Sudah hampir seminggu Emeli menjalani hari-harinya di Trisakti Emeli yang sudah mencari tahu informasi tentang teman dan sahabat Oliv selama di Jakarta. Hari ini tidak seperti biasanya Emeli yang terbiasa berangkat memakai mobil mewah miliknya namun kali ini berbeda Emeli berangkat di antar Riko. Emeli yang telah selesai sarapan mendengar suara mobil Riko tiba di depan rumahnya setelah pamit dengan Daddynya Emeli berlari keluar rumah menghampiri Riko. Mereka masuk dan bergegas keluar dari halaman rumah Emeli dengan kecepatan rata-rata Riko melajukan mobil sport miliknya menuju kampung Emeli. Dua puluh lima menit berlalu mobil sport pengeluaran terbaru di Eropa Lagi dan lagi menjadi pusat perhatian semua anak kampus di halaman parkiran ketika mobil Riko masuk ke dalam kampus, Rio dan vino yang baru tiba tercengang melihat mobil pengeluaran terbaru Eropa masuk ke dalam kampusnya. Riko turun bersama Emeli dan membuat mereka semua yang berada di sana terpesona dengan ketampanan Riko dan kecantikan Emeli yang luar biasa.
Kaum hawa yang melihat sosok Riko datang bersama Emeli membuat mereka semua cemburu dan iri setengah mati, mengapa tidak ke tampanan dan kecantikan Emeli yang membuat mereka cocok untuk bersama. Vino yang melihat kedekatan Riko dan Emeli membuatnya teringat dengan Oliv jika dekat dengan Rio. Tanpa sadar vino begitu memperhatikan kebersamaan Emeli dan Riko Emeli yang melihat tatapan vino hanya berlalu setelah Riko pergi meninggalkan kampusnya. Emeli berjalan menuju kelas dan menghiraukan semua cibiran dan tatapan yang melihatnya. Riko dan Emeli sepakat untuk tidak berada satu kampus untuk memperlancar misi Emeli untuk mengungkap kasus kematian adiknya sebagai teman Riko hanya bisa mendukung setiap tindakan Emeli yang menurutnya itu terbaik.
Setelah berlalu dari parkiran Emeli berjalan menuju kelasnya sepanjang koridor kampus Emeli menjadi bahan omongan anak kampus, Emeli terus berjalan dan cuek dengan omongan semua orang yang membahas tentang dirinya tidak jauh dari kelasnya Emeli berpapasan dengan Dinda. Dinda merasa jika kecantikan Emeli hanya biasa-biasa saja namun mengapa dirinya selalu menjadi pusat perhatian satu kampus, Emeli memutar bola matanya malas dan memasang muka sedingin mungkin dan berlalu melewati Dinda yang tengah menatapnya.
Dinda yang masih kesal dan melihat wajah Emeli yang begitu dingin membuat dirinya semakin geram.
Nga usah Lo menatap gua kaya gitu" ucap Dinda.
Cihh yang mau ngeliatin Lo siapa luhh aja yang selalu muncul kaya hantu." Emeli tertawa mengejek.
Lo urusan kita yang kemarin aja belum kelar Sekarang Lo malah ngatain gua hantu." Ucap Dinda dengan kesal.
Sorry urusan apa ya gua nga ngerasa punya urusan sama Lo kalo nga mau di katain hantu jangan suka nongol tanpa di minta." Membuat Dinda semakin emosi.
Anak kampus yang melihat antara Dinda dan Emeli sementara berdebat semakin penasaran. Vino yang penasaran melihat kerumunan anak kampus berjalan menuju arah mereka, lagi dan lagi vino melihat Emeli dan Dinda yang menjadi pusat perhatian semua anak kampus vino bergegas menghampiri mereka.
Kalian itu nga pada malu jadi pusat perhatian semua orang." Dengan nada marah melihat mereka berdua.
Vin gua cuman mau dia minta maaf soal kemarin tapi eh malah nyari ribut." Ucap Dinda yang menyalahkan Emeli.
Emeli yang mendengar perkataan Dinda mengepalkan tangannya dan menatap emosi kearah Dinda." Cih Lo itu sangat pandai bersandiwara lagian gua nga salah jadi buat apa gua minta maaf sama Lo yang nga penting." Berlalu meninggalkan Dinda dan vino.
Dengan kasar Dinda menarik tangan Emeli dan mencoba membuat Emeli terjatuh namun serangannya kalah cepat dengan gerakan tangan Emeli dengan cepat Emeli memutar arah tangan Dinda yang cedera dan mendorong dengan lihai kaki Dinda dan langsung tersungkur. Vino yang melihat Emeli menjatuhkan dinda merasa takjub dengan ahli bela dirinya yang mampu membalas pergerakan lawannya. Dinda yang merasa malu segera bangkit dan menghampiri Emeli dengan wajah kesakitan dan mencari perhatian.
Auu tangan gua masih sakit dan sekarang Lo malah dorong gua sampai jatuh dasar kurang ajar." Dinda dengan kesalnya.
Tangan Lo itu baik-baik aja nga usah sandiwara gua nga sebego itu." Tersenyum penuh kemenangan.
Yang bersandiwara itu Lo dengan wanita murahan itu kalian itu sama aja suka tebar pesona." Ejek Dinda berhasil membuat Emeli naik darah.
Jaga bicara Lo maksud Lo apa gua nga pernah tebar pesona dan gua bukan wanita murahan dan jangan samain gua sama siapa pun." Ucap Emeli dengan emosi.
Murahan ya murahan aja Lo sama Oliv itu sama aja." Dengan ketawa membuat semua orang menatapnya tidak suka.
Emeli yang mendengar nama Oliv di rendahkan di depan matanya sontak mendaratkan satu tamparan di wajah cantik Dinda, dan membuat semua yang melihatnya begitu terkejut siapa sangka wanita yang tidak mengenal sosok Oliv begitu marah mendengar saat namanya di rendahkan di depan semua orang, vino yang sedari tadi hanya diam dan menyaksikan tidak berniat ikut campur dengan urusan mereka. Tanpa sadar Emeli menarik kera baju dan menarik rambut Dinda seketika Dinda meronta-ronta kesakitan dengan kekuatan Emeli. Mereka yang menyaksikan keseruan di koridor kampus tidak ingin ikut campur. Vino yang merasa kasihan melihat Dinda kesakitan segera mendekat namun tangan El sudah menandakan jika tidak ada yang boleh mendekat langkah vino pun terhenti.
Berhenti kalo Lo mendekat dan ikut campur urusan gua sama dia jangan salahkan gua kalo tangan Lo bakal patah ngerti." Senyum datar Emeli membuat vino diam
Tapi apa yang Lo lakuin itu sudah kelewatan dan membuat dia kesakitan." Ucap vino kasihan melihat Dinda.
Gua nga peduli dia dan Lo nga usah ikut campur ini akibat jika ada yang nyari masalah sama gua." Sambil melihat tajam ke manik mata Dinda.
Sialan lepasin nga Lo belum tau siapa gua gua bakal bikin Lo nyesel karena udah bikin gua malu kaya gini." Ucap Dinda sambil kesakitan.
Emeli tertawa sumbang melihat betapa sombongnya dia." Gua nga peduli siapa Lo dan Lo sendiri yang buat diri Lo Malu dan gua peringatkan jangan pernah menyebut nama orang dengan sebutan wanita murahan karena Lo itu lebih rendah dari dia." Sambil mendorong Dinda ke hadapan vino dan berlalu dari kerumunan orang.
Dinda yang sangat Marah langsung meneriaki El yang hendak pergi." Dia memang murahan dan pantas mendapat gelar itu dan kenapa Lo sangat marah mendengar nama Oliv." Dengan tertawa licik.
Satu tamparan itu melesat ke pipi kiri Dinda namun bukan dari El melainkan vino, Dinda terkejut melihat vino begitu marah kepadanya yang membuat semua orang tercengang melihat sikap vino kepada Dinda.
Sekali Lo ngatain Oliv itu perempuan murahan mulut Lo ini bakal gua jahit sampai putus biar Lo nga bicara lagi." Ada ke marahan di wajah vino.
Lo belain dia dan juga mantan Lo itu gua ini teman dekat Lo Vin lagian pacar Lo itu udah mati nga usah Lo ingat lagi." Ucap Dinda Begitu kesal dengan tingkah vino.
Emeli yang mendengarnya hanya tertawa kecil." Gua nga butuh di bela sama orang kaya dia jadi Lo pacar Oliv kok gua kasihan ya sama Oliv ternyata pacarnya sudah dekat dengan orang lain padahal kematiannya belum lama." Ucap Emeli menyindir vino dan Dinda.
Jaga ucapan Lo gua sama dinda hanya teman nga lebih." Sahut vino membela dirinya.
Nga usah belah diri kalian itu sama saja gua malah kasihan sama Oliv punya pacar nga tau diri kaya Lo." Sambil berlalu meninggalkan Dinda dan vino.
Mereka yang berada di sana kagum dengan ucapan Emeli meski dia tidak begitu mengenal Oliv namun sikapnya membuat semua orang terharu, mendengar perkataan Emeli semua orang bertanya-tanya apa yang di katakan memang benar adanya tidak sepantasnya mereka dekat apa lagi Oliv belum lama meninggal. Sikap vino dan Dinda menjadi pusat omongan anak kampus vino yang merasa Emeli tidak pernah bersikap baik padanya hanya bingung kenapa Emeli begitu benci padanya Rio yang melihat kejadian dari jauh hanya diam dan segera menghampiri Emeli yang pergi dari sana.
El." Rio berlari menghampiri Emeli..
Ada apa Lo manggil gua." Dengan datarnya.
Gua kagum sama Lo bisa menghadapi Dinda yang begitu Arongan dan bisa membuat dia malu." Ucap Rio menatap kagum padanya.
Itu udah biasa hanya itu doang yang mau Lo ngomongin sampai-sampai Lo manggil gua." Tanya Emeli sedingin mungkin.
Nga gua juga mau terima kasih karena udah belain nama Oliv di depan semua orang." Ucap Rio dengan sendu.
Emeli tersentak mendengar ucapan terimakasih dari Rio untuk adiknya." Nga usah terima kasih gua juga nga lakuin apa-apa." Emeli berusaha bersikap biasa-biasa saja.
Baru kali ini gua dengar nama Oliv di belain sampai segitunya dari awal dia kampus di sini hingga Oliv meninggal belum pernah ada Belian dia baru Lo yang belain Oliv."
Maksud Lo jadi selama ini Oliv jadi bully-an anak kampus dan nga ada yang mau belain dia emang dia nga punya teman." Tanya Emeli.
Iya selama ini Oliv selalu menjadi omongan anak kampus bahkan ada yang sampai iri karena Oliv dekat sama kak vino, Oliv hanya punya sahabat gua dan Mili yang sama-sama dari desa dan sekolah yang sama ."
Emeli meneteskan air matanya mendengar cerita Rio tentang adiknya Emeli menghapus buliran air matanya." Jadi kalian itu teman Oliv dari desa Oliv meninggal karena sakit kan." Emeli berpura-pura tidak tahu agar bisa mencari alasan kematian adiknya.
Iya kami berteman sejak SMA tapi Oliv meninggal bukan karena sakit yang aku tau Oliv masuk rumah sakit karena makan nasi goreng dengan campuran udang halus yang membuat alerginya Kambu dan membuat saluran pernapasannya tersumbat hingga Oliv koma beberapa Minggu hingga dia meninggal." Penjelasan Rio membuat Emeli lemas seketika.
Ada yang dengan sengaja menabur udang ke dalam makanan Oliv karena mengetahui jika Oliv Alegri udang." Tanya Emeli semakin penasaran.
Iya Lo benar dan hingga saat ini kami juga belum tau siapa pelakunya kami agak kecewa dengan kak vino karena tidak bisa menjaga Oliv sampai-sampai ada orang dengan sengaja melepas alat bantu pernapasan Oliv hingga membuat Oliv menghembuskan nafas terakhirnya."
Jadi maksud Lo ada orang dengan sengaja melepas alat pernafasan Oliv yang membuat kondisinya drop sampai meninggal." Emeli berlalu begitu saja meninggalkan Rio yang masih betah berada di sana.
Rio yang merasa aneh dengan tingkah Emeli yang berlalu begitu saja hanya bisa melihat kepergian Emeli, Emeli yang mendengar semua cerita tentang Oliv merasa ingin berteriak segera berlalu begitu saja menuju parkiran. Riko yang melihat kesedihan di wajah Emeli yang sedang berjalan ke arahnya Emeli yang melihat sosok pria tampan yang membuat seketika hatinya menjadi tenang hanya tersenyum dan segera menghampiri Riko. Vino dan Dinda yang sedari tadi di parkiran hanya menatap tajam kearah mereka Emeli hanya cuek dengan tatapan mereka.
Hai ko udah lama maaf ya soalnya tadi ada urusan dulu." Sambil tersenyum.
Nga masalah kok lagian gua juga baru sampai." Membalas senyuman Emeli.
Ya udah kita berangkat sekarang nanti sasya dan kak key udah nungguin kita lagi." Berlalu masuk ke dalam mobil.
Riko yang hendak memasuki mobilnya di tahan dengan teman-teman vino dan Dinda, Emeli keluar menghampiri teman-teman vino dan Dinda.
Lo ngapain halangin jalan gua." Tanya Riko heran.
Gua nga ada urusan sama Lo jadi Lo minggir gua ada urusan sama Emeli." Ucap vino sambil melihat Emeli.
Lo ada urusan apa lagi sama gua." Tanya Emeli santai.
Gua cuman mau nantagin kalian buat main basket kalo Lo menang Lo boleh pergi tapi kalo Lo kalah siap-siap buat Lo dapat hukuman dari gua." Ucap vino.
Kami nga tertarik dengan tawaran kalian." Ucap Riko.
Kenapa Lo takut lawan kita." Dinda meremehkan Emeli dan Riko.
Gua bukanya takut cuman tawaran kalian nga menarik yuk El kita pergi dari sini." Mengajak Emeli untuk pergi
Namun langkah Riko terhenti ketika Emeli menjawab tantangan mereka dengan senyum simpul, Riko yang tau arti dari senyuman itu hanya mengganggukkan kepalanya.
Ok kami terima tawaran kalian dengan senang hati kalo gua kalah gua bakal menerima hukuman yang Lo beri tapi kalo gua menang gua mau wanita ini jadi pembantu gua sampai ujian skripsi gua selesai." Ucapan Emeli sontak membuat Dinda geram dan kesal.
Gua nga yakin kalo Lo bisa ngalahin kita Lo itu cuman berdua kita berempat mana bisa Lo menang." Dinda semakin meremehkan Riko dan Emeli.
Kalian nga usah banyak bicara kita liat aja siapa yang bakal menang." Riko berlalu sambil menarik tangan Emeli.
Dengan senang hati Emeli mengikuti Riko hingga ke lapangan basket dari parkiran tangan Riko tidak pernah terlepas dari genggaman Emeli yang membuat kaum hawa iri dan tidak suka, vino dan Dinda yang melihat kepercayaan diri Emeli dan Riko membuat mereka semakin ingin mengalahkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
de peace
disini agak aneh ya.. si vino kan marah sma dinda smpe di tabok tuh sama vino, tpi msh nempel aja? trus knpa mereka mlah jdi kompak nantangin el? 🤔
2021-03-27
1