Happy Reading
************
Pagi ini, Aira di kejutkan kabar yang tidak mengenakkan. Ada bencana besar yang sedang di alami Negeri ini. Musim hujan yang tak hentinya, membuat beberapa wilayah di Indonesia mengalami banjir bandang. Tidak hanya banjir, tapi ada longsor yang menyebabkan banyak korban jiwa.
Tidak hanya relawan dari para TNI dan POLRI yang di terjunkan disana, para relawan dari kesehatan juga andil untuk menjadi relawan. Aira tadi pagi mendapat informasi dari rumah sakit dimana ia tugas untuk bisa menjadi relawan tenaga medis di daerah bencana.
Dengan senang hati Aira menerima tugas tersebut. Ini bukan pertama kalinya Aira bertugas di daerah bencana, setiap ada bencana Aira ikut menjadi relawannya. Baginya, menolong sesama adalah kepuasan sendiri bagi Aira.
"Assalamualaikum bunda."Ucap Aira setelah telpon di seberang di angkat
"Waalaikum salam sayang."Jawab Salma kepada putrinya.
"Bunda, besok kakak dapat tugas di kota J yang sedang terkena bencana. Mohon do'anya bunda biar tugas kakak disana di mudahkan."Pamit Aira kepada bundanya. Sudah menjadi kebiasaan Aira jika akan pergi dinas di luar kota, pasti dia akan meminta do'a restu kepada kedua orangtuanya.
"Iya sayang, pasti bunda dan ayah do'ain kakak. Yang terpenting kakak disana harus hati-hati dan jaga kesehatan. Jangan lupa juga sholatnya kak."Nasehat Salma kepada Aira."
"Siap bunda, pasti kakak pasti kakak dengerin nasehat bunda. Kirim salam buat ayah ya bunda. Pasti ayah sudah berangkat tugas."
"Nanti bunda sampaikan nak. Iya ini ayah ada kunjungan di Kodim P. Ada acara di sana."Jelas Salma.
"Iya bun, bunda dan ayah juga harus haga kesehatan loh. maaf kakak bulan ini belum bisa pulang." Ada rasa sedih di hati Aira yang belum bisa mengunjungi keluarganya, kerjaan yang padat dan banyak kegiatan menyebabkan dia belum bisa mudik.
"Nggak pa-pa saysng, yang penting kakak sehat itu sudah menjadi kabar baik buat bunda dan ayah." Jawab Salma.
"Ya udah bun, kakak tutup dulu ya. Besok jika kakak berangkat kesana kakak akan hubungin bunda lagi."Pamit Aira.
"Iya sayang, kiss jauh dari bunda ya muach..."
"Terimakasih bunda, I love you..., Assalamualaikum"
"Waalaikum salam."Jawab Salma.
Setelah mematikan telponnya, Aira bersiap-siap ke rumah sakit karena ada briefing para dokter dan perawat yang akan di terjunkan di daerah bencana. Aira tidak tahu pasti siapa saja yang akan berangkat, menurut info di grup ada 4 dokter dan 6 perawat mendapat tugas disana. Dan harapan Aira semoga teman-temannya bisa di ajak bekerjasama dalam kemanusiaan dengan baik.
Setelah selesai bersiap-siap, Aira keluar dari rumah kosnya dan menuju ke parkiran penghuni kos untuk mengambil mobil Aira. Rumah kos Aira terbilang besar dan elit. Parkiran yang luas dan keamanan yang super ketat, membuat Aira betah tinggal di sini. Wajar saja karena biaya untuk sewa terbilang mahal sesuai dengan fasilitas yang di dapat. Hanya kalangan orang-orang tertentu saja yang menghuni kos ini.
Setelah masuk kedalam mobilnya, Aira menjalankan mobilnya menuju rumah sakit.
"Assalamualaikum pak Abdul."Sapa Aira kepada Satpam di kosnya."
"Waalaikum salam non Aira, mau berangkat kerja ya?" Jawab pak Abdul.
"Iya pak Abdul. Oh ya ini tadi malam saya dapat roti, karena terlalu banyak jadi nggak habis. Jadi ini buat oak Abdul untuk teman ngopi."Ucap Aira sambil menyerahkan 1 bungkus paperbag berisi roti yang masih utuh.
"Loh, kok masih utuh non?" Tanya pak Abdul.
"Iya pak, kemarin dapat 2 bungkus."Jawab Aira ramah.
"Terimakasih ya non, non Aira sering sekali ngasih saya makanan."_Ucap pak Abdul.
"Sama-sama pak, kalau saya habiskan sendiri kan nggak muat pak dari pada nggal di makan dan di buang kam mubazir."Jawab Aira.
"Sekali lagi terima kasih non. Semoga amal non Aira di balas Allah." Do'a pak Abdul.
"Amin-amin pak. Ya udah kalau begitu saya berangkat dulu pak."Pamit Salma.
Pak Abdulpun membukakan gerbang dan Airapun menjalankan mobilnya ke luar menuju rumah sakit. Butuh waktu 30 menit untuk sampai di sana. Untuk mengurangi rasa jenuh di perjalanan, Aira memutar lagu favoritnya di dalam mobil. "_Hanya Rindu".
...Saat ku sendiri, ku lihat foto dan video...
Bersamamu yang telah lama ku simpan
Hancur hati ini melihat semua gambar diri
Yang tak bisa, ku ulang kembali
Ku ingin saat ini, engkau ada di sini
Tertawa bersamaku, seperti dulu lagi
Walau hanya sebentar, Tuhan tolong kabulkanlah
Bukannya diri ini tak terima kenyataan
Hati ini hanya rindu
Segala cara telah kucoba
Agar aku bisa tanpa dirimu,
Ho-oh
Namun semua, berbeda
Sulitku menghapus kenangan bersamamu
Ku ingin saat ini, engkau ada di disini
Tertawa bersamaku, seperti dulu lagi
Walau hanya sebentar, Tuhan tolong kabulkanlah
Bukan diri ini tak terima kenyataan
Hati ini hanya rindu,
Ho oh
Hanya rindu
Ho-oh
Ku ingin saat ini, engkau ada di disini
Tertawa bersamaku, seperti dulu lagi
Walau hanya sebentar, Tuhan tolong kabulkanlah
Bukannya diri ini tak terima kenyataan, ho oh
Bukannya diri ini tak terima kenyataan
Hati ini hanya rindu
Ho-oh
Hati ini hanya rindu, hmm
Ku rindu senyummu, Ibu
Lagu yang menggambarkan hatinya saat ini hingga membuat sesak di dadanya. Rasa rindu yang mengebu hingga tak terasa di sudut matanya mengeluarkan tetesan air.
"Suatu saat aku pasti menemukan mu Rio."Ucap Aira dalam hatinya.
Lagu berhenti pas Aira sampai di rumah sakit. Dia memarkirkan mobilnya di parkiran khusus karyawan. Dengan mencangklong tas selempang di pundaknya, Aira keluar dari mobil untuk menuju Aula di mana akan di gunakan untuk briefing.
Memakai baju blouse putih motif bunga dengan bawahan rok plisket hitam dan kerudung yang senada dengan warna bunga di bajunya menambah ayu sang dokter. Tidak lupa sepatu sneaker putih di kakinya. Karena bebas tugas hari ini, Aira hanya memakai baju santai tapi tetap rapi.
Airapun masuk ke dalam ruangan. Disana sudah ada beberapa rekan dokter dan perawat yang akan menjadi relawan yang duduk menunggu pimpinan rumah sakit yang akan memberikan arahan. Tidak ketinggalan, ternyata ada dokter Kevin yang sudah duduk di kursi yang di sediakan bersama dokter Nayla.
Entah perasaan Aira saja, sejak beberapa hari yang lalu dia merasa jika sahabatnya Nayla agak menjauh darinya. Dulu, setiap hari bahkan setiap waktu mereka akan bertukar pesan ataupun bercanda di WA maupun di sela waktu rehat dari tugasnya, tapi beberapa hari ini tidak sama sekali. Pesan yang di kirim Aira tidak di balas sama sekali oleh Nayla. Airapun berdo'a semoga mereka akan kembali dekat seperti biasanya.
"Eh dokter Aira juga ikut jadi relawan ya?" Tanya dokter Kevin setelah Aira masuk ke Aula.
"Iya dok." Jawab Aira singkat sambil melirik Nayla yang duduk di samping Kevin tanpa melihat Aira yang datang.
"Mari dokter Kevin, dokter Nayla." Tambah Aira untuk pamit dari hadapan Nayla dan Kevin. Aira paham situasi, dia tidak ingin membuat suasana menjadi panas.
"Loh, dokter mau duduk dimana? tidak di sini saja dok, ini masih ada bangku yang kosong." Tawar Kevin yang berharap Aira duduk di sampingnya. Kevin yang bersemangat setelah tahu nama dokter yang akan bekerjasama dengan dia di daerah bencana adalah Aira. Membuat dia tidak menyia-nyiakan waktu untuk mendekati Aira. Tapi dia tidak tahu apa yang akan terjadi disana,entahlah.....
Nayla hanya melirik sekilas Aira dengan raut muka tidak suka ketika Kevin menawari Aira untuk duduk di samping Kevin.
"Maaf dokter Kevin, saya ada kepentingan dengan suster Jenni jadi saya duduk di sana saja." Tolak Aira halus.
"Ya udah dokter Aira, silahkan." Jawab Kevin dengan sedikit kecewa karena penolakan Aira.
Airapun berjalan menjauh menuju bangku dimana suster Jenni duduk. Untung dia melihat jika suster Jenni juga ikut menjadi relawan. Sehingga dia bisa menjadikan Jenni sebagai alasan menolak tawaran Kevin.
"Eh dokter Aira ikut juga?" Tanya Jenni dengan tersenyum ketika melihat Aira.
"Iya sus." Jawab Aira dengan mendaratkan tubuhnya di bangku samping Jenni.
"Dok, kok tidak duduk bersama dokter Nayla, apakah dokter sedang ada masalah dengan beliau?" Tanya Jenni yang aneh melihat hubungan kedua dokter ini.
"Entahlah sus, saya juga tidak tahu. Kalau saya sendiri tidak ada masalah apa-apa dengan dia. Tapi tidak tahu sus. Biarkan dulu saja, mungkin dokte Nayla sedang ingin berteman dengan yang lain." Jawab Aira halus. Meskipun dia merasa sakit dan kecewa, Aira hanya bisa tersenyum untuk menutupinya.
Dokter Budi, dokter senior dan sekaligus menjadi perwakilan rumah sakit datang ke Aula. Beliau memberikan arahan dan juga pesan dan nasehat untuk para relawan ketika berada di daerah penampungan. Beliau berpesan untuk tetap mendahulukan kemanusiaan dan ramah terhadap korban bencana karena kita tahu pasti bahwa banyak korban tidak hanya mengalami luka karena longsor, tapi juga shock maupun gangguan psikis akibat harus kehilangan harta dan bend mereka. Sebagai tenaga kesehatan, di harapkan tidak hanya bisa merawat luka tapi juga dapat menghibur mereka di sana.
Kurang lebih 1 jam briefing di adakan. Setelah selesai, semua relawan di persilakan untuk pulang dan beristirahat agar besok ketika keberangkatan mereka tampak fresh dan bisa langsung bertugas.
***************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Tri Indah
semangat thor dan lanjut .
2021-04-25
0
Lantasi Sudaryanto
temanya keren, kemanusiaan yg diselingi percintaan
2021-04-09
0
salsalina2
yg ngefavofitin byk
tp yg like kok sikit
jgn lupa kasi like donk readers
semangat author
2021-03-12
0