Alhamdulillah,.....

" Bismillah, sa- saya Rembulan Nur'aini menerima perjodohan dengan mas Adnan juga " Bulan menjawab dengan suara bergetar.

" Alhamdulillah, " Semua mengucapkan syukur.

" Terima kasih ya sayang," Seru bu Della sambil memeluk Bulan.

Begitu juga dengan bu Nisa, beliau juga memeluk Bulan dengan mata yang berkaca-kaca. Bagaimana tidak, bu Nisa merasa sangat senang dan terharu dengan keputusan Bulan.

" Bulan, terima kasih ya sayang. Ibu sama bapak senang nak. " Bu Nissa sangat terharu dan senang.

" Bu, nggak perlu berterima kasih, ini itu sudah takdir dari Allah. Dan juga, ini kan memang sudah waktunya Bulan untuk membina keluarga sendiri bu. Justru Bulan harus berterima kasih kepada bapak dan ibu, karena sudah memilihkan jodoh yang Insya Allah tepat untuk Bulan." Bulan membalas pelukan ibunya, dengan mata yang berkaca kaca juga.

Setelah berpelukan dengan bu Nissa, Bulan juga bergantian di peluk oleh semua perempuan yang ada di sana.

Pertemuan malam itu berakhir dengan bahagia, karena sesuai dengan yang di harapkan. Sebelum para tamu pulang, mereka masih membicarakan pertemuan selanjutnya.

Akhirnya semua setuju, bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan 1 minggu lagi. Sekalian acara mengkhitbah.

# Kediaman Bintang

Bintang begitu gelisah malam ini, dia tidak fokus dalam mengerjakan sesuatu. Entah apa yang membuat gelisah, mungkin hatinya tahu, bahwa seseorang yang sedang diharapkan sudah ada calonnya.

" Kenapa aku gelisah gini ya, ada apakah ini? Dan kenapa tiba tiba aku keinget sama Bulan ya, ada apa dengannya. Apakah dia baik-baik saja, mau telepon, tapi sudah malam. Mudah-mudahan tidak ada sesuatu yang terjadi. Aduuuh, ada apa denganku ini, kenapa selalu memikirkan dia ya. Apa benar aku sudah jatuh cinta sama dia. Tapi, kenapa secepat ini. " Bintang berbicara kepada dirinya sendiri.

Di dalam kegelisahannya Bintang mencoba untuk memejamkan matanya, meski masih sulit untuk tidur. Butuh beberapa waktu untuk Bintang bisa tidur dengan lelap.

......................

Pagi ini langit terlihat gelap sekali, seperti akan turun hujan. Bulan yang sudah siap mau berangkat mengajar pun khawatir akan turun hujan ketika dia masih di jalan.

" Kok gelap sekali langit pagi ini, nanti kalau sudah jalan tiba-tiba hujan gimana ya? Apa aku langsung pakai jas hujan saja ya, untuk jaga-jaga gitu. Ah iya deh aku pakai saja langsung." Bulan berkata-kata sendiri.

Baru mau memakai jas hujan, tiba-tiba ada mobil berhenti di depan rumah. Orang yang ada di dalam mobil pun keluar, dan ternyata yang datang adalah Adnan.

" Assalamu'alaikum dek " Adnan turun dari mobil dan menyapa Bulan.

" Wa'alaikumussalam, eh mas Adnan. Mau cari bapak ya? Sebentar saya panggilin. " Bulan terlihat kaget dan sedikit gugup.

" Bukan dek, mas kesini mau ketemu dek Bulan. Sudah mau berangkat ngajar ya?" Adnan menjelaskan.

" Iya nih mas, saya sudah mau berangkat. Ada apa ya cari saya? " Jawab Bulan.

" Mas rencananya mau jemput dek Bulan, dan mau mengantar ke sekolah. Boleh? " Jelas Adnan.

" Mau antar saya ? Kenapa memangnya mas, saya bisa berangkat sendiri kok. Enggak perlu repot-repot, mas kan mau kerja juga nanti terlambat." Bulan tidak enak dengan Adnan.

" Enggak ada yang merasa di repotkan dek, terlambat? Kan mas yang punya, hehehhehhe. Memang salah ya kalo mas mau jemput calonnya? Lagian ini mau hujan dek, nanti dek Bulan kehujanan gimana?" Adnan mencoba menggoda Bulan.

Sedang asik mereka mengobrol, keluarlah bapak ibu dan Langit.

" Eh ada nak Adnan." Pak Soleh terlihat kaget.

" Nggeh pak, assalamu'alaikum." Adnan mendekat dan mencium tangan pak Soleh dan bu Nisa.

" Ada perlu apa nak? " Tanya bu Nisa.

" Ini pak, bu, saya rencana mau jemput dek Bulan. Boleh?" Adnan meminta izin.

" Mas Adnan, aku boleh nebeng nggak. heehhee. Soalnya mau hujan nech." Langit mencoba ingin ikut Adnan juga.

" Oh tentu saja boleh dong Ngit, ayok nanti kamu terlambat. Gimana pak, bu? " Adnan bertanya kembali.

" Silahkan nak Adnan, tapi ingat jaga jarak kalian ya. Kalian masih belum ada ikatan" pak Soleh menasehati.

" Nggeh pak, Insya Allah. Ayo dek Bulan, nanti keburu telat dan hujan. " Adnan mengajak Bulan.

" Iya sudah mas, saya ikut. Terima kasih sebelumnya, pak, bu, kalo gitu Bulan pamit dulu ya." Bulan pamit kepada orang tuanya, dan tak lupa menyalimi tangan mereka.

Adnan dan Langit pun turut pamit kepada orang tua nya.

" Assalamu'alaikum, " Mereka mengucapkan salam bersamaan.

" Wa'alaikumussalam, hati-hati. " Jawab ibu dan bapak.

Mereka pun akhirnya berangkat ke sekolah Langit terlebih dahulu, karena sekolah Langit yang dekat dari rumah. Baru saja mereka berangkat, hujanpun turun dengan deras.

" Tuch kan hujan mbak, untung kita bareng sama mas Adnan. Makasih ya mas." Langit memecah keheningam yang ada di mobil.

" Iya sama-sama Ngit," Jawab Adnan.

Sedangkan Bulan hanya diam saja, dia hanya tersenyum sedikit. Soalnya Bulan bingung harus bicara apa.

Akhirnya mereka sampai ke sekolahannya Langit, dan menurunkan Langit di depan pintu masuk.

" Makasih ya mas, kalo gitu aku masuk dulu ya mbak, mas. Dan hati-hati mas bawa mobilnya, karena sedang hujan. Assalamu'alaikum." Pamit Langit sambil mencium tangan Adnan dan Bulan.

" Wa'alaikumussalam, iya Ngit. Kamu yang rajin sekolahnya." Adnan dan Bulan menjawab salam Langit bersamaan.

Setelah mengantar Langit, mereka sekarang menuju ke sekolah tempat Bulan mengajar.

" Dek, kenapa kok diam saja dari tadi" Adnan mencoba memecah keheningan yang ada.

" Hmmm, nggak apa-apa kok mas" Jawab Bulan sedikit gugup.

" Kamu nggak nyaman dekat sama mas? " Adnan mersa tidak enak hati.

" Bu- bukan gitu mas, maaf kalo mas tersinggung. Saya cuma belum terbiasa saja mas berduaan begini dengan yang bukan mahram. Bukan berarti saya nggak nyaman, tapi bingung aja mau ngomong apa. Sekali lagi maaf, dan terima kasih sudah mau jemput saya." Bulan mencoba menjelaskan kenapa dia diam saja dari tadi.

" Maaf ya dek, kalo kamu tidak nyaman di dekat mas. Mas cuma mau lebih mengenal dek bulan saja, dan nggak ada maksud lain kok. Sueeer dech." jelas Adnan, sambil senyum dan mengangkat jari telunjuk dan jari tengah.

" Hehehhe, iya mas. " Bulan tersenyum mendengar penjelasan Adnan.

" Masya allah, sungguh cantik sekali kamu dek jika sedang tersenyum begitu." Adnan memuji kecantikan Bulan.

Sedangkan yang dipuji sendiri sedang memerah kedua pipinya karena malu, karena keasikan mengobrol tak terasa mereka sudah sampai ke tempat tujuan.

" Alhamduillah sudah sampai mas, kalo gitu saya pamit masuk dulu ya " Bulan sudah mau turun dari mobil, tapi di tahan oleh Adnan.

" Tunggu dulu dek, sebentar ya.Nah ini dia, pakai payung ini dek." Adnan memberika payung kepada Bulan.

" Tapi mas ..." belum selesai Bulan bicara, sudah dipotong Adnan.

" Sudah dek, pakai aja. Oh ya, nanti siang mas jemput ya. Enggak pake nolak pokoknya, harus nurut sama calon. hehehheh." Adnan menggoda Bulan.

" Iya, terserah mas saja. Asal tidak merepotkan, sekali lagi makasih sudah diantar dan payungnya. Kalo gitu, saya langsung masuk ya, sebentar lagi bel masuk berbunyi. Mas juga hati hati bawa mobilnya, Assalamu'alaikum." Bulan langsung turun, karena waktunya sudah mepet.

" Wa'alaikumussalam, iya bidadariku " Jawab Adnan.

Tidak jauh dari sana, ada sepasang mata sedang memperhatikan Adnan dan Bulan.

Siapakah kira kira dia ?

Mohon dukungannya ya teman teman, setelah membaca tolong tinggalkan jejaknya. jangan lupa tekan LIKE, KOMENTAR, jadikan FAVORIT, serta VOTE juga.

Terpopuler

Comments

Astria

Astria

abang bintang...

2022-02-15

0

Tiya Annisa Harahap

Tiya Annisa Harahap

Koq Bulan jodoh ny sama Adnan sih Thor.??
Bukan ny Bintang yg jadi pemeran utama cowok ny...

2021-07-01

2

Lasmi Kasman

Lasmi Kasman

Penasaran

2021-03-31

1

lihat semua
Episodes
1 Eps 1
2 Bertemu Teman Lama
3 Masalah Remaja
4 Eps 4
5 Tamu Asing
6 Tamu Asing 2
7 ustadzah ku
8 Mogok
9 Perkenalan
10 Tugas
11 Tak Sengaja Bertemu
12 Penasaran
13 Mohon Petunjuk
14 Hafalan
15 Terbayang-bayang
16 Harapan Keluarga
17 Malam yang mendebarkan
18 Malam Yang mendebarkan 2
19 Alhamdulillah,.....
20 Hujan
21 Kangeeen
22 Ancaman
23 Lamaran
24 Semoga Engkau Bahagia
25 Hadiah Bulan Madu
26 Hari Bahagia
27 Hari Bahagia Berubah Duka
28 Kritis
29 Kabar Buruk
30 Koma ,,,,,
31 Semakin Memburuk
32 Pertanda Apakah Ini ?
33 Akhirnya
34 Berusaha Ikhlas
35 Turut Berduka Cita
36 Selalu Datang Menggangu
37 Melihat Baby Cahaya
38 Berkunjung Ke Rumah Mantan Calon Mertua
39 Merasa Lega
40 Kecelakaan
41 Bintang Sangat Khawatir
42 Astaghfirullah, Perasaan apa ini ?
43 Semua tentang Bulan
44 Malu-malu Tapi Mau
45 Mengkhayal & Berharap
46 Mengungkapkan perasaan yang terpendam
47 Merasa Bersalah
48 Meminta Izin Kepada Camer
49 Mendapat Lampu Hijau
50 Keluar Dari Rumah Sakit
51 Sudah Berani Menggoda
52 Rindu Berat
53 Mulai Ada Kemajuan
54 Ustadzah, I Love You
55 Wanita Yang Sempurna
56 Heboh Sendiri
57 PHP
58 Negosiasi
59 Menanti Kabar Baik
60 Rencana-Rencana
61 Tamu Songong
62 Terkejut
63 Kecelakaan Beruntun
64 Saling Mengkhawatirkan Satu Sama Lain
65 Pengertian
66 Semakin Menggila
67 Bingkisan
68 Calon istri
69 Di pingit
70 GeGaNa
71 Hari Yang Di Nanti-nanti
72 Alhamdulillah Sah
73 Terkena Air Panas
74 Senam Jantung
75 Malam Pertama & Ciuman Pertama
76 Resepsi
77 Kejutan
78 Mandi Bersama
79 Terlewatkan
80 Janji
81 Selalu Menempel Seperti Perangko
82 Indahnya Pacaran Setelah Menikah
83 Tangisan Bahagia
84 Perempuan Penggoda
85 Foto
86 Pemandangan Indah
87 Menantu Idaman
88 Honeymoon
89 Kekhawatiran Orang Tua
90 Honeymoon 2
91 Malam Dingin Berubah Panas
92 Pulang
93 Kerja
94 Hilang
95 CCTV
96 Perempuan Tak Punya Hati
97 Seseorang Yang Dikenal
98 Maaf
99 Perempuan Berhati Lembut
100 Murid Baru
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Eps 1
2
Bertemu Teman Lama
3
Masalah Remaja
4
Eps 4
5
Tamu Asing
6
Tamu Asing 2
7
ustadzah ku
8
Mogok
9
Perkenalan
10
Tugas
11
Tak Sengaja Bertemu
12
Penasaran
13
Mohon Petunjuk
14
Hafalan
15
Terbayang-bayang
16
Harapan Keluarga
17
Malam yang mendebarkan
18
Malam Yang mendebarkan 2
19
Alhamdulillah,.....
20
Hujan
21
Kangeeen
22
Ancaman
23
Lamaran
24
Semoga Engkau Bahagia
25
Hadiah Bulan Madu
26
Hari Bahagia
27
Hari Bahagia Berubah Duka
28
Kritis
29
Kabar Buruk
30
Koma ,,,,,
31
Semakin Memburuk
32
Pertanda Apakah Ini ?
33
Akhirnya
34
Berusaha Ikhlas
35
Turut Berduka Cita
36
Selalu Datang Menggangu
37
Melihat Baby Cahaya
38
Berkunjung Ke Rumah Mantan Calon Mertua
39
Merasa Lega
40
Kecelakaan
41
Bintang Sangat Khawatir
42
Astaghfirullah, Perasaan apa ini ?
43
Semua tentang Bulan
44
Malu-malu Tapi Mau
45
Mengkhayal & Berharap
46
Mengungkapkan perasaan yang terpendam
47
Merasa Bersalah
48
Meminta Izin Kepada Camer
49
Mendapat Lampu Hijau
50
Keluar Dari Rumah Sakit
51
Sudah Berani Menggoda
52
Rindu Berat
53
Mulai Ada Kemajuan
54
Ustadzah, I Love You
55
Wanita Yang Sempurna
56
Heboh Sendiri
57
PHP
58
Negosiasi
59
Menanti Kabar Baik
60
Rencana-Rencana
61
Tamu Songong
62
Terkejut
63
Kecelakaan Beruntun
64
Saling Mengkhawatirkan Satu Sama Lain
65
Pengertian
66
Semakin Menggila
67
Bingkisan
68
Calon istri
69
Di pingit
70
GeGaNa
71
Hari Yang Di Nanti-nanti
72
Alhamdulillah Sah
73
Terkena Air Panas
74
Senam Jantung
75
Malam Pertama & Ciuman Pertama
76
Resepsi
77
Kejutan
78
Mandi Bersama
79
Terlewatkan
80
Janji
81
Selalu Menempel Seperti Perangko
82
Indahnya Pacaran Setelah Menikah
83
Tangisan Bahagia
84
Perempuan Penggoda
85
Foto
86
Pemandangan Indah
87
Menantu Idaman
88
Honeymoon
89
Kekhawatiran Orang Tua
90
Honeymoon 2
91
Malam Dingin Berubah Panas
92
Pulang
93
Kerja
94
Hilang
95
CCTV
96
Perempuan Tak Punya Hati
97
Seseorang Yang Dikenal
98
Maaf
99
Perempuan Berhati Lembut
100
Murid Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!