Setelah kepergian Oliv vino sangat terpukul dan belum bisa menerima kepergian Oliv yang pergi untuk selamanya. Di sisi lain Mili yang juga sangat terpukul berpisah untuk selamanya dengan sahabat yang membuat hari-harinya berwarna merubah hidupnya menjadi lebih cerah sekarang hidupnya lebih tidak bersemangat sejak kepergian Oliv, sejak kematian Oliv yang tersebar luas di kalangan kampus. membuat mereka begitu kasihan dengannya meski kehadirannya membuat para kaum hawa iri namun mereka tidak ingin jika Oliv harus pergi dengan cara seperti ini, Oliv yang di kenal begitu baik dan ceria meski pergi. Dinda yang begitu senang sudah membuat musuhnya pergi untuk selamanya dan bisa mendekati vino kembali setelah di tolak beberapa kali dengan Rio dengan inisiatifnya Dinda mendekati vino yang tengah patah hati. sejak kepergian Oliv vino semakin dingin terhadap orang lain kehadiran Dinda membuat dirinya semakin terpukul karena belum bisa membuatnya melupakan sosok Oliv dalam hatinya.
Di sisi lain sosok wanita cantik yang membuat semua orang terpesona dan juga pria tampan berjalan beriringan menuju pintu keluar bandara, sejak turun dari pesawat mereka menjadi pusat perhatian semua orang di dalam bandara yang begitu kagum dengan kecantikan dan juga bisa bersama dengan pria tampan yang sangat cool, Riko dan Emeli hanya berlalu tanpa menghiraukan pujian orang lain tentang mereka.
Dua puluh lima menit key dan juga sasya yang baru tiba di dalam bandara segera mengedarkan pandangannya ke seluruh arah, mencari-cari keberadaan Emeli sasya yang melihat Emeli yang tengah duduk di kursi tunggu sambil memainkan ponselnya dan di temani dengan pria tampan dan cool segera berjalan menuju ke arah mereka.
El." Teriak sasya sontak membuat Riko dan Emeli menoleh kearah mereka.
Emeli yang melihat kakaknya dan juga Sahabatnya yang tengah berjalan kearahnya hanya tersenyum dan berhamburan memeluk orang yang rindukan selama ini." Ya ampun sya Lo tambah gendut aja makan Lo makin banyak ya." kata-kata Emeli sontak membuat sasya kesal.
Ya elah bukannya nanya kabar malah ngeledek Luh." Ucap sasya melepaskan pelukan Emeli.
Iya maaf dehh gimana kabar Lo tau nga gua kangen banget sama Lo." Ucap Emeli antusias.
Gua juga kangen sama Lo oh iya Lo bakal lanjut kuliah di sini atau hanya jalan-jalan doang." Tanya sasya sambil melirik kearah Riko.
Gua Bakal tinggal di sini dan lanjut kuliah di sini emang kenapa Lo nga suka ya." Emeli kesal melihat raut wajah sasya yang hanya biasa-biasa saja.
Ya Suka dong gua juga malah senang kamu bisa lanjut kuliah di sini." Melupakan sosok pria yang tengah memperhatikan mereka.
Tanpa sadar dua wanita yang saling melepaskan kerinduannya melupakan sosok pria tampan yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka key dan Riko berdehm bersamaan.
Ehh ehmm.
Emeli dan sasya sontak kaget melihat dua pria tampan dengan tatapan mematikan membuat mereka tertawa, bagaimana bisa mereka asik melepaskan kerinduan tanpa sadar ada dua pria yang terlupakan Emeli tersenyum manis ke arah Abang tercintanya.
Halo kak Emeli kangen banget sama Abang." Memeluk kakaknya dengan Erat.
Abang juga kangen banget sama adik Abang yang cantiknya nga pernah hilang." Membalas pelukan Emeli.
Riko yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka berpelukan melepas kerinduan antara kak dan adik hanya tersenyum bisa melihat kedekatan mereka, Emeli tersadar dengan kehadiran Riko dan memperkenalkan Riko dengan sasya dan juga key.
Bang sasya ini Riko teman kampus aku di Amerika." Ucap Emeli sambil memperkenalkan Riko.
Aku key Abang dari wanita cantik ini." Sambil mengulurkan tangannya.
Saya Riko teman Emeli." Membalas uluran tangan key.
Ini sasya sahabat gua yang imut dan tembem banget." Ucap El.
Hai aku sasya." Sambil tersenyum manis.
Aku Riko." Membalas senyuman sasya.
Setelah berbincang cukup lama mereka memutuskan balik ke rumah mereka masing-masing, Riko yang pamit pulang duluan dengan sopir pribadi yang sudah menunggunya sedangkan Emeli key dan juga sasya pulang ke rumah Emeli. Emeli yang masih ingin berbagi cerita dengan sahabatnya mengajak sasya untuk berkunjung ke rumahnya tanpa penolakan sasya hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju mobil. Setelah mereka masuk ke dalam mobil supir yang sedari tadi menunggu mereka melajukan mobilnya meninggalkan area bandara.
Setelah menempuh waktu yang cukup lama di perjalanan yang sangat padat mereka sampai di depan rumah mewah dengan interior Eropa klasik, rumah yang di rindukan Emeli sejak kepergiannya ke Amerika dan sekarang dirinya menginjakkan kakinya kembali ke rumah yang telah lama di tinggalkan. Sejak kematian Oliv Emeli memutuskan untuk pulang ke Indonesia dan melanjutkan kuliahnya di Jakarta dan mencari tahu siapa dalang di balik kematian adiknya. Dengan segala rencana yang matang untuk mencari pelaku sebenarnya Emeli mendaftarkan dirinya ke universitas yang sama dengan adiknya kembarnya.
Usai turun dari dalam mobil El langsung masuk ke dalam rumah dan meninggalkan sasya dan key yang masih berada dalam mobil, El mengedarkan pandangannya untuk mencari sosok ayah yang di rindukannya selama ini Emeli bertanya dengan para pelayan di rumahnya dan menunjukkan keberadaan Daddynya segera berlalu menuju taman belakang dan melihat sosok pria paruh baya tengah duduk menikmati keheningan sontak terlintas senyum di bibir ranum miliknya segera menuju ke ayah tercintanya.
Daddy." Sapa Emeli sambil duduk di samping Daddynya dan tersenyum.
Emeli kamu sudah pulang honey." Memeluk putrinya yang sudah lama tidak berjumpa
Iya Emeli sudah pulang bagaimana keadaan Daddy semua baik-baik saja kan." Membalas pelukan Daddynya dengan erat.
Daddy baik-baik saja kok honey Abang kamu menjaga Daddy sesuai perintah dari wanita yang dia sayangi." Ucap Haris membelai rambut putrinya.
Syukur kalo Abang menjaga Daddy dengan baik." Emeli tersenyum dan rindu dengan sikap Daddynya.
honey." Tanya Haris mulai serius.
Iya dad ada apa." Emeli memperhatikan setiap raut wajah pria di hadapannya.
Apa kamu yakin dengan keputusan mu yang akan melanjutkan kuliah mu di kampus Oliv honey." Tuan Haris hanya khawatir dengan keputusan dari putrinya.
Dad Emeli yakin dengan keputusan yang sudah Emeli ambil, Emeli akan menjalankan semuanya dengan hati-hati Daddy nga usah khawatir ya." Menggenggam tangan ayahnya dan tersenyum menyakinkan.
Baiklah Daddy akan mendukung semua keputusan yang telah kamu ambil dan juga harus selalu berhati-hati dengan mereka." Sahut Haris dan Emeli hanya mengganggukkan kepalanya.
Key dan sasya yang sedari tadi berada di belakang mereka hanya memperhatikan mereka dan tersenyum melihat anak dan ayah yang saling menyayangi. sasya dan key segera bergabung dengan Emeli yang tengah asik mengobrol, mereka berbincang dan tertawa bersama sampai lupa hari yang sudah menjelang sore, Emeli dan sasya pamit untuk ke kamar dan beranjak meninggalkan tuan Haris dan juga key yang masih asik mengobrol mereka berjalan menuju kamar Emeli dan naik ke ke kamar Emeli untuk merebahkan tubuhnya yang sangat lelah.
sesampainya di kamar Emeli memperlihatkan setiap sudut kamar yang masih sama sejak kepergiannya untuk melanjutkan kuliahnya di Amerika. Dan sekarang dia kembali ke kamar yang di rindukan tanpa sadar menetaskan air matanya dan membasahi pipi putih Emeli, sasya yang sadar dengan kesedihan Emeli berusaha menenangkan sahabatnya itu.
Emeli kamu baik-baik saja kan." Tanya sasya.
Iya aku baik-baik aja kok sya." Tersenyum manis.
El." Sahut sasya.
Iya ada apa sya." Tanya Emeli penasaran melihat wajah sasya yang begitu serius.
Apa Lo yakin dengan keputusan Lo untuk melanjutkan kuliah di kampus yang sama dengan Oliv." Sahut sasya dengan serius.
Melihat ada ke khawatiran di wajah sang sahabat berusaha menyakinkan dan menenangkannya." Kamu tenang aja aku sangat yakin kok, dan mereka pasti tidak akan mengenali gua kami kan berbeda walaupun Wajah kami sama." Menyakinkan sahabatnya.
Aku hanya khawatir jika mereka menganggap Lo itu Oliv dan pelaku sebenarnya orang yang tidak bisa Lo remehkan." Tanya sasya.
El hanya tersenyum dia tau bagaimana sifat Sahabatnya yang satu ini." Sya Lo percaya aja sama gue nga bakal ada yang bisa tau siapa gua sebenarnya apa lagi Oliv kan sudah tiada jadi aman, kalo soal pelakunya aku sudah menyiapkan semua rencana yang matang dan siap menanggung segala resikonya." Emeli sangat yakin dengan keputusan yang di ambilnya.
Sasya hanya menganggukkan kepalanya dan percaya dengan keputusan sahabatnya saat ini, Ketika keheningan melanda ponsel El tiba-tiba berdering Emeli mengambil ponselnya di dalam tas dan tersenyum setelah melihat Riko yang tengah menghubunginya Emeli dengan cepat menekan tombol hijau.
Halo ko." Ucap El dengan senang.
Halo El kamu baik-baik saja kan." Tanya Riko menyakinkan dirinya.
El yang merasa aneh dengan pertanyaan Riko hanya tertawa kecil." Yes aku baik-baik saja kamu nga usah khawatir semua aman ko." Emeli hanya cengengesan mendengar ucapan Riko.
Oh ya syukur kalo kamu baik-baik aja dan yah apa kamu yakin dengan keputusan Lo." Tanya Riko dengan penasaran.
Gua udah yakin dan Lo tenang aja semua sudah dalam rencana yang matang ko jadi nga usah khawatir." Emeli menyakinkan pria tampan yang menjadi teman baiknya.
Ok baik lah kamu istirahat dan hati-hati di sana." Mematikan ponselnya.
Melihat tingkah sahabatnya yang sangat senang menerima panggilan dari Riko berusaha menggodanya.
Dari Riko ya."
Iya kenapa."
Apa Lo suka ya dengan Riko sambil senyum-senyum gitu." Sasya sedang menggoda sahabatnya.
Kamu gila gua suka sama Riko ayolah sya gua dengan Riko hanya Sahabat kok nga lebih." Sambil tertawa.
Ya Yaya semoga saja kamu tidak menyukainya dan kalo pun kamu suka tidak masalah kok." Penuh selidik.
Gua beneran cuma anggap Riko sebagai teman dekat nga lebih, sudahlah sebaiknya kamu pulang ini sudah sore." Sambil mengusir sasya.
Sasya segera bangkit dan pamit kepada Tuan Haris key setelah selesai pamit dan makan malam bersama Emeli mengantar sasya sampai ke depan rumah. Sasya yang pulang di antar dengan supir pribadi tuan Haris sasya segera berlalu meninggalkan kediaman Emeli. Emeli yang melihat kepergian sasya yang sudah mulai tidak terlihat dan hilang di balik pagar besi yang menjulang tinggi dengan cepat Emeli masuk dan berjalan menuju kamarnya untuk beristirahat. sampainya di kamar Emeli merebahkan tubuhnya di kasur king size miliknya, tanpa sadar meneteskan air matanya menatap foto Saudara kembar yang tengah tersenyum kearah kamera dengan senyuman termanis. Liv Lo nga usah khawatir gua pasti akan membuat mereka menanggung semua kejahatannya kita tunggu saja." Guman Emeli sambil memeluk foto dirinya bersama Oliv, Emeli memejamkan matanya dan terlelap dalam mimpi indahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments