Saat sedang asik mengobrol, tiba-tiba suara handphone davin berbunyi. Dia pun segera mengangkat panggilan telepon itu. "waalaikumussalam iya mi.. , davin juga kangen kok. Apa ?, Besok ? , kenapa tiba-tiba sih mi..." dhini hanya terdiam menatap davin yang sedang berbicara dengan orang di seberang sana, yang dia tak tahu siapakah gerangan orang itu.
Selesai berbicara dengan maminya, davin merangkul bahu dhini yang sedang asik menonton Spongebob di tv. "Dhin, besok abang mau ke Jakarta. Tadi mami yang telpon, minta abang kesana. Papi sakit lagi katanya harus ketemu sama abang" ucap davin lirih, sambil tertunduk lesu. "Kamu ikut sama abang ya ke Jakarta, biar abang kenalin ke mami sama papi abang" sambungnya lagi.
Dhini melepaskan rangkulan davin, dia menggeleng pelan. "Dhini disini aja bang, abang pergi sendiri aja besok ya." ucap dhini seraya mengelus tangan davin lembut, mencoba menguatkan kekasihnya itu.
"Kamu nggak apa-apa abang tinggal sendirian ? , kamu jangan nakal ya. Abang pasti selalu chat kamu, jangan jauh-jauh dari handphone nya ya sayang." davin tersenyum sambil menoel pipi dan hidung dhini.
"Ih abang apaan sih, kayak yang mau pergi lama aja." ujar dhini dengan wajah yang bersemu merah digoda davin.
"Hemmm, kayaknya abang agak lama dhin, mungkin bisa sampai semingguan. Sampai papi abang udah lebih baik kondisinya. Abang pasti bakalan rindu banget sama kamu dhin. Sehari gak lihat kamu aja rasanya abang gak bisa tidur, gak enak makan." ucapan davin kali ini benar-benar dari lubuk hatinya yang terdalam.
#
Davin sudah siap akan berangkat ke Jakarta dengan pesawat pagi. Sebelumnya dia ke rumah dhini dulu, rasanya ingin memeluk kekasih mungilnya itu sebelum pergi. "Abang jangan lama-lama ya, dhini pasti kangen banget nanti." sambil menangis dhini memeluk tubuh davin.
Davin melepaskan pelukannya, lalu dia menarik pelan dagu dhini hingga menatapnya. Mata mereka bertemu saling pandang. Cup, davin mengecup bibir merah merona milik dhini. Sejenak keduanya terdiam, dhini merasakan hawa panas menjalar di tubuhnya. Pasalnya ini merupakan ciuman pertamanya, walaupun hanya sebuah kecupan kecil.
"Udahan bang, ntar abang ketinggalan pesawat" ucapan Dhini membuyarkan lamunan davin yang masih memandang wajah dhini. Rasanya tak akan sanggup harus berpisah.
...$$$$$$$$...
🧒:"Assalamualaikum sayangnya abang 😘"
Lima menit menunggu, tak kunjung di balas. Bahkan masih centang satu, davin pun gelisah. Pesan kedua pun mendarat.
🧒:"Dhin... Sayang lagi apa ? "
Masih sama, centang satu juga. Sepuluh menit berlalu. "Dhini kemana ya ? mungkin ketiduran kali" gumam davin yang masih berfikir positif. Pesan ketiga pun turut meluncur.
🧒:"Dhini... dimana sih, abang udah sampai nih. Abangnya kangen lho 😕"
Setengah jam berlalu, davin mulai cemas. GeGaNa melanda (gelisah, galau merana).
🧒:"Dhini, sayang kamu dimana ?"
🧒:"sama siapa ?"
🧒:"sedang apa sih ?"
🧒:"dhin..."
Setiap lima menit sekali dia melihat ponselnya. Tiba-tiba semua pesan sudah tercentang biru. Senyuman tersirat di wajahnya , yang mana tadi terlihat begitu cemas.
Dhini POV
Jam menunjukkan pukul 12 siang, aku pun terbangun karena cacing di perutku sudah demonstrasi meminta segera diisi makanan. Aku lalu mencari handphone ku yang ternyata di bawah selimut. "Astaghfirullah, aku ketiduran. Handphone pake acara lowbat lagi ah."
Aku langsung bangkit dari tempat tidur dan langsung mengisi baterai handphone. Sembari menunggu ponselku terisi, aku pergi mandi.
Selesai mandi, aku masih mengenakan handuk langsung membuka ponsel. Begitu banyak pesan chat masuk dan ada juga beberapa panggilan tak terjawab dari mama, tante ratih dan juga bang davin.
Ku baca pesan dari bang davin terlebih dahulu. Belum sempat habis aku membaca seluruh pesan darinya, ada panggilan vidio darinya masuk.
Aku langsung mengangkat panggilan vidio itu. Bang davin berteriak memanggil namaku sambil melotot.
"Dhini , kamu lagi apa kenapa nggak pake baju gitu ?" pertanyaan itu sontak membuatku tersadar dengan keadaanku saat ini, aku langsung mengarahkan kamera handphone ku ke arah lain.
"Dhin abang kangen sama kamu, abang mau lihat wajah kamu" ucap davin. Aku pun mengarahkan handphone hanya menampilkan bagian wajahku saja.
"Nah gitu dong... kamu kenapa gak pake baju dhin, bikin abang jadi pengen aja." ucap davin terkekeh.
"Pengen apaan, jangan yang aneh-aneh deh abang mikirnya. Aku tadi ketiduran, handphone nya mati habis batre. Ini baru siap mandi, laper aku mau makan bang."
"Ya udah kamu baik-baik ya, abang mau ke rumah sakit dulu liat papi." ucap davin.
"hmmm, assalamualaikum."
"Waalaikumussalam sayang." jawab davin.
...$$$$$...
Author POV
"papi mikirin apa sih bisa sampe sakit begini" tanya davin setelah dia sampai di kamar inap papinya.
Papi tersenyum melihat putra kebanggaannya sudah banyak berubah sekarang. Davin sekarang lebih penurut tidak seperti dirinya dulu yang pembangkang.
"Vin, papi punya temen. Kemaren papi ketemu pas makan siang, kami ngobrol-ngobrol mengenang masa lalu. Ternyata dia punya anak perempuan yang sangat cantik vin." ucapan papi kali ini mencurigakan.
Benar saja, ternyata papinya sudah merencanakan untuk menjodohkan davin dengan putri dari temannya itu.
"Tapi pi... Aku udah punya pilihan sendiri pi." ucap davin pelan, dia takut membuat papinya semakin terpuruk.
"Papi rasa pilihan papi lebih baik vin." ucap papi tegas.
Davin pun pergi meninggalkan ruangan, sedangkan maminya hanya bisa terdiam menatap kepergian putranya dengan perasaan yang hancur itu. Maminya tidak bisa berbuat apa-apa, karena papi yang sedang sakit tidak boleh terlalu banyak fikiran.
Bersambung...
...🙏🙏🙏🙏...
...Thank you 😘😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
𖣤᭄ اندي وحي الد ين
Akhhh jangan buat krekk 🥀💔
2022-04-09
1
Nyai💔
lanjuuut thor
2021-10-18
2
᪙ͤæ⃝᷍𝖒ᵗᵃʳⁱ♡⃝𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂᶬ⃝𝔣🌺
Mudah"an yg dijodohkan itu dhini yea thorrr🤭🤭🤭🤭
2021-10-06
2