Sesampai di rumah raut muka suamiku sedikit berbeda, raut muka tertekan, binggung dan seperti ingin mengatakan sesuatu kepadaku tapi dia pendam sendiri, sepulang dari rumah mertuaku.
"Mas, kamu kenapa kok kayak binggung? Apa karena di rumah ibuk tadi? " Kataku sambil memegang pundaknya.
"Ooowwwwhhh, enggak apa apa. Sudah kamu tidur dulu. Aku masih belum mengantuk, aku mau menonton televisi dulu. Kamu istirahatlah."
Mas Akbar berjalan dan keluar dari kamar dengan membawa handponenya. Aku pun hanya bisa bertanya tanya dalam diri ku sendiri.
"Sebenarnya aku sangat penasaran apa ya yang mereka bicarakan sampai sampai suamiku seperti tertekan. Coba besok akan aku tanyakan ke ibuk. Aku akan telephone ibuk. Tapi kalau aku tanya, kira - kira ibuk akan marah tidak ya kepadaku? Sebab ibuk tidak menyukaiku." Kataku dalam hati sambil menarik nafas dan berbaring dengan posisi miring di tempat tidur.
Keesokan harinya, matahari bersinar menyinari sela sela rumahku.
Mas Akbar pergi berkerja. Aku selesai membersihkan rumah, langsung aku menelefone ibuk.
"Hallo buk. Assalamualaikum."
"Walaikumsalam. Kenapa Kia?"
"Sendang apa buk? "
"Gak usah bertele - tele kamu mau ngomong apa? Cepet? Ibuk enggak ada waktu!"
"Iya buk, aku hanya ingin bertanya kepada ibuk. Kemarin waktu di rumah ibuk mas Akbar kenapa ya buk? Raut muka mas Akbar kenapa jadi seperti memikirkan sesuatu ya buk? Dan dia enggak mau menceritakan tentang diskusi ibuk sama mas Akbar kemarin?"
"Maksud kamu apa! Kamu bertanya seperti itu kepadaku! Kamu nuduh ibuk kalau ibuk mempengaruhi Akbar sesuatu!"
"Bukan buk, bukan itu maksud Kia buk. Soalnya mas Akbar seperti tertekan. Mungkin kalau memang ada sesuatu masalah, Kia bisa membatunya untuk menyelesaikan masalah ibuk."
"Kamu mau bantu? Ha ha ha ha... Bisa apa kamu! Ngasih keturunan buat anakku saja kamu gak bisa, kok ini menawarkan diri. Ngaca kamu Kia."
"Tapi buk. Kia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi? Dan apa yang telah kalian bicarakan?"
"Sudahlah aku mau ke swalayan dulu. Pekerjaan ku masih banyak, enggak penting ngurusin kamu! Pagi - pagi sudah bikin aku emosi saja kamu!"
Tttttoooooottttt.... tttttooooottttt.... ttttttoooooottttt ....
Telephone langsung terputus. Lagi - lagi ibuk marah dengan ku dan menutup telephonenya. Apa yang aku lakukan selalu saja tidak pernah benar di mata ibuk mertuaku. Aku hanya bertanya saja, ibuk sudah marah kepadaku dan tidak mau menjelaskannya secara baik baik.
"Ya ampun. Ada apa sih ini sebenarnya?" Tanya ku sambil mengerutu sendirian.
Aku memang sudah terbiasa dibentak - bentak dan mendapatkan omongan kasar dari mertua ku. Sehingga aku sudah terbiasa juga dengan sikap mertuaku kepada ku. Memang aku selalu memendam kelakuan mertuaku itu. Aku tidak pernah menceritakan kepada siapapun maupun orang tua ku sendiri perihal sikap mertuaku itu. Setiap orang tuaku bertanya kondisi mertuaku, aku selalu menceritakan kebaikan mertuaku. Karena aku tidak ingin menjadi menantu yang durhaka ke pada mertuaku.
Biarkanlah alam ini yang menjadi saksi bisu kisah hidupku.
Setelah menelefone ibuk aku lanjut packing semua barang - barang yang sudah di pesan oleh konsumen atau pelangganku. Lanjut packing dan berjualan online. Waktu menunjukan jam istirahat suamiku. Biasanya suamiku pulang untuk makan siang di rumah bersamaku. Aku menyiapkan makanan dan menunggu suamiku pulang. Lima belas menit berlalu, tiga puluh menit berlalu, hingga aku menunggu kepulangan suamiku satu jam namun tidak kunjung datang.
"Hampir satu jam kok mas Akbar belum pulang, apa dia tidak pulang untuk makan siang ya. Tapi kalau dia tidak pulang pasti memberi kabar, biasanya menelefoneku. Kok ini enggak ya. coba aku telefone saja. Mungkin dia lagi sibuk." Kata ku dari dalam hati.
Saat aku menelfon suamiku di depan rumah sembari menunggu ke datanggan dia, nada telefonnya menyambung tapi tidak di angkat. aku telefone ke-2 kalinya lagi, namun tidak ada jawaban. Mungkin memang sedang sibuk dan dia tidak akan istirahat dirumah karena waktu sudah menunjukan pukul 13.00. Sedangkan jam istirahat suamiku hanya satu jam saja. Aku berjalan menuju meja makan dan membereskan semua makanan yang sudah aku siapkan.
BERSAMBUNG.
✳️✳️✳️✳️✳️✳️✳️✳️✳️✳️✳️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
noty larasati
mertua ga bijaksana dia punya putri,ter klo galak ama menantu karmanya jatuh ke anak perempuan nya emang ga sedih
2022-03-22
0
🐾♎🕸️ Alaska 12🕸️⚖️🐾
Mak mertua sableng!!!!! Yang sudah ada anak saja kadang masih suka salahkan menantu apalagi yang belum kasih keturunan.
2021-06-07
1
Ipuk Wartini
salut dengan kepribadian kia
2021-03-29
0