Rusell bangkit dari ranjang dan mendekati Livia dan Angel.
"Orangtuamu akan tiba besok, persiapkan dirimu..ingat semua yang telah aku katakan padamu..kau adalah Ibu kandung Angel, sisanya aku akan menanganinya."
Senyum diwajah Livia memudar, membayangkan akan bertemu orangtuanya seperti mimpi baginya..sudah tiga bulan mereka terpisah,mampukah Livia berbohong pada orangtua yang melahirkan dan membesarkannya.?
jemarinya bergetar dengan sangat gugup.
❤
Livia memeluk Angel dengan erat untuk menyalurkan rasa gugupnya.ia berjalan mondar-mandir dengan tidak tenang..hari ini orangtuanya akan tiba dimansion ini menggunakan Helikopter karna lokasi yang terjal tidak memungkinkan menggunakan mobil.
Seorang pelayan mengetuk pintu kamar, dan kemudian membukanya.
"Maaf nyonya, tuan Rusell sudah menunggu dibawah." ucapnya menunduk.
"Terimakasih ya, aku akan turun." ucap Livia
Setelh pelayan itu pergi, Livia kembali merasa gugup. bagaimana menghadapi mereka, apakah mereka akan marah padaku, atau kecewa..atau...
"Acchh.." Livia merasa frustasi dengan apa yang ia rasakan namun, ia tidak bisa terus berada dikamar ini. mereka akan menunggunya.
Livia meraih sebuah gaun longgar yang membuatnya tampak keibuan, yah...ia harus berdandan seperti seorang wanita yang baru melahirkan. Ibunya adalah orang yang paling teliti, jika Livia tidak hati-hati maka ia tak akan mampu menyakinkan kedua orangtuanya. dan akibatnya ia akan mendapatkan kemarahan Rusell.
💖
Pintu lift terbuka, Livia melangkah dengan pelan. matanya melebar dengan penuh keharuan yang memuncah dihatinya. airmatanya menetes melihat kedua orangtuanya menatapnya dengan tatapan yang sama.
"Papa..Mama..." jerit Livia menahan kerinduan yang besar. dengan langkah setengah berlari ia memeluk kedua orangtuanya yang menyambutnya dalam tangisan.
"Papa dan mama rindu sekali padamu nak." ucap sang mama dengan isakan sedih sambil mengelus punggung putrinya berulang-ulang.
"Maafkan aku..." tangis Livia semakin tenggelam dalam issakan panjang ia tidak perduli dengan tatapan Rusell yang tidak terbaca.
"Mengapa kau tidak jujur pada kami nak." ucap papa Livia pelan.
Livia membeku ia kehilangan kata-kata...namun sesaat kemudian mereka terkejut melihat Rusell mejatuhkan diri sambil menundukan wajah dalam-dalam.
"Apa yang kau lakukan nak Rusell."? Papa Livia merasa tidak enak. karna walaupun Rusell akan jadi menantunya namun nama Rusell begitu disegani dalam dunia bisnis.bahkan kekayaan Rusell 10kali lipat dengan kekayaannya.
"Aku yang bersalah Om dan tante." ucap Rusell tetap menunduk.
Mama Lydia mengusap airmatanya dan tersenyum. meski ia kecewa pada Rusell dan Livia, namun ia cukup lega karna pria ini mau merendahkan dirinya daan mengakui kesalahannya. ia pasti sangat mencintai Livia.
"Sudahlah nak, semua sudah terjadi, bangunlah dan kalian berdua harus menceritakan semuanya pada kami. sebagai orangtua kami bisa memberi doa dan restu." ucap Mama Lydia dengan tenang.
Rusell mengangguk lalu berdiri meraih jemari Livia dan menggenggamnya dengan erat dan duduk dihadapan orangtua Livia.
"Ini semua berawal dari kepergianku ke Inggris setahun lalu untuk perjalanan bisnis. aku tidak sengaja melihat Livia tertidur di antrian pembelian makanan cepat saji. dan saat itu juga aku jatuh cinta kepadanya." Rusell menjeda kata-katanya menilai ekspresi kedua orangtua Livia yang percaya.
"Ketika aku melihatnya, aku merasa sangat menginginkannya..ini pertama kali dalam hidupku aku menginginkan seorang gadis yang tidak kukenal dengan sangat besar."
"Rusell." desah Livia merasa sedih. bagaimana bisa ia membohongi kedua orangtuanya dengan sengaja dan menyadari mereka percaya itu menyakitkan hatinya.
Rusell memeluk tubuh Livia sedikit keras dengan isayarat mata yang begitu tajam,bahwa Livia tidak boleh menghancurkan skenario yang susah paya ia susun rapi. ia tidak akan membiarkan Livia menghancurkan segalanya.
"Sayang, tenanglah..kita harus bicara yang sebenarnya aku tak mau orangtuamu lebih kecewa pada kita."tatap Rusell penuh arti.
Livia mengangguk menyerah. ia sudah tidak bisa mundur lagi ada orangtuanya yang dipertaruhkan disini.
"Aku melakukan hal terlarang pada Livia dan kemudian dia hamil. tentu aku sangat bahagia mendengar kehamilan itu. namun Livia takut karna saat itu ia sudah bertunangan."
"Maafkan aku Papa dan mama."...isak Livia tertahan.
"Livia ini bukan salahmu, semua adalah takdir." ucap mama Lydia menenangkan putrinya yang terlihat begitu merasa bersalah.
"Nak Rusell kami tidak meminta apa-apa, Livia adalah putri kami satu-satunya, jangan pernah melukainya." ucap mama Lydia memohon.
"Aku akan menjaganya dengan nyawaku." Rusell kembali menundukan wajah dengan hormat.
"Kau akan menjadi anak kami, kau harus memanggil kami seperti Livia memanggil kami." sambung sang papa.
Rusell tertegun, sudah lama ia tidak pernah memanggil nama itu. rasanya sedikit aneh..walau ia menyadari ada rindu dibalik panggilan itu. sudah lama orangtuanya meninggal.
"Baiklah Papa dan mama.." ucap Rusell walaupn sedikit canggung.
Kedua orangtua itu merasa bahagia..setidaknya mereka bisa melihat kebahagiaan Livia walau dengan cara yang tidak biasa.
"Dimana anak kalian, siapa namanya..mama lupa."
"Angel mah..dia sangat cantik, ayo mama ikut kekamar..ajak Livia tersenyum."
"Baiklah, pah...bagaimana jika aku mengajak papa untuk mengelilingi mansion ini." tawar Rusell.
"Papa bersemangad sekali..disini udaranya luar biasa sejuk." Livia senang melihat senyum diwajah papanya. ia pun menoleh kepada Rusell yang juga sedang menatapnya. pria itu mengedipkan matanya. hingga wajah Livia merona. ia segera memalingkan wajahnya menghindar.
"Ayo mah." ajak Livia membawa mamanya ke lift.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 321 Episodes
Comments
Hanifah Ifah
jgn mudah luluh ya liv
2022-01-13
0
Ani Nurlailis
sandiwara yg sempurna dan membuat livia tidak berdaya......
2021-06-19
2
Febria Jane
begitu mudahnya dia berpaling....cintanya tidak sekuat roni
2021-05-12
3