Pembalasan Sang Kakak Untuk Pembunuh Sang Adik
Sebuah bangunan megah terletak di kota Jakarta tinggal seorang anak kolongmerat yang kaya raya. Yang membuat hari" nya penuh kebahagian.
Meski tidak tinggal bersama ayah kandung tetapi hidupnya di penuhi kasih sayang terhadap sang ayah, tuan Haris memberi segala fasilitas yang lengkap agar Emeli bisa hidup bahagia, tidak murung dan kembali ceria. Di balik sikap tegas sang ayah Haris menjadi sosok ayah yang menyanyangi anak perempuan satu"nya meski bukan anak kandung tetapi Emeli sudah di anggap anak kandung sendri.
Emeli keluar kamar dan turun untuk bersiap" ke sekolah dan duduk sarapan bersama sang Daddy. El memanggil ayahnya dari atas tangga dengan teriakan yang lembut.
" Daddy." Sahut emily memanggil ayahnya."
" Yes honey, kenapa kok berteriak seperti itu." Dengan wajah yang berseri" melihat anak gadisnya ceria kembali."
"Daddy,Abang kan bakal pulang dari luar negeri aku mau limid dari kartu kredit, di tambahin lagi yahh aku mau beli sesuatu" Sambil sarapan dan juga merengek kepada sang Daddy dengan mata baby eysnya."
"Buat apa kan kka kamu itu tidak suka di belikan sesuatu, dia lebih senang kamu menjemputnya di bandara"Ucap sang Daddy dengan mengunyah sarapannya.
"Dengan muka masam Emily menghabiskan sarapannya." Ya udah lahh nanti aku jemput Abang di bandra setelah pulang sekolah Daddy." Dengan nada yang memelas dan berlalu meninggalkan sang Daddy di meja makan.
Dengan kesalnya dia pergi tanpa berpamitan sama sang Daddy dan keluar dari rumah, memasuki garasi memilih salah satu mobil mewah miliknya untuk di pakai ke sekolah, dia pun melajukan kendaraannya menuju sekolah. Sesampainya di sekolah mobil mewah yang di kemudikan, terparkir rapi di sekolah terbaik di kota ini."
Dengan sikap dinginnya seseorang dari dalam mobil mewahnya turun, dengan santainya memasuki lorong" sekolah, sedari parkiran hingga menuju kelas wanita yang cantik dan menawan menjadi pusat perhatian siswa siswi yang berada di sekolah. Siapa yang tidak kenal dengannya anak dari pemilik yayasan sekaligus anak terkaya di sekolah ini. Berjalan menelusuri lorong menuju kelasnya, tiba" ada yang memanggilnya dengan sigap El berbalik badan mencari suara itu berasal, dengan senyum yang tak biasa muncul di bibirnya yang manis. Siapa sangka di balik raut wajah yang cuek serta dingin bisa luluh hanya berhadapan dengan teman masa kecilnya."
" El. Teriak sasya dari jauh dengan berlari kecil, mengatur nafas yang tersenggal."
"Apaan pake lari segala sih sya, kan bisa jalan pelan pelan nga ada yang buru juga kan." Jawabnya sambil berjalan meninggalkan sasya yang mengatur nafasnya.
" Gue kira tadi itu hampir telat jadi buru" taunya bru jam segini." Sambil berjalan di samping El."
"Makanya bangunnya jangan kesiangan dong jadinya Luh lari", kek orang gila tau." Sambil tertawa mengejek sasya."
Merekapun berjalan bersamaan masuk kedalam kelas. Tampak bising dan ricuhnya kelas saat melihat El masuk ke dalam kelasnya, dengan wajah yang cuek dan datarnya yang melihatnya jadi diam seketika.
Benar emely salah satu murid yang di kenal cuek dan dingin terhadap teman kelasnya, banyak yang lebih diam ketika dia memasuki kelasnya takut menegur atau pun hanya sekedar menyapa anak pemilik yayasan ini.
" Luhh makan apaan sampai anak" diam begitu." Sasya heran melihat tingkah laku teman kelasnya."
"Nga makan apa" mereka itu segan sama gua kali." Sambil terkekeh dan kembali cuek." Ki
Tidak lama pun guru yang akan mengajar memasuki kelas, yang tadinya ricuh menjadi senyap dan memulai pelajaran dengan aman terkendali.
Sekitar 30 menit berlalu pelajaran pun selesai dan memasuki waktu istirahat, yang membuat kelas yg tadinya senyap menjadi ricuh sembari tertawa dan mengejek satu sama lain. Berbeda dengan El yang memilih keluar dan memakai headset mendengarkan lagu yang di terputar di handphone miliknya. Tanpa sadar meninggalkan sasya yang masih saja mengerjakan tugasnya, tanpa sadar dia menabrak seseorang.
Brukkk
Diia pun menoleh ke arah yang menabraknya, seketika mukanya menjadi masam melihat seseorang yang paling di bencinya bertemu tanpa sengaja.
" Heyy El, tumben Luh sendiri teman luh mana yang kaya babu." Sapa seseorang
yang dengan sengaja menabrak El."
"Dengan muka yang malasnya, untuk meladeni seniornya." Dia di kelas kalo tidak ada urusan lagi gue harus pergi." Dengan pergi berlalu meninggalkan seniornya."
"Dengan kesalnya dia pun tertawa melihat betapa angkuhnya El yang selalu sja bisa membuatnya emosi. Di tariknya tangan El dengan kasar." Urusan kita belum selesai luhh mau kemana." Sambil di pengang erat pergelangan tangan El."
" Dengan mukanya yang dingin menatap tajam orang yang berani cari masalah dengannya, dengan sigap dia menghempas tangan itu sampai terjatuh." Urusan? Sejak kapan kita punya urusan hah." Dengan nada yang menggelegar membuat seisi sekolah menghambur keluar."
" Gue peringatkan sekali lagi jangan sampai batas kesabaran gue habis, mending sekarang Loh pergi dari sini." Lanjutnya sambil meninggalkan Michel."
Benar saja orang yang menabrak El adalah Michel senior nya yang sering membuat onar di sekolahnya, siapa tidak kenal Michel gadis seksi yang di sukai para siswa kaum Adam, dia adalah senior paling cantik dan juga galak di sekolah ini.
Siapa pun yang berhadapan dengannya akan di bully habis"an sampai mereka keluar dan mencari sekolah baru, dengan kekuasaan sang ayah membuat dirinya berani menindas murid" yang berada di sekolah ini.
Beda hal dengan El dia selalu sja membuatnya kehabisan akal dan membuatnya emosi tiap kali berhadapan dengannya. El yang cuek dan Michel yang so berkuasa tiap kali El lebih baik diam tanpa menghiraukan perkataan seniornya.
Tapi kesabaran dan juga emosi membuat El harus melawan agar bisa memberi efek jera terhadap orang yang di hadapannya ini, dengan sikap yang cuek setiap kali di bicarakan oleh siswa lain bahwa dirinya sombong dan angkuh. Tapi El cuek dan bodoh amat apa yang ada di dengarnya, sasya satu" teman El yang ada di sekolah ini dia salah satu sahabat El sejak dirinya dan sang adik berpisah, membuat El dan sasya lebih dekat.
" Begitu emosinya yang sudah tidak bisa di tahan Michel pun langsung mengcengkram pergelangan tangan El." Haha beraninya luhh bentak gue mentang" luhh itu anak pemilik yayasan dan juga anak orang tajir, buat gue takut? Hah tidak malah semakin seru jika bisa berhadapan dengan anak terkaya di sekolah ini." Dengan senyum yang meremehkan."
"El yang hanya diam dan semakin emosi melihat kelakuan kak seniornya kepadanya membuatnya kehabisan kesabaranya dengan nafas yang berat." Jadi luhh maunya apa." Suara El yang sudah dirudup emosi."
Tanpa aba" Michel menyerang pertahanan El tanpa henti, dengan sigap dan juga keahlian bela diri El masih kalah jauh dengan bela diri Michel, yang membuat Michel semakin emosi karena El bisa menangkis serangannya. Adengan demi adengan yang membuat siswa siswi di sekolah itu merekam dengan lihainya El bisa membaca gerak gerik pertahanan Michel membuat El bisa melihat titik lemah lawanya, dengan sekali tendagan bagian kaki dan juga perut Michel langsung tersungkur kelantai dan terbentur ke diding sekolah.
El mulai mengatur nafasnya yang membuat detak jantungnya seakan ingin keluar dari tempatnya, dengan santainya berkata." Hah ku ingatkan sekali lagi jangan pernah mencari mslah denganku kalo tdk ingin badan luhh gue patahin jadi satu." El
meninggalkan Michel yang masih duduk menahan malu akibat ulahnya sendiri.
Tanpa sadar adengan tadi membuat seseorang dari jauh menatap lekat wanita yang berani melwan seniornya tanpa jeda, membuat sosok laki" itu menatap kagum terhadap sikap dingin dan cueknya dia yang membuatnya jatuh hati hanya sekali pertemuan yang tanpa sengaja.
El pun masuk kembali kedalam kelas untuk mengikuti pelajaran yang akan di mulai, dengan cueknya memasuki kelasnya tanpa sadar teman sekelasnya membicarakan dirinya, yang membuat seniornya masuk UKS akibat ulah dan perkelahiannya dengan seniornya.
El hanya Cuek tidak menghiraukan perkataan teman kelasnya, El fokus melihat sasya dengan muka yang khawatir terhadap dirinya. El berjalanan menghampiri sasya dengan muka datar dan langsung duduk di bangkunya.
" Sasya yang sedari tadi mengkhawatirkan El langsung berlari menghampiri sahabatnya." El mana yang sakit? Luhh nga papakan." Tanya sasya yang membuat El malah ketawa."
" Luhh kenapa sih kaya Daddy gue tau nga, luhh lupa gue kan ahli bela diri kalo kaya Michael doang mahh kecil buat gue." Dengan angkuhnya di sertai senyum tipis di bibir manisnya."
" Sasya menghela nafas panjang" dan membuangnya dengan kasar." Gue pikir tadi tuhh lo kalah jadi gue khawatir sama luhh El." Dengan nada yang sendu membuat wajah imutnya berkaca kaca."
" El yang melihat sahabatnya itu mengkhawatirkan dirinya langsung memeluknya." Tenang ya gue baik" aja kok tidak ada luka ataupun lecet."dia terkekeh dengan ucapannya sendri."
El tau kalo sasya tipe perempuan yang gampang sedih melihat teman atau orang terdekatnya kenapa", disela" obralan sasya dan El teman kelas El bertnya penuh selidik terhadapnya, dengan tatapan tajam membuat El melihatnya juga memasang mata tajam.
"Pintar juga Luh bela diri, Kirain Luh cuman bisa manja dan menghabiskan harta orang tua luhh doang." Ucap teman sekelas El.
" El yang melihatnya malas hanya berkata sedkit namun penuh penekanan." Mending Luh urusin hidup luhh yang belum beres, dari pada harus urusin hidup orang." Dengan nada yang ketus."
"Dibuat emosi oleh El ingin sekali menghajarnya namun dia berfikir harus berhadapan dengan El." Gue nga ngurusin hidup orang cuman heran aja perempuan sombong kaya luhh masih punya teman juga." Ejek Sely sambil melihat sasya yang ketakutan.
"Melihat sasya ketakutan membuat El naik emosi, tetapi dia harus menahan dan melihat kondisi sasya. Dia tertawa namun ada makna di baliknya." Hahahaaa lagian kalau pun cuman sasya teman gua, nga Maslah kok lagi pun punya banyak teman kaya luhh nga penting, nge habisin tenaga yang tidak ada berfaedah." Ucap El sambil menatap Sely dengan senyum mengejek.
"Sely yang terbawa emosi hampir saja menampar El dengan sigap dia menurunkan tangannya ketika melihat gurunya akan segera masuk dia berbisik kepada El." Kali ini luhh selamat tapi tidak dengan hari esok." Sambil berjalan meninggalkan El dan duduk di bangkunya.
El cuman tertawa melihat sahabatnya itu sangat khawatir hanya mengedipkan, matanya kepada sasya bahwa dirinya, baik" saja tidak usah khawatir batin El sambil melihat sasya.
Sasya pun paham dan tersenyum manis melihat sahabatnya yang kuat dan berani menghadapi orang" yang ingin menjatuhkannya. Mereka pun belajar dengan senyap dan aman.
Dua jam berlalu mata pelajaran yang terakhir pun berlalu kini waktunya pulang pun tiba sasya dan El bersiap" untuk pulang.
Ketika hendak berdiri sasya bertanya dan ingin mengajak El untuk bertemu sepupunya yang akan merayakan ulang tahunnya selepas pulang sekolah. Benar sasya mempunyai sepupu satu sekolah dengannya cuman berbeda kelas saja.
"El mau nga ke acara sepupu gue." Tanya sasya yang sedang merapikan bukunya di atas meja.
" El berfikir sejenak dan melihat sasya penuh harap." Hemm gimana yahh soalnya gua udah janji sama Daddy bilang mau jemput Abang gue di bandara dia bru pulang dari luar negeri." Ucap El sembari sembari menjelaskan agar sahabatnya bisa mengerti."
" Dengan nada kecewa." Ya udalah El gue kira Luh punya waktu luang." Dengan wajah yang cemburut.
" Kan luhh tau sendiri Abang gue itu kek gimana kan." Ujar El sembari memberi pengertian kembali kepada sahabatnya.
" Iya gue ngerti kok gue juga rindu sama Abang key, El gue ikut ya." Dari muka yang cemburut menjadi senang.
" Melihat wajah sahabatnya itu ceria kembali Dia pun menganggukkan kepalanya." Iya Luh boleh ikut." Sambil terkekeh kepada sahabatnya.
" Tanpa pkir panjang sasya pun angguk kepalanya sembari memberi tanda bahwa dia setuju." Ok yukk." Sambil mengandeng sahabatnya ke parkiran dengan senyum sendiri."
Mereka pun berjalan meninggalkan kelasnya menuju parkiran, di tengah perjalanan menuju parkiran El merasa di pantau dari jarak jauh. El pun berbalik badan untuk membuktikan rasa penasarannya, tidak ada orang satu pun yang ada hanya siswa yang sedang latihan eskul. Mungkin cuman perasan gua kali ya batin El. Dan kembali berjalan menghampiri sasya yang sudah sangat jauh.
Sesampainya di parkiran Meraka masuk dan melajukan mobilnya meninggalkan parkiran sekolah dengan kecepatan rata" . Hampri 30 menit berkendara akhirnya El dan sasya pun sampai di bandara dan mencari keberadaan Abang tersayangnya, melirik kesana kemari namun belum juga terlihat sampai akhirnya El pun melambaikan tangan melihat sosok pria tampan dan juga gagah berjalan menuju dirinya, tanpa sadar sosok laki" itu sudah berada di depannya.
" Tanpa sadar El membuka lebar" matanya melihat sosok di hadapannya ini yang tampan dan juga keren." Abang." Sambil memeluk kak tercintanya tanpa sadar di perhatikan dengan banyak pasang mata.
" Dengan sigap membalas pelukan adiknya yang di rindukan bertahun tahun tidak bertemu." Sudah besar rupanya adik kecil Abang yang selalu ku jaga dan ku sayangangi dengan sepenuh hati." Ucap key yang baru saja melihat sosok yang di rindukannya.
" El pun melepas pelukannya dan menatap lekat wajah tampan dan juga beribawa di hadapannya." Iya lahh bang masa iya mau gitu" aja, harus ada pertumbuhan juga." Timpalnya sambil tertawa kecil."
Tanpa sadar El melupakan sasya sedari tadi asik berbincang dengan sang kak." Ehmm ehmm." Sasya berdeham agar dua bersaudara ini melirik kedirinya."
El langsung tersadar bahwa dia dtang bersama sahabatnya." Oh iya kak kenalin ini sasya teman sekolah sekaligus shbt aku dari kecil, kak masih ingatkan." Sembari memperkenalkan sasya kepada kaknya."
Key berfikir sejenak mengingat sosok wanita imut di hadapannya ini." Ahh ya Kak ingat kamu anak kecil yang selalu menari balet kan." Ucap key kepada sasya yang sedari kecil suka balet."
" Wajah sasya langsung merah merona karna kak sahabatnya masih ingat hobi baletnya." Iya bang ini sasya Abang masih ingat aku kira udah lupa." Ucapnya.
"Masa iya Abang lupa sama sahabat adik Abang yang cantik." Sambil mencubit pipi kedua wanita yang ada di hadapannya ini.
Setelah berbincang mereka menuju parkiran bandara untuk segera pulang. Sasya ikut ke rumah El karna sudah sangat lama dia tidak ke rumah sahabatnya, setalah perjalanan yang begitu memakan waktu akhirnya mereka sampai di rumah yang sangat megah. Yang terletak di perumahan elit dengan penghuni para pejabat dan juga pengusaha kaya, sasya takjub melihat rumah yang begitu lama tidak di jumpai banyak sekali perubahan. Sejak meninggalnya ibu El dari depan rumah sampai belakang di renovasi sesuai ke inginan sang putri tercinta.
Tuan Haris sengaja merenovasi agar terlihat lebih elengan dan nyaman, sesuai kemauan sang putri Haris merenovasi rumahnya menjadi suasana Eropa klasik. Sebagai ayah melihat putrinya bahagia itu sudah cukup baginya meskipun El hanya anak tiri tetapi dia sudah mengganggap El seperti anak kandungnya sendiri. Tak banyak yang tau bahwa El bukanlah anak kandung dari tuan Haris hanya key dan sasya serta para pelayan di rumah ini yang mengetahui pernikahan tuan besarnya dengan ibu El yang menjadi istri kedua setelah meninggalnya mama key untuk selamanya. Key tidak keberatan melihat Daddynya menikah lagi, melihat Daddynya bahagia itu juga cukup buat key. Key juga bisa menerima Emely dan juga ibu sambung key dengan penuh kasih syang.
Setelah melihat perubahan rumah El sasya pun masuk ke rumah El dengan wajah yang sumringah, benar saja perilaku Abang El dan juga Daddy El membuat sasya seperti anak sendiri.
"El melihat sasya yang sedari tadi hanya diam, dia pun menjahili temanya." Sya awas ada ular." Teriak El mengangetkan sasya.
"Sasya yang terkejut langsung lari kesana kemari." Mana ularnya mana." Sambil memengang sapu.
" El tertawa melihat sahabatnya begitu ketakutan." Mana ada ular di rumah megah gue, luhh pikir ini kebun binatang." Sambil terkekeh melihat tingkah sahabatnya.
"Sasya yang sadar bahwa di jahili oleh sahabatnya langsung menggerutu." Dasar kirain ada benaran, masa iya rumah se bagus ini ada ular ngaco luhh." Sambil melempar sapu yang di pengangnya.
Melihat kedatangan anak laki" semata wayangnya membuat tuan Haris sumringah dan menghampiri key. Haris langsung memeluk sang putra yang sudah lama pergi keluar negeri untuk studynya di sana.
"Haris memeluk sang putra dengan hangat." Sudah selesai kan study mu di sana, Daddy harap kamu bisa lanjut kuliah di sini saja." Ucap haris melepaskan pelukannya.
"Key pun melepaskan kerinduan terhadap orang tua satu"nya yang ada di hadapannya sekarang." Iya Daddy key bakal lanjut kuliah Disni aja." Ucap key sembari melepaskan pelukannya.
"Haris mengangguk kepalanya tanda mengerti." Baiklah kamu kamar dan istirahat."ucap sang Daddy yang pergi meninggalkan key ke ruang kerjanya.
Key El dan juga sasya Langsung menuju kamar masing" setelah lama menghabiskan waktu bersama akhirnya sasya pamit, kepada Abang dan juga om Haris untuk segera pulang di antar supir pribadi om Haris.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Zira
seru kayanya ini
2021-03-26
1
배수지
nice
2021-03-17
1
Zira
mulai
2021-03-16
1