat relax dan tenang.
"Parfum mobil ini wangi sekali."
Ia lalu menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi mobil untuk kemudian tertidur.
💜
Pintu mobil terbuka, seorang pria menatap Livia yang terlelap dengan penuh permintaan maaf. mengamati wajah damai Livia membuatnya tidak tega. Livia seusia putrinya
"Putriku seusiamu nona, semoga Tuhan mengampuniku." ucapnya gemetar.
Pria paruh baya itu menutup kembali mobilnya. ia harus segera membawa pada tuan erik. yang akan dibawa kepada bos besarnya tuan Rusell. pria itu mengusap kasar wajahnya.
Ini adalah kesempatan terakhir ia harus membawa pengasuh yang tepat untuk nona Angel, kalau tidak maka seluruh keluarganya akan menghadapi kemarahan langsung dari tuan Rusell. pria itu gemetar dengan hanya mendengar kemarahan tuan Rusell.
Ia mengenang, sebenarnya ia sudah membawa beberapa wanita untuk menjadi pengasuh putri tuan Rusell, namun mereka semua tidak ada yang bisa menghentikan tangisan nona Angel. dan ini adalah pertaruhan untuk hidupnya, dan seluruh keluarganya.
Pria itu tadi sebenarnya ragu memilih gadis ini karna terlalu cantik dan masih sangat muda. tidak mungkin baginya untuk mengurus seorang bayi, namun pikriannya berubah ketika, melihat ada seorang anak balita,yang jatuh karna berlari di bandara tadi, dengan sigap Livia menenangkan tangisan balita itu. bukan hanya itu saja,
walaupun gadis ini terlihat begitu muda, namun ada sesuatu yang terpendam didalam diri gadis muda ini, yang membuat ia yakin, kali ini ia tidak salah memilih.
Tersenyum pria itu melajukan mobilnya ke arah sebuah bandara kecil, tempat sebuah pesawat pribadi menunggu.
💓
Rusell berdiri dengan kerutan dalam didahinya, ketika melihat seorang gadis yang masih tidak sadarkan diri di atas ranjang kamarnya.
"Bukankah dia dengan tegas meminta mencari seorang wanita dewasa yang sudah pernah memiliki anak dan bukan malah membawa gadis muda kepada putrinya."?
melihat penampilan gadis muda ini yang terlihat begitu indah, dan mahal. Rusell tau gadis ini bukan gadis biasa namun gadis manja kaya raya yang bahkan mungkin tidak bisa mengurus dirinya sendiri, terlihat sekali dari ujung rambut sampai ujung kaki gadis ini sangat terawat. pasti ia mempunyai beberapa pelayan yang mengelilinginya seperti tuan putri. bagaimana mungkin ia bisa mengurus seorang bayi.
"Erik....kau melakukan kesalahan lagi."
Pria itu membalikan tubuhnya, meraih gagang pintu dan segera berlalu dari kamar itu. Rusel mengusap kasar wajahnya sambil melangkah menuju ke ruang pertemuan.
Pintu ruangan terbuka, beberapa pria berbadan kekar memakai setelan jas lengkap tampak membungkuk kepadanya. ruangan yang luas dan dilengkapi berbagai fasilitas yang canggih. ruangan itu lebih mirip seperti ruang rapat pada umumnya. terletak sebuah meja panjang terbuat dari kaca. dilengkapi kursi yang nyaman, seluruh dinding ruangan itu berwarna putih susu bahkan sampai pada kursinya, hingga kontras dengan warna hitam pada jas mereka.
di ruangan inilah Rusell biasanya mengadakan pertemuan untuk membahas bisnisnya dan tempat pembahasan dokumen rahasia perusahaanya.
Erik berdiri di tengah ruangan menunduk dengan tegar menanti apa yang akan terjadi kepadanya entah itu baik atau buruk.
"Tuan Rusell, saya.."
Sebelum ia menyelesaikan kata-katanya Erik terkejut ketika sebuah pukulan keras lebih dahulu menghantam wajahnya dengan sangat kuat
Erik tersungkur dengan sudut bibir yang pecah hingga mengeluarkan darah segar.ia kembali berusaha bangun dan kembali menunduk patuh.
"Beraninya kau mempermainkanku, aku seorang Rusell Wins apa kau melupakan semua peringatanku."? desisnya penuh ancaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 321 Episodes
Comments
🌧🌨Ⓝⓐⓡⓝⓘⓐ🌨🌩
semakin menarik
2021-07-18
1
Wina Ningsih
jangan melihat dari cover bang rusell...
2021-04-20
1
Hanifah Ifah
kasian donk nanti Roni nya..tunangannya di ambil Russel😑
2021-03-09
1