Hari ini dhini di ajak davin untuk bertemu maminya, karena rencananya besok mereka akan pulang ke Medan melanjutkan kegiatan masing-masing.
sesampainya di rumah davin, mami sudah menunggu mereka. Mami sangat senang dengan kehadiran dhini, karena dhini membawa banyak perubahan pada diri davin.
"Dhin, sini sayang duduk dekat mami" ucap mami menepuk-nepuk sofa di sebelahnya. Dhini mengangguk dan segera duduk.
"Mami boleh peluk kamu ? Mami rindu sekali sama anak perempuan mami yang sudah di syurga. Waktu pertama ketemu kamu, mami langsung ingat sama Bella." ucap mami tersedu menangis terkenang putrinya yang telah tiada.
Dhini yang merasa terharu langsung memeluk tubuh mami Evelin, dia pun turut menitikan air matanya melihat mami evelin saat ini begitu sedih.
"Nak, tetaplah disisi davin. Dia sangat mencintaimu sayang." Ucap mami setelah melepaskan pelukannya sembari menggenggam erat kedua tangan dhini.
Dhini mengangguk lalu mengatakan "iya bu".
"Panggil mami, jangan panggil ibu donk sayang. kamu kan anaknya mami juga" seru mami evelin membelai rambut dhini.
Davin yang baru saja turun dari kamarnya di lantai atas pun tercengang melihat kedua wanita yang disayanginya itu menangis. "Ini ada apa sih kok pada nangis gini" dia lalu mengambil tisyu dan memberikan kepada mami juga dhini.
"Vin, kamu jaga dhini baik-baik ya nak. Mami percaya sama kamu, kamu bisa jadi imam yang baik untuk dhini." ucap mami menepuk lengan davin.
"Mami tenang aja mi... , apapun yang terjadi davin gak akan ninggalin dhini. Demi cinta davin dan demi mami." tukas davin seraya memeluk maminya.
"Kamu banyak berubah nak, mami bangga sama kamu." dhini hanya tersenyum melihat kedua calonnya itu. Yang satu calon suaminya dan yang satunya calon mertua.
#
Mereka sudah siap dengan segala pesan-pesan dari kedua orang tuanya masing-masing. Hari ini saatnya kembali ke Medan, tempat dimana semua aktivitas yang mereka tinggalkan beberapa hari harus segera diselesaikan.
Davin mengantarkan dhini pulang ke rumahnya untuk beristirahat, sedangkan ia harus menemui Aldo. Karena sebentar lagi kuliah akan berakhir, davin disibukkan dengan berbagai macam tugasnya kuliahnya.
Dhini mulai merancang mini cafe yang ingin dibuatnya. Dari dulu ia ingin sekali berpenghasilan sendiri, dia tidak ingin terlalu membebani kedua orang tuanya. mengingat bahwa papanya bakalan pensiun dalam 2 tahun ini.
#
"Okeh, rancangan udah siap, tinggal pelaksanaan nih. Bang davin lagi sibuk gak ya ? ucap dhini sambil menekan dial handphone nya mencoba menghubungi davin.
Setelah 2 kali panggilan tak kunjung di jawab, panggilan ke tiga akhirnya dijawab juga. "Assalamualaikum bang, abang lagi sibuk gak hari ini ?" tanya dhini.
" Waalaikumsalam nggak sibuk tuh, emang kenapa sayang" jawabnya santai.
"Dhini mau ke ruko, mau nyocokin rancangan yang udah dhini buat. Kira-kira abang bisa anterin Dhini nggak ?" ucap dhini dengan lembut, khawatir kalau dia merepotkan.
"Kamu udah siap-siap emang ? Abang udah di depan rumah kamu ini dari tadi " jawab davin membuat dhini tersentak kaget. Dhini yang tadinya lagi merebahkan diri di atas kasur, langsung melompat dan mengintip di jendela kamarnya.
Benar saja, ternyata davin sudah ada di situ. Dia ber dadah ria melambaikan tangannya sambil tersenyum ke arah dhini yang masih mengintip lewat jendela kamarnya.
"Masuk bang, duduk dulu deh. Abang kok gak bilang kalau udah disini dari tadi " tanya dhini sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Pasalnya dia pun belum bersiap, bahkan dia juga belum mandi.
"Ganti baju aja dhin, biar langsung pergi kita" ucap davin.
"ish ogah ah bang, dhini mandi dulu ah. Bau asem gini gak mandi " tukasnya.
"Kan ga ada yang cium dhin, kamu bau asem juga tetep abang cinta ama kamu" goda davin menaik turunkan alisnya dengan senyuman menggodanya.
"Ellllehhh, lagu lama itu abang. Mau gombalin dhini tapi garing. weeeeek" ejek dhini menjulurkan lidahnya lalu berlari masuk ke kamarnya.
"Eh, udah berani kamu sekarang ya. Awas nanti kalo udah sah, gak akan ada ampun sama kamu" ucap davin. Dhini hanya tertawa di dalam kamarnya, mendengar ucapan davin.
Tiba di tempat yang telah di tuju. Dhini lalu menjelaskan rancangan disain yang diinginkan nya kepada Pak Umar, orang yang dipercayakan untuk mengurus segalanya.
Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang mengaduh dari arah belakang. Dhini dan Pak Umar pun langsung berlari menuju tempat suara itu berasal. "Astaga abang.."
Bersambung...
...🙏🙏🙏🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
𖣤᭄ اندي وحي الد ين
Abangnya siapa, abangnya kenapa?😤
2022-04-09
1
Nyai💔
next
2021-10-19
2
᪙ͤæ⃝᷍𝖒ᵗᵃʳⁱ♡⃝𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂᶬ⃝𝔣🌺
Waduhhhh... Knapa lgi tuhh abang🙄🙄🙄
2021-10-06
2