Kenny tenggelam dalam ingatannya, kejadian tadi sungguh membuatnya malu. Tapi perempuan itu, siapa dia memangnya, berani mengatakan dirinya bodoh. Jelas-jelas orang kepercayaan Dosen yang dihina seperti itu.
Mungkin saya harus minta maaf.
Ucap Kenny dalam hati.
Kimmy masuk ke dalam gerbang setelah es krim miliknya habis. Dave berada dibelakangnya.
"Kimberly, saya mau bicara sebentar bisa?"
Kenny menunggunya di pintu gerbang universitas.
Kimmy menghentikan langkahnya begitu juga Dave,
"Ada apa?"
Tanya Kimmy dengan wajah yang diangkat bak menantang.
"Ehm..Saya minta maaf soal tadi. Ehm."
Kenny meminta maaf sambil berdehem berkali-kali, membuatnya terlihat tak tulus.
"Ok."
Jawab Kimmy kemudian berjalan lagi meninggalkannya.
Dave menggeleng sambil tersenyum melihat tingkah Kimmy yang seenaknya. Sedangkan Kenny merasa kesal diperlakukan seperti itu.
Sombong! Saya akan membuat kamu mengemis membutuhkan bantuan saya!
Ujar Kenny dalam hati.
Kelas dimulai, Kenny lagi-lagi mengisi materi yang harusnya diberikan Prof. Ridwan. Kali ini bukan karena yang bersangkutan belum hadir. Tapi Kenny yang meminta pada Prof. Ridwan untuk kembali mengajar di kelas Kimmy. Dan disetujui pastinya.
Semua mahasiswa perempuan begitu bersemangat. Mereka memuja pria yang dipercaya Dosen ini. Tampangnya pun tak seculun asisten Dosen pada umumnya. Ia terlihat stylish dengan tampilan yang santai dan kekinian. Hanya Renata dan Kimmy yang tak tertarik sama sekali.
"Selamat siang, saya akan meminta salah satu mahasiswa di tempat ini menjelaskan ulang mengenai materi tadi pagi yang saya berikan, sekaligus rumusnya."
Ucapnya sambil tersenyum licik, diotaknya bertengger nama Kimberly. Ia hanya ingin balik mempermalukannya.
"Saya liat absensi hadir dan saya pilih acak ya."
Kenny melanjutkan niatnya.
"Kimberly."
Kenny menyebut nama yang memang tanpa melihat absen sudah jelas tetap akan menunjuk perempuan yang telah mempermalukannya ini.
Ia mengira karena tadi tak mengikuti pelajaran sampai akhir, pasti Kimmy akan gugup dan tidak bisa. Disitulah bagian terbaik Kenny untuk sedikit membalas.
Kimmy maju kedepan. Tiga puluh menit ia menjelaskan secara spesifik bahkan hingga rumus matematika yang diberikan Kenny sudah diluar kepalanya.
Kenny tercengang. Ingin mempermalukan tapi malah dipermalukan.
Renata memberikan tepuk tangan pertama, membuat mahasiswa lainnya ikut memberi tepukan untuk Kimmy.
"Kim, kok lu pinter. Ajarin dong."
Teriak Renata dari kursinya.
Kimmy tak membanggakan dirinya, ia hanya tersenyum. Sedang Kenny masih tak percaya, dia mengerjai manusia yang level pintarnya mendekati dirinya.
"Terimakasih Kimberly."
Ucap Kenny menahan gengsi.
Kimmy kembali ke tempat duduknya meninggalkan sepasang mata yang tak berhenti melihatnya dari belakang.
Ken sadar woi. Lu kesel bukan kagum!
Alam bawah sadar Kenny mulai terbangun.
Waktu perkuliahan berakhir, ruangan kelas sudah hampir kosong, tinggal Kimmy yang merapikan tasnya. Ia sedikit memperlama kegiatannya, karena Tomi mengabarkan akan terlambat tiga puluh menit.
Kenny ikut memperlambat kegiatannya merapikan kertas-kertas latihan. Ia masih penasaran dengan Kimmy, sedikit-sedikit melirik ke arahnya.
Kimmy mengeluarkan lolipop dari tasnya dan menghisapnya lalu berjalan keluar kelas.
Ia tak menyapa Kenny, wajahnya diluruskan ke depan, ogah bertegur sapa dengan asisten dosen tersebut.
"Kimberly"
Kenny tak tahan dicueki, memanggil Kimmy yang hampir keluar pintu.
"Ya?"
Tanya Kimmy hanya sedikit memutar kepalanya.
"Kamu belajar sama siapa?"
Tanya Kenny bingung mau membuka percakapan macam apa. Ia ingin tahu sedikit tentang wanita ini.
"Sendiri."
Jawab Kimmy sambil meluruskan kepalanya kembali dan keluar pintu.
Awaaasss Kaaauuu yaaaaa! Belum ada perempuan yang mengabaikan ku seperti itu!
Kenny menggeram.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments