Senyuman Sang Buah Hati
Pernikahan ku dengan suamiku sudah berjalan hampir lima tahun. Namun belum juga di berikan keturunan. Suatu saat sumikku sering bermain dengan teman teman yang sudah mempunyai seorang anak. Setiap main ke rumah temannya selalu mengajak ku.
Suamiku seorang yang sabar baik hati dan penyayang. Ketik ada salah satu istri temannya baru saja melahirkan, kami menjenguk teman dari suamiku itu. Aku mengucapkan selamat dan mengendong si baby kecil munggil yang sangat lucu dan mengemaskan. Sesaat aku mengendong baby, suamiku pun meminta ku untuk memberikan baby itu kepada dirinya. Karena suamiku sangat menginginkan seorang anak dalam rumah tangga kami.
Terutama ibu mertuaku, ia ingin sekali memiliki cucu dari anak pertamannya. Beliau sering kali menanyakan bagaimana keadaan ku, apakah aku sudah positif atau belum. Selalu beliau datang ke rumah tidak henti hetinya menanyakan seperti itu kepadaku.
Namun aku sudah berusaha untuk menjelaskan apa usahaku dan suamiku selama ini untuk memiliki seorang bayi mungil. Tetapi ibu mertuaku tidak pernah mau mengerti posisi ku.
Perkenalkan namaku Kia suamiku bernama Akbar. Kami menikah sejak tahun 2012 tepat di bulan Januari. Banyak orang, seperti orang tua, saudara dan kerabat dekat selalu menanyakan KAPAN MAU PUNYA ANAK.
Kadang aku menerima kadang aku merasa sakit hati dengan pertanyaan mereka. Mereka berfikir aku tidak menginginkan kehadiran bayi. Mana mungkin, aku seorang wanita yang normal menginginkan kehadiran seorang bayi dan ingin memberikan kebahagian yang tak ternilai untuk suamiku.
Aku dan suamiku sudah beberapa kali mengontrolkan semuanya dan cek lap dari rumah sakit ke rumah sakit biasa sampai yang termahal. Kami sudah menghabiskan banyak uang untuk memeriksakan diri ke dokter ternama di indonesia. Namun semua hasil dari pemeriksaan itu normal dan tidak ada kendala apapun baik dari aku ataupun suamiku.
Mungkin memang belum saatnya aku memiliki momongan. Hanya bersabar dan beriktiar yang bisa aku lakukan.
Sehari hari aku hanya mengerjakan pekerjaan rumah ketika sedang di tinggal suamiku bekerja.
"Yang aku berangkat kerja dulu ya. " Kata Akbar.
"Iya sayang. Hati hati ya berangkatnya." sambil mencium tanggan suamiku.
"Kamu jaga rumah ya, assalammualaikum. "
" Walaikumsalam.iya mas."
Sambil menuju ke arah mobil Akbar melambaikan tanggannya ke arah Kia.
Seperti biasa setelah suamiku pergi bekerja. Aku di rumah hanya melakukan kegiatan membersihkan rumah, menyetrika, dan menyiapkan makan siang untuk suamiku, karena suamiku selalu pulang saat jam istirahat. Jarak rumah ke kantor juga tidak terlalu jauh.
Aku juga mencari sedikit tambahan uang untuk tabungan ku sendiri. Berjualan online seperti baju, sandal, sepatu dan acesories, lumayan pendapatan yang aku terima bisa untuk pergi jajan berdua dengan suamiku.
Aku memang tidak mempunyai pembantu rumah tangga. Suamiku memang sudah menawarkan kepadaku supaya ada yang membantu ku di rumah untuk beberes pekerjaan rumah. Namun aku tidak menyetujuinya karena selain aku belum mempunyai anak dan kesibukan ku hanya berjualan online aku masih sanggup untuk melakukan pekerjaan rumah dan tugas seorang istri.
Suamiku bekerja di perusahaan tekstil dan dia mempunyai jabatan yaitu kepala staf di perusahaan itu. Gajinya memang cukup banyak untuk memenuhui kebutuhan kita berdua. Karena aku memang mempunyai karakter yang agak keras, apa yang aku punya itu harus dari penghasilan ku sendiri. Jadi semua barang barang yang aku ingin kan itu aku beli dari hasil jerih payah ku sendiri dan aku adalah tipe wanita yang mamdiri, tidak pernah ingin merepotkan orang lain. Dan memang aku tidak senang shophing, aku senang belanja yang memang menurut ku itu sanggat penting. Tipe aku dan suamiku hapir sama tidak suka mengambur hamburkan uang. Apa yang kiranya itu penting baru kita beli.
Uang bulanan yang di berikan suamiku selalu aku pilah pilah untuk pengeluaran bulanan seperti kebutuhan sehari hari dan kebutuhan yang wajib keluar setiap bulannya. Sisanya selalu aku tabung dan tidak pernah lupa untuk bersedekah.
Alhamdhulillah kita menikah sudah di berikan hadiah sebuah rumah dari orang tua ku. memang rumah itu tidak besar tapi cukup untuk di huni kita berdua dan anak anak nanti.
Aku anak no dua dan mempunyai kakak perempuan. Kakak perempuanku memang sudah menikah. Kakakku beserta suami dan anaknya tinggal bersama ibu dan ayah agar orang tuaku ada yang menemaninya. Kakak ku mempunyai satu orang anak yang cantik dan pintar. Anaknya bernama Bella. Bella duduk di kelas satu Sekolah Dasar.
Mereka tinggal bersama orang tua ku karena kakak iparku kerjanya tidak jauh dari rumah mama dan papa.
Suamiku pun demikian dia anak pertama dan masih mempunyai adik perempuan bernama Nindi yang hampir selesai kuliahnya. Nindi kuliah di salah satu universitas negri di jakarta. Dan menggambil fakultas hukum. Namun ayah mertua ku meninggal dunia setelah kejadian gudang pabriknya mengalami kebakaran. Setelah kejadian itu keluarga suamiku hancur di landa kebangkrutan. Namun ayahnya masih meninggalkan empat tanah yang masing masih berukuran 1000m². Dua di antaranya sudah di jual untuk kebutuhan biaya kuliah adiknya dan ibu mertuaku membuka swalayan kecil di dekat sebuah kampus Swasta untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya. Swalayan milik ibu mertua ku sudah memiliki empat karyawan dan sudah sanggat ramai. Swalaya itu sudah hampir tujuh tahun berdiri sebelum aku menikah dengan suamiku.
Bersambung ...
✳️✳️✳️✳️✳️✳️✳️✳️✳️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
Surabaya Honda
Next thor... interesting 😊👍
2023-12-10
0
Suhaetieteetie
mampir ah
2022-11-08
0
noty larasati
lanjut thor
2022-03-22
0