Pembalasan Sang Kakak Untuk Pembunuh Sang Adik

Pembalasan Sang Kakak Untuk Pembunuh Sang Adik

Episode 1 Emeli

Sebuah bangunan megah terletak di kota Jakarta tinggal seorang anak kolongmerat yang kaya raya. Yang membuat hari" nya penuh kebahagian.

Meski tidak tinggal bersama ayah kandung tetapi hidupnya di penuhi kasih sayang terhadap sang ayah, tuan Haris memberi segala fasilitas yang lengkap agar Emeli bisa hidup bahagia, tidak murung dan kembali ceria. Di balik sikap tegas sang ayah Haris menjadi sosok ayah yang menyanyangi anak perempuan satu"nya meski bukan anak kandung tetapi Emeli sudah di anggap anak kandung sendri.

Emeli keluar kamar dan turun untuk bersiap" ke sekolah dan duduk sarapan bersama sang Daddy. El memanggil ayahnya dari atas tangga dengan teriakan yang lembut.

" Daddy." Sahut emily memanggil ayahnya."

" Yes honey, kenapa kok berteriak seperti itu." Dengan wajah yang berseri" melihat anak gadisnya ceria kembali."

"Daddy,Abang kan bakal pulang dari luar negeri aku mau limid dari kartu kredit, di tambahin lagi yahh aku mau beli sesuatu" Sambil sarapan dan juga merengek kepada sang Daddy dengan mata baby eysnya."

"Buat apa kan kka kamu itu tidak suka di belikan sesuatu, dia lebih senang kamu menjemputnya di bandara"Ucap sang Daddy dengan mengunyah sarapannya.

"Dengan muka masam Emily menghabiskan sarapannya." Ya udah lahh nanti aku jemput Abang di bandra setelah pulang sekolah Daddy." Dengan nada yang memelas dan berlalu meninggalkan sang Daddy di meja makan.

Dengan kesalnya dia pergi tanpa berpamitan sama sang Daddy dan keluar dari rumah, memasuki garasi memilih salah satu mobil mewah miliknya untuk di pakai ke sekolah, dia pun melajukan kendaraannya menuju sekolah. Sesampainya di sekolah mobil mewah yang di kemudikan, terparkir rapi di sekolah terbaik di kota ini."

Dengan sikap dinginnya seseorang dari dalam mobil mewahnya turun, dengan santainya memasuki lorong" sekolah, sedari parkiran hingga menuju kelas wanita yang cantik dan menawan menjadi pusat perhatian siswa siswi yang berada di sekolah. Siapa yang tidak kenal dengannya anak dari pemilik yayasan sekaligus anak terkaya di sekolah ini. Berjalan menelusuri lorong menuju kelasnya, tiba" ada yang memanggilnya dengan sigap El berbalik badan mencari suara itu berasal, dengan senyum yang tak biasa muncul di bibirnya yang manis. Siapa sangka di balik raut wajah yang cuek serta dingin bisa luluh hanya berhadapan dengan teman masa kecilnya."

" El. Teriak sasya dari jauh dengan berlari kecil, mengatur nafas yang tersenggal."

"Apaan pake lari segala sih sya, kan bisa jalan pelan pelan nga ada yang buru juga kan." Jawabnya sambil berjalan meninggalkan sasya yang mengatur nafasnya.

" Gue kira tadi itu hampir telat jadi buru" taunya bru jam segini." Sambil berjalan di samping El."

"Makanya bangunnya jangan kesiangan dong jadinya Luh lari", kek orang gila tau." Sambil tertawa mengejek sasya."

Merekapun berjalan bersamaan masuk kedalam kelas. Tampak bising dan ricuhnya kelas saat melihat El masuk ke dalam kelasnya, dengan wajah yang cuek dan datarnya yang melihatnya jadi diam seketika.

Benar emely salah satu murid yang di kenal cuek dan dingin terhadap teman kelasnya, banyak yang lebih diam ketika dia memasuki kelasnya takut menegur atau pun hanya sekedar menyapa anak pemilik yayasan ini.

" Luhh makan apaan sampai anak" diam begitu." Sasya heran melihat tingkah laku teman kelasnya."

