Episode 7

Lisa duduk sendiri sambil menulis-nulis barang yang akan di belanjakan esok pagi. Tiba-tiba kakek tua itu datang kembali belanja ke kedai milik lisa.

" Nak, beli telur nya tiga butir." ucap kakek itu mengaget kan lisa.

" iya pak " lisa segera bangkit dari duduk nya.

Namun fikiran lisa mulai teringat akan kakek-kakek yang diceritakan anak nya. Apa mungkin kakek ini adalah kakek yang memberikan nya air putih? pertanyaan itu muncul di kepala lisa.

Namun lisa tidak berani bertanya, takut salah orang. Sementara kakek itu hanya diam memperhatikan gerak-gerik lisa.

" ini pak telur nya." ucap lisa tersenyum ramah.

Kakek tua itu mengeluarkan uang pas untuk tiga butir telur tersebut. Lalu ia mulai memecah keheningan di kedai itu.

" udah sembuh nak? " tanya kakek itu menatap lisa dengan ekspresi sedikit tersenyum.

" Alhamdulillah sudah pak " ucap lisa tersenyum sumringah karna ternyata benar bahwa kakek ini yang menolongnya.

" Apa bapak yang memberikan air putih itu?" tanya lisa kembali memastikan.

" iya " ucap kakek itu sambil melihat ke arah ke seluruh penjuru kedai itu.

" Alhamdulillah, terima kasih banyak ya pak " ucap lisa benar-benar lega karna sudah bisa mengucapkan rasa terima kasihnya.

" kalau boleh tau, bapak tinggal dimana? " tanya lisa ingin tahu.

" Saya yang jaga tambak di belakang nak. Dulu semasa hidup mendiang ilham, beliau selalu ngantar barang keperluan kami. Jadi saya tidak kemana-mana karena semua yang kami butuhkan sudah di pasok oleh Almarhum." ucap kakek itu menjeda omongan nya.

Namun hati lisa kembali merasakan renyuh di sana, kala mendengar nama suami nya di sebut. Terlebih fikiran nya kembali membayangkan kegiatan ilham yang sering membawa barang-barang ke beberapa tambak milik teman-teman nya.

" Saya sering jumpa dengan almarhum, berbicara banyak hal. Entah kenapa mendekati hari ia berpulang, ia bercerita tentang istrinya.

Dia mengatakan bahwa iya memiliki istri yang sangat cantik dan sangat pintar mengurus dirinya dan anak-anak.

Cuma dia terlalu polos, terkadang aku khawatir gimana kalau nanti aku udah gak ada dia di jahatin orang? " ucap ilham dengan raut wajah cemas.

" akh ada-ada aja omongan kamu ham, gak boleh ngomong gitu" ucap kakek itu kepada ilham.

" iya pak mana tau saya pergi, bapak liat-liat kan istri dan anak saya ya " ucap ilham sambil menunduk.

Kakek itu tidak lagi membatah ia sudah cukup paham maksud omongan ilham.

Lisa seolah tak percaya, bahwa suami nya benar-benar seolah sudah memprediksi apa-apa yang akan terjadi setelah kepergiannya. Air matanya lagi-lagi menetes membuat kakek itu ikut berkaca-kaca mengingat kebaikan-kebaikan ilham semasa hidup.

" kamu tau nak, kemaren ada yang siram air ke kedai kamu ini. Supaya kalau kamu melangkah melewati air itu, kamu akan sakit dan gak bisa buka kedai lagi." ucap kakek itu melihat kepintu kedai.

" kenapa dia buat begitu sama saya pak? " ucap lisa yang benar-benar tak mengerti.

" mereka sebenarnya dari dulu iri liat kalian sukses sampai bisa beli tanah, namun ketika ilham ada mereka tidak berani berbuat demikian. Sekarang melihat kamu masih bisa bangun rumah sendirian dari hasil kedai ini, membuat iri mereka menjadi-jadi.

jadi mereka ingin kamu sakit sehingga tidak bisa jualan lagi." ucap kakek itu menjelaskan penyebab lisa sakit beberapa hari yang lalu.

Astaqfirullah pak, apa salah saya sama mereka. Rezeki sudah diatur, saya juga gak pernah ngusik-ngusik hidup orang." ucap lisa dengan raut wajah tak percaya akan kenyataan yang harus ia hadapi.

" Iri dan tidak punya rasa syukur itulah yang membuat manusia hidup bersejajar dengan setan. Yang penting kamu dan anak-anak banyakin ibadah nak, karna mereka tak akan berhenti sampai lihat kamu hancur." ucap kakek itu kepada lisa.

Lisa diam meresapi omongan kakek itu. Andai kamu masih ada disini mas, pasti semua tak akan jadi seperti ini. Kita akan hidup bahagia melihat anak-anak kita tumbuh dan membesar.

" saya sarankan sapu lidi di bawa masuk kedalam, sebelum melangkah sapu dulu baru melangkah. Insya Allah itu akan membantu, kalau ada yang nabur-nabur apapun di rumah ini. " ucap kakek itu sambil menatap lisa.

" Terima kasih pak udah bantu lisa sama anak-anak" ucap lisa tersenyum kepada kakek tua dihadapan nya.

" Sama-sama nak, saya hanya menjalankan amanah dari almarhum." ucap kakek itu kepada lisa.

Tak lama kakek itu kembali dan mengayuh sepeda nya ke arah tambak. Sementara lisa duduk termenung menatap kedai nya, yang menjadi sumber kehidupan nya.

Evi datang menemani lisa yang terlihat duduk sendirian di depan rumah nya. Evi menjadi tempat lisa berkeluh kesah akan apa yang ia rasakan dalam hidupnya, begitu pun sebaliknya.

Terpopuler

Comments

Siti Aminah

Siti Aminah

dari awal sampai skrg bikin mewek semangat thor

2021-01-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!