Di Jakarta Oliv dan Mili masuk ke kampus untuk pertama kalinya untuk mengikuti ospek yang di adakan dalam kampus, meski datang dari desa namun penampilan mereka tidak begitu norak, setelah bersiap" dan sarapan mereka berangkat memakai angkutan umum, karna jarak kampus dan kosan hanya satu kilo mereka memilih angkutan umum.
Setelah lima belas menit menempuh jarak akhirnya mereka sampai depan kampus yang mereka impikan selama ini, mereka melangkah kan kaki nya masuk ke dalam kampus karna sebentar lagi ospek pertama akan di mulai. Mili dan Oliv sampai depan kampus tempat mereka akan memulai ospek pertama mereka, setelah lima belas menit menunggu senior yang mereka tunggu" akhirnya datang juga lima pria tampan dan satu wanita cantik menjadi pusat perhatian para kaum hawa bagaimana tidak pria yang terkenal dingin cuek dan juga tidak banyak bicara membuat semua kaum hawa di sana menjadikannya idola.
Mili dan Oliv melihat para kaum hawa begitu heboh melihat vino dan kawan-kawannya Oliv hanya bersikap biasa-biasa saja beda dengan Mili melihat seniornya begitu tampan tidak memalingkan pandangannya, namun tiba-tiba pandangannya ke satu arah melihat wanita yang kemarin ribut Dengannya Oliv hanya berusaha tenang Mili dan Rio yang melihat Dinda juga hanya diam saja mereka tidak menyangka jika Dinda adalah seniornya. Dinda yang melihat kehadiran mereka hanya tersenyum simpul menandakan bahwa dirinya akan mengerjainya habis-habisan.
Ketika mereka sampai di hadapan para mahasiswa baru para senior hanya memandang sebentar lalu melanjutkan ospek mereka pun memperkenalkan nama mereka dan juga fakultas apa yang mereka ambil, setelah para yang lain telah usai giliran Rio naik dengan so cool Dinda yang sedari tadi memperhatikan Rio tanpa berkedip sampai di hadapan mereka Rio memperkenalkan nama dan juga jurusan yang akan di ambilnya, Dinda hanya memperhatikan Rio dari tadi sampai akhirnya kembali ke barisan setelah mereka semua sudah memperkenalkan namanya dan juga jurusannya akhirnya tiba waktunya Oliv memperkenalkan namanya semua kaum Adam di sana menatap Oliv tanpa berkedip wajah yang cantik dan juga manis membuat pesonanya tidak ada yang bisa menandinginya, vino yang baru melihat wanita seperti Oliv di hadapannya tanpa sadar memperhatikan Oliv sampai tidak berkedip mereka yang melihat tatapan vino terkejut karena baru kali ini vino menatap wanita tanpa berkedip, namun beda dengan Dinda yang melihat Oliv dengan tatapan tidak suka setelah di rasa sudah cukup Oliv segera turun karena mendapatkan tatapan yang tidak biasa dari kaum Adam dan juga fans fanatik dari seniornya itu.
Setelah Oliv turun dan kembali ke barisan mereka yang menatap kecantikan Oliv tersadar dan melanjutkan kegiatannya, Dinda yang merasa kesal karena Rio,Oliv,Mili, dan vino satu fakultas merasa iri dan juga kesal mendadak, dengan cepat Emeli berlari kerena mendapat tatapan tidak suka dan segera menghampiri sahabatnya.
Oliv masih menata nafasnya yang tidak beraturan dan menghampiri Mili." Duhh mereka pada kenapa kok ngeliat gua sampai segitunya." Ucap Oliv melihat Mili.
Sepertinya Lo bakal jadi primadona, tapi Lo tenang aja kan ada gua." Mili berusaha menenangkan sahabatnya.
Setelah perkenalan mereka usai kegiatan berikutnya mereka berjalan-jalan melihat fakultas mereka secara berkelompok sesuai fakultas masing-masing, Rio Mili dan Oliv mereka satu kelompok karena mereka satu jurusan. Di bimbing langsung dengan senior mereka yang terkenal dingin dan kedua temannya memberikan mereka intruksi untuk mengikuti semua yang di perintahkan oleh seniornya. Mereka pun berkeliling melihat setiap fakultas yang ada di universitas ini sampai akhirnya mereka sampai di depan fakultas yang lumayan bersih dan juga asri, mahasiswa yang berada di fakultas itu sangat ramah dan juga tampan. Setelah mereka usai memperkenalkan fakultas mereka yang akan menjadikan mereka dokter yang hebat akhirnya mereka melanjutkan kegiatannya mereka masuk ke sesi selanjutnya Oliv dan juga semua mahasiswa baru Harus meminta tanda tangan senior mereka yang berada di fakultas kedokteran dan mereka wajib mengumpulkan minimal sepuluh tanda tangan para seniornya.
Oliv dan juga Mili memulai kegiatannya untuk meminta tanda tangan seniornya tidak banyak yang mereka dapat sebab senior mereka pada iseng dan juga jahil Mili dan Oliv, hanya mendapatkan 9 tanda tangan setelah melakukan proses yang sangat rumit melelahkan dan hanya sisa satu orang yang harus mintai tanda tangan Mili dan Oliv awalnya ragu namun mereka memberanikan dirinya meminta tanda tangan vino yang terkenal sangat susah di ajak berbincang dengan hati-hati Mili dan Oliv menghampiri vino dan juga rekan-rekannya di sana juga ada Dinda yang melihat Oliv dengan tatapan tidak suka namun Oliv hanya cuek dengan tatapan seniornya.
Maaf kak saya mau minta tangan." Ucap Mili yang gemetaran.
Vino melihat Mili yang gemetaran langsung memberi tanda tangannya namu berbeda dengan Oliv vino menatapnya dengan begitu serius dan membuat Oliv merasa canggung karena merasa dirinya di kerjain dan di tertawakan dengan sikap vino yang sangat menyebalkan karena menunda-nunda memberi Oliv tanda tangannya akhirnya dia berlalu dari hadapan seniornya namun, Tiba-tiba Dinda yang merasa kesal dengan Oliv sedari kemarin dengan sengaja mengganjal kaki Oliv dan akhirnya terjatuh vino hanya tertawa kecil melihat Oliv terjatuh di hadapan semua orang, Oliv yang merasa kesal dengan Dinda dan juga vino berusaha berdiri namun tiba-tiba kakinya terasa sakit vino yang merasa kasihan ingin membantu namun Rio sudah lebih dulu menghampiri Oliv.
Oliv yang melihat kedatangan Rio yang tiba-tiba hanya tersenyum melihat kebaikan Rio, Dinda yang melihat adengan Rio membantu Oliv untuk berdiri hanya kesal dan benci melihat Oliv Rio berusaha membawa Oliv dalam gendongannya dan menjadi pusat perhatian semua orang yang berada di sana namun Rio tidak menghiraukan ucapan mereka dan segera menuju UKS. Sesampai di UKS Rio mendudukkan Oliv dan mencoba mengobati kaki Oliv yang terkilir setelah merasa baikan Rio hanya berdiam diri dan melihat Oliv yang tengah menatapnya.
Rio yang merasa di perhatikan oleh Oliv hanya tersenyum senang akhirnya Rio bisa melihat Oliv memandangnya tanpa berkedip." nga usah ngeliatin gua seperti itu nanti Lo malah naksir lagi." Ucap Rio membuyarkan lamunan Oliv.
Siapa juga yang ngeliatin Lo kaya gitu gua cuman nga enak aja karena sikap gua selama ini sama Lo." Ucapnya sambil melihat arah luar.
Nga masalah Lo santai aja lagian kita satu sekolah dan satu kampus jadi nga usah sungkan, apa masih sakit takutnya nanti kita di tungguin lagi." Sahut Rio .
Iya sudah mendingan kok tapi nga tau kalo bisa jalan sampai sejauh itu." Ucap Oliv ragu.
Ya sudah aku tolongin memapah kamu sampai ke aula bagaimana." Sahut Rio dengan harapan penuh makna.
Ya udahlah tolongin gua berdiri dlu." Dan akhirnya mereka berjalan bersama.
Mereka keluar dari dalam UKS setelah mengobati kaki Oliv, selama perjalanan mereka menuju aula tak henti-hentinya Oliv mendapat tatapan yang tidak mengenakkan hatinya namun dia berusaha tenang dan Cuek dan terus berjalan dengan Rio yang setia memapahnya hingga dalam aula, sampai depan pintu aula mereka menjadi pusat perhatian kenapa tidak Rio yang memapah Oliv dengan lembut membuat hati Dinda sangat sakit dan begitu juga vino yang merasa bersalah malah Rio yang mengobatinya padahal ini semua salahnya, setelah sampai di bangku masing-masing Oliv dan Rio duduk dan mendapat tatapan tajam dari dua seniornya namun dia berusaha tenang dan Cuek, Mili yang melihat Oliv dan Rio tiba segera menghampirinya.
Oliv Lo nga papa kan mana yang sakit." Sahut Mili khawatir sedari tadi ingin menyusul namun di cegah sama seniornya yang menyebalkan.
Cuma kaki doang yang terkilir nanti juga sembuh sendiri." Sahut Oliv dengan senyum manis.
Gua minta maaf nga bisa nemenin kamu di UKS karena senior kita pada galak semua ini juga karena ulah mereka kan." Bisik Mili di telinga Oliv.
Oliv hanya tertawa kecil sampai tak sadar bahwa vino sudah ada di hadapannya .
Lo nga papakan atau ada yang luka parah." Ucap vino menatap Oliv.
Oliv hanya melirik sejenak lalu menatap Mili lagi." Tidak usah so peduli gua nga papa kok tenang aja " dengan nada ketusnya.
Vino yang merasa Oliv marah padanya hanya tersenyum kecut." Gua minta maaf kalo tindakan gua tadi buat Lo tidak nyaman dan kaki Lo cedera." tersenyum tulus.
Tidak usah minta maaf lagian bukan salah Lo gua aja yang kurang waspada bisa nga Lo pergi sekarang." Ucapnya yang masih kesal dengan vino.
Rio yang merasa Oliv tengah kesal dengan seniornya ini berusaha menenangkannya dan menggenggam tangannya, Oliv yang merasa genggaman Rio hanya tersenyum dan Rio tersenyum ramah, namun vino yang merasa dirinya tengah di cuekin baru kali ini ada wanita yang memperlakukannya seperti ini, Dinda yang sedari kesal melihat mereka dari jauh dengan langkah yang cepat langsung menghampiri mereka dan mengeprak meja di hadapan oliv.
Brakk
Semua terkejut melihat tingkah seniornya yang satu ini Oliv Mili Rio dan vino merasa aneh dengan sikap Dinda tidak biasanya Dinda seperti ini namun berusaha untuk tenang, namun tatapan Dinda mengarah tajam dalam manik mata Oliv dia hanya berusaha tenang melihat tatapan seniornya.
Lo nga usah tebar pesona ke pada teman dan juga senior Lo nga usah so kecantikan jadi cewek." Sahut Dinda karena melihat vino dan Rio memperhatikannya.
Maksud kak apa ya saya nga tebar pesona kok lagian kak vino hanya bertanya tentang kondisi saya, dan Rio memang dia teman saya dan satu sekolah pada saat SMA, emang ada Malasah dengan itu." Sahut Oliv tidak mau kalah di tindas lagi dengan Dinda
Dinda yang semakin kesal dan ingin sekali menampar wajah Oliv namun di cegat kembali dengan Rio." Sekali lagi Lo kaya gini gua sendiri yang bakal matahin tangan nakal Lo ini paham kan." Sahut Rio dengan kesal.
Vino yang merasa kesal dengan tingkah Dinda yang cemburu dengan Oliv menariknya menjauh dari Oliv dan Rio agar tidak membuat keributan dan bikin malu." Lo apa-apaan sih ngapain marah-marah nga jelas gitu, Lo cemburu liat gua sama Rio memperhatikan mahasiswi baru itu." Tanya vino karena kesal dengan Dinda.
Nga usah ke pedean gua cuman nga suka liat Rio perhatian sama anak baru itu, bukan karna gua suka sama Lo." Sahut Dinda dengan ketus dan meninggalkan vino.
Vino yang melihat Oliv dan Rio semakin akrab membuatnya semakin kesal saja dan merasa aneh dengan perasaannya meski baru bertemu dengannya yang membuat idola kampus ini merasa cemburu, siapa sangka pertemuan pertama membuat senior paling dingin dan cool bisa jatuh hati dengan Oliv gadis biasa dan cantik yang akan menjadi primadona dengan wajahnya yang imut dan manis.
Setelah selesai dengan ospek hari pertama Oliv dan Mili menuju ke halte biasa nungguin angkutan umum yang biasa mereka tumpangi mereka menunggu cukup lama dan tiba-tiba sebuah mobil sport berhenti di depan mereka menampilkan sosok pria idaman kampus vino keluar dari mobilnya dan menghampiri Oliv dan Mili untuk mengantarnya pulang. Namun Oliv menolak tawaran vino karena tidak ingin merepotkan seniornya itu dan Oliv juga masih merasa kesal dengannya. Bukan vino namanya jika tidak bisa mendapatkan apa yang di inginkan akhirnya dia pun duduk di samping Oliv yang membuat semua kaum hawa heboh sendiri melihat idolanya itu duduk dengan gadis biasa-biasa saja.
Oliv yang merasa risih dengan tatapan idola kampusnya hanya berusaha tenang menunggu angkutan yang di tunggu tak kunjung datang, Mili yang merasa Oliv tengah kesal hanya tertawa kecil karena baru kali ini Oliv merasa kesal dengan pria selain Rio, semakin lama mereka bersama tatapan fans vino semakin menatap wajahnya yang semakin kesal, Oliv melirik Mili sebentar namun Mili hanya menggelengkan kepalanya setelah Oliv merasa semakin tidak nyaman akhirnya ikut dengan vino, Mili dan Oliv masuk ke dalam mobil sport milik vino yang membuat semua kaum hawa semakin kesal dengannya.
Vino melajukan mobilnya menuju kosan Oliv dan Mili yang tidak jauh dari kampus mereka setelah perjalanan Lima belas menit mereka tiba di depan kos Mili dan Oliv, mereka turun dan di susul dengan vino Mili pamit untuk masuk duluan Oliv dan vino hanya menggunakan kepalanya.
Sekali lagi makasih kak udah nganterin kami." Sahut Oliv memecahkan keheningan.
Iya sama-sama dan gua juga mau minta maaf atas kejadian tadi pagi di kampus." Sahut vino sambil melirik Oliv.
Iya nga papa lagian juga kaki aku nga papa ko." Sahut Oliv
Ya udah gua pulang dulu sampai ketemu di kampus." Sahut vino Oliv hanya mengganggukkan kepalanya.
Setalah pamit vino melajukan mobilnya meninggalkan kosan Oliv, melihat mobil vino semakin jauh dan menghilang Oliv masuk ke dalam kosan sambil tersenyum-senyum sendiri membuat Mili heran dengan tingkah temannya.
Jangan senyum" sendiri nanti kesambet Lo." Sahut Mili sambil tertawa.
Oliv tersentak kaget melihat Mili yang tengah menertawakannya." Apaan sih Lo gua nga senyum-senyum juga." Menyembunyikan pipi merahnya yang ketahuan tersenyum sendiri.
Mili semakin tertawa melihat sahabatnya merah merona." Pipi loh kenapa kok merah banget." Menjahili teman baiknya.
Oliv yang merasa di ejek dengan temannya berlalu masuk ke dalam kamar sembari senyum kesenangan. Mili yang melihat tingkah temannya hanya menggelengkan kepalanya.
Di sisi lain suatu tempat yang megah tempat ngumpul teman-teman vino jika lagi suntuk dengan tugas kampus, Dino dan vino yang tengah duduk bersama sambil bercanda dan juga tertawa Dino yang merasa vino tengah menyukai mahasiswi baru itu karena sikapnya yang tidak biasa di lakukan dengan wanita mana pun selain Oliv.
Vin loh benar naksir sama mahasiswi baru itu." Tanya Dino melihat vino.
Maksud Loh Oliv." Sahut vino.
Ya Oliv gadis cantik itu loh naksir sama dia gue liat sikap loh manis banget, beda dengan mantan loh yang lain." Ucap Dino penasaran.
Dino merasa temannya sedang jatuh hati dengan Oliv ingin menjahili sahabatnya ini dan menggodanya agar bisa secepatnya jadian dengan Oliv.
Kalo naksir deketin langsung sebelum ke samber orang lain Vin." Goda Dino.
Oliv Bukan tipe cewek yang gampang di deketin." Sahut vino sambil mendengarkan alunan lagu.
Gimana kalo kita taruhan kalo loh berani dan berhasil pacarin Oliv gua bakal kasih loh motor sport yang Loh mau itu gimana." Tantang dino kepada vino.
Menarik juga ya udah loh janji ya bakal beliin gue mtor itu." Sahut vino antusias.
Iya benaran gua bakal belin Lo tapi cuman jangka satu bulan gimana." Ucap Dino menggoda vino.
Nga masalah satu Minggu juga nga masalah nanti kalo gua sudah berhasil gua pamerin di depan kalian." Ucap vino dengan gampangnya.
Tidak terasa Oliv menjalani kehidupan di ibu kota Jakarta selama satu Minggu, hari-hari yang dia lalui Oliv dan Mili bukanlah hal yang mudah, sebab menjadi olokan anak-anak kampus karena merasa Oliv tengah dekat dengan idola mereka. Siapa sangka kedekatan vino dan Oliv mengundang banyak hal yang tidak enak untuk di dengarkan, Oliv yang merasa kedekatannya dengan vino membuat semua fans dan juga Rio yang sakit hati karena kedekatannya dengan seniornya. Rio yang selama ini berusaha mendekati Oliv dengan tulus malah di tikung oleh vino senior mereka.
Setelah hari-hari yang mereka lalui bersama membuat vino semakin yakin akan tantangan dari teman baiknya itu untuk membuat Oliv menjadi pacarnya, vino juga yakin jika Oliv menyukainya dengan hati yang yakin vino mengungkapkan perasaannya kepada Oliv.
Liv gua mau ngomong sama loh." Sahut vino
Ngomongin apa ya kak." Ucap Oliv yang penasaran.
Gua tau sih ini kecepetan tapi perasaan gua tidak bisa berbohong sama loh." Vino menggenggam tangan Oliv dengan erat dan menatap mata Oliv." Lo mau kan jadi pacar gua."
Oliv terkejut mendengar apa yang di ucapkan vino kepadanya, Oliv bingung harus jawab bagaimana karena kedekatannya sama seniornya hanya membuat semua orang tidak suka. Namun dia juga menaruh hati kepada seniornya yang semakin hari semakin baik padanya, Oliv juga tidak ingin mengecewakan Seniornya yang mengungkapkan perasaannya. Namun di sisi lain pikiran Oliv mengarah kepada Rio yang selama ini bersamanya menjadi teman baiknya setelah Mili. Gimana jika Rio kecewa dengan sikap ku ini. Batin Oliv.
Aku juga bingung kak harus jawab apa dan bersikap bagaimana sama kak." Dengan gugupnya.
Maksud loh Luh nolak gua gitu." Dengan nada kecewa.
Bukan nolak sih kak bingung aja gimana dengan yang lain, kita dekat aja sudah membuat mereka membenci ku apa lagi kalo kita jadian kak." Ucap Oliv dengan gemetaran.
Vino yang merasa Oliv tengah takut berusaha menenangkannya dengan menggenggam tangan Oliv." Gua bakal lindungin Lo dari mereka Lo tenang aja yah." Memastikan agar di percaya.
Oliv berfikir sejenak dengan ucapan vino, akhirnya Oliv menjawab kata iya itu keluar dari bibir manis Oliv, membuat vino kegirangan dan langsung memeluk Oliv.
Gua janji bakal jagain loh dan makasih kamu sudah mau menjadi pacar aku." Melepaskan pelukannya.
I-ya iya kak aku harap kak bisa menepati janji kak." Ucap Oliv terbata bata.
Di sisi lain ada hati yang hancur mendengar kata iya keluar dari bibir manis Oliv, Rio yang tidak sanggup melihat pujaan hatinya malah bersanding dengan orang lain. Kecewa yang amat dalam membuat Rio menjauhi Oliv dan Mili , Oliv merasa aneh dengan sikap Rio membuatnya sedih.
Liv Lo kenapa." Tanya Mili.
Gua sedih Rio malah jauhi kita hanya karna aku jadian sama kak vino." Dengan nada sendu.
Kamu nga usah sedih mungkin Rio suka sama kamu dan juga dia kecewa nga usah di pikirin ya." Ucap Mili menyakinkan sahabatnya.
Apa gua jauhi kak vino aja agar Rio kaya dulu lagi." Ucap Oliv dengan nangis tersedu-sedu.
Nga usah biar bagaimanapun Rio harus terima kalo loh lebih nyaman dengan kak vino, nga usah nangis ayo kita masuk kelas bentar lagi dosen masuk." Mereka berlari masuk ke dalam kelas.
Mereka masuk dan belajar dengan baik hingga pelajaran mereka selesai, Rio yang enggan berdekatan dengan Oliv memilih menjauh, dengan sikap Rio yang seperti ini membuat Oliv semakin yakin jika Rio tengah menjauh darinya. Setelah pelajaran mereka selesai dan dosen sudah meninggalkan ruangan Oliv berusaha berbicara dengan Rio kenapa belakangan ini dia seolah menjauh.
Rio." Sapa Oliv.
Rio hanya melirik sebentar lalu fokus dengan buku di hadapannya." Ada apa nga usah dekat-dekat nanti pacar loh marah lagi." Jawab Rio dengan nada ketus.
Loh marah gua jadian sama kak vino." Ucap Oliv sambil menatap Rio.
Yang marah juga siapa sih Liv itu urusan loh mau jadian sama siapa tidak ada yang ngelarang juga." Ucap Rio dengan nada ketusnya.
Oliv yang mendengar ucapan Rio seperti itu lebih memilih berlalu meninggalkan Mili dan Rio, bahkan Oliv juga berlalu begitu saja dari hadapan vino yang sedari tadi menatap obralan Rio dan Oliv. Mili yang heran kenapa Oliv pergi begitu saja tanpa mengajaknya semakin kesal dan melirik ke arah Rio.
Lo bicara apa sama Oliv sampai dia pergi seperti itu." Tanya Mili penuh selidik.
Bicara apa gua cuman bilang nga usah Dekat-dekat gua nanti pacarnya marah itu aja." Ucap Rio singkat.
Lo sadar nga sikap loh yang kaya gini membuat Oliv merasa bersalah, ngapain juga loh ngejauhin Oliv hanya karna dia jadian sama kak vino." Ucapnya yang kesal dengan pria di hadapannya ini.
Bukan urusan loh mending loh pergi dari sini." Dengan kesalnya Mili berlalu meninggalkan Rio.
Mili berlalu meninggalkan Rio dan vino mengejar Oliv yang entah kemana, Mili yang khawatir akan keselamatan Oliv menghubungi Oliv beberapa kali tapi tidak di angkat. Di tempat lain Oliv menangis melihat sikap Rio yang begitu dingin terhadapnya, Oliv kecewa mengapa Rio menjauhi Oliv hanya karna dirinya jadian dengan kak vino. Apa loh juga suka sama gua jadi loh kaya gini batin Oliv.
Dinda yang sedari tadi memperhatikan Oliv yang keluar dari kelasnya dengan wajah yang amat sedih dan mengikuti Oliv sampai ke taman belakang kampusnya, Dinda menghampiri Oliv yang tengah menangis tersedu-sedu.
Makanya kalo udah punya pacar nga usah deketin cowok lain, loh so kecantikan sih berharap di cintai dengan Rio dan vino." Ucap Dinda yang menggoda Oliv.
Gua bukan ingin mendekati Rio gua cuman mau dia seperti dulu." Sahut Oliv dengan tersedu-sedu.
Dinda merasa kesal dengan ucapan Oliv yang seakan menginginkan semua idola kampus untuk mendekatinya. Dengan kesalnya Dinda menarik tangan Oliv yang tengah duduk dan menghempaskan tubuh Oliv hingga tersungkur ke tanah, lalu Dinda menjahili Oliv dengan menyiram air yang di bawanya dari kamar mandi dan menyiram seluruh tubuh Oliv, Dinda hanya tertawa melihat Oliv yang diam tanpa perlawanan Oliv yang sedari tadi tidak enak badan dan di tambah Dinda menjahilinya tiba-tiba penglihatannya mulai kabur dan tidak sadarkan diri, melihat Oliv yang tiba-tiba pingsan Dinda berlalu dari sana meninggalkan Oliv sendiri.
Dinda merasa puas dengan menjahili Oliv hingga pingsan. Mili yang semakin khawatir mencari ke mana mana, akhirnya Mili menuju ke taman belakanh kampus berharap ada Oliv di sana, Mili mengedarkan pandangannya dan melihat sosok yang di carinya dari tadi Mili melihat sahabatnya sudah tidak sadarkan diri di bawah pohon yang rindang. Mili segera berlari menghampiri Oliv yang pingsan dengan baju yang basah dan bau, melihat Oliv seperti ini membuat Mili semakin khawatir dan melihat sekitar sangat sepi, Mili merogoh saku celananya mencari nomor ponsel milik vino yang di catat waktu Oliv dan vino jadian Mili menghubungi vino dan menyuruhnya untuk ke taman belakang kampus.
Setelah menerima telfon dari Mili vino segera berlalu ke taman belakang kampusnya untuk menghampiri Oliv dan Mili. Vino kaget melihat Oliv dengan keadaan yang seperti ini, vino khawatir akan keadaan Oliv dengan cepat vino menggendong tubuh Oliv dan berlalu meninggalkan taman belakang, dengan langkah yang panjang vino berlari menuju area parkiran kampusnya sedari tadi vino menjadi pusat perhatian kaum hawa di sana melihat idolanya tengah membawa Oliv dalam gendongannya.
Setelah sampai di parkiran vino segera ke dalam mobil di susul dengan Mili yang masuk dan mengantar Oliv ke rumah sakit, vino melajukan mobilnya meninggalkan parkiran kampus dengan kecepatan tinggi. Rio yang melihat vino membawa Oliv terburu-buru dan melihat Oliv tidak sadarkan diri dengan segera Rio masuk ke dalam mobilnya dan mengikuti mobil vino ke rumah sakit. Mili yang khawatir dengan keadaan sahabatnya membuatnya sedih dan menangis tanpa henti.
Rio yang khawatir dengan keadaan Oliv melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi mengikuti laju mobil vino, dengan perjalan tiga puluh menit vino dan Mili akhirnya sampai ke rumah sakit begitupun dengan Rio. Dengan tergesa gesa masuk ke dalam rumah sakit membawa Oliv masuk ke ruangan UGD Mili yang semakin ketakutan dan khawatir akan keadaan sahabatnya tidak berhenti menangis, vino yang melihat Mili khawatir berlebihan berusaha menenangkan Mili.
Mil loh nga usah khawatir gitu Oliv pasti baik" saja." Ucap vino.
Gua takut kalo Oliv kenapa-kenapa cuman dia yang gua punya di kota ini." Sambil menangis.
Rio yang dari jauh memperhatikan mereka semakin khawatir karena gara" dirinya Oliv seperti ini, vino yang melihat keberadaan Rio segera menghampirinya.
Lo ngapain di sini." Tanya vino dengan kesalnya.
Gua cuma mau tau gimana keadaan Oliv." Ucap Rio sambil menatap vino.
Mending loh pulang biar gua yang urusin Oliv karena dia pacar gua." Ucap vino dengan tegas.
Tidak berselang lama perdebatan mereka dokter keluar dari ruangan UGD setelah dua puluh menit. Mili yang melihat dokter keluar dari ruangan itu menghampirinya.
Dokter gimana keadaan teman saya." Sahut Mili yang khawatir.
Dia mengalami stres berat, apa dia selalu seperti ini." Ucap dokter memberi penjelasan.
stres berat? Maksud dokter apa yah." Sahut vino yang mendengar perbincangan Mili dan dokter.
Stres berat yang membuatnya seperti ini dan dari hasil lab yang sudah kita uji Pasian mengidap penyakit serangan jantung." Ucap dokter memberi penjelasan terhadap kondisi Oliv saat ini.
Mereka yang mendengar penjelasan dokter terkejut tidak percaya akan kondisi yang di alami Oliv saat ini. Mili yang mendengarnya tiba-tiba pingsan tak sadar kan diri, Rio langsung membawa Mili masuk ke dalam ruangan Oliv agar di baringkan di sofa, vino yang melihat dan mendengar kondisi Oliv membuatnya merasa bersalah. Bagaiman jika Oliv tau kalo gua cuman jadiin dia sebagai taruhan bareng teman" gua batin vino.
Rio mendekati ranjang tempat tidur Oliv melihat lekat wajah pucat Pasih Oliv yang tidak berdaya, Rio merasa bersalah menggenggam tangan Oliv. Vino yang melihat tangan Oliv di genggaman Rio segera melepaskan genggaman tersebut, Rio yang tesentak dan terkejut melihat tingkah vino.
Lo ngapain genggam tangan pacar gua." Sahut vino dengan tatapan tajam.
Bisa nga loh bersikap biasa saja ini rumah sakit lagian Oliv itu teman gua wajar kalo gua bersikap seperti ini." Ucap Rio tak kalah tajam.
Tapi Oliv pacar gua dan semua terjadi pasti gara" ulah Lo kan, setelah perbincangan kalian Oliv langsung pergi dari sana." Tanya vino penuh selidik.
Gua nga bicara macam-macam sama dia gua cuman bilang agar menjauh dari gua itu aja, gua nga tau kalo dia akan terjadi seperti ini." Sahut Rio yang merasa bersalah.
Oliv yang mendengar perdebatan mereka berusaha bangun dan membuka matanya pelan-pelan nampak dua pria tampan Tengah beradu argumen masing-masing, vino yang melihat Oliv membuka matanya menghampirinya dan menggenggam tangan Oliv dengan erat, Rio melihat adengan itu hanya diam membisu dalam hatinya rasa sakit yang amat parah namun dia berusaha tenang dan tersenyum agar Oliv tidak mengkhawatirkan dirinya.
Liv kamu sudah sadar." Sahut vino sambil melihat wajah Oliv.
Iya kak aku di mana dan ya Mili mana kak." Tanya Oliv mengedarkan pandangannya.
Mili ada kok di sofa dia pingsan setelah mendengar kondisi kamu, kamu tenang aja dia bakal sadar kok." Ucap vino menenangkan Oliv.
Bantu aku kak menghampiri Mili yah." Ucap Oliv dengan khawatir.
Oliv yang memaksa vino tidak bisa menolak, Rio yang melihat tingkah manis vino kepada Oliv memilih pergi dari ruangan itu, Oliv yang melihat Rio berlalu hanya diam dan menghampiri Mili di sofa.
Mil bangun mil." Ucap Oliv sambil menepuk" wajah temannya.
Mili yang mendengar suara Oliv berusaha membuka matanya secara perlahan, dan melihat wajah cantik dan imut Oliv yang berada di depannya, Mili langsung terbangun dan memeluk sahabatnya itu
Liv loh sudah sadar." Ucap khawatir Mili.
Oliv yang melihat sahabatnya khawatir tanpa sadar menetaskan air bening lolos membasahi pipi mulusnya." Gua nga papa kok kamu nga usah khawatir ya." Sahut Oliv sambil tersenyum.
Mili langsung memeluk sahabatnya dengan erat vino yang melihat kejadian ini membuatnya terharu merasa tidak enak jika nanti harus meninggalkan Oliv karena taruhan yang dia jalani bersama temanya. Vino yang masih ada urusan pamit pulang dengan Oliv dan Mili , setelah keluar dari ruangan dan menuju parkiran vino menghubungi Dino agar bisa bertemu, usai menghubungi Dino vino masuk ke dalam mobil dan melajukan mobil mewahnya ke suatu restoran termahal di ibu kota.
Vino bergegas melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar sampai ke restoran, setelah dua puluh lima menit vino tiba di depan restoran mewah kalangan orang kaya, usai memarkirkan mobil sportnya vino segera masuk bertemu dengan Dino, di kejauhan nampak Dinda baru tiba di depan restoran mewah itu dan melihat vino masuk dengan terburu buru dengan rasa penasaran Dinda mengikuti vino sampai ke dalam, Dinda melihat vino berbincang-bincang dengan Dino. Namun tidak bisa mendengar jelas percakapan mereka, dia pun semakin mendekatkan posisinya agar bisa mendengar jelas percakapan vino dan Dino.
Betapa terkejutnya mendengar pernyataan vino bahwa dia akan menyudahi pertaruhan mereka demi keselamatan Oliv, di sisi lain Dinda berniat jahat untuk menjauhi Vino dan Oliv dan memberi pelajaran kepadanya dengan menggunakan vino dan memanfaatkan penyakit yang di derita Oliv. Setelah mendengar dan merekam Dinda segera berlalu meninggalkan vino dan Dino.
Gua mau kita menyudahi taruhan ini gua nga mau Oliv kenapa" soal motor kita lupain aja, gua naksir beneran sama Oliv." Ucap vino kepada Dino.
Gua nga tau kalo Oliv bakal begini kalo begitu kita lupain aja apa yang kita lakukan dan gua juga bakal menutup rapat" rahasia kita." Sahut Dino menenangkan temanya.
Ya udah moga Lo bisa tutup rapat rahasianya kalo begitu gua pergi dulu mau ke rumah sakit kasihan Oliv gua tinggal." Sahut vino sembari berlalu meninggalkan Dino.
Usai bertemu vino segera kembali ke rumah sakit dia pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, tidak butuh waktu lama akhirnya vino sampai dan langsung ke ruang inap Oliv. Sesampainya depan kamarnya vino mengatur nafasnya yang tersengal-sengal akibat lari dari parkiran sampai depan kamar Oliv. Vino pun masuk.
Celkkk
Vino melihat Oliv sendiri di dalam ruangan dan segera menghampiri Oliv yang terbaring sembari memainkan handphonenya.
Liv Mili kemana kok nga nemenin kamu." Ucap vino melihat Oliv
Mili pulang dulu kak ke kosan ambil baju ganti selama di Sini, kak dari mana." Tanya Oliv melihat vino kelelahan.
Ahh gua dari nemuin Dino di restoran untuk bicara tugas, kamu sudah makan." Sahut vino memperhatikan Oliv.
Sudah kak tadi bareng Rio dan Mili." Sahut Oliv sembari memperhatikan handphonenya.
Mendengar kata Rio vino semakin kesal karena Rio datang menemui Oliv jika dirinya tidak ada, melihat wajah vino yang sedang kesal Oliv mengengam tangan vino dan tersenyum manis.
Kak kenapa." Tanya Oliv sambil tersenyum.
Vino yang melihat senyum manis dan genggam Oliv membuatnya deg deg degan vino langsung menjawab pertanyaan Oliv." Aku nga papa kok, Rio ngapain kesni." Tanya Vino penasaran.
Oh Rio tadi datang jenguk aku dan bawain makanan kak, kenapa kak nga suka jika Rio datang kemari." Ucap Oliv dengan suara sendu.
Melihat Oliv merasa sedih vino duduk dan menggenggam tangan Oliv semakin erat." Aku nga pernah marah kok cuma heran aja Rio datang ke sini saat aku tidak ada itu aja." Ucap vino sambil memperjelas ucapannya.
Rio tadi nanyain kak cuma aku bilang kak lagi keluar." Sahut Oliv dan vino menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
Hari semakin sore dan Oliv sudah terlelap dalam mimpi indahnya, tak lama kemudian pintu terbuka menampilkan Mili yang datang membawa tas berisi baju ganti Oliv
Celkk
Mili masuk dan melihat vino tengah menggenggam tangan Oliv begitu erat vino sadar kehadiran Mili secara perlahan melepaskan genggamannya.
Kok di lepas sih kak." Tanya Mili kepada vino
Nga papa cuma nga enak aja nanti ke ganggu dia kan lagi istirahat." Sahut vino sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.
Melihat vino salting membuat Mili tertawa kecil melihat tingkah vino yang begitu lucu. Di tempat lain Dinda merasa senang mendapatkan kartu As Vino untuk membalas Oliv dengan mutlak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments