Episode 13

Segala resah memenuhi hati lisa, ia memegang paspor dan dokumen keberangkatan nya ke negri jiran tersebut. Akhirnya ia memutuskan untuk menjumpai zahra dan amira.

" Nak lagi nonton apa kalian? " Tanya lisa ketika melihat anaknya sedang menonton tv.

" Ini ma lagi lihat detektif conan " ucap zahra dan amira yang begitu menyukai kartun detektif tersebut.

" Nak, mama mau ngomong, tapi zahra dan amira janji jangan marah dan harus ikhlas ya nak." ucap lisa yang belum apa-apa sudah berkaca-kaca.

Dirinya benar-benar gak tega mengatakannya kepada zahra dan amira. Sementara anaknya hanya diam berusaha menerka-nerka apa yang akan lisa katakan.

" Nak kalian tau kan kalau kondisi uang mama udah gak ada. Kalian berdua masuk sekolah SMA butuh biaya besar untuk itu. Mama harus mengambil langkah ini agar kalian bisa terus sekolah nak " Air mata lisa sudah menetes ia benar-benar tak ingin berpisah dengan anak-anaknya.

" Ma, mama kenapa? " ucap zahra dan amira yang mulai berkaca-kaca melihat mamanya menangis.

" Mama akan pergi ke malaysia nak " ucapan lisa berhenti ketika zahra dan amira menangis langsung memeluknya.

" Mama jangan pergi " ucap zahra dan amira berkali-kali.

Lisa memeluk anak-anaknya sambil terus menangis, tangisan mereka begitu pilu menyayat hati. Tangisan takut kehilangan satu sama lain. Lisa terus menangis mencium kepala anaknya yang terus menangis memeluknya.

" Nak, kalian harus kuat di sini ya kita berjuang sama-sama. Kalian harus janji sekolah baik-baik, mama pun akan kerja baik-baik untuk kalian disini." ucap lisa sambil memegang pipi anak nya yang terus menangis.

" Ma kami gak usah sekolah lagi, yang penting mama jangan pergi ninggalin kami." zahra dan amira menangis semakin kuat terasa sedang merobek hati lisa sangat dalam.

" Kalian gak boleh ngomong gitu nak. Kalo kalian sayang sama mama, kalian harus sekolah, kalian harus tamat SMA." ucap lisa dalam tangisnya.

" Kalian harus percaya sama mama, mama kerja baik-baik disana nak. Mama akan usahakan sering pulang lihat kalian." ucap lisa ketika mengingat ucapan ibunya.

Lisa tidak ingin anaknya percaya pada apa yang nantinya orang lain katakan yang tidak-tidak tentang dirinya. Lisa berani menjamin bahwa kerjaan nya halal karena ia sudah memegang permit sebagai pekerja cleaner atau tukang bersih-bersih.

" Mama yakin bisa sering-sering pulang? " tanya amira menatap mamanya dengan air mata yang masih berurai.

Lisa mengangguk menatap kedua anaknya. Kedua anaknya lagi-lagi memeluknya lalu menangis sambil terus mengucapkan " Mama jangan pergi, kami gak ada siapapun disini."

Memang tidak ada siapapun yang akan menjaga anaknya, namun lisa harus pasrah dan menyerah pada keadaan yang terpenting anak-anaknya harus sekolah.

Mereka terus berpelukan, ingin merasakan sentuhan tulus itu. Sentuhan yang hanya tercipta antara ibu dan anak yang harus sama-sama berjuang untuk menyambung hidup mereka di tengah himpitan ekonomi yang sudah tidak terkendali.

Ibu memiliki keikhlasan dan cinta yang gak akan bisa kalian ukur kedalamannya. Sayangilah ibumu terlebih jika ia adalah wanita berstatus single parent. Percayalah begitu banyak airmata, keringat dan tangisnya untuk membesarkan mu.

Untuk melihatmu tersenyum, ia mengorbankan senyumnya. Untuk mencapai apapun keinginan mu, ia mengubur keinginanan nya. Percayalah ibumu adalah seorang wanita yang ingin seperti wanita lainnya.

Ia juga wanita biasa yang mencoba menjadi wanita luar biasa di depanmu, anak-anaknya. Ia menanggung beban besar di pundaknya untuk membuat mu layak di hadapan orang lain.

Namun ia tak pernah menjadikanmu beban dalam lelahnya. Ia justru menjadikan mu sebagai alasannya untuk hidup dan berjuang. Ingatlah hari di mana kau belum mampu hidup mandiri tanpanya.

Saat itu ibumu terus bersamamu menggenggam mu dangan cinta dan ketulusanya dan tak pernah membiarkan mu sendiri.

Hari keberangkatan lisa semakin dekat, ia mengemasi barang-barangnya untuk di bawa dan di masukan kedalam sebuah koper hitam.

Zahra dan amira meneteskan air matanya melihat mama nya yang tengah sibuk mempersiapkan segala keperluan nya untuk pergi ke negri jiran.

Setelah zahra dan amira berlalu dari depan pintu kamarnya, lisa yang sedari tadi menyadari kehadiran mereka memilih pura-pura tidak tahu.

Air mata lisa kembali menetes sambil terus mengemasi barang-barangnya.

Semakin dekat hari keberangkatan itu, semakin dekat pula ia akan meninggalkan anak-anaknya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!