Sampai di dalam ruangannya Meytta masih nampak galau, rasanya hari itu dia tidak ingin beraktivitas apapun.
Di pikirannya yang ada hanya tentang Bimo, ada apa dengan Bimo ? ada kejadian apakah si kos nya ? Apakah dia sudah menemukan pekerjaan baru ? dan banyak lagi pertanyaan di benaknya.
Kalau memang ingin pindah kerja kenapa tidak membicarakannya, atau setidaknya ngomong omong dengan teman kerjanya.
Meytta bermonolog sendiri dan akhirnya tidak menemukan jawaban apapun.
******
Bimo masih di mobil mewah itu dengan rasa penasaran, di samping nya Bu Siti hanya senyum senyum begitu pun dengan pak Joko yang duduk di samping sopir.
Bimo semakin penasaran setelah mengetahui mobil itu mengambil rute menuju rumah lamanya.
Masih sangat lekat dalam ingatannya jalur jalur yang menuju rumah lamanya.
Mobil mewah itu tetap melaju dengan tenang, semakin lama Bimo semakin yakin dengan jalur itu.
"Bukankah ini jalan menuju rumah lamaku,? batin Bimo.
Bimo tetap diam sambil sesekali menoleh lagi kanan dan ke kiri, sekedar bernostalgia dengan jalanan itu, meskipun Bimo kuliah di kota itu dia memang tidak pernah melewati jalan tersebut.
Mobil mulai memasuki jalan pribadi, jalan itu adalah jalan khusus yang menuju ke rumah lamanya.
Setelah melewati penjaga di gapura depan mobil itu terus masuk lebih ke dalam hingga sampai di pintu gerbang yang sangat besar.
Tiin....tiiin....
Suara klakson mobil mewah itu memberi isyarat kepada penjaga nya untuk membuka gerbang tersebut.
Gerbang terbuka dengan lebar, Tampaklah rumah super mewah berdiri dengan gagahnya.
Rumah itu masih tampak sama seperti saat di tinggalkannya dahulu kala.
Masih nampak bersih, indah dan tentu saja megah.
Mobil mewah itu akhirnya berhenti di lobi rumah itu.
"Mari mas Bimo kita turun,"
"Memangnya ada apa pak kita turun di sini,?
"Apakah mas Bimo tidak ingin bertemu pemilik rumah ini,? kembali pak Joko berkata.
"Untuk apa saya kenal dengan pemilik rumah ini pak," Bimo sudah mulai kesal.
Jujur dalam hati Bimo sangat sakit bila mengingat tentang rumah ini, ingatan tentang semua miliknya yang akhirnya terenggut darinya, berita kematian orang tuanya yang tiba-tiba, bahkan kabarnya saat itu jenasahnya hilang saat kecelakaan itu terjadi.
Saat itu Bimo tidak bisa melakukan apapun, dia masih terlalu muda untuk mengurusnya, prosedurnya bagaimana bila ingin melacak orang tuanya, bagaimana semua aset aset nya, bagaimana proses hukumnya, dan bla..bla...bla....., tiba-tiba yang dia tahu semua aset disita dan dia harus pindah ke desa bersama pak Joko dan Bu Siti.
"Ayo mas Bimo kita masuk,' Ajak pak Joko.
Dengan enggan akhirnya Bimo mengikuti langkah kaki pak Joko.
Ceklek...
Pintu di buka, sesuatu yang tidak pernah di pikirkan nya lagi tampak di depan matanya.
Di depannya tampak kedua orangtuanya yang sudah di beritakan meninggal dunia.
Bimo masih terpaku, dia tidak percaya dengan matanya, di kucek kucek matanya sambil di pukul pipinya sendiri untuk meyakinkan bahwa itu bukan mimpi.
"Ya Allah... apakah aku mimpi," batin Bimo masih terdiam berdiri mematung.
Kedua orang di depannya tersenyum dengan lebar sambil merentangkan kedua tangannya.
"Apakah kamu tidak ingin memeluk papa dan mama nak ?'' terdengar suara lembut wanita yang selama ini di impikan nya.
Bimo berlari menubruk kedua orang tuanya, kedua matanya berderai air mata.
"Pa..Papa...mama.........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 214 Episodes
Comments
epifania rendo
bagus
2022-08-26
0
Rosni Lim
Semangat
2021-08-05
0
puthe_235
spa yg iris bawang merah di sini euy
2021-07-07
1