Episode 3 Mimpi Buruk

Hari demi hari di jalani El dengan baik, namun belakangan ini dirinya selalu bermimpi melihat sosok dirinya yang hidup menderita. Beberapa hari El selalu mendapat mimpi buruk, seseorang yang di dalam mimpinya seakan meminta dirinya untuk menolongnya.

Dengan gelisah dan ragu dia melihat sosok itu dengan jelas dan memanggilnya." Oliv. Ucap El kepada sosok yang di hadapannya.

Sosok itu melihat dengan lekat wajah yang sama di hadapannya ini sambil mengeluarkan air bening dari kelopak matanya." Iya kak ini Oliv." Sambil menangis tersedu".

El terkejut melihat adik kembarnya dengan wajah lesuh dan tidak punya semangat hidup." Liv muka kamu kok pucat, kamu nga papakan."tanya El kepada Oliv.

Oliv yang tersenyum dan senang bisa bertemu dengan sang kak sekian lamanya langsung memeluknya." Kak Oliv kangen sama kak, Oliv hidup menderita setelah kalian pergi meninggalkan ku sendiri bersama ayah kak." Menangis sejadi jadinya.

El yang merasa kasian kepada saudara kembarnya pun membalas pelukannya." Kamu jangan khawatir aku akan membantu mu dan membawa mu keluar dari rumah itu." Sambil mengusap lembut rambut sang adik.

Dengan rasa senang dan bahagia bisa bertemu kaknya oliv tersenyum melihat El bisa bahagia." Aku senang bisa melihat kak sekarang, aku bisa pergi dengan tenang menyusul ayah dan ibu ke surga." Ucap Oliv melepas pelukannya.

El yang merasa aneh dengan ucapan sang adik heran mengapa adiknya bisa berkata seperti itu." Liv kamu jangan ngomong seperti itu, aku takut aku janji akan membawa mu sekarang dari rumah itu."sambil menarik tangan sang adik.

Namun Oliv menolak ajakan sang kak karena merasa lelah dengan hidup yang di alaminya sekarang." Kak nga usah repot" melihat kak bahagia sekarang pun Oliv juga bahagia meskipun selama ini hidup Oliv selalu menderita, tapi sisi lain kak yang aku sayangi bisa bahagia dengan keluarga kak sekarang." Sambil melepas tangan sang kak dan berjalan meninggalkan El yang terdiam dengan ucapan adiknya.

El tersadar dan mencari keberadaan Oliv namun tidak di temukan, El berteriak berlari ke sana kemari mencari sosok sang adik. Tanpa sadar El mendengar suara yang tidak asing baginya, memangil namanya dengan keras El pun mencari sumber suara dan tersadar dari mimpinya.

El membuka secara perlahan matanya mengedarkan penglihatanya, menangkap

sosok laki" tampan dengan muka yang khawatir. Iya sang kak key melihat adiknya tidur pulas namun mendengar mengigau tidak jelas, dengan hati" membangunkan El dengan menepuk pipinya." El kamu kenapa, kamu sakit honey kita ke rumah sakit sekarang." Ucap key yang khawatir.

El tersenyum melihat key yang gelisah dan mengkhawatirkan dirinya terlalu berlebihan." Hey kak aku nga papa kok, cuman mimpi buruk aja." Sambil duduk di sandaran tempat tidurnya.

Mimpi buruk? Sejak kapan kamu mengalami mimpi buruk El ? Kamu kok tidak pernah cerita sama Kaka." Ucap key dengan banyak pertanyaan.

El tertawa melihat tingkah laku kakanya." Kak aku mimpi saudara kembar El kak." Dengan nada sendu dan mata berkaca kaca.

Melihat adiknya sedih key mencoba menenangkan El dengan cara memeluknya." El jangan sedih coba cerita sma kak apa isi mimpi kamu, sampai" kamu keringat seperti ini." Ucap key sambil melihat sekujur tubuh El yang basah.

El tidak menyadari bahwa bajunya basah akibat keringatnya berlebihan, sambil di usap agar kering." El mimpi adik aku pergi ninggalin aku untuk selamanya, dia juga bilang kalo semasa hidupnya itu menderita bang." Tanpa di minta buliran air bening lolos membasahi pipinya.

Key mengerti bagaimana perasaan sang adik kecilnya ini berusaha menenangkan adiknya." Honey semua mimpi belum tentu akan terjadi sebagian mimpi hanya ilusi dan bunga tidur kita sayang." Sembari melepaskan pelukannya dari sang adik.

El merasa tenang jika di peluk dan di nasihati oleh sang kak meski pun dia bukan Kaka kandung El, namun El merasa bahagia bisa berada di tengah keluarga yang begitu mencintainya. El tersenyum menandakan bahwa dirinya baik" saja, key pun berlalu meninggalkan kamar El menuju kamar pribadinya.

El meraba nakas dan mencari telfon gengamnya dan menekan tombol dan mencari nomor seseorang, untuk menghubungi dan mencari tahu informasi seseorang.

El pun mencoba menelfon informannya untuk mencari informasi tentang adiknya yang berada di Bandung. Ya El tau Oliv berada di Bandung tinggal bersama ayah dan ibu tirinya, beberapa tahun yang lalu El mencoba kesna namun ternyata mereka sudah menjual rumah peninggalan ibunya satu"nya. Sejak itu El tidak tahu di mana adik kembarnya berada.

Setelah tersambung Tut Tut ." Ya halo ."ucap seseorang di sebrang teflon.

Tanpa basa basi El menceritakan semua kisahnya dan meminta bantuannya untuk mencarinya segera." Gue mau luhh cari tau orang yang gue ceritain ciri"nya serta fotonya luhh cari tau gua mau informasi itu secepatnya paham." Ucap El kepada orang itu.

Baik saya akan menemukan dan mencari tau di mana keberadaan mereka saya akan mengabari bos secepatnya." Ucap anak buah El.

Telfon pun terputus El berusaha menjernihkan fikiranya dengan mandi di kamar mandi miliknya. Dengan fasilitas hotel bintang lima El merasa nyaman mandi berlama lama.

Di sisi lain Oliv merasa tidak enak badan untuk berangkat sekolah, karna hari ini ujian untuk ke lulusannya Oliv berusaha memberanikan diri untuk bersekolah. Meski pun dengan jalan yang sempoyongan Oliv pun tiba di kelas dengan muka pucat pasif, seakan tidak ada aliran darah dalam tubuhnya.

Melihat Oliv seperti itu milli berlari menghampiri sahabatnya dan membantunya masuk ke dalam kelas." Liv kamu sakit? Kalo sakit kita ke UKS sekarang yahh." Ucap Mili kepada sahabatnya.

Oliv hanya tersenyum." Aku nga papa kok kecapean aja mungkin, karena semalam lembur dan aku belajar sampai lupa makan dan tidur yang cukup." Ucapnya sembari menjelaskan bahwa dirinya baik" saja.

Namun rasa kasian melihat sahabatnya menderita dan hidup dengan bekerja keras membuat Mili ingin menangis." Liv gua kasian melihat kamu seperti ini, harus kerja keras agar bisa bertahan hidup." Dengan nada sendu dan mata berkaca-kaca.

Melihat Mili menangis Oliv merasa dirinya hanya di kasihani orang lain dengan erat menggenggam tangan Mili." Mil aku nga papa kok jangan nangis ya, udah yuk masuk kelas sebentar lagi bakal ujian." Mengalihkan pikiran Mili.

Mereka pun memasuki kelas dengan membantu Oliv berjalan dan duduk di bangkunya. Tak lama kemudian guru yang akan mengawasi ujian akhirnya masuk dan memulai membagikan selembar kertas ujian.

30 menit berlalu semua siswa selesai dengan kertas ujian masing", merasa kepala dan perutnya sakit Oliv berusaha berdiri namun matanya berkunang-kunang dan jatuh seketika tidak sadarkan diri. Teman" Oliv yang melihatnya langsung membawanya ke UKS sekolah, Mili yang begitu khawatir dengan sahabatnya belum sadar juga selama satu jam. Akhirnya di bawa ke rumah sakit untuk di periksa lebih lanjut dengan langkah yang terbata" Mili menemani dan membawa Oliv ke rumah sakit tempat ayahnya bekerja.

Ayah Mili yang melihat putrinya berada di sini segera menghampiri putrinya." Mil." Ucap ayahnya.

Mili yang kaget karena keberadaan ayahnya yang tiba" langsung berlari memeluk ayahnya." Ayah Oliv masuk rumah sakit, aku khawatir dengan kondisinya sekarang." Memberi tahu ayahnya bahwa sahabatnya dengan kondisi yang tidak baik" saja.

Ayah Mili yang melihat putrinya bisa memiliki rasa kasian terhadap orang lain merasa bangga dengan putrinya, ayah Mili pun ikut sedih." Sayang Oliv nga bakal kenapa" kok yahh kamu tenang kita tunggu dokter itu keluar yah." Sembari memberikan kekuatan sang putri.

Sudah tiga puluh menit lamanya Oliv berada di dalam tak henti hentinya Mili berdoa agar kesembuhan Oliv cepat pulih. Setelah tiga puluh menit berlalu akhirnya dokter yang memeriksa Oliv keluar dengan muka yang sendu.

Dokter melihat Mili dan ayahnya dengan wajah yang khawatir." Anda temanya yahh." Ucap dokter sambil melihat Mili, Mili hanya menganggukkan kepalanya.

Jadi teman saya kenapa dokter dia tidak sakit parah kan." Ucap dengan nada khawatir.

Teman kamu nga papa dia cuman kurang tidur dan juga tidak menjaga stamina tubuh makanya dia seperti ini." Sembari menjelaskan kondisi oliv.

Mili menghela napas panjangnya." Syukur lah kalo Oliv nga kenapa", oh iya saya boleh masuk kan dokter." Ucap Mili untuk masuk.

Dokter itu tersenyum dan menganggukan kepalanya." Boleh dia juga sudah sadar sebaiknya kamu jaga dan beri dia istirahat yang cukup." Ucap dokter dan pergi meninggalkan Mili dan ayahnya.

Dengan rasa yang begitu khawatir Mili masuk ke ruangan dan melihat kondisi Sahabatnya, Mili merasa kasihan dengan Oliv harus menanggung beban hidup yang berat. Melihat kondisi oliv baik" saja Mili langsung memeluk sahabatnya dengan sangat erat.

Sampai" oliv tidak bernapas." Ehmm mil gue nga bisa napas nihh." Suara serak yang kehabisan nafas.

Menyadari pelukannya melukai temannya dengan sigap Mili melepaskan pelukannya." Maaf Liv gua senang banget kamu nga papa" maaf ya." Ucap Mili sambil terkekeh.

Oliv merasa senang karena masih memiliki Mili yang mengkhawatirkan dirinya saat ini, tiba" saja air mata itu lolos begitu saja di pipi cantik Oliv. Oliv segera menyeka air matanya." Makasih kamu sudah mau membantu aku, aku sedih cuman kamu yang peduli sama gua." Sambil menangis.

Liv selama masih ada aku kamu nga usah khawatir aku akan selalu ada untuk kamu." Ucap Mili sambil menggenggam tangan Oliv.

Tanpa sadar kedua sahabat ini melupakan sosok dokter yang sedari tadi memerhatikan sikap Meraka. Ehm ehm ucap seseorang.

Dengan sadar Mili berbalik melihat suara itu dan tertawa kecil." Maaf yahh sampai lupa oh iya Liv ini ayah aku dia juga bekerja di rumah sakit ini, makanya tadi aku langsung bawa kamu ke sini aja." Ucap sembari memperkenalkan ayahnya.

Dengan sopan dan santun Oliv meyalami tangan ayah Mili." Halo om saya Oliv teman sekelas Mili, kita udah bertemu sekali mungkin om sudah lupa." Dengan senyum yang manisnya.

Mana mungkin om lupa kamu siswa terbaik di sekolah oh iya makasih berkat kamu Mili bisa belajar dengan baik." Ucap ayah Mili sambil tersenyum ramah ke Oliv.

Oliv merasa senang kok om kalo bisa mengajar Mili dengan baik." Dengan nada yang sopan.

Kamu hebat Liv masih muda tapi punya jiwa yang luar biasa om salut dengan ke gigihan kamu untuk bekerja keras untuk menggapai cita-cita kamu." Sahut ayah Mili yang merasa terharu melihat ke gigihan Oliv dalam belajar.

Berselang lama obrolan mereka akhirnya Mili dan ayahnya pamit, untuk meninggalkan Oliv untuk pulang ke rumahnya. Oliv merasa iba dengan hidupnya sendiri karena hanya orang lain yang begitu peduli. Setelah larut malam akhirnya Oliv tertidur pulas di ranjang rumah sakit, tanpa memberi tahu ibunya bahwa dia berada di rumah sakit.

Di sisi lain di rumah Oliv ibu Rani menunggu Oliv hingga larut malam belum juga pulang, emosi meluap dan ke sabaran yang habis membuat ibu Rani, ibu tiri Oliv ingin mengusir Oliv ketika pulang nanti.

Rahel." Ucap ibu tiri Oliv.

Rahel yang terbangun dan keluar kamar melihat ibunya begitu emosi berjalan menuju ruang tamunya." Ibu kenapa Rahel mau tidur nihh besok ada ujian gimana sih." Protes Rahel kepada ibunya yang membangunkannya tengah malam.

Kamu ini bagaimana Oliv ini ke mana, jam begini belum pulang juga kamu teflon temannya sekelasnya barangkali dia tahu." Sambil celinguk celinguk di depan pintu.

Rahel merasa heran menaikan sebelah alisnya." Bu aku sama Oliv kan beda sekolah bagaimana caranya mau nlfn teman sekolahnya, kadang ibu ini ribet ahh aku mau tidur besok sekolah." Berjalan menuju kamarnya meninggalkan ibunya di depan pintu rumah.

Dasar anak tidak tahu di untung liat aja besok kalo pulang semua barang" ronsokannya sudah ada di luar."umpatnya sembari memasuki kamar tidurnya.

Esok hari Oliv sudah bisa pulang dengan senang hati Mili menemani sahabatnya, untuk mengantarkannya pulang ke rumah Oliv. Mili membantu Oliv berjalan menuju tempat parkir mobilnya, Oliv yang sempoyongan berjalan berusaha menahan dirinya agar tidak jatuh. Namun apa daya berat badan dan berat badan Mili tidak mampu membuatnya bertahan lama sampai depan pintu rumah sakit Mili melepaskan tangannya tanpa sadar Oliv terjatuh.

Tiba" tubuh Oliv yang terjatuh dari genggaman Mili langsung di tangkap oleh sosok lelaki tampan yang tak jauh dari tempat mereka, Oliv terkejut melihat sosok laki" tampan yang mempesona di hadapannya , tanpa sadar laki laki tersebut berdehm. Ehm ehm.

Membuyarkan lamunan Oliv dengan sigap Mili membantu Oliv kembali dan menatap wajah tampan tersebut." Maaf kak saya tidak sengaja melepaskan genggaman tangan saya kepada teman saya." Ucap Mili sembari meminta maaf.

Nga masalah keliatannya kamu juga kesulitan membawa teman kamu ini." Ucap Rio sambil melihat Oliv.

Makasih sudah membantu tapi kami buru" sekali lagi kami minta maaf." Ucap Mili sembari berjalan meninggalkan Rio yang terpaku melihat Oliv.

Akhirnya mereka sampai dalam mobil dan Mili melajukan mobilnya Rio yang menatap mobil tersebut sampai hilang arahnya, dia pun tersadar.

Kok bisa sampai lupa tanya kelasnya di mana." Umpat Rio kesal karna gagal lagi menanyakan kelasnya.

Hampri lima belas menit perjalanan akhirnya mobil Mili memasuki pekarangan rumah Oliv, Mili memarkirkan mobilnya depan rumah Oliv dan segera turun membukakan pintu mobil untuk Oliv. Dia membantu Oliv sampai depan rumahnya, Nampak wajah ibu Oliv yang sangat marah karena Oliv baru saja pulang.

Baru pulang enak tidur di hotelnya." Ucap ibu Oliv dengan nada yang kesal.

Maaf Tante Oliv kemarin masuk rumah sakit jadi baru bisa pulang sekarang." Ucap Mili sembari menjelaskan agar ibunya Oliv tidak salah paham.

Saya nga peduli mau dia masuk rumah sakit atau mati sekalipun bukan urusan saya, dan kamu tidak usah ikut campur urusan keluarga kami." Ucap ibu Oliv dengan nada kesal melihat Mili.

Bu maafin Oliv nga sempat kasih kabar ibu ini semua salah saya kok jangan marahin teman saya, saya mohon Bu." Sambil tertunduk bersimpuh di kaki ibunya.

Mili yang melihatnya langsung mengangkat Oliv untuk berdiri, dan menatap tajam mata ibu Oliv." Ibu nga punya hati atau bagaiman ini Oliv sedang sakit bukan main" Tante." Umpat Mili karena kesal.

Saya nga peduli oh iya bawa teman kamu ini pergi dari rumah saya dan bawa pergi pakaiannya, saya nga peduli dia mau tidur di mana." Sambil melempar tas dan berjalan masuk ke dalam dan membanting pintu dengan kasar.

Oliv langsung melemas dan menangis tersedu-sedu melihat kelakuan ibu dan merasa malu dengan Mili karena dirinya di usir oleh ibu tirinya di hadapan sahabatnya. Mili yang merasa kasian langsung duduk memeluk sahabatnya.

Liv kamu bisa ko tinggal di rumah aku sementara waktu yah." Ucap Mili sembari membantunya berdiri.

Nga usah mil aku ngerepotin kamu Mulu tau nga, aku juga malu sama ayah kamu kalo aku tinggal bareng kalian." Ucap Oliv menyeka air matanya.

Tenang aja ayah aku pasti mengerti kok, lagian kami juga tinggal berdua semenjak ibu meninggal aku sama ayah cuman tinggal berdua, mau ya pliss." Dengan mata sendunya dan memasang mata baby eysnya.

Oliv yang tidak bisa melihat sahabatnya kecewa dengan terpaksa mengikuti keinginan sahabatnya itu." Ya udah kita pergi dari sini sebelum ibu tambah marah lagi." Umpat Oliv agar pergi dari sana.

Tiba" datang sebuah mobil mewah menghampiri kediaman rumah Oliv, dengan angkuhnya Rahel keluar dari mobil sambil membawa barang" mewah yang di belikan oleh pacarnya. Melihat kedatangan Oliv dan temannya membuat Rahel semakin ingin pamer sama saudara tirinya itu.

Luhh di sini kenapa nga usah pulang aja biar nga ada beban." Dengan nada ketus sambil menghampiri Oliv.

Oliv yang berusaha menghindari adiknya ini hanya pergi berlalu dari sana bersama Mili untuk pergi dari sana segera mungkin. Di perjalanan Oliv hanya diam dan menatap jalan lurus Mili yang merasa kasihan hanya bisa diam tanpa ada perbincangan antara mereka. Setalah menempuh perjalanan Lima belas menit Mili sampai di kediaman rumah yang minimalis ini begitu asri dan juga bersih.

Mereka pun turun dan masuk ke dalam rumah Oliv yang sungkan untuk masuk berjalan terbata bata, melihat Oliv seperti maling Mili tertawa." Liv ngapain jalan kek maling." Heran melihat tingkah temanya.

Aku nga enak sama ayah kamu mil." Ucap Oliv sembari melihat".

Aku udah bilang sama ayah kok, malah dia senang kamu bisa tinggal Disni karena bisa nemenin aku." Ucap Mili sambil menarik tangan Oliv.

Ini kamar aku emang nga kebesaran biar di belakang aja." Seketika Oliv ingin keluar.

Mau kemana udah Disni aja ini udah paling kecil nga usah protes tidur dan istirahat ok." Mili berlalu meninggalkan Oliv untuk beristirahat.

Di rumah yang mewah dan glamor El berlatih menembak dan juga silat agar bisa menjaga diri dan orang lain, selama ini El belajar bela diri untuk melindungi orang" sekitarnya yang dalam bahaya, tak ayal dia juga membantu orang" yang di tindas sesama manusia.

Tiba" handphone nya berdering Sembari memberitahu ada kabar yang harus di dengarnya. Dengan keringat yang bercucuran El mengkangkat handphonenya." Halo ada apa." Ucap El

Saya sudah tau di mana adik bos berada dia di bandung kota Bogor, tinggal dengan ibu tiri beserta adiknya bos." Suara dari sebrang sana.

Ok pantau semua gerak gerik mereka laporkan setiap kegiatan adik saya dan ingat jangan sampai ketahuan." El menutup telfonnya dan melanjutkan latihannya

Flash back

Orang suruhan El mengintai rumah Oliv tanpa sadar mereka melihat semua kejadian di rumah itu, semua perlakuan ibu tiri berserta adiknya di pantau dengan baik oleh suruhan El.

Kalian liat saja semua yang kalian lakukan akan saya balas dengan baik." Batin El sambil memukul samsak yang berada di depannya.

Episodes
1 Episode 1 Emeli
2 Episode 2 Oliv
3 Episode 3 Mimpi Buruk
4 Episode 4 Awal pertemuan Emeli dan Yuda
5 Episode 5 Ujian yang telah usai
6 Episode 6 Pesta kelulusan
7 Penderitaan saudara kembar di mulai.
8 Episode 8 Kepergian Emeli.
9 Episode 9 Masuk kampus impian.
10 Episode 10 Kerinduan Emeli
11 Episode 11 Awal penderitaan Oliv
12 Episode 12 Kesedihan Emeli.
13 Episode 13 Kepergian Oliv untuk selamanya
14 Episode 14 kehadiran Emeli.
15 Episode 15 Hari pertama di Trisakti
16 Episode 16 Tantangan dari Dinda
17 Episode 17 kemenangan Emeli dan Riko
18 Episode 18 Acara kampus
19 Episode 19 Perjanjian antara Emeli dan Dinda.
20 Episode 20 Sisi lain Emeli
21 Episode 21 Ke datangan tamu tak di undang.
22 Episode 22 Kesalahan skripsi
23 Episode 23 Akhirnya vino ujian skripsi
24 Episode 24 Rumah sakit
25 Episode 25 Satu persatu musuh berdatangan
26 Episode 26 Balasan untuk para musuh
27 Episode 27 Akhir dari masalah Emeli
28 Flash Back awal penderitaan Oliv
29 Episode 28 Hari pertama Emeli menjadi dokter.
30 Episode 29 Keributan di rumah sakit
31 Episode 30 Vino yang mulai curiga dengan pekerjaan Emeli yang lain
32 Episode 31 Salah pilih lawan
33 Episode 32 Identitas lain dari Emeli
34 Episode 33 Emeli tim khusus anggota militer
35 Episode 34 Emeli menjadi Presdir perusahaan tuan Haris
36 Episode 35 Awal penangkapan para musuh
37 Pengenalan tokoh
38 Episode 36 Hari istimewa Emeli dan Vino
39 Episode 37 Pertemuan dengan masa lalu
40 Episode 38 Musibah
41 Flash Back Awal mula Emeli menjadi anggota militer
42 Episode 39 Kabar Duka
43 Episode 40 Mulai terbiasa dengan kehadiran Emeli
44 Pemeran tokoh
45 Episode 41 Kabar Baik
46 Episode 42 Kepulangan Emeli dan Kepergian sasya untuk selamanya
47 Episode 43 Pemakaman sasya untuk terakhir kalinya
48 Episode 44 Kembali beraksi
49 Episode 45 Musuh di balik rumah sakit
50 Episode 46 Awal kehancuran Emeli
51 Episode 47 Keseruan dalam tahanan
52 Episode 48 Hari kebahagiaan semua orang
53 Episode 49 Awal mula penghianat dari tim mereka
54 Episode 50 Kehormatan Nana
55 Pengumuman
56 Episode 51 Pembalasan
57 Visual tokoh
58 Episode 52 Jumpa Fans
59 Episode 53 pernikahan Emeli dan Riza.
60 Episode 53 Kabar kehamilan Emeli
61 Episode 54 menangkap musuh masa lalu
62 Episode 55 Kehilangan
63 Visual tokoh
64 Pengumuman
65 Episode 56 Raisa
66 Episode 57 Hari pertama kuliah
67 Episode 58 Kembalinya musuh Emeli
68 Episode 59 Kerinduan yang mendalam
69 Isi hati Emeli
70 Episode Kepulangan Sahabatnya
71 Visual tokoh
72 Episode Melupakan kenangan
73 Episode Mendapatkan kejutan
74 Episode Awal pembalasan
75 Episode Penghianatan
76 Pengumuman
77 Episode Akhirnya bebas.
78 Episode Perselingkuhan Rahel.
79 Episode 79 Permusuhan
80 Episode Kemenagan yang di tunggu”
81 Berbaikan
82 Flash Back
83 Hal tak terduga
84 Gadis yang berbeda
85 Di mulainya balas dendam
86 Episode Saling melupakan
87 Episode Akhirnya mereka bertemu
88 Episode Raisa dan Bintang akhirnya bertemu
89 Episode Operasi cucu presiden akankah berhasil?
90 Episode penyerangan
91 Episode Koma
92 Episode 92 Melepaskan
93 Episode Putus Asa.
94 Episode Putra Adopsi
95 Episode Akhirnya Pulang
96 Episode menjadi seorang ibu
97 Episode Akhirnya Ayah ku bahagia
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Episode 1 Emeli
2
Episode 2 Oliv
3
Episode 3 Mimpi Buruk
4
Episode 4 Awal pertemuan Emeli dan Yuda
5
Episode 5 Ujian yang telah usai
6
Episode 6 Pesta kelulusan
7
Penderitaan saudara kembar di mulai.
8
Episode 8 Kepergian Emeli.
9
Episode 9 Masuk kampus impian.
10
Episode 10 Kerinduan Emeli
11
Episode 11 Awal penderitaan Oliv
12
Episode 12 Kesedihan Emeli.
13
Episode 13 Kepergian Oliv untuk selamanya
14
Episode 14 kehadiran Emeli.
15
Episode 15 Hari pertama di Trisakti
16
Episode 16 Tantangan dari Dinda
17
Episode 17 kemenangan Emeli dan Riko
18
Episode 18 Acara kampus
19
Episode 19 Perjanjian antara Emeli dan Dinda.
20
Episode 20 Sisi lain Emeli
21
Episode 21 Ke datangan tamu tak di undang.
22
Episode 22 Kesalahan skripsi
23
Episode 23 Akhirnya vino ujian skripsi
24
Episode 24 Rumah sakit
25
Episode 25 Satu persatu musuh berdatangan
26
Episode 26 Balasan untuk para musuh
27
Episode 27 Akhir dari masalah Emeli
28
Flash Back awal penderitaan Oliv
29
Episode 28 Hari pertama Emeli menjadi dokter.
30
Episode 29 Keributan di rumah sakit
31
Episode 30 Vino yang mulai curiga dengan pekerjaan Emeli yang lain
32
Episode 31 Salah pilih lawan
33
Episode 32 Identitas lain dari Emeli
34
Episode 33 Emeli tim khusus anggota militer
35
Episode 34 Emeli menjadi Presdir perusahaan tuan Haris
36
Episode 35 Awal penangkapan para musuh
37
Pengenalan tokoh
38
Episode 36 Hari istimewa Emeli dan Vino
39
Episode 37 Pertemuan dengan masa lalu
40
Episode 38 Musibah
41
Flash Back Awal mula Emeli menjadi anggota militer
42
Episode 39 Kabar Duka
43
Episode 40 Mulai terbiasa dengan kehadiran Emeli
44
Pemeran tokoh
45
Episode 41 Kabar Baik
46
Episode 42 Kepulangan Emeli dan Kepergian sasya untuk selamanya
47
Episode 43 Pemakaman sasya untuk terakhir kalinya
48
Episode 44 Kembali beraksi
49
Episode 45 Musuh di balik rumah sakit
50
Episode 46 Awal kehancuran Emeli
51
Episode 47 Keseruan dalam tahanan
52
Episode 48 Hari kebahagiaan semua orang
53
Episode 49 Awal mula penghianat dari tim mereka
54
Episode 50 Kehormatan Nana
55
Pengumuman
56
Episode 51 Pembalasan
57
Visual tokoh
58
Episode 52 Jumpa Fans
59
Episode 53 pernikahan Emeli dan Riza.
60
Episode 53 Kabar kehamilan Emeli
61
Episode 54 menangkap musuh masa lalu
62
Episode 55 Kehilangan
63
Visual tokoh
64
Pengumuman
65
Episode 56 Raisa
66
Episode 57 Hari pertama kuliah
67
Episode 58 Kembalinya musuh Emeli
68
Episode 59 Kerinduan yang mendalam
69
Isi hati Emeli
70
Episode Kepulangan Sahabatnya
71
Visual tokoh
72
Episode Melupakan kenangan
73
Episode Mendapatkan kejutan
74
Episode Awal pembalasan
75
Episode Penghianatan
76
Pengumuman
77
Episode Akhirnya bebas.
78
Episode Perselingkuhan Rahel.
79
Episode 79 Permusuhan
80
Episode Kemenagan yang di tunggu”
81
Berbaikan
82
Flash Back
83
Hal tak terduga
84
Gadis yang berbeda
85
Di mulainya balas dendam
86
Episode Saling melupakan
87
Episode Akhirnya mereka bertemu
88
Episode Raisa dan Bintang akhirnya bertemu
89
Episode Operasi cucu presiden akankah berhasil?
90
Episode penyerangan
91
Episode Koma
92
Episode 92 Melepaskan
93
Episode Putus Asa.
94
Episode Putra Adopsi
95
Episode Akhirnya Pulang
96
Episode menjadi seorang ibu
97
Episode Akhirnya Ayah ku bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!