Pagi ini seperti biasa Lea bangun lebih awal karena akan melakukan kegiatan rutin pada hari libur yaitu lari pagi.
Tak jauh dari tempatnya berlari dia melihat Jhonatan yang juga sedang melakukan kegiatan tersebut akan menghampirinya.
"Pagi tuan putri." sapa Jhonatan.
"Ihh apaan sih kamu pagi-pagi udah gombal aja. nggak mempan tau huh." ucap lea mengalihkan pandangannya ke samping.
"Aduhh pakai malu lagi." goda Jhonatan mencolek dagu Lea.
"Kamu ingat kan acara nanti malam." lanjut Jhonatan.
"Iya aku ingat kok. tapi jujur deh aku malu tau ikut acara begituan. apalagi yang datang tamu-tamu penting." ujar Lea.
"Nggak papa kan kamu sama aku perginya. jadi ngga bakalan ada yang berani sama kamu. percaya deh." kata Jhonatan meyakinkan.
"Iyaa iya aku percaya tapi jemput yah." ucap Lea.
"Siapp deh. Kamu bawa handphone ngga yang?" tanya Jhonatan.
"Engga. ngapain juga pake bawa handphone kan larinya Deket dari rumah." jawab Lea.
"Oh gitu ya. tadinya sih mau minta nomor kamu hehehe, kan ngga lucu sepasang kekasih ngga saling tukar nomor hehehe." ujar Jhonatan.
"Emm aku juga ngga ingat nomorku hehehe." ucap Lea menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Hadehh masa sama nomor sendiri kamu lupa sih. yaudeh deh nanti abis lari aku mau mampir ke rumah ya." kata Jhonatan menaik turunkan alisnya ke arah Lea.
"Ehh. mau ngapain?" tanya Lea heran.
"Katanya kamu ngga inget sama nomor kamu." jawab Jhonatan.
"Iya juga sih yaudah deh boleh ntar aku masakin buat kamu sekalian hehehe." kata Lea.
"Duhh calon istri idaman." goda Jhonatan yang sukses membuat pipi Lea merona.
"Ih kamu mah." ucap Lea memukul bahu Jhonatan.
Lagi-lagi ada sepasang mata yang sedang memperhatikan mereka dengan tatapan tajam.
Mereka terus berlari mengelilingi taman sampai matahari hampir naik. begitu sudah merasa kelelahan mereka istirahat sebentar dan pulang.
Sesampainya di rumah.
"Kamu duduk dulu aja atau mau langsung bersih-bersih." kata Lea.
"Emm aku bersih-bersih dulu deh gerah soalnya." ucap Jhonatan.
"Yaudah aku juga mau bersih-bersih dulu ntar aku siapin pakaian ganti kamu. yah walaupun pakaian kakak aku sih hehehe." kata Lea cengengesan.
"Huh yasudah sana pergi hus hus." usir Jhonatan.
Sesudah membersihkan diri Lea langsung menuju dapur untuk membuat sarapan.
Seperti biasa Jhonatan yang baru seleaa langsung mendekati Lea dan memeluk dari belakang.
"Kamu tau ngga mas perbedaan kamu sama jailangkung." Tanya Lea.
"Sama-sama datang tak di undang pulang tak di jemput. suka banget ngagetin aku." lanjut Lea dengan kesal.
"Dah sana duduk jangan gangguin aku ya kamu." ancam Lea dengan menunjuk Jhonatan menggunakan sendok.
Jhonatan yang takut akan di marahi pun segera duduk dengan patuh.
Setelah 20 menit pun akhirnya makananpun jadi.
"Makan yang banyak dan langsung pulang jangan keluyuran kemana-mana." kata Lea dengan tegas.
sedangkan Jhonatan hanya mengangguk patuh seperti seorang anak yang sedang di marahi orang tuanya.
"Uhhh makanan kamu emang ngga ada duanya." ucap Jhonatan dengan mulut yang masih mengunyah makanan.
"Iya dong siapa dulu." ucap Lea dengan sombong.
"Sayang. nanti kamu mau perawatan atau apa gitu sebelum berangkat ke acara." tanya Jhonatan.
"Kayaknya engga deh mas. aku ngga biasa perawatan jadi ya gini aja hehe ngga papa kan. kalau kamu malu bawa aku juga nggak masalah hehehe." jawab Lea dengan kekehan kecil.
Memang dia tidak terlalu suka dengan acara seperti itu apalagi orang-orangnya adalah penjilat semuanya.
"Ehh ngga gitu sayang. kan aku tanya sama kamu. kalau kamu mau aku yang antar gitu." kata Jhonatan.
"Iya iya aku ngerti kok." ucap Lea sembari membereskan piring dan mengecup singkat pipi Jhonatan kemudian pergi.
Jhonatan sendiri pun masih Diam mematung dengan perlakuan Lea yang tiba-tiba. tapi kesetika dia sadar dan tersenyum.
"Yaudah aku mau pulang duluan kamu hati-hati dirumah." pamit Jhonatan.
"Ih emangnya aku anak kecil apa." cebik Lea yang di beri kekehan oleh Jhonatan.
"Katanya mau pulang kenapa masih duduk disitu." tanya Lea heran.
"ini." jawab Jhonatan menujuk bibirnya.
"Hahh. emang bibir kamu kenapa." tanya Lea polos.
"Astaga aku mau ini." kesal Jhonatan dengan menunjuk bibirnya sendiri.
"Mak..." ucap Lea yang langsung di bungkam oleh mulut Jhonatan.
Lea yang kaget pun hampir tersedak ludahnya. tapi dengan cepat dia merespon permainan Jhonatan dan membalasnya dengan lembut.
Selang beberapa menit mereka menyudahi ciuman tersebut. kemudian Jhonatan mengecup kening Lea dengan sayang .
"Aku pulang dulu. baik-baik di rumah. jaga hati dan juga jaga diri oke." ucap Jhonatan
"Siap boskuu." kata Lea dengan memberikan hormat.
Jhonatan pun hanya tertawa kecil melihat tingkah kekasihnya itu.
"Oh iya sampai lupa. mana nomor kamu?" tanya Jhonatan.
"Eh iya hehehe bentar aku ambil handphone dulu." jawab Lea.
"Nih." kata Lea menyerahkan handphone nya.
"Udah aku save. nanti aku kabari kalau udah sampai rumah." ujar Jhonatan
"Oke." ucap Lea.
Sesampainya di rumah Jhonatan, dia langsung di sambut dengan ocehan mamanya.
"Dari mana kamu pagi-pagi sekali udah keluar rumah. dan apa ini, kamu juga ganti baju. kamu habis ngapain hah. jangan-jangan..." tanya Nyonya Karina dengan tatapan menyelidik.
"Nggak usah berprasangka buruk ma ngga baik buat umur mama yang sudah tua ini." jawab Jhonatan dengan nada malas.
"Kamu kalau bicara suka ngawur ya Jho ." ujar nyonya Karina dengan kesal.
"Makanya mama jangan berpikiran buruk dulu kalau belum tahu kejadiannya seperti apa. aku habis lari tadi terus kalau masalah ganti baju ini...a aku tadi jatuh. iya jatuh." kata Jhonatan dengan sedikit gugup.
"Ah sudahlah ngomong sama mama jadi bikin pusing." ujar Jhonatan melenggang pergi.
"Aisshh anak ini dasar anak sama ayah sama aja." gerutu nyonya Karina.
"Siapa yang kamu bilang sama?" tanya laki-laki yang sudah ada di belakangnya.
Seketika Nyonya Karina mematung dan membalikkan badannya ke asal suara itu.
"e ehh papa ya. kok disini sih. sejak kapan. papa ngagetin mama tau." tanya Nyonya Karina dengan salah tingkah.
"Sejak kamu ngomong ayah dan anak sama saja." jawab tuan Vernandesy dengan seringai.
Nyonya Karina yang melihat itupun menjadi gelapan.
"Eng enggak kok pah. papa salah denger kali, yakan BI inah." ucap Nyonya Karina dengan memanggil bi Inah yang sedang memasak di dapur.
"Ehh maaf nyonya ada apa ya." kata bi Inah yang bingung.
Kemudian nyonya Karina memberikan kode untuk mengiyakan ucapannya itu.
"Ah i iya tuan benar yang di bilang nyo Nyonya kok." ujar bi Inah sedikit gugup.
"Huh dasar wanita memang sama saja." gerutu tuan Vernandesy dengan meninggalkan nyonya Karina.
"Hufftt selamat." ucap Nyonya Karina mengelus dadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments