Episode 11

Zahra dan amira memutuskan untuk pergi ke kamar melihat mamanya yang menangis menyayat hati mereka. Namun langkah mereka terhenti di depan pintu kamar.

" kenapa ya Allah, apakah aku sanggup membesarkan anak-anak ku " zahra dan amira terdiam di depan pintu mendengar tangis mamanya yang kini sudah begitu jelas mereka dengar.

Zahra memeluk amira, mereka menangis di depan pintu kamar yang tertutup dengan rapat.

" Mbak, mama kenapa? siapa yang udah jahatin mama." tangis amira dalam pelukan zahra.

Zahra hanya diam tidak menjawab karena lidah nya sudah sangat keluh untuk mengeluarkan sepatah kata pun.

" Mbak, kasian mama. " amira terisak lagi saat zahra melepaskan pelukan mereka.

Zahra duduk menyadarkan kepalanya ke dinding, air matanya mengalir deras.

" Iya dek, kita harus sayang mama. Kita harus bisa jadi orang yang sukses. Biar nanti kalaumama sudah tua, kita bisa nyenangi mama. " zahra berucap sambil berurai air mata.

Amira mengangguk cepat sambil menangis.

Mendengar mama nya yang sudah tidak lagi menangis, mereka berdua cepat-cepat mencuci muka lalu kembali ke kedai. Mereka tidak ingin mama nya kembali sedih saat melihat putri nya bersedih.

Zahra dan amira termenung sedari tadi, entah kenapa mereka sekarang begitu membenci kata hutang. Mereka cukup tahu bahwa ibunya sudah menjadi pengemis ketika meminta uang yang pernah ia pinjamkan.

Orang terlalu sering ingin di bantu ketika susah. Namun sangat sulit mengembalikan uang yang sudah mereka pinjam.

Tanpa memikirkan ketika sang pemberi pinjaman sudah meminta uangnya kembali, berarti peminjam itu sudah sangat butuh uang. Sama seperti dirinya dulu saat datang meminjam uang kepadanya.

Bahkan yang lebih parah mereka malah kesal, marah, memaki dan memutuskan pertemanan dan persaudraan hanya karena di tagih uang yang dahulu pernah mereka pinjam.

Sungguh semua itu sudah lisa dan anak-anaknya rasakan. Kini mereka hanya perlu bertahan dan menerima semua kenyataan yang sudah terjadi.

Dan perlakuan mereka semua yang sungguh tidak tahu diri ketika sudah dibantu itu, berujung pada keputusan lisa yang sangat fatal dan terpaksa.

Andai saja mereka punya itikad baik untuk membayar nya mungkin lisa akan sangat terbantu karena memang jumlah nya cukup banyak.

Hingga akhirnya, lisa berkompromi dengan zahra dan amira untuk mengajukan pinjaman surat rumah mereka ke salah satu bank daerah.

Lisa terpaksa melakukannya karna untuk semua biaya hidup mereka tidak cukup meski ia sudah berusaha keras. Zahra dan amira yang tahu kondisi ekonomi keluarga nya, menyetujui nya. Berharap mereka akan punya waktu untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka dengan modal yang ada.

Alhamdulillah pengajuan lisa di terima, ia langsung melunasi uang sekolah dan uang buku anaknya hingga ke kelas tiga. Karna prioritas lisa adalah anaknya harus sekolah.

Ia pun mengisi kedai dan mencoba berjualan tas di sebuah pajak. Namun jualan tas tersebut harus tutup karna penjualan dari tas tersebut tidak sesuai dengan harapan lisa sementara sewa nya cukup lumayan.

Lisa terus mengolah-ngolah apapun yang ia bisa, untuk membayar cicilan bank tersebut. Saat zahra dan amira kelas tiga SMP kondisi mereka lagi-lagi kembali berada di ujung tanduk.

Anak-anak lisa mendadak sakit secara bersamaan. Lisa kesana kemari mengobati anak-anaknya. Uang yang ada di tangannya pun semakin lama semakin menipis, sementara ada cicilan yang harus ia fikirkan.

Sebelum anak-anaknya sakit, ada seorang laki-laki yang tak lain adalah adik tetangga lisa yang berada di belakang rumahnya. Ia menyukai lisa hingga beberapa kali ia belanja ke kedai, mencoba menunjukan rasa sukanya.

Dari perkataan dan tindakan nya semakin terasa menjadi-jadi. Ia mulai berani memegang tangan lisa, saat lisa menggambil uang atau memberikan uang kembalian nya.

Hingga suatu hari yuda menyatakan perasaannya yang ingin mempersunting lisa menjadi istri nya.

" Lisa kamu mau menikah dengan saya? " tanya yuda dengan serius.

" Maaf bang yuda, saya tidak mikir kesana. Saya hanya ingin membesarkan anak-anak saya." ucap lisa menyatakan apa yang dia fikirkan.

Rupanya yuda murka, ia tak menerima kata penolakan dalam kamus nya.

" Dasar perempuan sombong, gak tau diri. Syukur saya mau sama kamu yang udah janda ini. Liat aja saya akan buat perhitungan sama kamu." ucap yuda dengan raut wajah penuh amarah.

" Silahkan anda pergi dari sini " lisa tak kalah menunjukkan amarah nya kepada yuda.

Yuda menendang pintu kedai lisa lalu pergi dengan emosi yang membludak. Lisa langsung menangis, rasanya sangat sakit di perlakukan seperti ini.

Begini ternyata resiko sebagai seorang janda, sungguh tidaklah mudah. Tidak ada perlindungan bagi wanita berstatus janda dimata lelaki-lelaki hidung belang.

Malam nya badan anak-anak lisa terasa menjadi sangat panas. Zahra dan amira menangis merasakan panas di tubuhnya. Tidak tanggung-tanggung, anak-anak lisa sakit hingga sebulan lama nya.

Sudah bisa di bayangkan, bagaimana pengeluaran ketika anak sakit hingga sebulan lamanya. Sementara lisa tidak bisa kemana pun mencari uang tambahan untuk kebutuhan mereka.

Ia lihat anak-anaknya sudah tidur, dadanya benar-benar sesak menahan semua beban yang ada. Lisa menangis duduk menyudut di tempat tidurnya.

" Mas, lihat lah anak-anak kita sakit sudah sebulan. Aku gak kuat mas terus-terusan begini." tangis lisa terdengar pilu hingga membuatnya tidur dengan air mata yang masih mengalir.

Dalam mimpi lisa ia melihat ada ular besar, ia berteriak ketakutan meminta tolong. Namun saat itu ia melihat mas ilham datang dan langsung menggenggam kuat kepala ular itu.

" ini ma ular yang udah jadi biang masalah kalian." Saat itu ilham langsung mengambil alat pemotong kayu dan langsung memotong kepala ular itu.

Ilham tersenyum, ia berpesan agar lisa harus menjadi wanita yang kuat demi anak-anaknya. Lalu pergi meninggalkan nya.

Lisa berteriak memanggil ilham, hingga ia terbangun sambil memanggil nama ilham. Nafas nya memburu dengan cepat, ia mengingat apa maksud dari mimpinya itu.

Namun tanpa di duga lisa, keesokan paginya ia melihat anak-anak nya pulih seolah tidak terjadi apapun pada mereka. Lisa memeluk zahra dan amira sambil menangis, ia begitu bersyukur anak-anaknya kembali sehat seperti semula.

" Terima kasih mas " batin lisa berucap sambil tersenyum saat melihat anak-anak nya kembali lahap makan.

Tak lama lisa mendengar keributan dari belakang rumah nya. Ternyata itu berasal dari rumah yuda, entah apa yang terjadi lisa tidak melihat ke belakang.

Namun saat tetangga sebelah rumah lisa kembali dari belakang, lisa bertanya ada apa di belakang ribut-ribut. Ternyata yuda muntah darah secara tiba-tiba lalu tak sadarkan diri, sehingga ia segera di bawa kerumah sakit.

Lisa begitu kaget mendengar perkataan tetangganya itu. Mendadak ia teringat saat ilham memotong ular itu.

" Apa jangan-jangan yang membuat anak-anak ku sakit adalah yuda? " ucap lisa dalam batin nya.

Namun ia segera menepis itu semua, mungkin itu hanya kebetulan saja.

...****************...

Lisa sudah tidak tau lagi ia harus berbuat apa, meminta-minta pada mereka yang memiliki hutang kepada lisa rasanya sangat mustahil. Karna setengah tahun lisa menagih-nagih kepada mereka, hasil nya nihil.

Alasan nya selalu nanti dan nanti hingga lisa sudah merasa putus asa, jangan lupakan tatapan kebencian mereka saat melihat lisa datang. Seolah dirinya adalah pengemis yang meminta kesana kemari.

Zahra dan Amira akan masuk Sekolah Menegah Atas. Lisa mencari cara agar anak-anaknya tetap bisa melanjutkan sekolahnya. Hingga keputusan terberat dalam hidup harus ia ambil demi menyekolahkan anak-anaknya

Ia memutuskan untuk menjual rumahnya, lalu melunasi semua hutang di bank dengan hasil penjualan rumah itu.

Lisa menggunakan uang itu untuk mendaftarkan anaknya sekolah dan sisanya ia pegang untuk mengurus paspor, tiket, permit, dan biaya hidup lisa disana juga biaya hidup anaknya di sini.

Ya Lisa memutuskan untuk pergi meninggalkan anak-anaknya merantau ke negri jiran demi menyekolahkan anak-anaknya. Sungguh lisa tidak tau harus memulai dari mana untuk berbicara kepada zahra dan amira.

Lisa tau ini pasti akan melukai hati anak-anaknya....

Terpopuler

Comments

Ina Fiz

Ina Fiz

Kok kisahnya sama ya mbak kyk yg di alami mamanya mbak 😊

2021-02-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!