"Nga makan apa" mereka itu segan sama gua kali." Sambil terkekeh dan kembali cuek." Ki

Tidak lama pun guru yang akan mengajar memasuki kelas, yang tadinya ricuh menjadi senyap dan memulai pelajaran dengan aman terkendali.

Sekitar 30 menit berlalu pelajaran pun selesai dan memasuki waktu istirahat, yang membuat kelas yg tadinya senyap menjadi ricuh sembari tertawa dan mengejek satu sama lain. Berbeda dengan El yang memilih keluar dan memakai headset mendengarkan lagu yang di terputar di handphone miliknya. Tanpa sadar meninggalkan sasya yang masih saja mengerjakan tugasnya, tanpa sadar dia menabrak seseorang.

Brukkk

Diia pun menoleh ke arah yang menabraknya, seketika mukanya menjadi masam melihat seseorang yang paling di bencinya bertemu tanpa sengaja.

" Heyy El, tumben Luh sendiri teman luh mana yang kaya babu." Sapa seseorang

yang dengan sengaja menabrak El."

"Dengan muka yang malasnya, untuk meladeni seniornya." Dia di kelas kalo tidak ada urusan lagi gue harus pergi." Dengan pergi berlalu meninggalkan seniornya."

"Dengan kesalnya dia pun tertawa melihat betapa angkuhnya El yang selalu sja bisa membuatnya emosi. Di tariknya tangan El dengan kasar." Urusan kita belum selesai luhh mau kemana." Sambil di pengang erat pergelangan tangan El."

" Dengan mukanya yang dingin menatap tajam orang yang berani cari masalah dengannya, dengan sigap dia menghempas tangan itu sampai terjatuh." Urusan? Sejak kapan kita punya urusan hah." Dengan nada yang menggelegar membuat seisi sekolah menghambur keluar."

" Gue peringatkan sekali lagi jangan sampai batas kesabaran gue habis, mending sekarang Loh pergi dari sini." Lanjutnya sambil meninggalkan Michel."

Benar saja orang yang menabrak El adalah Michel senior nya yang sering membuat onar di sekolahnya, siapa tidak kenal Michel gadis seksi yang di sukai para siswa kaum Adam, dia adalah senior paling cantik dan juga galak di sekolah ini.

Siapa pun yang berhadapan dengannya akan di bully habis"an sampai mereka keluar dan mencari sekolah baru, dengan kekuasaan sang ayah membuat dirinya berani menindas murid" yang berada di sekolah ini.

Beda hal dengan El dia selalu sja membuatnya kehabisan akal dan membuatnya emosi tiap kali berhadapan dengannya. El yang cuek dan Michel yang so berkuasa tiap kali El lebih baik diam tanpa menghiraukan perkataan seniornya.

Tapi kesabaran dan juga emosi membuat El harus melawan agar bisa memberi efek jera terhadap orang yang di hadapannya ini, dengan sikap yang cuek setiap kali di bicarakan oleh siswa lain bahwa dirinya sombong dan angkuh. Tapi El cuek dan bodoh amat apa yang ada di dengarnya, sasya satu" teman El yang ada di sekolah ini dia salah satu sahabat El sejak dirinya dan sang adik berpisah, membuat El dan sasya lebih dekat.

" Begitu emosinya yang sudah tidak bisa di tahan Michel pun langsung mengcengkram pergelangan tangan El." Haha beraninya luhh bentak gue mentang" luhh itu anak pemilik yayasan dan juga anak orang tajir, buat gue takut? Hah tidak malah semakin seru jika bisa berhadapan dengan anak terkaya di sekolah ini." Dengan senyum yang meremehkan."

"El yang hanya diam dan semakin emosi melihat kelakuan kak seniornya kepadanya membuatnya kehabisan kesabaranya dengan nafas yang berat." Jadi luhh maunya apa." Suara El yang sudah dirudup emosi."

Tanpa aba" Michel menyerang pertahanan El tanpa henti, dengan sigap dan juga keahlian bela diri El masih kalah jauh dengan bela diri Michel, yang membuat Michel semakin emosi karena El bisa menangkis serangannya. Adengan demi adengan yang membuat siswa siswi di sekolah itu merekam dengan lihainya El bisa membaca gerak gerik pertahanan Michel membuat El bisa melihat titik lemah lawanya, dengan sekali tendagan bagian kaki dan juga perut Michel langsung tersungkur kelantai dan terbentur ke diding sekolah.

El mulai mengatur nafasnya yang membuat detak jantungnya seakan ingin keluar dari tempatnya, dengan santainya berkata." Hah ku ingatkan sekali lagi jangan pernah mencari mslah denganku kalo tdk ingin badan luhh gue patahin jadi satu." El

meninggalkan Michel yang masih duduk menahan malu akibat ulahnya sendiri.

Tanpa sadar adengan tadi membuat seseorang dari jauh menatap lekat wanita yang berani melwan seniornya tanpa jeda, membuat sosok laki" itu menatap kagum terhadap sikap dingin dan cueknya dia yang membuatnya jatuh hati hanya sekali pertemuan yang tanpa sengaja.

El pun masuk kembali kedalam kelas untuk mengikuti pelajaran yang akan di mulai, dengan cueknya memasuki kelasnya tanpa sadar teman sekelasnya membicarakan dirinya, yang membuat seniornya masuk UKS akibat ulah dan perkelahiannya dengan seniornya.

El hanya Cuek tidak menghiraukan perkataan teman kelasnya, El fokus melihat sasya dengan muka yang khawatir terhadap dirinya. El berjalanan menghampiri sasya dengan muka datar dan langsung duduk di bangkunya.

" Sasya yang sedari tadi mengkhawatirkan El langsung berlari menghampiri sahabatnya." El mana yang sakit? Luhh nga papakan." Tanya sasya yang membuat El malah ketawa."

" Luhh kenapa sih kaya Daddy gue tau nga, luhh lupa gue kan ahli bela diri kalo kaya Michael doang mahh kecil buat gue." Dengan angkuhnya di sertai senyum tipis di bibir manisnya."

" Sasya menghela nafas panjang" dan membuangnya dengan kasar." Gue pikir tadi tuhh lo kalah jadi gue khawatir sama luhh El." Dengan nada yang sendu membuat wajah imutnya berkaca kaca."

" El yang melihat sahabatnya itu mengkhawatirkan dirinya langsung memeluknya." Tenang ya gue baik" aja kok tidak ada luka ataupun lecet."dia terkekeh dengan ucapannya sendri."

El tau kalo sasya tipe perempuan yang gampang sedih melihat teman atau orang terdekatnya kenapa", disela" obralan sasya dan El teman kelas El bertnya penuh selidik terhadapnya, dengan tatapan tajam membuat El melihatnya juga memasang mata tajam.

"Pintar juga Luh bela diri, Kirain Luh cuman bisa manja dan menghabiskan harta orang tua luhh doang." Ucap teman sekelas El.

" El yang melihatnya malas hanya berkata sedkit namun penuh penekanan." Mending Luh urusin hidup luhh yang belum beres, dari pada harus urusin hidup orang." Dengan nada yang ketus."

"Dibuat emosi oleh El ingin sekali menghajarnya namun dia berfikir harus berhadapan dengan El." Gue nga ngurusin hidup orang cuman heran aja perempuan sombong kaya luhh masih punya teman juga." Ejek Sely sambil melihat sasya yang ketakutan.

"Melihat sasya ketakutan membuat El naik emosi, tetapi dia harus menahan dan melihat kondisi sasya. Dia tertawa namun ada makna di baliknya." Hahahaaa lagian kalau pun cuman sasya teman gua, nga Maslah kok lagi pun punya banyak teman kaya luhh nga penting, nge habisin tenaga yang tidak ada berfaedah." Ucap El sambil menatap Sely dengan senyum mengejek.

"Sely yang terbawa emosi hampir saja menampar El dengan sigap dia menurunkan tangannya ketika melihat gurunya akan segera masuk dia berbisik kepada El." Kali ini luhh selamat tapi tidak dengan hari esok." Sambil berjalan meninggalkan El dan duduk di bangkunya.

El cuman tertawa melihat sahabatnya itu sangat khawatir hanya mengedipkan, matanya kepada sasya bahwa dirinya, baik" saja tidak usah khawatir batin El sambil melihat sasya.

Sasya pun paham dan tersenyum manis melihat sahabatnya yang kuat dan berani menghadapi orang" yang ingin menjatuhkannya. Mereka pun belajar dengan senyap dan aman.

Dua jam berlalu mata pelajaran yang terakhir pun berlalu kini waktunya pulang pun tiba sasya dan El bersiap" untuk pulang.

Ketika hendak berdiri sasya bertanya dan ingin mengajak El untuk bertemu sepupunya yang akan merayakan ulang tahunnya selepas pulang sekolah. Benar sasya mempunyai sepupu satu sekolah dengannya cuman berbeda kelas saja.

"El mau nga ke acara sepupu gue." Tanya sasya yang sedang merapikan bukunya di atas meja.

" El berfikir sejenak dan melihat sasya penuh harap." Hemm gimana yahh soalnya gua udah janji sama Daddy bilang mau jemput Abang gue di bandara dia bru pulang dari luar negeri." Ucap El sembari sembari menjelaskan agar sahabatnya bisa mengerti."

" Dengan nada kecewa." Ya udalah El gue kira Luh punya waktu luang." Dengan wajah yang cemburut.

" Kan luhh tau sendiri Abang gue itu kek gimana kan." Ujar El sembari memberi pengertian kembali kepada sahabatnya.

" Iya gue ngerti kok gue juga rindu sama Abang key, El gue ikut ya." Dari muka yang cemburut menjadi senang.

" Melihat wajah sahabatnya itu ceria kembali Dia pun menganggukkan kepalanya." Iya Luh boleh ikut." Sambil terkekeh kepada sahabatnya.

" Tanpa pkir panjang sasya pun angguk kepalanya sembari memberi tanda bahwa dia setuju." Ok yukk." Sambil mengandeng sahabatnya ke parkiran dengan senyum sendiri."

Mereka pun berjalan meninggalkan kelasnya menuju parkiran, di tengah perjalanan menuju parkiran El merasa di pantau dari jarak jauh. El pun berbalik badan untuk membuktikan rasa penasarannya, tidak ada orang satu pun yang ada hanya siswa yang sedang latihan eskul. Mungkin cuman perasan gua kali ya batin El. Dan kembali berjalan menghampiri sasya yang sudah sangat jauh.

Sesampainya di parkiran Meraka masuk dan melajukan mobilnya meninggalkan parkiran sekolah dengan kecepatan rata" . Hampri 30 menit berkendara akhirnya El dan sasya pun sampai di bandara dan mencari keberadaan Abang tersayangnya, melirik kesana kemari namun belum juga terlihat sampai akhirnya El pun melambaikan tangan melihat sosok pria tampan dan juga gagah berjalan menuju dirinya, tanpa sadar sosok laki" itu sudah berada di depannya.

" Tanpa sadar El membuka lebar" matanya melihat sosok di hadapannya ini yang tampan dan juga keren." Abang." Sambil memeluk kak tercintanya tanpa sadar di perhatikan dengan banyak pasang mata.

" Dengan sigap membalas pelukan adiknya yang di rindukan bertahun tahun tidak bertemu." Sudah besar rupanya adik kecil Abang yang selalu ku jaga dan ku sayangangi dengan sepenuh hati." Ucap key yang baru saja melihat sosok yang di rindukannya.

" El pun melepas pelukannya dan menatap lekat wajah tampan dan juga beribawa di hadapannya." Iya lahh bang masa iya mau gitu" aja, harus ada pertumbuhan juga." Timpalnya sambil tertawa kecil."

Tanpa sadar El melupakan sasya sedari tadi asik berbincang dengan sang kak." Ehmm ehmm." Sasya berdeham agar dua bersaudara ini melirik kedirinya."

El langsung tersadar bahwa dia dtang bersama sahabatnya." Oh iya kak kenalin ini sasya teman sekolah sekaligus shbt aku dari kecil, kak masih ingatkan." Sembari memperkenalkan sasya kepada kaknya."

Key berfikir sejenak mengingat sosok wanita imut di hadapannya ini." Ahh ya Kak ingat kamu anak kecil yang selalu menari balet kan." Ucap key kepada sasya yang sedari kecil suka balet."

" Wajah sasya langsung merah merona karna kak sahabatnya masih ingat hobi baletnya." Iya bang ini sasya Abang masih ingat aku kira udah lupa." Ucapnya.

"Masa iya Abang lupa sama sahabat adik Abang yang cantik." Sambil mencubit pipi kedua wanita yang ada di hadapannya ini.

Setelah berbincang mereka menuju parkiran bandara untuk segera pulang. Sasya ikut ke rumah El karna sudah sangat lama dia tidak ke rumah sahabatnya, setalah perjalanan yang begitu memakan waktu akhirnya mereka sampai di rumah yang sangat megah. Yang terletak di perumahan elit dengan penghuni para pejabat dan juga pengusaha kaya, sasya takjub melihat rumah yang begitu lama tidak di jumpai banyak sekali perubahan. Sejak meninggalnya ibu El dari depan rumah sampai belakang di renovasi sesuai ke inginan sang putri tercinta.

Tuan Haris sengaja merenovasi agar terlihat lebih elengan dan nyaman, sesuai kemauan sang putri Haris merenovasi rumahnya menjadi suasana Eropa klasik. Sebagai ayah melihat putrinya bahagia itu sudah cukup baginya meskipun El hanya anak tiri tetapi dia sudah mengganggap El seperti anak kandungnya sendiri. Tak banyak yang tau bahwa El bukanlah anak kandung dari tuan Haris hanya key dan sasya serta para pelayan di rumah ini yang mengetahui pernikahan tuan besarnya dengan ibu El yang menjadi istri kedua setelah meninggalnya mama key untuk selamanya. Key tidak keberatan melihat Daddynya menikah lagi, melihat Daddynya bahagia itu juga cukup buat key. Key juga bisa menerima Emely dan juga ibu sambung key dengan penuh kasih syang.

Setelah melihat perubahan rumah El sasya pun masuk ke rumah El dengan wajah yang sumringah, benar saja perilaku Abang El dan juga Daddy El membuat sasya seperti anak sendiri.

"El melihat sasya yang sedari tadi hanya diam, dia pun menjahili temanya." Sya awas ada ular." Teriak El mengangetkan sasya.

"Sasya yang terkejut langsung lari kesana kemari." Mana ularnya mana." Sambil memengang sapu.

" El tertawa melihat sahabatnya begitu ketakutan." Mana ada ular di rumah megah gue, luhh pikir ini kebun binatang." Sambil terkekeh melihat tingkah sahabatnya.

"Sasya yang sadar bahwa di jahili oleh sahabatnya langsung menggerutu." Dasar kirain ada benaran, masa iya rumah se bagus ini ada ular ngaco luhh." Sambil melempar sapu yang di pengangnya.

Melihat kedatangan anak laki" semata wayangnya membuat tuan Haris sumringah dan menghampiri key. Haris langsung memeluk sang putra yang sudah lama pergi keluar negeri untuk studynya di sana.

"Haris memeluk sang putra dengan hangat." Sudah selesai kan study mu di sana, Daddy harap kamu bisa lanjut kuliah di sini saja." Ucap haris melepaskan pelukannya.

"Key pun melepaskan kerinduan terhadap orang tua satu"nya yang ada di hadapannya sekarang." Iya Daddy key bakal lanjut kuliah Disni aja." Ucap key sembari melepaskan pelukannya.

"Haris mengangguk kepalanya tanda mengerti." Baiklah kamu kamar dan istirahat."ucap sang Daddy yang pergi meninggalkan key ke ruang kerjanya.

Key El dan juga sasya Langsung menuju kamar masing" setelah lama menghabiskan waktu bersama akhirnya sasya pamit, kepada Abang dan juga om Haris untuk segera pulang di antar supir pribadi om Haris.

Terpopuler

Comments

Zira

Zira

seru kayanya ini

2021-03-26

1

배수지

배수지

nice

2021-03-17

1

Zira

Zira

mulai

2021-03-16

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Emeli
2 Episode 2 Oliv
3 Episode 3 Mimpi Buruk
4 Episode 4 Awal pertemuan Emeli dan Yuda
5 Episode 5 Ujian yang telah usai
6 Episode 6 Pesta kelulusan
7 Penderitaan saudara kembar di mulai.
8 Episode 8 Kepergian Emeli.
9 Episode 9 Masuk kampus impian.
10 Episode 10 Kerinduan Emeli
11 Episode 11 Awal penderitaan Oliv
12 Episode 12 Kesedihan Emeli.
13 Episode 13 Kepergian Oliv untuk selamanya
14 Episode 14 kehadiran Emeli.
15 Episode 15 Hari pertama di Trisakti
16 Episode 16 Tantangan dari Dinda
17 Episode 17 kemenangan Emeli dan Riko
18 Episode 18 Acara kampus
19 Episode 19 Perjanjian antara Emeli dan Dinda.
20 Episode 20 Sisi lain Emeli
21 Episode 21 Ke datangan tamu tak di undang.
22 Episode 22 Kesalahan skripsi
23 Episode 23 Akhirnya vino ujian skripsi
24 Episode 24 Rumah sakit
25 Episode 25 Satu persatu musuh berdatangan
26 Episode 26 Balasan untuk para musuh
27 Episode 27 Akhir dari masalah Emeli
28 Flash Back awal penderitaan Oliv
29 Episode 28 Hari pertama Emeli menjadi dokter.
30 Episode 29 Keributan di rumah sakit
31 Episode 30 Vino yang mulai curiga dengan pekerjaan Emeli yang lain
32 Episode 31 Salah pilih lawan
33 Episode 32 Identitas lain dari Emeli
34 Episode 33 Emeli tim khusus anggota militer
35 Episode 34 Emeli menjadi Presdir perusahaan tuan Haris
36 Episode 35 Awal penangkapan para musuh
37 Pengenalan tokoh
38 Episode 36 Hari istimewa Emeli dan Vino
39 Episode 37 Pertemuan dengan masa lalu
40 Episode 38 Musibah
41 Flash Back Awal mula Emeli menjadi anggota militer
42 Episode 39 Kabar Duka
43 Episode 40 Mulai terbiasa dengan kehadiran Emeli
44 Pemeran tokoh
45 Episode 41 Kabar Baik
46 Episode 42 Kepulangan Emeli dan Kepergian sasya untuk selamanya
47 Episode 43 Pemakaman sasya untuk terakhir kalinya
48 Episode 44 Kembali beraksi
49 Episode 45 Musuh di balik rumah sakit
50 Episode 46 Awal kehancuran Emeli
51 Episode 47 Keseruan dalam tahanan
52 Episode 48 Hari kebahagiaan semua orang
53 Episode 49 Awal mula penghianat dari tim mereka
54 Episode 50 Kehormatan Nana
55 Pengumuman
56 Episode 51 Pembalasan
57 Visual tokoh
58 Episode 52 Jumpa Fans
59 Episode 53 pernikahan Emeli dan Riza.
60 Episode 53 Kabar kehamilan Emeli
61 Episode 54 menangkap musuh masa lalu
62 Episode 55 Kehilangan
63 Visual tokoh
64 Pengumuman
65 Episode 56 Raisa
66 Episode 57 Hari pertama kuliah
67 Episode 58 Kembalinya musuh Emeli
68 Episode 59 Kerinduan yang mendalam
69 Isi hati Emeli
70 Episode Kepulangan Sahabatnya
71 Visual tokoh
72 Episode Melupakan kenangan
73 Episode Mendapatkan kejutan
74 Episode Awal pembalasan
75 Episode Penghianatan
76 Pengumuman
77 Episode Akhirnya bebas.
78 Episode Perselingkuhan Rahel.
79 Episode 79 Permusuhan
80 Episode Kemenagan yang di tunggu”
81 Berbaikan
82 Flash Back
83 Hal tak terduga
84 Gadis yang berbeda
85 Di mulainya balas dendam
86 Episode Saling melupakan
87 Episode Akhirnya mereka bertemu
88 Episode Raisa dan Bintang akhirnya bertemu
89 Episode Operasi cucu presiden akankah berhasil?
90 Episode penyerangan
91 Episode Koma
92 Episode 92 Melepaskan
93 Episode Putus Asa.
94 Episode Putra Adopsi
95 Episode Akhirnya Pulang
96 Episode menjadi seorang ibu
97 Episode Akhirnya Ayah ku bahagia
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Episode 1 Emeli
2
Episode 2 Oliv
3
Episode 3 Mimpi Buruk
4
Episode 4 Awal pertemuan Emeli dan Yuda
5
Episode 5 Ujian yang telah usai
6
Episode 6 Pesta kelulusan
7
Penderitaan saudara kembar di mulai.
8
Episode 8 Kepergian Emeli.
9
Episode 9 Masuk kampus impian.
10
Episode 10 Kerinduan Emeli
11
Episode 11 Awal penderitaan Oliv
12
Episode 12 Kesedihan Emeli.
13
Episode 13 Kepergian Oliv untuk selamanya
14
Episode 14 kehadiran Emeli.
15
Episode 15 Hari pertama di Trisakti
16
Episode 16 Tantangan dari Dinda
17
Episode 17 kemenangan Emeli dan Riko
18
Episode 18 Acara kampus
19
Episode 19 Perjanjian antara Emeli dan Dinda.
20
Episode 20 Sisi lain Emeli
21
Episode 21 Ke datangan tamu tak di undang.
22
Episode 22 Kesalahan skripsi
23
Episode 23 Akhirnya vino ujian skripsi
24
Episode 24 Rumah sakit
25
Episode 25 Satu persatu musuh berdatangan
26
Episode 26 Balasan untuk para musuh
27
Episode 27 Akhir dari masalah Emeli
28
Flash Back awal penderitaan Oliv
29
Episode 28 Hari pertama Emeli menjadi dokter.
30
Episode 29 Keributan di rumah sakit
31
Episode 30 Vino yang mulai curiga dengan pekerjaan Emeli yang lain
32
Episode 31 Salah pilih lawan
33
Episode 32 Identitas lain dari Emeli
34
Episode 33 Emeli tim khusus anggota militer
35
Episode 34 Emeli menjadi Presdir perusahaan tuan Haris
36
Episode 35 Awal penangkapan para musuh
37
Pengenalan tokoh
38
Episode 36 Hari istimewa Emeli dan Vino
39
Episode 37 Pertemuan dengan masa lalu
40
Episode 38 Musibah
41
Flash Back Awal mula Emeli menjadi anggota militer
42
Episode 39 Kabar Duka
43
Episode 40 Mulai terbiasa dengan kehadiran Emeli
44
Pemeran tokoh
45
Episode 41 Kabar Baik
46
Episode 42 Kepulangan Emeli dan Kepergian sasya untuk selamanya
47
Episode 43 Pemakaman sasya untuk terakhir kalinya
48
Episode 44 Kembali beraksi
49
Episode 45 Musuh di balik rumah sakit
50
Episode 46 Awal kehancuran Emeli
51
Episode 47 Keseruan dalam tahanan
52
Episode 48 Hari kebahagiaan semua orang
53
Episode 49 Awal mula penghianat dari tim mereka
54
Episode 50 Kehormatan Nana
55
Pengumuman
56
Episode 51 Pembalasan
57
Visual tokoh
58
Episode 52 Jumpa Fans
59
Episode 53 pernikahan Emeli dan Riza.
60
Episode 53 Kabar kehamilan Emeli
61
Episode 54 menangkap musuh masa lalu
62
Episode 55 Kehilangan
63
Visual tokoh
64
Pengumuman
65
Episode 56 Raisa
66
Episode 57 Hari pertama kuliah
67
Episode 58 Kembalinya musuh Emeli
68
Episode 59 Kerinduan yang mendalam
69
Isi hati Emeli
70
Episode Kepulangan Sahabatnya
71
Visual tokoh
72
Episode Melupakan kenangan
73
Episode Mendapatkan kejutan
74
Episode Awal pembalasan
75
Episode Penghianatan
76
Pengumuman
77
Episode Akhirnya bebas.
78
Episode Perselingkuhan Rahel.
79
Episode 79 Permusuhan
80
Episode Kemenagan yang di tunggu”
81
Berbaikan
82
Flash Back
83
Hal tak terduga
84
Gadis yang berbeda
85
Di mulainya balas dendam
86
Episode Saling melupakan
87
Episode Akhirnya mereka bertemu
88
Episode Raisa dan Bintang akhirnya bertemu
89
Episode Operasi cucu presiden akankah berhasil?
90
Episode penyerangan
91
Episode Koma
92
Episode 92 Melepaskan
93
Episode Putus Asa.
94
Episode Putra Adopsi
95
Episode Akhirnya Pulang
96
Episode menjadi seorang ibu
97
Episode Akhirnya Ayah ku bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!