Sepanjang perjalanan menuju kantor Jhonatan tak henti-hentinya tersenyum membuat David bergidik.
"Hadehh gue berasa satu mobil dengan orang ngga waras tau ngga." gerutu David yang langsung mendapat tatapan tajam dari Jhonatan.
Sedangkan di sisi lain Lea juga tengah tersenyum mengingat kejadian manis yang terjadi sedari kemarin bersama kekasihnya itu. tapi dia juga ragu tentang keputusannya mengingat Jhonatan adalah pengusaha ternama yang di kagumi banyak wanita. tapi dirinya mencoba meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja.
Jam menunjukkan pukul 09.00 WIB. Lea bergegas pergi menuju kampusnya dengan mengendarai mobil sport milik Jhonatan.
Sesampainya di kampus, tentu saja dirinya bukan lebih tepatnya mobilnya menjadi pusat perhatian. mereka bertanya-tanya siapa pemilik mobil ini. Ketika Lea keluar semua orang menatapnya dengan bingung karena selama kuliah disini dia tidak pernah mengendari mobil mewah limited edition itu. apalagi dengan tampilan apa adanya dirinya tentu menambah kesan bagi para kaum laki-laki.
"Wah wah wah ngga nyangka ya guys cewe biasa kaya dia bisa beli mobil mewah ini." kata Melly yang baru saja datang bersama temannya.
"Iya guys jangan-jangan dia menjual diri lagi uppss." kata Rinda teman Melly.
"Di bayar berapa Lo hah dengan tubuh yang jelek gini. dasar murahan. tampang aja sok polos eh taunya kelakuannya ngga lebih dari seorang jal***." maki Melly.
Sedangkan Lea hanya diam mendengarkan ocehan mereka.
" Udah selesai pidatonya tante? kalau begitu saya pamit undur diri." jawab Lea sembari berlalu meninggalkan Melly yang kini tengah mengepalkan tangannya.
Sesampainya di kelas Lea di sambut dengan pandangan mata para sahabatnya seolah dia tersangka.
"It's oke gue jelasin tenang aja." kata Lea mengerti apa yang di maksud sahabatnya itu.
"Itu mobil pacar gue." jawab Lea santai.
sedangkan sahabatnya itu melototkan matanya tidak percaya.
"APAAA.." teriak mereka kompak.
"Aduh duh telinga gue." ucap Lea menutup telinganya.
"Parah Lo Le pacaran ngga bilang-bilang sama kita." kata Bianca.
"Lo udah ngga menganggap kita sebagai sahabat bener-bener Lo ya." greget Dania.
"Sejak kapan kok kita ngga tau sih. lu sekarang udah maen rahasia-rahasiaan ya." kata Angel.
Lea yang mendengar pertanyaan dari sahabatnya itu pun mendadak pusing.
"STOPPP." kata Lea.
"Tarik nafas panjang, keluarkan. oke sekarang gue jelasin dari awal lu semua dengerin gue ya gue ngga mau ngulangin." lanjut Lea kemudian menceritakan semuanya pada sahabatnya itu.
"Whatttt... pak Jhonatan? anak pemilik kampus ini? wah gila lu berita hot kaya gini lu tutupin dari kita ih ih ih tak patott." kata Dania sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Bukan nutupin hanya saja belum gue ceritain. lagi gue baru banget jadinya jadi gue ngga salah dong." ucap Lea santai.
"Ihhh lu bener-bener yaaa. pokoknya Hari ini lu harus nraktik kita makan ya ngga gaes." kata Bianca heboh.
"Yoi." jawab mereka berdua.
Lea yang mendengar itupun hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Hehehe emm...gue lupa bawa uang. gue ngutang dulu deh ke lu besok gue kembaliin yah." ucap Lea cengengesan.
Sedangkan ketiga sahabatnya itu hanya melongo.
"Astagaaa ngiranya mau untung ehh malah buntung." kata Bianca sinis.
"Hehehe kan lu tau gimana gue. boleh yaa, janji deh besok gue ganti." kata Lea.
"Iya iya apasih yang ngga buat lu." ujar Bianca.
Merekapun menghentikan obrolannya ketika dosen yang mengajar masuk.
Di kantor Jhonatan sedang sibuk mengurusi acara ulang tahun perusahaan yang akan diadakan besok malam di hotel Grand Gold.
"Bagaimana persiapannya?" tanya Jhonatan pada David.
"Sudah beres semua bos tinggal menunggu hari besok saja." jawab David.
"Baiklah kalau begitu." ujar Jhonatan.
"Bos, lu mau bawa Alexa ke pesta itu?" tanya David.
"Maunya sih gitu tapi nanti gue omongin itu sama dia." Jawab Jhonatan.
David hanya ber oh saja.
Setelah pulang dari kampus Lea sengaja mampir ke toko kue langganannya karena kebetulan roti kesukaannya habis. tak jauh dari tempat itu dua orang paruh baya memperhatikan Lea yang keluar dari mobilnya.
"Pah, bukannya itu mobil putra kita. kenapa di pake sama cewe itu." tanya nyonya Karina pada suaminya.
"Nggak tau juga mah. coba kamu tanyain sama dia." jawab tuan Vernandesy
Kemudian nyonya Karina keluar dan menghampiri Lea yang tengah memilih roti.
"Boleh saya bicara sebentar." ucap nyonya Karina pada Lea.
"maaf Tante ada apa ya?" tanya Lea.
"orangnya sopan dan terlihat baik cocok jadi menantuku hehehe." kata Nyonya Karina dalam hati.
"Kenapa kamu bawa mobil anak saya? dimana anak saya?" tanya nyonya Karina.
"Maaf Tante tapi ini bukan mobil anak Tante. ini mobil teman saya." jawab Lea bingung.
"Teman kamu siapa namanya?" tanya nyonya Karina dengan tampang garang.
Lea yang melihat perubahan ekspresinya pun terlihat gugup.
"It itu Jhonatan." ucap Lea sambil menunduk.
"Iya Jhonatan, Jhonatan Vernandesy itu putra saya. dan kenapa mobilnya ada di kamu." kata Nyonya Karina.
Lea hanya menunduk takut.
"Hahaha yaampun, kenapa kamu takut sama Tante sih Tante ngga bakal makan kamu kali." ucap Nyonya Karina tertawa melihat ekspresi ketakutan Lea.
"Yasudah sini duduk dulu, Tante mau ngobrol sebentar." kata Nyonya Karina sambil menarik tangan Lea menuju bangku kosong di sampingnya.
"Ehemm se sebenarnya bukan seperti yang Tante kira. sa..." ujar Lea menunduk.
"Jadi udah berapa lama kamu dengan anak saya?" tanya nyonya Sintia dengan mengelus kepala Lea.
"Ehh...ma maksud Tante apa ya Lea ngga ngerti." jawab Lea bingung.
"Tante tau kalau kamu ada hubungan sama anak Tante. karena Tante tau sifat anak Tante gimana. jadi bisa kamu ceritain sama tante, anggap aja Tante sahabat kamu. sekarang Tante mau kamu panggil Tante mama, nggk boleh protes." ujar nyonya Karina dengan tersenyum.
"Sebenarnya..." ucap Lea kemudian menceritakan semuanya tanpa terlewati.
Nyonya Karina yang mendengar kelakuan putranya pun hanya menggeleng tak percaya.
"Dasar anak itu yaa." ucap nyonya Karina dengan geram.
"Ta tapi beneran tan eh maksudnya ma kita ngga ngapa-ngapain kok suer deh." kata Lea.
"Mau ngapa-ngapain juga ngga papa kali sayang biar mama cepat dapat cucu hehehe." ujar nyonya Karina berbinar.
"Eh." Lea bingung harus menjawab apa. ia pun hanya tersenyum canggung.
Tak lama seorang pria paruh baya menghampiri Meraka berdua yang tengah asyik berbincang.
"Katanya sebentar eh taunya sewindu. papa nungguin mama sampai pantat papa sakit tau ngga ma. pada ngobrolin apa sih asyik banget kayaknya." tanya tuan Vernandesy.
"Ih papa kepo banget sih ini urusan perempuan tau." jawab nyonya Karina.
"Siang om." sapa Lea pa tuan Vernandesy.
"Pah ini kenalin calon mantu kita hehehe cantik kan." ucap nyonya Karina semangat. sedangkan tuan Vernandesy hanya tersenyum meminta penjelasan kepada istrinya.
"Udah pa nanti mama ceritain di dalam mobil aja. sekarang kita pulang. sayang mama pulang duluan yang soalnya masih ada urusan. kamu hati-hati pulangnya." kata Nyonya Karina tersenyum dan mendapat anggukan dari Lea. Tuan Vernandesy yang mendengar kata-kata istrinya pun tak percaya, segitu senangkah di dengan wanita ini, pikirnya.
"Iya ma. mama juga hati-hati. kalau gitu Lea permisi du om ma." Ucap Lea menyalami mereka berdua dan pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments