Setelah menerima tantangan vino Emeli dan Riko berada di lapangan basket vino yang sangat yakin bisa mengalahkan Emeli dan Riko dengan sangat mudah vino dan Dinda hanya tersenyum kecut ke arah Emeli. Mili dan Rio yang mendapat kabar jika vino dan Dinda menantang Emeli untuk bermain basket membuat mereka penasaran dan segera berlalu ke lapangan, Riko dan Emeli hanya bersikap santai menghadapi lawannya karena Riko yakin untuk menang meski mereka hanya berdua mereka akan tetap menang belum banyak yang tau jika Emeli adalah pemain basket terbaik di universitas Amerika. Dinda yang tidak yakin jika Emeli bisa menang berjalan kearahnya.
Kok gua nga yakin Lo bisa ngalahin kita." Dinda tersenyum mengejek.
Nga usah banyak omong langsung aja kita main gua nga mau buang-buang waktu gua dengerin ocehan Lo." Emeli dengan santainya.
Dinda yang merasa kesal setiap kali mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Emeli selalu saja membuatnya emosi, Setelah salah satu mahasiswa meniup peluit menandakan permainan di mulai mereka pun bermain dengan mudah Emeli dan Riko bisa merebut bola yang berada di tangan lawan dan memasukkan bola ke dalam ring basket. Vino yang merasa jika Emeli dan Riko mahir bermain bola basket tidak ingin kalah vino yang sudah mulai mendekat ke ring basket milik Emeli namun dengan mudah Riko merebut bolanya dan mengoper bola ke arah Emeli dengan cepat Emeli memasukkan bola dari jarak jauh dan masuk lagi ke dalam ring milik vino dan Dinda, mereka yang melihat permainan Riko dan Emeli tidak percaya bisa mengalahkan vino dan teman-temannya. Dua puluh menit berlalu Emeli dengan mudah mengalahkan vino dengan skor 20-10. Membuat semua yang menyaksikan tidak percaya bagaimana bisa ada yang mengalahkan vino pemain basket terbaik di kampus ini. Emeli dan Riko yang merasa mereka masih harus belajar hanya tertawa melihat kekalahan Dinda dan vino Emeli yang melihat raut wajah Dinda yang sudah merah padam menghampiri mereka yang masih berada tengah-tengah lapangan basket.
Jadi segini doang pemain basket kampus ini lawan dua orang aja kalah, sepertinya kalian harus lebih giat belajar karena Lo bukan lawan yang seimbang buat kita." Emeli sedikit meninggikan perkataannya agar semua orang mendengarnya dan berlalu meninggalkan mereka sambil tertawa.
Emeli segera menghampiri Riko yang sudah bersiap-siap untuk pulang.
Yuk kita pergi dari sini gua mencium aroma kekalahan." Menarik tangan Riko dan melirik ke arah Dinda dan vino.
El yang merasa puas mengerjai vino dan Dinda hanya bisa ketawa melihatnya Riko yang tau jika Emeli akan menang hanya mengacungkan jempolnya.
Nga nyangka kalo mereka secemen itu."
Gua juga bingung katanya pemain basket terbaik di kampus tapi melawan kita berdua aja nga mampu." Berlalu dan masuk ke dalam mobil.
Mereka segera pergi dari kampus dan menuju ke arah cafe tempat mereka janjian tiga puluh menit berlalu Emeli dan Riko pun akhirnya sampai di depan cafe dan segera turun dari dalam mobil dan masuk ke dalam cafe, sasya yang melihat Emeli depan pintu masuk melambaikan tangannya. El yang melihat sasya dan juga key langsung menghampiri mereka.
Maaf ya lama tadi ada urusan mendesak." Ucap Emeli.
Emang ada urusan apa sih dek kamu kok kaya kecapean gitu." Melihat El ngos-ngosan
Tadi teman kampus ngajakin main basket ya udah main dulu sebentar sebelum ke sini." Sambil tersenyum.
Setelah mendengar penjelasan adiknya mereka pun memesan makanan favorit mereka, selama menunggu makanan mereka datang Riko dan Emeli hanya berbicara soal kuliah mereka dan diringi tawa dan juga tingkah konyol mereka, key dan sasya hanya tersenyum melihat dua sahabat bisa akur usai menunggu lama akhirnya makanan mereka pun datang, mereka melahap makanan yang berada di hadapannya Hanya butuh 30 menit mereka menghabiskan makanannya dan beranjak pulang, di perjalanan mereka berpisah sasya dan key mengarah ke rumah sasya sedangkan Riko balik ke kampus dan tidak bisa mengantar Emeli untuk pulang Emeli yang di antar dengan supir berlalu menuju bengkel sejak kepulangannya dari Amerika Emeli belum sempat ke bengkel bertemu dengan teman-temannya.
Emeli yang tengah asik berada di dalam mobil dan menikmati perjalanan di persimpangan jalan Emeli melihat vino sedang di keroyok anak geng motor. Emeli memberitahukan sopirnya untuk menepikan mobilnya setelah terparkir rapi Emeli segera turun dan berjalan menuju mereka, vino yang melihat Emeli kehadiran Emeli hanya diam saja karena kondisinya yang sangat lemas melawan mereka semua Emeli mempercepat langkahnya menuju ke arah vino.
Vin Lo nga papakan." Tanya Emeli di balas anggukkan kepala oleh vino.
Lo nga usah ikut campur urusan kita mendingan Lo pulang tidur dan tinggalkan kita." Sahut salah satu dari mereka sambil melihat vino.
Emeli yang geli melihat tingkah mereka hanya berusaha bersikap santai." Sebelum kalian semua patah tulang mendingan kalian pergi dari sini." Berusaha bersikap lebih tenang.
Mereka hanya tertawa mendengar perkataan Emeli." Apa gua nga salah dengar Lo yang seharusnya pergi jangan sampai kami mematahkan tulang Lo itu." Ancaman itu tidak membuat Emeli takut.
Kita lihat saja siapa yang akan patah tulang kalian apa gua." Dengan nada menantang.
Tanpa butuh waktu lama mereka memberi pelajaran kepada mereka El yang merasa di depannya hanya lalat dengan mudah mengalahkannya ilmu bela diri mereka hanya di bawa rata-rata Emeli dengan cepat mematahkan satu persatu tulang mereka sampai mereka meringis kesakitan. Vino yang melihat semua adengan itu hanya diam terpaku melihat Emeli mematahkan tulang mereka. Usai memberi mereka satu pukulan Emeli menghampiri vino dan membawanya masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Mereka terkapar kesakitan.
Lepas meninggalkan mereka Emeli membawa vino ke bengkel untuk mengobati luka yang berada di wajahnya, vino bingung Emeli akan membawanya ke mana berusaha untuk bicara.
Kita mau ke mana." Memecahkan keheningan.
Ketempat teman gua Lo tenang aja gua nga bakal ngapa-ngapain luhh juga." Ucap El dengan datar.
Vino terdiam dan mengikuti ke mana El membawanya dua puluh lima menit berlalu akhirnya mereka sampai depan bengkel dan membawa turun vino dan membaringkannya di sofa teman-teman Emeli yang melihatnya datang bersama pria merasa penasaran.
Lo Duduk di sini gua masuk dulu ke dalam." Sembari berlalu meninggalkan vino di sofa.
Ok." Ucapnya singkat.
Setelah berlalu vino hanya bisa melihat Emeli sebagai sosok Oliv yang selalu bersikap baik padanya, melihat kedatangan Emeli vino membuyarkan lamunannya dan berusaha untuk bangkit.
Lo duduk aja nga usah paksain untuk bangun." Ucap El.
Gua baik-baik aja oh iya ini di mana." Tanya vino
Baik-baik apanya Lo liat nih muka Lo udah babak belur juga, ini bengkel teman gua." Ucap Emeli sambil membersihkan luka vino.
Teman Lo emang nga ada yang perempuan ya masa laki semua." Vino heran melihat teman-teman Emeli yang kebanyakan pria semua.
Ada cuman satu gua beda kampus sama dia, dan mereka itu sohib gua meski pun mereka laki-laki tapi gua senang bergaul dengan mereka yang tidak memandang status sosial."
Vino hanya menatap wajah Emeli dia begitu mirip dengan Oliv dan membuat air matanya lolos membasahi wajah tampannya, sontak Emeli kaget melihat vino menangis.
Lo nangis Lo cengeng amat baru luka segini doang."
Gua bukan nangis karena luka yang ada di tubuh gua cuman gua kangen sama Oliv wajah kalian begitu mirip." Ucap vino.
Kata-kata itu sontak membuat Emeli terlonjak mendengarnya." Jadi Lo nangis karena liat wajah cantik gua." Emeli dengan percaya dirinya.
Kepedean banget Lo gua kangen sama Oliv makanya gua liat wajah Lo bukan karena Lo cantik." Ucap vino sembari berdiri dari tempatnya.
Akuin aja gua memang cantik dan itu cuman alasan Lo aja, Lo mau ke mana udah berdiri aja." Tanya Emeli.
Gua mau balik udah sore." Ucap vino.
Biar gua anterin takutnya nanti di jalan Lo kenapa-kenapa lagi kan gua yang repot." Emeli segera berlalu vino hanya menggelengkan kepalanya.
Setelah pamit dengan teman-temannya Emeli meninggalkan bengkel El berlalu mengantar vino untuk pulang setelah dua puluh lima menit berkendara El sampai di kediaman vino yang mewah dan megah El hanya mengantar dan berlalu begitu saja.
Riko yang tidak sengaja melihat mobil Emeli menuju ke rumah vino hanya bisa mengikuti dan khawatir jika wanita yang selama ini di cintainya berpaling dan lebih memilih vino, meski Riko berharap Emeli menyukainya tetapi dia tidak ingin memaksa Riko pun pergi meninggalkan kediaman vino dan kembali ke rumahnya.
Setelah sampai di rumah Riko segera turun dari dalam mobil dan masuk ke dalam rumah Riko berjalan menuju kamarnya namun melihat mamanya tengah nonton tv sendiri, Riko pun berjalan menuju ruang tengah dan duduk di samping mamanya.
Mama." Sapa Riko.
Hai sayang udah pulang kamu." Ucap mamanya sambil menonton tv.
Iya udah tumben mama nonton tv." Ucap Riko yang heran melihat mamanya nonton tv.
Mama bosen harus di kamar nga ngapa"in mana papa kamu juga sekarang jarang pulang makanya mama nonton tv saja." Jawab Rika mama Riko.
Rika adalah mama Riko yang menjadi istri kedua setelah meninggalnya istri pertama Wijaya meski dirinya hanya istri kedua namun Riko sangat menyayangi mama sambungnya yang menjaga dan merawatnya hingga dewasa, sedangkan Wijaya adalah pengusaha tekstil terbesar di kota ini papa Riko sering pulang hanya untuk mengambil baju dan pergi lagi tanpa bertemu atau pun hanya sekedar menyapa anak dan istrinya.
Mama nga usah sedih kan ada Riko." Ucap Riko menghibur sang mama.
Mama cuman nga habis pikir sama papa kamu yang selalu pulang hanya sebentar habis itu pergi lagi." Air matanya sudah tidak bisa di bendung lagi air itu lolos mengalir deras di wajah cantik sang mama.
Riko yang melihat mamanya menangis berusaha menenangkan sang mama." Ma Riko janji bakal ada buat mama Riko nga bakal ninggalin mama sendiri mama nga usah nangis lagi."
Setelah Riko menenangkan mamanya dan mengantarnya ke kamar Riko mengambil ponselnya dan menghubungi Emeli untuk sekedar curhat dan bertemu, setelah menghubungi Emeli Riko mengambil kunci mobil di atas meja segera berlari ke garasi dan masuk ke dalam mobil mewahnya dan segera meninggalkan rumahnya dengan kecepatan rata-rata.
Emeli yang baru saja menerima telfon dari Riko segera masuk ke garasi kali ini Emeli memilih naik motor kesayangannya motor trail yang sudah lama tidak di gunakan dia pun naik dan segera tancap gas ke tempat yang sudah di tunjukkan oleh Riko. Dua puluh lima menit berkendara Emeli tiba di sebuah danau yang sangat indah dan menakjubkan, Riko yang melihat kehadiran Emeli segera berlari menghampiri Emeli.
Sorry gua nyuruh Lo malam-malam ke sini." Riko berusaha untuk tegar meski dalam hatinya sangat hancur.
Emang ada apa nga biasanya Lo ngajakin gua keluar ke tempat seperti ini." Ucap Emeli yang melihat kesedihan di mata sahabatnya.
Bokap gua udah nyakitin hati nyokap gua El."
Emang om Wijaya kenapa."
papa gua udah jarang pulang dan itu yang membuat mama gua sedih belakangan ini."
Lo kan tau om Wijaya sibuk Lo harus bisa ngerti posisi om Wijaya."
Gua ngerti tapi mama gua udah berusaha mengerti gua cuman kasihan sama mama gua itu aja El." Ucap Riko dengan mata yang berkaca-kaca.
Melihat sahabatnya meneteskan air mata Emeli memeluk erat sahabatnya Riko pun membalas pelukan Emeli cukup lama mereka saling memeluk saling mengutarakan kesedihan masing-masing mereka melepaskan pelukan mereka dan segera berlalu dari tempat itu karena waktu sudah larut malam.
Mereka pun pulang dengan arah yang berbeda Emeli segera gas full motor trail nya untuk segera pulang ke rumah dan tidak butuh waktu lama dia pun sudah sampai di kediaman Haris Satya, Emeli masuk ke garasi menyimpan motor kesayangannya dan segera masuk ke dalam rumah dan naik ke kamarnya. Sampai di kamar Emeli merebahkan tubuhnya dan segera terlelap dalam mimpinya.
Riko yang baru sampai segera masuk ke dalam garasi dan keluar dari dalam mobil masuk ke dalam rumah dan beranjak ke kamarnya, setelah sampai di depan kamarnya Riko membuka pintu dan segera masuk merebahkan tubuhnya yang sangat lelah dan tersenyum mengingat pelukan Emeli kepadanya tanpa sadar Riko terlelap di bawah alam sadarnya.
Halo guys ikutin terus ya ceritanya semoga kalian suka dengan ceritanya jangan lupa vote like dan komen maaf kalo tata penulisannya belum benar jangan di bully 🙏😟😀😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments