Mata kuliah pagi tengah berlangsung. Kimmy selalu menyimak dengan baik, begitu juga Dave. Renata menaik turunkan layar ponselnya. Melihat foto-foto Tomi yang ia ambil secara diam-diam.
"Hey kamu yang baju ungu, liatin apa?"
Tanya seorang asisten dosen yang sedang mengambil alih mengajar karena Dosen yang bersangkutan sedang berhalangan.
Renata tetap asik dengan kegiatannya, tak mendengar teguran Kenny. Nama asisten dosen yang masih berusia dua puluh tiga tahun tersebut.
"Ssttt..Ssstt"
Kimmy memberi kode pada Renata.
"Kenapa?"
Tanya Renata sambil melihat ke seluruh penjuru kelas, semua mata tertuju padanya.
Kenny mengayunkan tangannya meminta Renata maju dengan membawa ponselnya.
"Liatin apa sampe gak fokus?"
Tanya Kenny tegas.
"Ini Kak, liatin calon pacar saya."
Jawab Renata konyol.
Kenny mengambil ponsel milik Renata dan ikut melihat.
"Berandal kaya gini jadi calon pacar?"
Tanyanya pada Renata.
Kepala Kimmy mencoba menebak siapa yang mereka maksud. Renata melirik kearah Kimmy membuat keyakinan menguat, Kakaknya lah yang disebut sebagai berandal tadi.
Ia berjalan ke depan dan mengambil ponsel Renata yang masih di tangan Kenny, dilihat foto Tomi di layarnya.
"Tanpa mengurangi rasa hormat, jangan asal nilai orang lain cuma dari tampilan luarnya! Katanya kau orang pintar, ternyata jauh lebih bodoh daripada kami mahasiswa baru di tempat ini. "
Ucap Kimmy menghujat seniornya tanpa ampun lalu berjalan ke luar ruangan, tak sudi ikut mata kuliah pria angkuh tersebut.
Kenny seperti terhunus mata pedang yang tajam, belum ada satupun orang yang berani memandangnya rendah seperti itu. Biasanya dia menjadi dewa di mata mahasiswa lain.
Seluruh kelas terlihat syok dengan kejadian itu, tak terkecuali Dave. Ia seperti ingin memberikan standing applause jika ini adalah sebuah pertandingan.
"Kenapa dia marah?"
Tanya Kenny kebingungan.
"Yang Kak Kenny bilang berandal itu adalah Kakak dari Kimmy."
Jawab Renata sambil kembali menunjukkan foto Tomi.
Kimmy menghilang, ia menenangkan pikiran di tempat Dave biasa membagikan sedikit makanan ringan untuk anak-anak ditempat ini.
Ia mengatur perasaannya, mengingat petuah Marcel, jika bersedih atau marah carilah tempat yang membuatmu tenang.
Bagi Kimmy, saat ini disinilah tempat yang tepat. Melihat anak-anak tertawa nantinya karena mendapat hal yang mereka tunggu. Kimmy tak sempat membeli apapun, karena tadi emosi meluap tiba-tiba, ia keluar tanpa membawa dompet.
Kelas dibubarkan, Dave keluar membeli cemilan dan pergi menemui anak-anak seperti biasa.
Lalu dari kejauhan dilihatnya Kimmy sedang duduk sendiri. Ia mengurungkan niat untuk kesana, dilambaikannya tangan ke arah salah seorang anak yang melihat ke arahnya dan meletakkan telunjuk di depan bibirnya, memberi kode agar sang anak tak memberitahukan kedatangannya.
Dititipkannya sekantong cemilan untuk dibagikan, dan Dave kembali lagi ke minimarket membeli dua buah es krim cokelat.
Kimmy melihat anak-anak membagikan makanan secara rata. Ia berpikir mungkin karena ada dirinya, Snowman jadi sungkan hadir.
Sedang berpikir yang tidak-tidak, mulutnya disodorkan es krim cokelat kesukaannya oleh Dave.
"Katanya kalo marah, bahagianya ilang."
Dave menyindir Kimmy.
"Untuk apapun gue berusaha gak marah, asal gak nyenggol Kakak-Kakak gue."
Tutur Kimmy sambil menerima es krim dari tangan Dave.
Dave tersenyum, hatinya mulai sedikit menghangat. Ia jelas bangga dengan ucapan Kimmy tadi di kelas.
Pantas kau mau berteman denganku, ternyata kau berbeda. Tapi jika kau tau tentang masa laluku, apa masih mau berteman denganku?
Gumam Dave dalam hati. Ia tak mengetahui jika Kimmy sudah tau banyak hal tentangnya dari Renata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Endah Saraswati
masih suka sm ceritanya...semangat kk !!!
byk jempol mendarat 😊
Salam hangat dr " DIA " nya Saraswatie....
2021-02-13
0