Episode 6

Rumah masih ramai dengan tetangga yang sibuk membantu memasak dari kenduri hari ketiga hingga ketujuh. Hingga di hari kesepuluh kondisi rumah sudah benar-benar sunyi.

Rasa kehilangan yang beberapa hari masih bisa dibendung kini kembali menguasai hati dan pikiran mereka. Sambil menatap seluruh kedai yang selalu di duduki ilham, air mata lisa kembali menetes kala matanya melihat semua tulisan ilham di sana.

Lisa meghapus air matanya, mengajak zahra dan amira untuk pergi kerumah yang masih dalam proses pembangunan itu. Lisa ingin melihat apakah barang-barang yang sudah di beli, ada yang hilang atau tidak.

Matanya memandang rumah itu dengan pilu, didalam kepala lisa mulai memikirkan bagaimana ia akan membangun rumah ini. Sementara ia tidak lagi bisa berjualan sayur mayur karena ia tidak mungkin meninggalkan anak-anaknya.

Dan apabila ia memaksakan jualan kebutuhan dapur, resiko nya juga akan sangat berbahaya bagi dirinya yang seorang wanita. Karena harus keluar rumah sekitar pukul empat pagi untuk belanja sayur mayur tersebut.

"ma, hari itu ayah nyuruh kami ngumpulin ini" ucap amira sambil menunjuk ke arah goni yang di tutupin seng.

" apa ini " ucap lisa mulai menggeser seng itu dan melihat dua buah goni yang satu penuh dan yang satunya hanya sedikit.

"kata ayah batu itu untuk rumah ayah" ucap zahra ikut menjelaskan.

Lisa cepat-cepat membuka goni itu dengan jantung yang mulai berdebar. Ia mulai menerka-nerka tentang batu itu. Tangan nya gemetar saat melihat batu putih yang telah di kumpulkan zahra dan amira.

Air matanya kembali menetes, ia sangat merasa ilham tidak ingin membuat nya kesusahan. Andai saja ia masih di berikan waktu pasti mas ilham akan menyiapkan rumah ini terlebih dahulu baru ia pergi meninggalkannya dan anak-anaknya.

Entah kenapa rasa optimis yang tadinya hilang mendadak muncul kembali.

" mas aku janji akan bangun rumah ini untuk anak-anak kita, walau pun mungkin rumah ini tidak akan sesuai dengan impian kamu." ucap lisa sambil memandangi bahan-bahan untuk membangun rumah itu.

Mereka pulang, lisa segera menyuruh tukang untuk melanjutkan proses pembangunan dengan bahan-bahan yang ada. Lisa juga menyuruh tukang untuk mempercantik makam ilham.

Lisa memesan salah satu merek keramik kesukaan ilham, yang dulu selalu ia katakan bahwa keramik itu akan ia buat di rumah nya nanti. Kini Lisa membuatnya di makam ilham sebagai tanda cintanya kepada sang suami.

Hari-hari lisa disibukan dengan kerja keras untuk membangun rumah dan menyekolahkan anak-anaknya. Ia benar-benar sudah menjadi wanita tangguh demi anak-anak nya.

Namun tepat setengah tahun kepergian ilham, ketika pagi-pagi lisa membuka pintu kedai, ia melihat air yang di siram di pintu kedainya. Entah air apa itu lisa tidak berprasangka buruk saat itu.

Ketika magrib akan menjelang, tiba-tiba tubuh lisa mendadak menjadi demam dan merasa sangat sakit. Ia menutup kedainya lebih awal dan memutuskan untuk beristirahat.

Lisa sudah sakit selama empat hari, walau ia sudah berobat ke klinik terdekat namun tidak ada perubahan pada kondisi lisa. Zahra dan amira mengurus diri mereka sendiri. Zahra mulai pintar memasak, ia menyiapkan masakannya untuk lisa dan amira.

Kedai mulai tutup berhari-hari membuat pemasukan lisa semakin menipis. Ia mencoba membuka kedai dan menyuruh zahra dan amira menjaga kedai itu. Namun sangat sunyi sekali tidak seperti biasanya.

"Beli " ucap seorang kakek tua.

"iya kek, beli apa? " ucap zahra sambil menatap kakek itu dengan ramah.

" loh kenapa kalian yang jualan? " ucap kakek itu terkejut saat melihat kami yang menjaga kedai.

"iya kek, mama sakit sudah beberapa hari" ucap zahra dengan raut wajah sedih.

" Pantes beberapa hari kakek lewat, kedai kalian selalu tutup." ucap kakek itu dengan raut wajah iba.

"ya udah nak, kakek beli mie nya ya." ucap kakek itu sambil mengambil beberapa bungkus mie.

Setelah membayar tiba-tiba saja langkah kakek itu terhenti di depan pintu kedai. Ia tiba-tiba saja mengucap astaqfirullah. Kakek itu berbalik menanyakan apakah kami memiliki sapu lidi tangan.

Zahra dan amira langsung mengangguk cepat.

" Ambil sekarang nak " ucap kakek tua itu kepada zahra dan amira.

Amira langsung ke kamar mengambil sapu lidi untuk membersihkan tempat tidur dan memberikan nya kepada kakek itu. Kakek itu langsung membaca beberapa ayat yang sedikit-sedikit mereka ketahui.

Lalu memukul-mukulkan sapu lidi itu ke pintu kedai. Setelah selesai dan mengucapkan alhamdulillah kakek itu meminta segelas air putih, ia kembali membaca beberapa ayat di air putih itu lalu memberikan nya kepada zahra.

" ini suruh mama kalian minum air ini ya nak" ucap kakek itu kepada zahra dan amira.

Kakek itu pergi, zahra dan amira masuk kedalam melihat mama mereka tertidur dengan suhu tubuh yang cukup tinggi.

" ma, bangun ma minum ini dulu." ucap zahra membangunkan pelan mama nya.

Lisa mulai membuka matanya, ia menurut saja karena sedari tadi dia memang belum minum.

Zahra dan amira memutuskan untuk diam tanpa memberi tahu yang terjadi, karena mereka cukup yakin kakek tua itu adalah orang baik.

Dan benar saja ketika sore hari nya lisa mulai merasakan panas nya turun. Zahra dan amira sangat senang melihat perubahan suhu tubuh mama nya itu. Amira jaga kedai sementara zahra memasak air hangat untuk mama nya mandi.

Lisa terlihat segar setelah mandi namun anak-anaknya terus menyuruh nya untuk istirahat saja dulu sampai benar-benar membaik. Semakin malam Lisa merasakan tubuh nya semakin pulih, ia pun membantu anak-anaknya menutup kedai mereka.

Keesokan pagi nya seperti biasa pagi-pagi lisa sudah membuka kedai, sementara zahra dan amira bersiap-siap sekolah. Mereka sekolah dengan perasaan lega karena mama nya sudah benar-benar sehat seperti biasanya.

Lisa mulai bertanya-tanya kenapa sekarang kedai nya menjadi sangat sunyi tidak seperti biasanya. Namun lisa berfikir mungkin karena dirinya sakit dan sempat menutup kedai. Jadi pelanggan nya pindah belanja ke kedai lain yang baru buka, tak lama setelah suaminya meninggal.

Seperti biasa lisa menyiapkan makan siang untuk anak-anak nya ketika pulang sekolah. Tak lama kemudian zahra dan amira pulang kerumah dan langsung melahap masakan mamanya dengan senang.

Karena sudah seminggu mereka tidak merasakan masakan sang mama. Saat makan zahra dan amira kembali mengingat kakek tua yang semalam memberikan air putih untuk mamanya.

" Ma, semalam ada kakek-kakek datang kerumah belanja, cuma saat mau pulang kakek itu minta sapu lidi dan segelas air putih. Kata kakek itu air putih nya untuk mama minum biar sehat." ucap zahra menjelaskan tentang kakek tua kemarin.

" jadi air putih yang kalian kasih itu atas suruhan kakek itu?" ucap lisa menyelidik

" iya ma" ucap zahra dan amira secara bersamaan.

Lisa mulai bertanya-tanya dalam hatinya, siapa kakek tua yang membantu nya. Ia mengucapkan syukur kepada Yang Maha Kuasa, bahwa akan ada orang jahat tapi orang baik akan selalu hadir di waktu yang tepat.

Terpopuler

Comments

Siti Aminah

Siti Aminah

Alhamdulillah orang baik di bls dgn kebaikan ibu lisa tetap kuat ya

2021-01-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!