Kimmy mengurungkan niatnya untuk membuntuti pria misterius tersebut.
Jalan aja sakit, mau buntutin orang. Lagian juga nyebelin gitu. Males ah.
Gumam Kimmy dalam hati dan segera keluar kelas.
Ia menunggu angkutan umum sebagai tumpangannya pulang. Dave sudah menyalakan motornya saat Renata mendatangi Kimmy.
"Tomi mana?"
Tanya Renata yang sudah menggandrungi orang yang tengah ia cari.
"Ada mata kuliah tambahan."
Jawab Kimmy masih meringis kesakitan.
"Sakit banget?"
Tanya Renata khawatir.
"Udah enggak."
Jawab Kimmy sambil memberhentikan angkutan umum yang mengarah ke rumahnya.
"Gue duluan ya Re."
Ucapnya melambaikan tangan kearah Renata.
Renata membalas lambaian tangan Kimmy.
Dave sedang bertengkar dengan dirinya sendiri. Menyesali apa yang ia perbuat. Tadinya berniat mengantar Kimmy pulang sebagai permohonan maaf, namun Renata terlebih dahulu datang.
Kimmy mengusap tulang ekornya dengan minyak gosok sekedar memberi sensasi hangat.
Selang dua jam Tomi pulang dan menginterogasi sang adik
"Bau nenek-nenek lu. Pake apaan?"
Tanya Tomi.
"Ini.."
Kimmy menunjuk sebuah botol minyak urut.
"Sakit? masuk angin?"
Tomi panik.
"Enggak, cuma abis jatoh tadi pantat gue sakit kak."
Jawab Kimmy sedikit berbohong. Ia tak menceritakan kejadian sesungguhnya.
"Gue panggilin tukang urut ya…?"
Tanya Tomi yang takut adiknya mengalami masalah serius.
"Gak usah. Gue lagi belajar. Kalo diurut jadinya ngantuk."
Tolak Kimmy.
"Ya udah. Ntar sore gue jalan lagi ya ada kerjaan. Kalo ada apa-apa telepon aja."
Tutur Tomi masih khawatir berlebihan dengan adiknya.
"Iya.. udah sana. Gue lagi belajar."
Usir Kimmy tak mau lebih lama membiarkan Tomi melihatnya kesakitan.
Tapi bukan Tomi jika meninggalkan adiknya tanpa persiapan. Disuapi dulu sang adik sebelum ia berangkat mencari uang.
Yang disuapinya, tentu saja hanya berkutat dengan buku-buku tak menghiraukan yang disampingnya.
"Dek, gue boleh minta nomer Renata?"
Tanyanya membuat Kimmy berhenti mengunyah dan menelan makanan bulat-bulat hingga sedikit kesusahan.
"Lu suka?"
Tanya Kimmy heran. Sejak kapan kakaknya meminta nomer fansnya.
Ia langsung mengambil ponselnya dan mengirim kontak Renata kepada Tomi.
Lalu Tomi segera bergegas menuju cafe tempatnya mencari uang dengan cara menghibur pengunjung yang hendak makan.
Sebelumnya ia sudah meminta Renata datang menemuinya. Tentu saja Renata datang dengan senang hati.
"Ya Tuhan, udah ganteng, suaranya bagus, mimpi apa gue ada cowok kaya gini ngajak ketemuan?"
Gumam Renata yang berdiri mematung di pintu cafe.
Tomi melambaikan tangannya memberi kode agar Renata masuk dan duduk di kursi yang sudah ia pesan.
Tiga puluh menit kemudian ia mengambil istirahat dan memesan dua minuman untuknya dan Renata.
"Sori ngerepotin. Gue cuma pengen tau, adek gue kenapa?"
Tanya Tomi langsung tanpa basa-basi.
Ia sudah mencium gelagat yang aneh saat Kimmy bilang jatuh ,lalu terus-terusan mengelus bagian bokongnya secara tak sadar saat disuapi oleh Tomi.
Seingatnya sesakit apapun adiknya akan menangis jika itu kelalaiannya sendiri. Tapi jika disakiti orang lain maka Kimmy akan terlihat tenang menutupinya dari Tomi.
"Emm, jatoh di dorong Dave."
Jawab Renata jujur.
"Dimana gue bisa temuin dia?"
Tanya Tomi terbawa emosi.
"Di sasana tinju."
Jawab Renata yang tahu kegiatan Dave dari isu teman-teman sekelasnya dulu.
Tomi izin meninggalkan pekerjaannya. Ia berlalu bersama Renata. Wanita yang diboncengi tak menghilangkan kesempatan. Dipeluknya Tomi dengan kencang. Tomi yang terbakar amarah tak sadar dengan pelukan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Ftl03
like 8
2021-02-12
0