Tomi menurunkan Kimmy di depan kampus
"Dek, nanti supir angkutan demo. Jadi gak akan ada angkutan umum atau sejenisnya. Lu bareng naik mobil Renata kan?"
Tanya Tomi sambil menerima helm yang dilepas Kimmy.
Kimmy terkejut mendengar kalimat tersebut.
Mampus nanti gue ke pasar naik apa?
Gumam Kimmy.
"Kalo gak, telepon gue aja. Entar gue anterin."
Tomi berpesan.
"Enggak Kak, nanti gue nebeng Renata."
Ucap Kimmy berbohong. Mana mungkin ia diantar Tomi menemui Dave. Lagi juga pasti tukang ojek banyak kok. Yang demo kan cuma angkutan umum. Pikirnya.
Tomi yang merasa tak ada masalah menyetujuinya.
Perkuliahan berlangsung seperti biasa. Sebagian mahasiswa dengan seksama memperhatikan materi yang diberikan Dosen, sebagian lagi sibuk sendiri, seperti Renata tengah asik memanjakan matanya, melihat pujaan hati di layar ponsel.
Kadang Kimmy juga bertanya mengapa ia bisa masuk ke perguruan negeri yang seleksinya seketat ini. Jawabannya hanya satu "Om gue kan bagian keuangan di kampus ini."
Bahkan di kampus yang slogannya Menciptakan pemimpin bangsa yang jujur ini masih ada sistem orang dalam.
Dave dan Kimmy menghabiskan sisa istirahat mereka di pos bahagia. Kimmy yang menyematkan nama itu disana. Karena kebiasaan Dave yang peduli dan saling berbagi.
Kimmy tersenyum sambil mengulum lolipopnya memperhatikan Dave yang berbagi keceriaan dengan anak-anak ini, tak seperti jika di dalam kelas atau berdua dengannya. Sikapnya jauh berbeda.
Dave yang sudah malas mencegah Kimmy mengikutinya juga tak peduli lagi dengan keberadaan wanita ini. Toh dia hanya duduk diam, kadang mengobrol dengan anak-anak perempuan.
Ada satu yang menarik perhatian Kimmy seorang anak perempuan sedang membaca garis tangan temannya yang lain. Kimmy menghampirinya dan berjongkok melihat anak tersebut membaca ramalannya.
"Kamu belajar darimana?"
Tanya Kimmy pada anak berusia tiga belas tahun tersebut.
"Dari nenek. Semasa hidupnya nenek ku dulu peramal terkenal di kampung ini, Kak."
Jawab perempuan yang diketahui bernama Devi.
Devi menarik tangan kanan Kimmy dan mulai membaca telapaknya.
"Kak Kim, hidupnya bahagia ya dari kecil?"
Tanya Devi yang mencoba menyamakan apa yang ia baca dengan keterangan Kimmy.
"Iyaa.."
Kimmy mengangguk sambil tersenyum sumringah. Apalagi yang membuatnya tak bahagia? Kedua Kakaknya selalu menjadi yang terbaik untuknya.
"Kakak akan sukses nih karirnya sesuai yang Kakak mau."
Devi melanjutkan ramalannya. Kimmy antusias.
"Jodoh Kak Kim, orang yang Kakak suka loh. Tapi.."
Ucap Devi terbata. Kimmy baru saja senang akan berjodoh dengan orang yang ia suka, tapi melihat raut wajah Devi, ia sedikit mulai cemas.
"Tapi masih lama Kak berjodohnya, karena rumit hubungannya."
Lanjut Devi yang membuat Kimmy seperti tersambar petir.
Dave mengajaknya kembali ke kampus, sepanjang jalan Kimmy hanya terdiam memperhatikan garis tangannya.
"Cuma ramalan gak usah diambil pusing."
Ucap Dave seolah tau Kimmy sedang memikirkan apa.
Kimmy bukan mencemaskan kerumitannya bersatu dengan orang yang akan berjodoh dengannya. Ia justru cemas pada kedua Kakaknya. Semakin lama Kimmy menikah, semakin tua juga kedua Kakaknya mencapai kebahagiaan mereka.
Ia mengirim pesan kepada kedua Kakaknya. Meminta mereka segera mencari pasangan hidup. Ia berjanji akan menjaga diri sendiri sebaik-baiknya.
Tomi menanggapi pesan tersebut dengan tertawa.
"Kena setrum dimana nih si Kimmy siang bolong nyuruh gue nyari pacar."
Sedang Marcel pikirannya berkecamuk. Apakah ini tanda dari Tuhan agar saya menyatakan perasaan yang sebenarnya pada Gea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments